Bab. 18. Bingung

Setelah Mahesa meniup ubun ubun Lia,

gadis itu langsung jatuh pingsan.

Setelah itu Mahesa pergi meninggalkan tempat itu setelah memastikan bahwa istrinya dalam keadaan baik - baik saja.

"Astaghfirullah a'azim, Lia!", pekik Iteung dan Enah bersamaan ketika melihat tubuh Lia melemas dan matanya tertutup rapat.

"Maman, Ardi,...ayo angkat tubuh gadis ini dan bawa ke mes. Sepertinya dia pingsan ", perintah pak Karso pada pekerja nya.

Maman dan Ardi langsung menggotong tubuh Lia ke mes.

"Nah,...kamu di dapur aja ya.. Biar si Iteung saja yang menemani....aahkk, itu siapa nama karyawan baru itu", Pak Karso mendadak lupa nama Dahlia.

"Dahlia, Pak." jawab Enah.

"Iya, Dahlia. Biar Iteung saja yang menemani dia. Kalau kamu juga ikut ke sana, nanti siapa yang akan menggantikan kamu memasak di dapur ", ucap Pak Karso.

Enah nampak sedang berpikir sejenak. Memang benar, hanya dia dan Lia tukang masak di rumah makan ini. Mau se khawatir apa dia terhadap temannya itu, dia memang tetap harus berada di dapur.

"Ya sudah, kamu saja yang ke sana menemani Lia, teung. Oleskan minyak kayu putih biar dia cepat sadar. Kamu punya kan, minyak kayu putih?", tanya Enah.

"Punya, Mbak. Ya udah, aku ke sana dulu", ucap Iteung pada Enah.

"Terima kasih, Pak", ucap Iteung pada Pak Karso. Pak Karso hanya mengangguk dan tersenyum simpul.

Iteung berjalan menuju mes untuk menemani Lia.

Setelah Iteung pergi, pak Karso melangkah keluar dari dapur. Sesampainya di luar rumah makan, dia mendengus kesal.

Entah mengapa, di antara banyak pekerja nya, ia sangat tidak menyukai Lia. Karyawan yang baru bekerja selama dua hari ini sungguh membuatnya kesal terlebih setelah Dahlia membuat masalah yang menyebabkan mereka harus tertunda beberapa saat pekerjaan nya.

Pak Karso memasuki mobil nya dan pergi meninggalkan rumah makan miliknya, entah kemana.

Di mes, kini hanya ada Dahlia yang sedang berbaring di kamar Iteung dan di temani Iteung. Iteung meminta Maman dan Ardi kembali bekerja.

Awalnya, kedua orang pria itu menolak di suruh pergi karena khawatir rekan kerja mereka kenapa - napa. Tetapi kemudian Iteung mengatakan jika terjadi sesuatu pada Lia, ia akan memanggil mereka lagi, baru lah mereka bersedia kembali ke rumah makan. Dengan catatan Iteung akan memanggil mereka jika dia membutuhkan keduanya.

Iteung mencoba menempelkan minyak kayu putih di hidung Lia berharap semoga temannya itu cepat sadar kembali.

***

Perlahan - lahan tubuh Lia bergerak. Lia menggeliat dan membuka mata nya. Karena silau oleh cahaya lampu, Lia mengerjap - ngerjapkan mata nya sejenak.

Langit - langit kamar itu terasa asing. Ini bukan kamar miliknya. Tiba - tiba....

"Alhamdulillah,.... Lia kamu sudah sadar?", suara Iteung terdengar dekat di telinga nya.

Dahlia memutar kepala nya dan melihat Iteung duduk di sebelahnya menatap dengan tatapan cemas.

"Aku kenapa, teung?", tanya Lia sembari memijit keningnya yang terasa pusing.

"Kamu pingsan tadi", ujar Iteung.

Dahlia mencoba bangun dari tidurnya di bantu Iteung.

"Ini minum dulu, Lia!", Iteung menyodorkan segelas air putih pada Lia. Lia menerima dan meminumnya sampai habis setengah gelas.

"Kamu kenapa, Lia? Apa kamu kelelahan?", tanya Iteung. Lia menghela nafas panjang.

"Kalau aku cerita ke kamu, kamu juga nggak akan percaya, Teung", ucap Lia.

Iteung mengernyitkan kening. " Cerita aja, Lia. Emang apa yang terjadi?" ujar Iteung yang merasa penasaran.

"Aku...tadii ...",

"Kamu nggak usah cerita pada temanmu mengenai apa yang kamu lihat tadi, Dinda. Temanmu itu pasti akan mengatakan bahwa kamu tidak waras bila kamu mengatakan yang Enah makan itu belatung bukan nasi", bisik Mahesa di telinga Lia.

"Lia,...kok melamun lagi, sih!", sentak Iteung.

"Aku tadi melihat hantu di belakang mbak Nah, Teung. Makanya aku lempar tutup panci

Tadi", ujar Lia. Dia terpaksa berbohong kepada sahabat nya itu.

"Hantu? .... serius kamu melihat hantu? Siang bolong begini ? Masa iya, ada hantu di siang hari?", Iteung menatap Lia tidak percaya.

"Kamu nggak percaya sama aku?", Dahlia menatap balik wajah Iteung. Benar kata suaminya, temannya itu pasti tak akan percaya. Apalagi jika Lia mengatakan apa yang dia lihat.

"Sebenarnya, sulit dipercaya. Tapi karena kamu yang bilang, oke, aku percaya. Tapi kalau kamu bicara begitu pada Mbak Nah, aku rasa dia tak akan percaya. Kamu tahu sendiri, kan, dia tuh nggak percaya pada hal yang begituan", ujar Iteung.

"Iya, aku tau. Tapi kalau itu yang aku lihat, bagaimana aku akan menjelaskannya pada mbak Nah..? Kalau tidak aku jelaskan, takutnya nanti malah jadi salah faham. Tapi kalau dijelaskan....", Dahlia menarik napas panjang. Dia bingung.

"Oke,... nanti aku bantu jelasin. Kita jelasin sama - sama ke mbak Nah. Semoga saja dia mau mendengar penjelasan kita ", ujar Iteung.

Tok .. Tok ..tokk

Terdengar suara ketukan di pintu.

Dahlia dan Iteung saling pandang beberapa saat. Iteung mengernyitkan dahi.

" Kamu duduk aja dulu, biar aku yang lihat siapa yang datang", ujar Iteung.

Iteung bergegas menuju ke pintu dan membukakan pintu.

"Eh, Mas Rendi. Ada apa, ya Mas?"

Ternyata yang datang adalah putra Pak Karso.

"Ini, teung. Kata bapak tadi ada pekerja yang sakit di rumah makan. Bapak menyuruh aku untuk membawakan ini ", ujar Rendi seraya menyerahkan satu bungkusan plastik lumayan besar.

"Apa ini, Mas?" tanya Iteung sembari membuka bungkusan plastik itu.

"Buah - buahan dan obat-obatan. Bapak ada kerjaan jadi nggak sempat ke sini ", ujar Rendi.

"Oh, iya. Sampai lupa, mari silahkan masuk, mas", ujar Iteung malu - malu.

"Iya,... assalamualaikum ", Rendi mengucap salam.

Rendi adalah anak semata wayangnya Pak Karso. Dia sudah sangat akrab dengan Iteung.

"Waalaikumsalam", jawab Lia dan Iteung bersamaan.

"Bagaimana mbak? Apa masih sakit. Kalau masih sakit kita ke klinik aja, gimana?", tanya Rendi.

"Nggak usah, mas. Udah agak mendingan. Tadi mungkin masuk angin. Paling minum tolak angin sudah sembuh kok nanti", ucap Lia.

"Kalian nggak mau kenalan dulu, nih?", tanya Iteung.

"Oh iya, kenalkan saya Rendi, putranya pak Karso." ujar pemuda itu seraya mengulurkan tangannya mengajak Lia berjabat tangan.

"Saya Dahlia, mas. Salam kenal", ucap Dahlia.

Dahlia mengulurkan tangannya membalas jabat tangan dari Rendi.

"Mas Rendi ini anak semata wayangnya Pak Karso, Lia", ujar Iteung.

"Oh iya,.." ucap Lia singkat.

Lia minum obat yang di bawakan oleh Rendi, setelah itu mereka bertiga ngobrol. Tak lama kemudian Rendi pamit pulang.

"Iteung, .. kepalaku kok pusing ya?", ujar Lia sembari memegangi kepalanya yang terasa berat.

"Loh, kok bisa ya?", tanya Iteung panik.

"Iya,...mual juga ", kata Lia lagi.

Iteung semakin panik. " Mual? Aduh bagaimana ini?" Iteung salah tingkah dan ikut memegangi kepala Lia.

Tangan Lia kini juga memegangi perutnya yang terasa mual teramat sangat.

"Kamu belum makan ya Lia?", tanya Iteung.

"Iya,... belum ", jawab Lia.

"Astaga,...kamu minum obat padahal belum makan, Lia?", gantian kini Iteung yang merasa cemas dan juga syok.

Lia hanya meringis menahan rasa pusing dan juga mual nya.

"Kamu tunggu di sini, aku akan mengambil nasi di rumah makan!", ujar Iteung sembari meninggalkan Lia tanpa sempat Lia mencegahnya lagi.

"Aduh,.... bagiamana ini?", ucap Lia bingung. Jujur saja dia masih trauma melihat nasi yang berubah menjadi belatung.

Tapi Iteung sudah terlanjur pergi ke rumah makan untuk mengambil nasi.

Ahhhh,....... Lia semakin bingung. Perutnya juga Lia semakin mual.

Episodes
1 BAB. 01 Pengikut Tak Kasat Mata
2 BAB. 02 Mimpi Yang Aneh
3 BAB. 03 Di Datangi Ular
4 Bab. 04 Kita Sudah Ditakdirkan Bertemu
5 Bab. 05 Ajakan Mahesa
6 Bab.06 Menghilang
7 Bab. 07 Pergi Ke Kota
8 Bab. 08 Pergi Ke Istana Jin
9 Bab.09 Pernikahan Ghaib
10 Bab 10. Kantong Ajaib.
11 Chapter. 11. Melamar Kerja di restoran
12 Bab.12 Hari Pertama Bekerja
13 Bab. 13. Apakah itu...?
14 Bab.14. Pesugihan
15 Bab. 15. Hati - hati Bekerja di sini, Mbak!
16 Bab.16 Peraturan Aneh
17 Bab.17. Kesurupan
18 Bab. 18. Bingung
19 Bab.19. Keluar Malam
20 Bab.20. Mengintip Pak Karso
21 Bab. 21. Apa yang dilakukan Pak Karso?
22 Bab. 22. Pak Karso Pergi Ke Jawa
23 Bab. 23 Sasaran Target
24 Bab.24. Mimpi Dahlia
25 Bab. 25 Menyelamatkan Iteung
26 Bab. 26 Rendi Kecelakaan
27 Bab 27. Sahabat Yang Tidak Percaya
28 Bab. 28 Korban lain
29 Bab. 29. Pertanyaan Iteung
30 Ungkapan Cinta Rendi
31 Chapter.31 Hubungan yang Rumit
32 Bab. 32 Pingsan
33 Bab.33 Kembali ke Hutan Larangan
34 Bab. 34. Serangan Ghaib Sang Juru Kunci
35 Bab. 35. Kematian Enah
36 Bab. 36 Telepon Wak Emah
37 Bab. 37. Curhatan Mak Emah
38 Bab. 38 Pocong Enah
39 Bab.39 Permintaan Rendi
40 Bab.40. Kerisauan Lia
41 Bab. 41 Kematian Rendi
42 Bab.42 Di pecat
43 Bab.43. Memulai dari Awal
44 Bab. 44 Bertemu Teman Lama
45 Bab. 45. Rumah makan Pak Karso Kebakaran
46 Bab. 46. Akhir kisah Pak Karso
47 Bab.47. Mendapatkan Pekerjaan
48 Bab. 48. Perkenalan dengan Viktor
49 Bab. 49. Mimpi Buruk Iteung
50 Bab.50 Bayangan Hitam
51 Bab. 51. Pertarungan Sengit
52 Bab.52. Grab Khusus
53 Bab.53. Sundel Bolong
54 Bab. 54. Makan Di Restoran Mewah
55 Bab. 55. Kembali Melihat
56 Bab. 56 Cemas
57 Bab.57. Sebuah Rencana
58 Bab. 58. Jalan Pintas
59 Bab. 59. Mengobati Iteung
60 Bab. 60 Mencari Raga untuk Mahesa
61 Bab. 61. Kejujuran Mahesa
62 Bab. 62. Tak Ada Cara Lain
63 Bab.63. Makan Pizza
64 Bab 64. Perut Wong Ndeso
65 Cha.65. Makan di Restoran Mewah
66 Bab. 66. Penjelasan Mahesa
67 Bab. 67. Ada apa dengan Radit?
68 Bab. 68 Penganut Ilmu Hitam
69 Bab. 69. Cemas
70 Bab 70 Renggang
71 Bab.71. Rencana Yang Gagal
72 Bab.72 Dia Adalah Targetnya
73 Bab.73. Cerita Lia
74 Bab. 74. Hantu Perempuan.
75 Bab.75 Panggilan Rivan
76 Bab.76. Melihat Pertunjukan Seru?
77 Bab. 77 Ketahuan ...
78 Bab. 78. Penjelasan Mahesa
79 Bab. 79. Iteung dijodohkan dengan Wirayuda
80 Bab. 80. Putus
81 Bab.81. Lamaran Panglima Wirayuda
82 Bab. 82. Nyaris di Pecat...
83 Bab. 83. Kegilaan Radit
84 Bab.84. Di Hukum
85 Bab 85. Double Dates
86 Bab. 86. Iteung di Lamar Viktor.
87 Bab.87. Kemarahan Radit
88 Bab. 88. Rencana Rivan
89 Bab. 89. Serangan Ghaib
90 Bab 90. Penolakan Orang Tua Rivan.
91 Bab.91. Kesedihan Lia
92 Bab. 92. Kecemasan istrinya Ihsan
93 Bab. 93. Membeli Rumah Untuk Lia
94 Bab. 94. Kedatangan Mak Emah
95 Bab.95. Dendam Radit
96 Bab.96. Hadiah Rumah Mewah Dari Kekasih gaib.
97 Bab. 97. Restu Mak Emah
98 Bab. 98 Cinta Pria - Pria Bunian
99 Bab.99 Bertemu Orang tua Viktor
100 Bab. 100. Dendam Radit
101 Bab. 101. Teluh Tulang Pukang
102 Bab. 102. Teluh Yang Tak Sampai
103 Bab. 103. Keraguan Lia
104 Bab. 104. Diusir Dari Rumah
105 Chapter.105. Tinggal di rumah Viktor
106 Bab.106. Panggilan Lia
107 Bab.107. Pertanyaan Viktor
108 Bab.108. Terancam Batal
109 Bab.109. Rumah kita
110 Bab.110 Pindah Ke Rumah Baru
111 Bab.111. Di ikuti oleh Papa Rivan
112 Bab 112 Rencana Iteung
113 Bab.113 Pertemuan Rivan dan Kedua orang tua nya
114 Bab. 114. Ada apa dengan Iteung
115 Bab.115. Akhir Bahagia
Episodes

Updated 115 Episodes

1
BAB. 01 Pengikut Tak Kasat Mata
2
BAB. 02 Mimpi Yang Aneh
3
BAB. 03 Di Datangi Ular
4
Bab. 04 Kita Sudah Ditakdirkan Bertemu
5
Bab. 05 Ajakan Mahesa
6
Bab.06 Menghilang
7
Bab. 07 Pergi Ke Kota
8
Bab. 08 Pergi Ke Istana Jin
9
Bab.09 Pernikahan Ghaib
10
Bab 10. Kantong Ajaib.
11
Chapter. 11. Melamar Kerja di restoran
12
Bab.12 Hari Pertama Bekerja
13
Bab. 13. Apakah itu...?
14
Bab.14. Pesugihan
15
Bab. 15. Hati - hati Bekerja di sini, Mbak!
16
Bab.16 Peraturan Aneh
17
Bab.17. Kesurupan
18
Bab. 18. Bingung
19
Bab.19. Keluar Malam
20
Bab.20. Mengintip Pak Karso
21
Bab. 21. Apa yang dilakukan Pak Karso?
22
Bab. 22. Pak Karso Pergi Ke Jawa
23
Bab. 23 Sasaran Target
24
Bab.24. Mimpi Dahlia
25
Bab. 25 Menyelamatkan Iteung
26
Bab. 26 Rendi Kecelakaan
27
Bab 27. Sahabat Yang Tidak Percaya
28
Bab. 28 Korban lain
29
Bab. 29. Pertanyaan Iteung
30
Ungkapan Cinta Rendi
31
Chapter.31 Hubungan yang Rumit
32
Bab. 32 Pingsan
33
Bab.33 Kembali ke Hutan Larangan
34
Bab. 34. Serangan Ghaib Sang Juru Kunci
35
Bab. 35. Kematian Enah
36
Bab. 36 Telepon Wak Emah
37
Bab. 37. Curhatan Mak Emah
38
Bab. 38 Pocong Enah
39
Bab.39 Permintaan Rendi
40
Bab.40. Kerisauan Lia
41
Bab. 41 Kematian Rendi
42
Bab.42 Di pecat
43
Bab.43. Memulai dari Awal
44
Bab. 44 Bertemu Teman Lama
45
Bab. 45. Rumah makan Pak Karso Kebakaran
46
Bab. 46. Akhir kisah Pak Karso
47
Bab.47. Mendapatkan Pekerjaan
48
Bab. 48. Perkenalan dengan Viktor
49
Bab. 49. Mimpi Buruk Iteung
50
Bab.50 Bayangan Hitam
51
Bab. 51. Pertarungan Sengit
52
Bab.52. Grab Khusus
53
Bab.53. Sundel Bolong
54
Bab. 54. Makan Di Restoran Mewah
55
Bab. 55. Kembali Melihat
56
Bab. 56 Cemas
57
Bab.57. Sebuah Rencana
58
Bab. 58. Jalan Pintas
59
Bab. 59. Mengobati Iteung
60
Bab. 60 Mencari Raga untuk Mahesa
61
Bab. 61. Kejujuran Mahesa
62
Bab. 62. Tak Ada Cara Lain
63
Bab.63. Makan Pizza
64
Bab 64. Perut Wong Ndeso
65
Cha.65. Makan di Restoran Mewah
66
Bab. 66. Penjelasan Mahesa
67
Bab. 67. Ada apa dengan Radit?
68
Bab. 68 Penganut Ilmu Hitam
69
Bab. 69. Cemas
70
Bab 70 Renggang
71
Bab.71. Rencana Yang Gagal
72
Bab.72 Dia Adalah Targetnya
73
Bab.73. Cerita Lia
74
Bab. 74. Hantu Perempuan.
75
Bab.75 Panggilan Rivan
76
Bab.76. Melihat Pertunjukan Seru?
77
Bab. 77 Ketahuan ...
78
Bab. 78. Penjelasan Mahesa
79
Bab. 79. Iteung dijodohkan dengan Wirayuda
80
Bab. 80. Putus
81
Bab.81. Lamaran Panglima Wirayuda
82
Bab. 82. Nyaris di Pecat...
83
Bab. 83. Kegilaan Radit
84
Bab.84. Di Hukum
85
Bab 85. Double Dates
86
Bab. 86. Iteung di Lamar Viktor.
87
Bab.87. Kemarahan Radit
88
Bab. 88. Rencana Rivan
89
Bab. 89. Serangan Ghaib
90
Bab 90. Penolakan Orang Tua Rivan.
91
Bab.91. Kesedihan Lia
92
Bab. 92. Kecemasan istrinya Ihsan
93
Bab. 93. Membeli Rumah Untuk Lia
94
Bab. 94. Kedatangan Mak Emah
95
Bab.95. Dendam Radit
96
Bab.96. Hadiah Rumah Mewah Dari Kekasih gaib.
97
Bab. 97. Restu Mak Emah
98
Bab. 98 Cinta Pria - Pria Bunian
99
Bab.99 Bertemu Orang tua Viktor
100
Bab. 100. Dendam Radit
101
Bab. 101. Teluh Tulang Pukang
102
Bab. 102. Teluh Yang Tak Sampai
103
Bab. 103. Keraguan Lia
104
Bab. 104. Diusir Dari Rumah
105
Chapter.105. Tinggal di rumah Viktor
106
Bab.106. Panggilan Lia
107
Bab.107. Pertanyaan Viktor
108
Bab.108. Terancam Batal
109
Bab.109. Rumah kita
110
Bab.110 Pindah Ke Rumah Baru
111
Bab.111. Di ikuti oleh Papa Rivan
112
Bab 112 Rencana Iteung
113
Bab.113 Pertemuan Rivan dan Kedua orang tua nya
114
Bab. 114. Ada apa dengan Iteung
115
Bab.115. Akhir Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!