Bab.14. Pesugihan

Dengan tergesa - gesa Lia bergegas keluar dari dapur menuju ke luar.

Sampai di depan pintu, langkah Lia tiba - tiba terhenti. Ia terlonjak kaget melihat pemandangan di depan matanya.. !

Suasana pagi hari itu memang cerah. Banyak pengunjung yang datang ke rumah makan ini untuk sarapan pagi.

Namun hal yang membuat Lia kaget adalah bukan hanya pengunjung rumah makan yang banyak tapi juga kehadiran makhluk halus.

Astaghfirullah hal a'zim.....

Lia berkali kali mengucap istighfar.

Di hadapan Lia, dia melihat ada banyak penampakan pocong dengan wajah yang hancur dan berbau busuk. Sangat mengerikan sekali. Bahkan Lia merasa jijik ketika pocong - pocong itu menghampiri wadah nasi yang ada di meja.

Liur mereka yang bercampur dengan nanah dan lendir busuk jatuh menetes di atas nasi tersebut.

Bukan hanya itu, Lia juga melihat ada beberapa anak kecil hanya memakai celana dalam saja, dengan wajah yang sangat aneh dan menyeramkan.

Wajah mereka bengkak - bengkak dan penuh totol - totol. Mereka menundukkan kepalanya di atas piring yang berisi sayur dan lauk pauk yang tadi di gorengnya. Mereka menjilati sayur dan lauk pauk tadi dengan mulutnya yang penuh lendir.

Lia mengusap keringat dingin yang menetes di keningnya. Perut nya mendadak mual. Namun ia hanya mematung melihat pemandangan yang benar-benar menjijikan itu. Kakinya seolah tak bisa di gerakkan.

Parahnya lagi,... para makhluk halus itu seolah-olah mengetahui jika Lia bisa melihat keberadaan mereka.

Kini para makhluk halus itu semua menatap ke arah Lia dengan tatapan mengancam.

Tiba-tiba,...

Puk,..!

Ada yang menepuk pundak Lia berkali - kali.

"Lia, kamu kenapa?" tanya Iteung yang baru saja menepuk pundak Lia.

Iteung yang baru datang dari belakang merasa heran melihat Lia yang bertingkah aneh. Gadis itu berdiri mematung menatap kerumunan pengunjung yang sedang makan dengan tatapan kosong.

Maka melihat sikap aneh temannya itu Iteung bergegas menghampiri Lia. Selain karena khawatir pada Lia, Iteung juga takut sikap Lia itu dianggap mengganggu oleh rekan kerja, pengunjung atau lebih parah lagi Pak Karso yang tiba-tiba datang.

Iteung juga tak mau jika temannya itu di pecat padahal baru sehari bekerja di sana. Apalagi Lia masih baru bekerja di sana. Pasti gerak gerik nya akan di awasi oleh atasannya itu.

"Lia,...kamu kenapa sih?", tanya Iteung dengan nada khawatir.

"Eh, i-iya..." Lia tersadar dan baru bisa menggerakkan anggota tubuhnya ketika Iteung menepuk pundaknya.

"Kamu kenapa?" sekali lagi Iteung mengulangi pertanyaannya.

"Eh,.. itu,..anu. Aku nggak papa kok, teung," ucap Lia berbohong.

"yakin nggak papa?" tanya Iteung.

"Iya,... yakin. Benaran nggak papa," jawab Lia.

"Ngomong ngomong, kamu mau kemana?" tanya Iteung.

"Aku mau beli bubur. Kata mbak Nah ada penjual bubur di depan," ujar Lia. Dia mencoba pura - pura tidak melihat penampakan sosok - sosok yang mengerikan yang ada di sekitarnya yang kini sudah mengelilingi dirinya.

"Ohh, ya udah. Cepetan sana beli gih. Jangan lama-lama, takutnya nanti pak Karso datang dan kamu bakal di marahin," ujar Iteung.

"Iya, nggak lama kok, ya udah aku ke sana dulu," ujar Lia.

Cuaca pagi hari itu sudah lumayan terik. Lia buru - buru melangkah keluar dari rumah makan. Ia sungguh merasa tak habis pikir, bagaimana mungkin dia bisa melihat penampakan hantu di pagi hari yang terik ini.

"Mas,... beli bubur sumsum nya," ujar Lia.

"Iya, sebentar ya neng. Abang ambilin," ucap Abang tukang bubur.

"Ini, neng, " ucap penjual bubur sambil menyerahkan sebungkus bubur sumsum kepada Lia.

"Berapa, Mas?"

"Lima ribu, neng," jawab penjual bubur.

Lia merogoh saku celananya dan mengeluarkan uang pecahan dua puluh ribuan.

"Ini mas uangnya," Lia menyerahkan uang tersebut pada penjual bubur dan mengambil bubur pesanan nya.

"Tunggu bentar kembaliannya ya neng," ujar penjual bubur sambil merogoh tas pinggangnya.

"Ini neng," ujar penjual bubur.

"Makasih, mas," ucap Lia. Dia pun pergi dari sana.

"Terima kasih kembali, Neng," ujar si penjual bubur.

Lia masuk kembali ke rumah makan dengan menundukkan kepalanya dan berusaha untuk tidak memperhatikan isi rumah makan.

Lia langsung ke dapur menemui mbak Nah yang sedang membuat capcay sayuran.

"Mbak,... Mbak Nah sudah sarapan?" tanya Lia pada Mbak Nah.

"Sudah,... kamu buruan sarapan, gih. Nanti selesai sarapan bantu Mbak masak. Mbak juga mau ke toilet," ujar mbak Nah.

"Iya, Mbak," Lia duduk dan mulai sarapan. Lia menyelesaikan sarapan nya dengan cepat.

"Sini, Mbak. Aku sudah selesai sarapan," Lia mengambil alih pekerjaan mbak Nah yang mau ke toilet.

"Lia, mbak ke toilet dulu ya sebentar," ucap mbak Nah.

"Oke, mbak.."

Lia melanjutkan memasak capcay sayuran sampai selesai. Setelah itu dia mematikan kompor dan memindahkan capcay sayuran itu ke piring.

"Capcay nya udah mateng kah, mbak Nah?" tanya Iteung yang baru masuk ke dapur.

"Capcay nya kan? Ini sudah matang," Lia menunjuk ke piring tempat dia meletakkan capcay tersebut.

"Oke! Loh,...mbak Nah mana?" tanya Iteung.

"Ke toilet sebentar," jawab Lia.

"Ohh, oke. Oh iya, ada pesanan cah kangkung satu lagi, Lia," ucap Iteung sembari meletakkan piring capcay ke dalam nampan.

"Oke siap," ujar Lia.

Setelah Iteung pergi, Lia kembali sibuk memasak cah kangkung pesanan Iteung.

Saat sedang fokus memasak, tiba-tiba Lia dikejutkan dengan sosok kepala yang melayang - layang di depan mata. Sosok kepala itu menatap Lia dengan sorot mata tajam yang mencorong merah dengan mulut yang menyeringai lebar mengeluarkan darah yang berwarna hitam dan berbau busuk.

Jantung Lia berdegup kencang ketika kepala itu memandangi Lia yang hanya berjarak dua jengkal dari tempat dia berdiri.

Lia menguatkan dirinya dengan pura - pura fokus memasak dan seolah-olah tak melihat makhluk itu. Setengah mati dia menahan mual di perut nya karena tak tahan dengan bau busuk dari kepala itu.

Entah apa yang dipandang hantu itu. Sepertinya dia ingin memastikan satu hal, apakah dia melihat mereka semua, hanya itu yang Lia mampu fahami.

Setelah fokus pada pekerjaan nya, akhirnya pesanan cah kangkung Iteung selesai juga. Lia ingin memindahkan cah kangkung tersebut ke dalam piring saji.

Lia segera mematikan kompor dan menaruh sebuah piring di atas meja.

Tangan Lia bergetar ketika hendak meletakkan cah kangkung ke dalam piring. Bagaimana tidak, kepala yang tadi dia lihat

sudah berada di atas piring.

Mau tak mau, Lia terpaksa menaruh cah kangkung tersebut ke dalam piring.

Anehnya, meskipun cah kangkung tersebut melewati kepala tersebut tetapi liur dan lendir yang keluar dari mulut kepala itu membaur dan menyatu dengan cah kangkung tersebut.

Lia menelan ludah kasar.

Sumpah mati, dia jijik sekali melihat hal itu.

Namun dia pura pura saja tidak melihat hal itu.

"Lia," Panggil Iteung.

"Hah,.." Lia tersentak dan menoleh ke Iteung.

"Aku panggil kamu dari tadi nggak nyahut - nyahut." ujar Iteung.

"Oh,... aku. ... aku " Lia menjawab terbata - bata.

"Kamu lapar?" tanya Iteung. Dia bertanya seperti itu karena melihat Lia yang sejak tadi menatap tak berkedip ke arah cah kangkung.

"Nggak kok, ini udah mateng. Silahkan di bawa. Apa ada lagi?" ucap Lia sambil tersenyum manis.

Bagaimana mungkin dia lapar? Dia saja sangat jijik melihat liur kepala hantu itu menetes dan menyatu dengan cah kangkung tadi.

"Oh, aku kira kamu lapar. Ya udah, aku keluar dulu," ucap Iteung tersenyum menatap wajah sahabatnya itu. Dia melenggang keluar membawa pesanan cah kangkung.

Sementara kepala hantu itu masih berada di atas piring yang di bawa Iteung.

Serem banget, kan??

Episodes
1 BAB. 01 Pengikut Tak Kasat Mata
2 BAB. 02 Mimpi Yang Aneh
3 BAB. 03 Di Datangi Ular
4 Bab. 04 Kita Sudah Ditakdirkan Bertemu
5 Bab. 05 Ajakan Mahesa
6 Bab.06 Menghilang
7 Bab. 07 Pergi Ke Kota
8 Bab. 08 Pergi Ke Istana Jin
9 Bab.09 Pernikahan Ghaib
10 Bab 10. Kantong Ajaib.
11 Chapter. 11. Melamar Kerja di restoran
12 Bab.12 Hari Pertama Bekerja
13 Bab. 13. Apakah itu...?
14 Bab.14. Pesugihan
15 Bab. 15. Hati - hati Bekerja di sini, Mbak!
16 Bab.16 Peraturan Aneh
17 Bab.17. Kesurupan
18 Bab. 18. Bingung
19 Bab.19. Keluar Malam
20 Bab.20. Mengintip Pak Karso
21 Bab. 21. Apa yang dilakukan Pak Karso?
22 Bab. 22. Pak Karso Pergi Ke Jawa
23 Bab. 23 Sasaran Target
24 Bab.24. Mimpi Dahlia
25 Bab. 25 Menyelamatkan Iteung
26 Bab. 26 Rendi Kecelakaan
27 Bab 27. Sahabat Yang Tidak Percaya
28 Bab. 28 Korban lain
29 Bab. 29. Pertanyaan Iteung
30 Ungkapan Cinta Rendi
31 Chapter.31 Hubungan yang Rumit
32 Bab. 32 Pingsan
33 Bab.33 Kembali ke Hutan Larangan
34 Bab. 34. Serangan Ghaib Sang Juru Kunci
35 Bab. 35. Kematian Enah
36 Bab. 36 Telepon Wak Emah
37 Bab. 37. Curhatan Mak Emah
38 Bab. 38 Pocong Enah
39 Bab.39 Permintaan Rendi
40 Bab.40. Kerisauan Lia
41 Bab. 41 Kematian Rendi
42 Bab.42 Di pecat
43 Bab.43. Memulai dari Awal
44 Bab. 44 Bertemu Teman Lama
45 Bab. 45. Rumah makan Pak Karso Kebakaran
46 Bab. 46. Akhir kisah Pak Karso
47 Bab.47. Mendapatkan Pekerjaan
48 Bab. 48. Perkenalan dengan Viktor
49 Bab. 49. Mimpi Buruk Iteung
50 Bab.50 Bayangan Hitam
51 Bab. 51. Pertarungan Sengit
52 Bab.52. Grab Khusus
53 Bab.53. Sundel Bolong
54 Bab. 54. Makan Di Restoran Mewah
55 Bab. 55. Kembali Melihat
56 Bab. 56 Cemas
57 Bab.57. Sebuah Rencana
58 Bab. 58. Jalan Pintas
59 Bab. 59. Mengobati Iteung
60 Bab. 60 Mencari Raga untuk Mahesa
61 Bab. 61. Kejujuran Mahesa
62 Bab. 62. Tak Ada Cara Lain
63 Bab.63. Makan Pizza
64 Bab 64. Perut Wong Ndeso
65 Cha.65. Makan di Restoran Mewah
66 Bab. 66. Penjelasan Mahesa
67 Bab. 67. Ada apa dengan Radit?
68 Bab. 68 Penganut Ilmu Hitam
69 Bab. 69. Cemas
70 Bab 70 Renggang
71 Bab.71. Rencana Yang Gagal
72 Bab.72 Dia Adalah Targetnya
73 Bab.73. Cerita Lia
74 Bab. 74. Hantu Perempuan.
75 Bab.75 Panggilan Rivan
76 Bab.76. Melihat Pertunjukan Seru?
77 Bab. 77 Ketahuan ...
78 Bab. 78. Penjelasan Mahesa
79 Bab. 79. Iteung dijodohkan dengan Wirayuda
80 Bab. 80. Putus
81 Bab.81. Lamaran Panglima Wirayuda
82 Bab. 82. Nyaris di Pecat...
83 Bab. 83. Kegilaan Radit
84 Bab.84. Di Hukum
85 Bab 85. Double Dates
86 Bab. 86. Iteung di Lamar Viktor.
87 Bab.87. Kemarahan Radit
88 Bab. 88. Rencana Rivan
89 Bab. 89. Serangan Ghaib
90 Bab 90. Penolakan Orang Tua Rivan.
91 Bab.91. Kesedihan Lia
92 Bab. 92. Kecemasan istrinya Ihsan
93 Bab. 93. Membeli Rumah Untuk Lia
94 Bab. 94. Kedatangan Mak Emah
95 Bab.95. Dendam Radit
96 Bab.96. Hadiah Rumah Mewah Dari Kekasih gaib.
97 Bab. 97. Restu Mak Emah
98 Bab. 98 Cinta Pria - Pria Bunian
99 Bab.99 Bertemu Orang tua Viktor
100 Bab. 100. Dendam Radit
101 Bab. 101. Teluh Tulang Pukang
102 Bab. 102. Teluh Yang Tak Sampai
103 Bab. 103. Keraguan Lia
104 Bab. 104. Diusir Dari Rumah
105 Chapter.105. Tinggal di rumah Viktor
106 Bab.106. Panggilan Lia
107 Bab.107. Pertanyaan Viktor
108 Bab.108. Terancam Batal
109 Bab.109. Rumah kita
110 Bab.110 Pindah Ke Rumah Baru
111 Bab.111. Di ikuti oleh Papa Rivan
112 Bab 112 Rencana Iteung
113 Bab.113 Pertemuan Rivan dan Kedua orang tua nya
114 Bab. 114. Ada apa dengan Iteung
115 Bab.115. Akhir Bahagia
Episodes

Updated 115 Episodes

1
BAB. 01 Pengikut Tak Kasat Mata
2
BAB. 02 Mimpi Yang Aneh
3
BAB. 03 Di Datangi Ular
4
Bab. 04 Kita Sudah Ditakdirkan Bertemu
5
Bab. 05 Ajakan Mahesa
6
Bab.06 Menghilang
7
Bab. 07 Pergi Ke Kota
8
Bab. 08 Pergi Ke Istana Jin
9
Bab.09 Pernikahan Ghaib
10
Bab 10. Kantong Ajaib.
11
Chapter. 11. Melamar Kerja di restoran
12
Bab.12 Hari Pertama Bekerja
13
Bab. 13. Apakah itu...?
14
Bab.14. Pesugihan
15
Bab. 15. Hati - hati Bekerja di sini, Mbak!
16
Bab.16 Peraturan Aneh
17
Bab.17. Kesurupan
18
Bab. 18. Bingung
19
Bab.19. Keluar Malam
20
Bab.20. Mengintip Pak Karso
21
Bab. 21. Apa yang dilakukan Pak Karso?
22
Bab. 22. Pak Karso Pergi Ke Jawa
23
Bab. 23 Sasaran Target
24
Bab.24. Mimpi Dahlia
25
Bab. 25 Menyelamatkan Iteung
26
Bab. 26 Rendi Kecelakaan
27
Bab 27. Sahabat Yang Tidak Percaya
28
Bab. 28 Korban lain
29
Bab. 29. Pertanyaan Iteung
30
Ungkapan Cinta Rendi
31
Chapter.31 Hubungan yang Rumit
32
Bab. 32 Pingsan
33
Bab.33 Kembali ke Hutan Larangan
34
Bab. 34. Serangan Ghaib Sang Juru Kunci
35
Bab. 35. Kematian Enah
36
Bab. 36 Telepon Wak Emah
37
Bab. 37. Curhatan Mak Emah
38
Bab. 38 Pocong Enah
39
Bab.39 Permintaan Rendi
40
Bab.40. Kerisauan Lia
41
Bab. 41 Kematian Rendi
42
Bab.42 Di pecat
43
Bab.43. Memulai dari Awal
44
Bab. 44 Bertemu Teman Lama
45
Bab. 45. Rumah makan Pak Karso Kebakaran
46
Bab. 46. Akhir kisah Pak Karso
47
Bab.47. Mendapatkan Pekerjaan
48
Bab. 48. Perkenalan dengan Viktor
49
Bab. 49. Mimpi Buruk Iteung
50
Bab.50 Bayangan Hitam
51
Bab. 51. Pertarungan Sengit
52
Bab.52. Grab Khusus
53
Bab.53. Sundel Bolong
54
Bab. 54. Makan Di Restoran Mewah
55
Bab. 55. Kembali Melihat
56
Bab. 56 Cemas
57
Bab.57. Sebuah Rencana
58
Bab. 58. Jalan Pintas
59
Bab. 59. Mengobati Iteung
60
Bab. 60 Mencari Raga untuk Mahesa
61
Bab. 61. Kejujuran Mahesa
62
Bab. 62. Tak Ada Cara Lain
63
Bab.63. Makan Pizza
64
Bab 64. Perut Wong Ndeso
65
Cha.65. Makan di Restoran Mewah
66
Bab. 66. Penjelasan Mahesa
67
Bab. 67. Ada apa dengan Radit?
68
Bab. 68 Penganut Ilmu Hitam
69
Bab. 69. Cemas
70
Bab 70 Renggang
71
Bab.71. Rencana Yang Gagal
72
Bab.72 Dia Adalah Targetnya
73
Bab.73. Cerita Lia
74
Bab. 74. Hantu Perempuan.
75
Bab.75 Panggilan Rivan
76
Bab.76. Melihat Pertunjukan Seru?
77
Bab. 77 Ketahuan ...
78
Bab. 78. Penjelasan Mahesa
79
Bab. 79. Iteung dijodohkan dengan Wirayuda
80
Bab. 80. Putus
81
Bab.81. Lamaran Panglima Wirayuda
82
Bab. 82. Nyaris di Pecat...
83
Bab. 83. Kegilaan Radit
84
Bab.84. Di Hukum
85
Bab 85. Double Dates
86
Bab. 86. Iteung di Lamar Viktor.
87
Bab.87. Kemarahan Radit
88
Bab. 88. Rencana Rivan
89
Bab. 89. Serangan Ghaib
90
Bab 90. Penolakan Orang Tua Rivan.
91
Bab.91. Kesedihan Lia
92
Bab. 92. Kecemasan istrinya Ihsan
93
Bab. 93. Membeli Rumah Untuk Lia
94
Bab. 94. Kedatangan Mak Emah
95
Bab.95. Dendam Radit
96
Bab.96. Hadiah Rumah Mewah Dari Kekasih gaib.
97
Bab. 97. Restu Mak Emah
98
Bab. 98 Cinta Pria - Pria Bunian
99
Bab.99 Bertemu Orang tua Viktor
100
Bab. 100. Dendam Radit
101
Bab. 101. Teluh Tulang Pukang
102
Bab. 102. Teluh Yang Tak Sampai
103
Bab. 103. Keraguan Lia
104
Bab. 104. Diusir Dari Rumah
105
Chapter.105. Tinggal di rumah Viktor
106
Bab.106. Panggilan Lia
107
Bab.107. Pertanyaan Viktor
108
Bab.108. Terancam Batal
109
Bab.109. Rumah kita
110
Bab.110 Pindah Ke Rumah Baru
111
Bab.111. Di ikuti oleh Papa Rivan
112
Bab 112 Rencana Iteung
113
Bab.113 Pertemuan Rivan dan Kedua orang tua nya
114
Bab. 114. Ada apa dengan Iteung
115
Bab.115. Akhir Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!