Bab. 13. Apakah itu...?

Pagi hari, ...

Tok...tokk...tok.

Suara ketukan di pintu kamarnya membuat Lia terbangun.

"Liaaa,....Liaaaa,.... bangun.!" teriak Iteung dari luar kamar Dahlia.

Dahlia mencoba membuka matanya yang masih terasa berat. Mata Lia membelalak ketika menyadari bahwa dia tak memakai selembar kain pun di tubuhnya.

Lia langsung menarik selimut yang diberikan Iteung tadi malam untuk menutupi tubuhnya. Kegiatan bersama Mahesa semalam kembali melintas di kepala nya.

Yang membuat Lia bahagia, apa yang mereka lakukan semalam ternyata nyata benar - benar terjadi.

Lia memunguti pakaian nya yang berceceran di lantai, lalu memakainya kembali.

Ceklek,....

Suara pintu di buka.

Lia buru buru memakai pakaian nya dan membuka pintu karena mendengar gerutuan Iteung di depan pintu.

"Lama amat, Lia." ucap Iteung dengan wajah di tekuk.

"Maaf, Teung, aku kecapean jadi semalam tidurnya pulas sekali. Makanya bangunnya lama," jawab Lia.

"Ya udah,... mandi sana. Ini ada baju untuk kamu pakai. Baju itu sama baju kamu yang kemarin langsung di cuci saja biar kamu ada ganti nanti. Sekalian di jemur aja, karena nanti nggak bisa kemana - mana. Kamu lihat sendiri kan kemarin, rumah makan ini selalu ramai. Jemuran nya ada di dekat kamar mandi, Lia." ucap Iteung seraya menyerahkan selembar baju ganti ke Lia.

"Iya, Teung. kalau gitu aku mandi dulu, yah,"

Iteung menganggukkan kepalanya. "Iya, aku juga mau bersiap - siap. Pagi ini kita harus masuk cepat karena mau masak untuk pesanan nasi siang," ujar Iteung.

"Oke,... sebentar lagi aku akan siap," jawab Lia.

Iteung segera kembali ke kamarnya untuk bersiap. Sementara itu Mbak Enah dan karyawan lain nya juga melakukan hal yang sama seperti Iteung.

Kamar mandi itu terletak di ujung lorong. Suasana mes karyawan terasa sunyi. Lia melangkah melintasi mes menuju kamar mandi yang letaknya agak di luar.

Hanya ada satu kamar mandi umum di mes itu yang digunakan oleh seluruh penghuni mes wanita. Jadi mereka bergantian memakainya.

Mes itu terbagi dua. Mes untuk karyawan laki laki letaknya bersebelahan dengan mes karyawan wanita. Kamar mandi nya juga terpisah. Jadi kamar mandi umum yang dia gunakan khusus untuk semua karyawan wanita.

Mes ini sengaja di buat terpisah. Mungkin tujuannya adalah untuk mencegah terjadinya perzinahan atau hal yang tidak diinginkan lainnya.

 Bulu kuduk Lia tiba - tiba merinding. Suasana di kamar mandi mes ini memang terasa sangat menyeramkan.

"Huhuhu .... hiks...hiks..." Lia mendengar suara tangisan. Lia menoleh dan mencari asal suara tangisan itu.

Di sudut sana, di ujung dekat jemuran, Lia melihat seorang wanita sedang berjongkok menghadap ke dinding sambil menangis.

Wanita itu mengenakan pakaian putih yang panjang sampai menutup mata kakinya.

"Mbak,...kenapa menangis?" tanya Lia. Wanita yang wajahnya tidak terlihat karena membelakangi Lia tak menggubris teguran Lia. Dia masih saja terus menangis.

Karena tak mendapat jawaban, Lia pun membiarkan wanita itu tetap menangis.

"elah,.... sombong amat. Dah lah, lain kali aja kali di tanya. Aku mau mandi dulu. Takut telat," ucap Lia sambil buru - buru masuk ke kamar mandi.

Setelah mandi dan mencuci baju nya secepat kilat, Lia keluar dari kamar mandi bermaksud untuk menjemur bajunya. Namun dia tak lagi menemukan wanita yang menangis tadi di sana.

"Udah pergi ya? Mungkin sudah kerja," ucap Lia dalam hati.

Lia pun bergegas menjemur pakaian nya dan setelah itu dia bergegas pergi menuju rumah makan untuk bekerja.

***

Lia berjalan beberapa menit untuk sampai ke rumah makan. Sesampainya di sana, dia menyapa semua orang yang ada di sana. Mereka semua membalas sapaan Lia dengan ramah.

"Mbak Nah,... hari ini apa yang harus aku kerjakan?" tanya Lia.

"Hari ini kamu goreng - goreng semua lauknya saja , Lia. Mbak yang akan masak semua sayur - sayurannya," jawab mbak Enah.

"Oke, mbak,"

Lia mulai menggoreng semua lauk yang telah di siapkan oleh mbak Nah sebelum dia datang.

Selama menggoreng lauk, beberapa kali dia melihat kelebatan bayangan hitam yang lewat di belakang mereka.

Beberapa kali Lia menoleh ke belakang untuk memastikan bahwa memang tak ada orang yang melintas di belakang dia dan Mbak Enah.

"Ada apa, Lia...?" tanya Mbak Nah yang heran melihat Lia berulang kali menengok ke belakang.

"Anu, Mbak.. Kayak nya aku tadi melihat ada orang yang lewat di belakang kita." ujar Lia.

"Belakang kita,...siapa..? Kayaknya nggak ada, deh, Lia. Sejak tadi, kan hanya kita berdua saja yang ada di tempat ini," ujar mbak Nah.

Memang sejak tadi hanya mereka berdua saja yang ada di dapur ini. Yang lain sudah pada keluar semua untuk membersihkan rumah makan. Tadi mereka hanya membantu memotong sayuran dan mempersiapkan semua bumbu - bumbu dan bahan - bahan yang akan di masak.

"Gitu ya mbak? Sejak tadi mbak nggak ngerasa ada yang lewat - lewat, gitu?" tanya Lia penasaran. Dia berharap barangkali wanita itu merasakan keanehan yang dia rasakan sejak tadi.

Mbak Nah mengerutkan dahinya sejenak, lalu beberapa saat kemudian dia menggelengkan kepalanya.

"Ngak ada. Mungkin hanya perasaan kamu saja kali, Lia. Kamu jangan punya pikiran yang aneh - aneh, deh. Entar kamu seperti..."

Ucapan Mbak Nah terputus, ... karena sayuran yang dia masak tampak nya sudah matang.

Dahlia sedikit kecewa karena dia tidak menemukan jawaban yang memuaskan dari mbak Nah. Namun dia mencoba untuk tenang di depan mbak Nah.

"Iya kali ya, Mbak." ujar Lia sembari tersenyum.

Beberapa saat kemudian,...

"Mbak, apa memang setiap hari kita masak nya banyak seperti ini?" tanya Lia.

Dahlia mengelap keringat yang jatuh membasahi dahinya karena panas yang berasal dari wajan di depannya ketika menggoreng lauk pauk tadi.

Mereka baru saja selesai masak dan kini sedang bersiap-siap untuk membungkus pesanan nasi yang dipesan tadi.

Enah terkekeh mendengar pertanyaan Lia.

"Ini sih, mending sudah ada kamu, Lia.. Kemarin - kemarin, mbak malah hanya seorang diri menyiapkan semua masakan," ujar Enah kepada Lia.

"Loh,...kok sendiri, mbak? Memang tidak ada koki yang lain?" tanya Lia heran.

"Waktu itu ada, sihh. Tapi sekarang dia sudah pulang kampung karena sering sakit - sakitan. Sedangkan yang lain nggak bisa masak," ujar mbak Nah.

Deg,...

Entah mengapa,...tiba - tiba saja perasaan Lia tak enak ketika Mbak Nah mengatakan tentang temannya ada yang sakit - sakitan ketika bekerja di rumah makan ini.

"Terus sekarang,...teman Mbak itu nggak balik - balik lagi ke sini?" tanya Lia lagi.

"Nggak... Kemarin - kemarin, mbak sempat menghubungi dia, tapi nomor telepon nya sudah nggak aktif lagi. Kami sudah kehilangan kontak sejak dua bulan lalu, Lia," ujar mbak Nah.

"Oh,... gitu..."

Tangan Lia dengan cekatan membungkus lauk pauk yang sudah dia goreng tadi ke dalam plastik. Semua sudah siap, tinggal menunggu nasi yang belum matang.. Tinggal sedikit lagi dan pekerjaan nya pagi ini akan selesai.

"Lia,...ayo sarapan!" ajak mbak Nah.

"Iya, mbak.. Mbak Nah duluan aja. Aku belum lapar," ucap Lia.

"Kamu yakin nggak mau sarapan sekarang? Entar lagi bakal banyak pengunjung.. Kalau sudah begitu, kita nggak bakalan sempat untuk ngapa - ngapain lagi karena pesanan yang membludak, Lia," ujar mbak Nah.

"Nggak papa, mbak. Aku jarang sarapan nasi kalau pagi," ujar Lia.

"Wah,.. kalau begitu, kamu beli bubur aja di depan," ucap mbak Nah mencoba memberi saran agar Lia bisa sarapan.

"Bubur? Dimana, Mbak?... tapi apa tidak apa-apa, kalau aku keluar dari dapur?" tanya Lia. Dia takut di marahi oleh pak Karso.

"Kalau sebentar, sih nggak," ujar mbak Nah.

"Di depan ada jualan bubur sumsum, bubur Candil, juga ada bubur kacang ijo," ujar Mbak Nah lagi.

"Kalau begitu aku beli bubur sebentar ya mbak," Mbak Nah tersenyum dan mengangguk pada Lia.

Dengan tergesa - gesa Lia bergegas keluar dari dapur menuju ke luar.

Sampai di depan pintu, langkah Lia tiba - tiba terhenti. Ia terlonjak kaget melihat pemandangan di depan matanya.. !

?????

Hayo,.... kira - kira apa ya, yang Lia lihat?? 🤔

Episodes
1 BAB. 01 Pengikut Tak Kasat Mata
2 BAB. 02 Mimpi Yang Aneh
3 BAB. 03 Di Datangi Ular
4 Bab. 04 Kita Sudah Ditakdirkan Bertemu
5 Bab. 05 Ajakan Mahesa
6 Bab.06 Menghilang
7 Bab. 07 Pergi Ke Kota
8 Bab. 08 Pergi Ke Istana Jin
9 Bab.09 Pernikahan Ghaib
10 Bab 10. Kantong Ajaib.
11 Chapter. 11. Melamar Kerja di restoran
12 Bab.12 Hari Pertama Bekerja
13 Bab. 13. Apakah itu...?
14 Bab.14. Pesugihan
15 Bab. 15. Hati - hati Bekerja di sini, Mbak!
16 Bab.16 Peraturan Aneh
17 Bab.17. Kesurupan
18 Bab. 18. Bingung
19 Bab.19. Keluar Malam
20 Bab.20. Mengintip Pak Karso
21 Bab. 21. Apa yang dilakukan Pak Karso?
22 Bab. 22. Pak Karso Pergi Ke Jawa
23 Bab. 23 Sasaran Target
24 Bab.24. Mimpi Dahlia
25 Bab. 25 Menyelamatkan Iteung
26 Bab. 26 Rendi Kecelakaan
27 Bab 27. Sahabat Yang Tidak Percaya
28 Bab. 28 Korban lain
29 Bab. 29. Pertanyaan Iteung
30 Ungkapan Cinta Rendi
31 Chapter.31 Hubungan yang Rumit
32 Bab. 32 Pingsan
33 Bab.33 Kembali ke Hutan Larangan
34 Bab. 34. Serangan Ghaib Sang Juru Kunci
35 Bab. 35. Kematian Enah
36 Bab. 36 Telepon Wak Emah
37 Bab. 37. Curhatan Mak Emah
38 Bab. 38 Pocong Enah
39 Bab.39 Permintaan Rendi
40 Bab.40. Kerisauan Lia
41 Bab. 41 Kematian Rendi
42 Bab.42 Di pecat
43 Bab.43. Memulai dari Awal
44 Bab. 44 Bertemu Teman Lama
45 Bab. 45. Rumah makan Pak Karso Kebakaran
46 Bab. 46. Akhir kisah Pak Karso
47 Bab.47. Mendapatkan Pekerjaan
48 Bab. 48. Perkenalan dengan Viktor
49 Bab. 49. Mimpi Buruk Iteung
50 Bab.50 Bayangan Hitam
51 Bab. 51. Pertarungan Sengit
52 Bab.52. Grab Khusus
53 Bab.53. Sundel Bolong
54 Bab. 54. Makan Di Restoran Mewah
55 Bab. 55. Kembali Melihat
56 Bab. 56 Cemas
57 Bab.57. Sebuah Rencana
58 Bab. 58. Jalan Pintas
59 Bab. 59. Mengobati Iteung
60 Bab. 60 Mencari Raga untuk Mahesa
61 Bab. 61. Kejujuran Mahesa
62 Bab. 62. Tak Ada Cara Lain
63 Bab.63. Makan Pizza
64 Bab 64. Perut Wong Ndeso
65 Cha.65. Makan di Restoran Mewah
66 Bab. 66. Penjelasan Mahesa
67 Bab. 67. Ada apa dengan Radit?
68 Bab. 68 Penganut Ilmu Hitam
69 Bab. 69. Cemas
70 Bab 70 Renggang
71 Bab.71. Rencana Yang Gagal
72 Bab.72 Dia Adalah Targetnya
73 Bab.73. Cerita Lia
74 Bab. 74. Hantu Perempuan.
75 Bab.75 Panggilan Rivan
76 Bab.76. Melihat Pertunjukan Seru?
77 Bab. 77 Ketahuan ...
78 Bab. 78. Penjelasan Mahesa
79 Bab. 79. Iteung dijodohkan dengan Wirayuda
80 Bab. 80. Putus
81 Bab.81. Lamaran Panglima Wirayuda
82 Bab. 82. Nyaris di Pecat...
83 Bab. 83. Kegilaan Radit
84 Bab.84. Di Hukum
85 Bab 85. Double Dates
86 Bab. 86. Iteung di Lamar Viktor.
87 Bab.87. Kemarahan Radit
88 Bab. 88. Rencana Rivan
89 Bab. 89. Serangan Ghaib
90 Bab 90. Penolakan Orang Tua Rivan.
91 Bab.91. Kesedihan Lia
92 Bab. 92. Kecemasan istrinya Ihsan
93 Bab. 93. Membeli Rumah Untuk Lia
94 Bab. 94. Kedatangan Mak Emah
95 Bab.95. Dendam Radit
96 Bab.96. Hadiah Rumah Mewah Dari Kekasih gaib.
97 Bab. 97. Restu Mak Emah
98 Bab. 98 Cinta Pria - Pria Bunian
99 Bab.99 Bertemu Orang tua Viktor
100 Bab. 100. Dendam Radit
101 Bab. 101. Teluh Tulang Pukang
102 Bab. 102. Teluh Yang Tak Sampai
103 Bab. 103. Keraguan Lia
104 Bab. 104. Diusir Dari Rumah
105 Chapter.105. Tinggal di rumah Viktor
106 Bab.106. Panggilan Lia
107 Bab.107. Pertanyaan Viktor
108 Bab.108. Terancam Batal
109 Bab.109. Rumah kita
110 Bab.110 Pindah Ke Rumah Baru
111 Bab.111. Di ikuti oleh Papa Rivan
112 Bab 112 Rencana Iteung
113 Bab.113 Pertemuan Rivan dan Kedua orang tua nya
114 Bab. 114. Ada apa dengan Iteung
115 Bab.115. Akhir Bahagia
Episodes

Updated 115 Episodes

1
BAB. 01 Pengikut Tak Kasat Mata
2
BAB. 02 Mimpi Yang Aneh
3
BAB. 03 Di Datangi Ular
4
Bab. 04 Kita Sudah Ditakdirkan Bertemu
5
Bab. 05 Ajakan Mahesa
6
Bab.06 Menghilang
7
Bab. 07 Pergi Ke Kota
8
Bab. 08 Pergi Ke Istana Jin
9
Bab.09 Pernikahan Ghaib
10
Bab 10. Kantong Ajaib.
11
Chapter. 11. Melamar Kerja di restoran
12
Bab.12 Hari Pertama Bekerja
13
Bab. 13. Apakah itu...?
14
Bab.14. Pesugihan
15
Bab. 15. Hati - hati Bekerja di sini, Mbak!
16
Bab.16 Peraturan Aneh
17
Bab.17. Kesurupan
18
Bab. 18. Bingung
19
Bab.19. Keluar Malam
20
Bab.20. Mengintip Pak Karso
21
Bab. 21. Apa yang dilakukan Pak Karso?
22
Bab. 22. Pak Karso Pergi Ke Jawa
23
Bab. 23 Sasaran Target
24
Bab.24. Mimpi Dahlia
25
Bab. 25 Menyelamatkan Iteung
26
Bab. 26 Rendi Kecelakaan
27
Bab 27. Sahabat Yang Tidak Percaya
28
Bab. 28 Korban lain
29
Bab. 29. Pertanyaan Iteung
30
Ungkapan Cinta Rendi
31
Chapter.31 Hubungan yang Rumit
32
Bab. 32 Pingsan
33
Bab.33 Kembali ke Hutan Larangan
34
Bab. 34. Serangan Ghaib Sang Juru Kunci
35
Bab. 35. Kematian Enah
36
Bab. 36 Telepon Wak Emah
37
Bab. 37. Curhatan Mak Emah
38
Bab. 38 Pocong Enah
39
Bab.39 Permintaan Rendi
40
Bab.40. Kerisauan Lia
41
Bab. 41 Kematian Rendi
42
Bab.42 Di pecat
43
Bab.43. Memulai dari Awal
44
Bab. 44 Bertemu Teman Lama
45
Bab. 45. Rumah makan Pak Karso Kebakaran
46
Bab. 46. Akhir kisah Pak Karso
47
Bab.47. Mendapatkan Pekerjaan
48
Bab. 48. Perkenalan dengan Viktor
49
Bab. 49. Mimpi Buruk Iteung
50
Bab.50 Bayangan Hitam
51
Bab. 51. Pertarungan Sengit
52
Bab.52. Grab Khusus
53
Bab.53. Sundel Bolong
54
Bab. 54. Makan Di Restoran Mewah
55
Bab. 55. Kembali Melihat
56
Bab. 56 Cemas
57
Bab.57. Sebuah Rencana
58
Bab. 58. Jalan Pintas
59
Bab. 59. Mengobati Iteung
60
Bab. 60 Mencari Raga untuk Mahesa
61
Bab. 61. Kejujuran Mahesa
62
Bab. 62. Tak Ada Cara Lain
63
Bab.63. Makan Pizza
64
Bab 64. Perut Wong Ndeso
65
Cha.65. Makan di Restoran Mewah
66
Bab. 66. Penjelasan Mahesa
67
Bab. 67. Ada apa dengan Radit?
68
Bab. 68 Penganut Ilmu Hitam
69
Bab. 69. Cemas
70
Bab 70 Renggang
71
Bab.71. Rencana Yang Gagal
72
Bab.72 Dia Adalah Targetnya
73
Bab.73. Cerita Lia
74
Bab. 74. Hantu Perempuan.
75
Bab.75 Panggilan Rivan
76
Bab.76. Melihat Pertunjukan Seru?
77
Bab. 77 Ketahuan ...
78
Bab. 78. Penjelasan Mahesa
79
Bab. 79. Iteung dijodohkan dengan Wirayuda
80
Bab. 80. Putus
81
Bab.81. Lamaran Panglima Wirayuda
82
Bab. 82. Nyaris di Pecat...
83
Bab. 83. Kegilaan Radit
84
Bab.84. Di Hukum
85
Bab 85. Double Dates
86
Bab. 86. Iteung di Lamar Viktor.
87
Bab.87. Kemarahan Radit
88
Bab. 88. Rencana Rivan
89
Bab. 89. Serangan Ghaib
90
Bab 90. Penolakan Orang Tua Rivan.
91
Bab.91. Kesedihan Lia
92
Bab. 92. Kecemasan istrinya Ihsan
93
Bab. 93. Membeli Rumah Untuk Lia
94
Bab. 94. Kedatangan Mak Emah
95
Bab.95. Dendam Radit
96
Bab.96. Hadiah Rumah Mewah Dari Kekasih gaib.
97
Bab. 97. Restu Mak Emah
98
Bab. 98 Cinta Pria - Pria Bunian
99
Bab.99 Bertemu Orang tua Viktor
100
Bab. 100. Dendam Radit
101
Bab. 101. Teluh Tulang Pukang
102
Bab. 102. Teluh Yang Tak Sampai
103
Bab. 103. Keraguan Lia
104
Bab. 104. Diusir Dari Rumah
105
Chapter.105. Tinggal di rumah Viktor
106
Bab.106. Panggilan Lia
107
Bab.107. Pertanyaan Viktor
108
Bab.108. Terancam Batal
109
Bab.109. Rumah kita
110
Bab.110 Pindah Ke Rumah Baru
111
Bab.111. Di ikuti oleh Papa Rivan
112
Bab 112 Rencana Iteung
113
Bab.113 Pertemuan Rivan dan Kedua orang tua nya
114
Bab. 114. Ada apa dengan Iteung
115
Bab.115. Akhir Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!