BAB. 03 Di Datangi Ular

"Dasar pemalas! Kamu enak - enakan makan tidur sementara aku yang harus pontang panting bekerja. Dasar anak tak berguna! Bisanya cuma menyusahkan orang lain. Mengapa kamu Ndak mati saja sekalian sama ibumu dulu!' bentak Bu Warti. Tak puas dengan hanya memaki, tangannya bergerak Menarik Lia dari tempat tidur dan menyeretnya ke kamar mandi.

Tanpa belas kasih, wanita paruh baya itu menyiramkan air dingin ke tubuh Lia yang masih separuh sadar karena baru bangun dari tidur.

"Hah .. Hah ...hah..!' Lia tergagap karena belum siap di siram. Dinginnya air langsung menyergap tubuhnya apalagi udara pagi di tempat itu sangat dingin.

"Uhuk....uhuk,... ampun, Bu. Jangan siram lagi. Dingin,....brrr......" Lia terbatuk berkali kali karena ada air yang masuk ke dalam mulut dan hidung nya.

"Maka nya jadi anak itu harus patuh sama orang tua. Jangan ngeyel dan keras kepala," bentak Bu Warti lagi.

"Maaf, Bu." ucap Lia.

"Sudah,.... sekarang cepat berdiri dan setelah ini, kerjakan semua pekerjaan rumah sampai selesai." perintah Bu Warti.

Bergegas Lia bangun dan mengganti bajunya yang sudah basah. Setelah itu dia pun mengerjakan semua pekerjaan rumah yang di suruh ibunya.

Omelan dan bentakan kerap dia dengar semenjak dia tidak lagi bekerja. Namun Lia seolah tak menggubris. Dulu juga begitu. Bukankah sejak kecil, wanita yang juga merupakan budenya itu selalu memperlakukan dia seperti itu. Hanya saja saat itu ayahnya masih hidup.

Lia hanya lulusan SMP. Setelah lulus dia sempat bekerja di Jakarta sebagai pembantu di sebuah rumah. Setiap bulan, bu Warti akan datang ke Jakarta untuk meminta uang gaji nya dengan alasan untuk biaya berobat ayahnya yang saat itu sedang sakit - sakitan.

Hanya setahun dia bekerja di Jakarta. Lia minta izin berhenti bekerja dan kembali ke desa dengan alasan ingin merawat ayahnya yang sedang sakit parah kala itu.

Lia memang merawat ayahnya yang sedang sakit sambil bekerja di pabrik kapur yang kala itu baru berdiri di desa mereka.

Karena sakit yang di derita ayahnya makin parah, dua tahun lalu ayahnya pun menyusul ibu ke alam baka.

Setahun kemudian, pabrik kapur tempat Lia bekerja di tutup karena bangkrut. Semua buruh pabrik di berhentikan termasuk Lia karena tak mampu lagi membayar gaji. Bahkan pesangon saja tidak dia dapatkan.

***

Siang sudah semakin terik. Lia bermaksud akan menjemur kasur nya yang basah karena siraman ibu tiri nya tadi pagi.

Lia menatap kasur yang basah kuyup dengan perasaan sedikit kesal. Tiba-tiba, matanya tertuju pada bunga mawar yang terletak di pinggiran kasur.

Lia langsung teringat mimpi nya.

Apakah benar tadi malam itu dia sedang bermimpi. Tapi mimpi itu seperti nyata dan pagi harinya Lia menemukan bunga mawar itu ada di telinga nya. Aneh sekali....

Tak mau larut memikirkan keanehan yang terjadi pada dirinya, Lia bergegas mengangkat kasur nya yang basah kuyup ke halaman. Dia menjemur kasur itu agar nanti malam bisa tidur tanpa kebasahan lagi.

Setelah cukup lelah mengerjakan pekerjaan rumah yang seperti tak ada habisnya, sore harinya Lia memutuskan pergi ke sungai. Seperti itulah kebiasaan yang dilakukan Lia. Setiap hari jika ada kesempatan, dia selalu menyempatkan waktu untuk datang ke sungai itu.

Lia memandangi air sungai yang kala itu mengalir cukup deras yang disebabkan oleh hujan deras semalam. Entah mengapa, setiap kali memandang air sungai yang mengalir, hati dan pikiran nya merasa tenang.

Lia sekali lagi menatap ke arah sungai yang mengalir di bawah batu besar tempat dia duduk saat ini.

Lagi-lagi, dia kembali melihat ular itu. Ular yang sama yang dilihatnya tempo hari. Ular itu berendam di tempat yang sama seperti kemarin.

"Apa ular itu sudah mati?" pikir Lia. Dia mengamati ular yang masih terendam di sungai itu lebih lanjut. "Tapi rasanya mustahil jika ular itu sudah mati. Jika sudah mati pasti sudah hanyut sejak kemarin," guman Lia.

Tak ingin pusing soal ular itu, Lia mengalihkan perhatiannya ke hamparan sawah di depan sungai.

Sawah itu milik mang Odang. Petani di desa nya yang terbilang sukses. Sawah mang Odang ada di mana - mana. Hasil panen nya selalu berlimpah ruah.

Suara gemericik air sungai membuat Lia tersenyum. Dia sangat menyukai suara itu. Itulah sebabnya dia selalu datang ke tempat ini.

Dia suka memandang keindahan alam ciptaan Tuhan yang bagi nya suatu anugerah terindah yang di ciptakan Tuhan untuk makhluknya.

Namun kadang dia tak punya waktu untuk berleha-leha di tempat ini. Karena selain di suruh oleh ibunya mengerjakan pekerjaan rumah yang tak ada habisnya, dia juga kadang - kadang di suruh Bu Warti bekerja di ladang milik keluarganya.

Cukup lama Lia memandangi air sungai itu. Sehingga tanpa sadar Lia terbawa lamunan.

Namun kemudian ia tersadar setelah mendengar suara kecipak air di bawah sana.

Rasa penasaran Lia, membuat gadis itu menunduk untuk melihat apa yang ada di bawah sana.

Jantung Lia berdetak kencang. Matanya membola demi melihat apa yang ada di bawah sana.

Di bawah sana, di air sungai yang mengalir, Lia melihat ada banyak sekali ular yang saling membelit satu sama lain. Saking banyaknya ular di dalam sungai itu sehingga air sungai yang tadinya berwarna agak keruh itu kini berubah warna menjadi hitam. Bahkan ada beberapa ular yang merayap di hendak mendekati dirinya.

Di antara ribuan ular itu, ada satu ular yang paling besar. Ular besar itu terlihat melahap beberapa ular kecil yang hendak mendekati Lia.

Keringat dingin mengucur di dahi Lia yang ketakutan. Ia tak habis pikir dari mana datangnya ular sebanyak itu.

Untuk sesaat, Lia hanya bisa terpaku menatap ke sungai yang dipenuhi ular. Napasnya sesak memburu seiring dengan degup jantungnya yang berpacu semakin kencang.

Sungguh mati, baru kali ini dia melihat fenomena alam yang sangat langka tetapi juga amat berbahaya ini.

"Neng,.. neng Lia..." tepukan lembut di bahunya menyadarkan Lia, membuat gadis itu kembali ke alam nyata.

Tersadar dari keterkejutannya, Lia langsung menoleh ke belakang.

"Hah, ... apa?" Lia menatap pada orang yang tadi menepuk bahunya.

Seorang nenek tua tampak sedang menatap cemas ke arah nya. Itu adalah Mak Sari.

"Ulah ngalamun di dieu, neng,... bisi reuwas ( jangan melamun di sini, neng, siapa tahu ada bahaya )," ucap Mak Sari.

" Mak, eta anu....di dinya, aya oray....( Mak, itu anu, di sana ada ular )," tunjuk Lia ke arah sungai yang mengalir di bawah sana.

"Aya naon, neng ( ada apa, Neng)?" tanya Mak Sari sembari ikut melihat ke bawah.

"Mana oray na, neng Lia..( mana ularnya, neng)?" Tanya Mak Sari lagi.

Lia terdiam tak menjawab pertanyaan nenek tua itu. Mata terpaku pada air sungai yang mengalir jernih dan tenang di bawah sana. Isi otaknya sibuk bertanya - tanya. Apa yang telah terjadi? Kemana pergi nya semua ular - ular itu. Bukankah tadi masih ada di sana? Pertanyaan itulah yang kini memenuhi pikiran Dahlia.

Kira kira, pada kemana tuh ular - ular itu, ya..?

#Jangan lupa klik like dan subscribe untuk novel aku biar naik veiwnya. Wkwkwkw ....

#Minaaida_92

Episodes
1 BAB. 01 Pengikut Tak Kasat Mata
2 BAB. 02 Mimpi Yang Aneh
3 BAB. 03 Di Datangi Ular
4 Bab. 04 Kita Sudah Ditakdirkan Bertemu
5 Bab. 05 Ajakan Mahesa
6 Bab.06 Menghilang
7 Bab. 07 Pergi Ke Kota
8 Bab. 08 Pergi Ke Istana Jin
9 Bab.09 Pernikahan Ghaib
10 Bab 10. Kantong Ajaib.
11 Chapter. 11. Melamar Kerja di restoran
12 Bab.12 Hari Pertama Bekerja
13 Bab. 13. Apakah itu...?
14 Bab.14. Pesugihan
15 Bab. 15. Hati - hati Bekerja di sini, Mbak!
16 Bab.16 Peraturan Aneh
17 Bab.17. Kesurupan
18 Bab. 18. Bingung
19 Bab.19. Keluar Malam
20 Bab.20. Mengintip Pak Karso
21 Bab. 21. Apa yang dilakukan Pak Karso?
22 Bab. 22. Pak Karso Pergi Ke Jawa
23 Bab. 23 Sasaran Target
24 Bab.24. Mimpi Dahlia
25 Bab. 25 Menyelamatkan Iteung
26 Bab. 26 Rendi Kecelakaan
27 Bab 27. Sahabat Yang Tidak Percaya
28 Bab. 28 Korban lain
29 Bab. 29. Pertanyaan Iteung
30 Ungkapan Cinta Rendi
31 Chapter.31 Hubungan yang Rumit
32 Bab. 32 Pingsan
33 Bab.33 Kembali ke Hutan Larangan
34 Bab. 34. Serangan Ghaib Sang Juru Kunci
35 Bab. 35. Kematian Enah
36 Bab. 36 Telepon Wak Emah
37 Bab. 37. Curhatan Mak Emah
38 Bab. 38 Pocong Enah
39 Bab.39 Permintaan Rendi
40 Bab.40. Kerisauan Lia
41 Bab. 41 Kematian Rendi
42 Bab.42 Di pecat
43 Bab.43. Memulai dari Awal
44 Bab. 44 Bertemu Teman Lama
45 Bab. 45. Rumah makan Pak Karso Kebakaran
46 Bab. 46. Akhir kisah Pak Karso
47 Bab.47. Mendapatkan Pekerjaan
48 Bab. 48. Perkenalan dengan Viktor
49 Bab. 49. Mimpi Buruk Iteung
50 Bab.50 Bayangan Hitam
51 Bab. 51. Pertarungan Sengit
52 Bab.52. Grab Khusus
53 Bab.53. Sundel Bolong
54 Bab. 54. Makan Di Restoran Mewah
55 Bab. 55. Kembali Melihat
56 Bab. 56 Cemas
57 Bab.57. Sebuah Rencana
58 Bab. 58. Jalan Pintas
59 Bab. 59. Mengobati Iteung
60 Bab. 60 Mencari Raga untuk Mahesa
61 Bab. 61. Kejujuran Mahesa
62 Bab. 62. Tak Ada Cara Lain
63 Bab.63. Makan Pizza
64 Bab 64. Perut Wong Ndeso
65 Cha.65. Makan di Restoran Mewah
66 Bab. 66. Penjelasan Mahesa
67 Bab. 67. Ada apa dengan Radit?
68 Bab. 68 Penganut Ilmu Hitam
69 Bab. 69. Cemas
70 Bab 70 Renggang
71 Bab.71. Rencana Yang Gagal
72 Bab.72 Dia Adalah Targetnya
73 Bab.73. Cerita Lia
74 Bab. 74. Hantu Perempuan.
75 Bab.75 Panggilan Rivan
76 Bab.76. Melihat Pertunjukan Seru?
77 Bab. 77 Ketahuan ...
78 Bab. 78. Penjelasan Mahesa
79 Bab. 79. Iteung dijodohkan dengan Wirayuda
80 Bab. 80. Putus
81 Bab.81. Lamaran Panglima Wirayuda
82 Bab. 82. Nyaris di Pecat...
83 Bab. 83. Kegilaan Radit
84 Bab.84. Di Hukum
85 Bab 85. Double Dates
86 Bab. 86. Iteung di Lamar Viktor.
87 Bab.87. Kemarahan Radit
88 Bab. 88. Rencana Rivan
89 Bab. 89. Serangan Ghaib
90 Bab 90. Penolakan Orang Tua Rivan.
91 Bab.91. Kesedihan Lia
92 Bab. 92. Kecemasan istrinya Ihsan
93 Bab. 93. Membeli Rumah Untuk Lia
94 Bab. 94. Kedatangan Mak Emah
95 Bab.95. Dendam Radit
96 Bab.96. Hadiah Rumah Mewah Dari Kekasih gaib.
97 Bab. 97. Restu Mak Emah
98 Bab. 98 Cinta Pria - Pria Bunian
99 Bab.99 Bertemu Orang tua Viktor
100 Bab. 100. Dendam Radit
101 Bab. 101. Teluh Tulang Pukang
102 Bab. 102. Teluh Yang Tak Sampai
103 Bab. 103. Keraguan Lia
104 Bab. 104. Diusir Dari Rumah
105 Chapter.105. Tinggal di rumah Viktor
106 Bab.106. Panggilan Lia
107 Bab.107. Pertanyaan Viktor
108 Bab.108. Terancam Batal
109 Bab.109. Rumah kita
110 Bab.110 Pindah Ke Rumah Baru
111 Bab.111. Di ikuti oleh Papa Rivan
112 Bab 112 Rencana Iteung
113 Bab.113 Pertemuan Rivan dan Kedua orang tua nya
114 Bab. 114. Ada apa dengan Iteung
115 Bab.115. Akhir Bahagia
Episodes

Updated 115 Episodes

1
BAB. 01 Pengikut Tak Kasat Mata
2
BAB. 02 Mimpi Yang Aneh
3
BAB. 03 Di Datangi Ular
4
Bab. 04 Kita Sudah Ditakdirkan Bertemu
5
Bab. 05 Ajakan Mahesa
6
Bab.06 Menghilang
7
Bab. 07 Pergi Ke Kota
8
Bab. 08 Pergi Ke Istana Jin
9
Bab.09 Pernikahan Ghaib
10
Bab 10. Kantong Ajaib.
11
Chapter. 11. Melamar Kerja di restoran
12
Bab.12 Hari Pertama Bekerja
13
Bab. 13. Apakah itu...?
14
Bab.14. Pesugihan
15
Bab. 15. Hati - hati Bekerja di sini, Mbak!
16
Bab.16 Peraturan Aneh
17
Bab.17. Kesurupan
18
Bab. 18. Bingung
19
Bab.19. Keluar Malam
20
Bab.20. Mengintip Pak Karso
21
Bab. 21. Apa yang dilakukan Pak Karso?
22
Bab. 22. Pak Karso Pergi Ke Jawa
23
Bab. 23 Sasaran Target
24
Bab.24. Mimpi Dahlia
25
Bab. 25 Menyelamatkan Iteung
26
Bab. 26 Rendi Kecelakaan
27
Bab 27. Sahabat Yang Tidak Percaya
28
Bab. 28 Korban lain
29
Bab. 29. Pertanyaan Iteung
30
Ungkapan Cinta Rendi
31
Chapter.31 Hubungan yang Rumit
32
Bab. 32 Pingsan
33
Bab.33 Kembali ke Hutan Larangan
34
Bab. 34. Serangan Ghaib Sang Juru Kunci
35
Bab. 35. Kematian Enah
36
Bab. 36 Telepon Wak Emah
37
Bab. 37. Curhatan Mak Emah
38
Bab. 38 Pocong Enah
39
Bab.39 Permintaan Rendi
40
Bab.40. Kerisauan Lia
41
Bab. 41 Kematian Rendi
42
Bab.42 Di pecat
43
Bab.43. Memulai dari Awal
44
Bab. 44 Bertemu Teman Lama
45
Bab. 45. Rumah makan Pak Karso Kebakaran
46
Bab. 46. Akhir kisah Pak Karso
47
Bab.47. Mendapatkan Pekerjaan
48
Bab. 48. Perkenalan dengan Viktor
49
Bab. 49. Mimpi Buruk Iteung
50
Bab.50 Bayangan Hitam
51
Bab. 51. Pertarungan Sengit
52
Bab.52. Grab Khusus
53
Bab.53. Sundel Bolong
54
Bab. 54. Makan Di Restoran Mewah
55
Bab. 55. Kembali Melihat
56
Bab. 56 Cemas
57
Bab.57. Sebuah Rencana
58
Bab. 58. Jalan Pintas
59
Bab. 59. Mengobati Iteung
60
Bab. 60 Mencari Raga untuk Mahesa
61
Bab. 61. Kejujuran Mahesa
62
Bab. 62. Tak Ada Cara Lain
63
Bab.63. Makan Pizza
64
Bab 64. Perut Wong Ndeso
65
Cha.65. Makan di Restoran Mewah
66
Bab. 66. Penjelasan Mahesa
67
Bab. 67. Ada apa dengan Radit?
68
Bab. 68 Penganut Ilmu Hitam
69
Bab. 69. Cemas
70
Bab 70 Renggang
71
Bab.71. Rencana Yang Gagal
72
Bab.72 Dia Adalah Targetnya
73
Bab.73. Cerita Lia
74
Bab. 74. Hantu Perempuan.
75
Bab.75 Panggilan Rivan
76
Bab.76. Melihat Pertunjukan Seru?
77
Bab. 77 Ketahuan ...
78
Bab. 78. Penjelasan Mahesa
79
Bab. 79. Iteung dijodohkan dengan Wirayuda
80
Bab. 80. Putus
81
Bab.81. Lamaran Panglima Wirayuda
82
Bab. 82. Nyaris di Pecat...
83
Bab. 83. Kegilaan Radit
84
Bab.84. Di Hukum
85
Bab 85. Double Dates
86
Bab. 86. Iteung di Lamar Viktor.
87
Bab.87. Kemarahan Radit
88
Bab. 88. Rencana Rivan
89
Bab. 89. Serangan Ghaib
90
Bab 90. Penolakan Orang Tua Rivan.
91
Bab.91. Kesedihan Lia
92
Bab. 92. Kecemasan istrinya Ihsan
93
Bab. 93. Membeli Rumah Untuk Lia
94
Bab. 94. Kedatangan Mak Emah
95
Bab.95. Dendam Radit
96
Bab.96. Hadiah Rumah Mewah Dari Kekasih gaib.
97
Bab. 97. Restu Mak Emah
98
Bab. 98 Cinta Pria - Pria Bunian
99
Bab.99 Bertemu Orang tua Viktor
100
Bab. 100. Dendam Radit
101
Bab. 101. Teluh Tulang Pukang
102
Bab. 102. Teluh Yang Tak Sampai
103
Bab. 103. Keraguan Lia
104
Bab. 104. Diusir Dari Rumah
105
Chapter.105. Tinggal di rumah Viktor
106
Bab.106. Panggilan Lia
107
Bab.107. Pertanyaan Viktor
108
Bab.108. Terancam Batal
109
Bab.109. Rumah kita
110
Bab.110 Pindah Ke Rumah Baru
111
Bab.111. Di ikuti oleh Papa Rivan
112
Bab 112 Rencana Iteung
113
Bab.113 Pertemuan Rivan dan Kedua orang tua nya
114
Bab. 114. Ada apa dengan Iteung
115
Bab.115. Akhir Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!