Bab. 17 Azizah sudah lelah dan muak

"Astagfirullah Mas Raka....Rizky itu anak kamu, anak kandung kamu. Tega - tega nya kamu berkata seperti itu Mas. Di mana hati nurani kamu, di dalam sana anak kamu sekarat mas, dia membutuhkan darah mu. Ya Allah.. Ayah macam apa kamu mas !" sungguh Azizah sudah tidak bisa berkata apa - apa lagi saat ini. Sampai dia tidak sadar berbicara dengan nada tinggi tadi, hingga memicu beberapa orang yang berada di sana memperhatikan mereka.

Dengan nafas yang memburu, Azizah langsung menghapus air mata nya dengan kasar. Wanita itu menarik nafas nya dalam - dalam, memejamkan mata nya sebentar sambil beristighfar dalam hati nya guna mengurangi emosi yang sudah menguasai diri nya saat ini.

"Jadi kamu hanya mau mendonorkan darah kamu untuk Rizky jika aku menyerahkan seluruh harta yang aku terima iya Mas? Oke, aku penuhi keinginan kamu, demi Rizky jangan cuma harta kehilangan nyawa pun aku rela," Azizah menjeda ucapan nya dan menghela nafas nya kembali sebelum melanjutkan ucapan nya.

"Tapi setelah kamu mendonorkan darah mu pada Rizky, maka setelah itu juga jangan pernah ganggu kehidupan kami berdua," ucap Zizah dengan nada yang sangat dingin sekali.

"Tidak masalah, aku akan pastikan jika mas Raka tidak akan pernah mengganggu kehidupan kalian berdua. Lagi pula mas Raka saat ini sudah sangat bahagia dengan ku dan Saka. Jadi kamu tidak usah terlalu kepedean dan berpikir jika suatu saat nanti mas Raka akan mengganggu kalian. Kamu tidak ingin terjadi apa - apa dengan Rizky bukan maka sekarang kamu harus menghubungi Pak Bram, dan katakan pada dia jika kamu dengan ikhlas dan suka rela tanpa paksaan dari siapapun . Semakin cepat kamu menghubungi pak Bram dan mengatakan itu semua, maka semakin cepat anak mu tertolong," kata Rania panjang lebar.

Azizah yang sudah lelah dan tidak ingin berdebat apa pun dengan dua manusia toxic di depan nya itu, langsung merogoh ponsel nya dan menghubungi pak Bram. Tak perlu waktu yang lama sambungan telepon itu pun tersambung. Azizah pun mengatakan apa yang Rania bilang tadi ke pak Bram.

"Apa yang kalian inginkan sudah aku penuhi, sekarang giliran kamu mas untuk memenuhi janji kamu untuk menolong Rizky."

Tanpa banyak bicara Azizah berjalan ke arah ruangan di mana Rizky berada saat ini di ikuti oleh Raka. Laki - laki itu semenjak tadi hanya diam saja tidak berekspresi apa pun, entah apa yang ada di hati dan pikiran pria itu.

Sesampainya di ruang gawat darurat, Azizah langsung menemui perawat yang tadi meminta nya untuk mencari pendonor darah untuk sang putra. Setelah menyelesaikan beberapa prosedur akhir nya Raka pun mendonorkan darah nya untuk Rizky.

Azizah menunggu di luar ruangan tanpa ekspresi apa pun, tatapan nya lurus ke depan. Sesekali wanita itu menghapus air mata yang selalu lolos begitu saja di pipi nya. Dia menyesal sekali karena telah meninggalkan Rizky sendirian tadi.

"Harus nya bunda tidak meninggalkan kamu sendiri di sana sayang..."lirih Azizah.

Raka keluar dari ruangan dan melihat Azizah duduk sendirian. Dia menghela nafas dengan kasar dan menghampiri mantan istri nya itu.

"Aku sudah mendonorkan darah ku.."

Azizah mengangkat wajah nya dan mengangguk," terimakasih..." ucapan nya terdengar dingin sekali.

"Kamu tidak ingin melihat Rizky?"

Raka menggelengkan kepala nya," kepala ku pusing, jadi aku ingin cepat - cepat pulang. Ah iya, jika seluruh berkas pengalihan harta warisan itu sudah jadi maka aku akan menghubungimu."

"Terserah..."

Azizah langsung berlalu begitu saja dari hadapan mantan suami nya itu. Hati nya begitu hancur mendengar ucapan Raka tadi.

Sebegitu benci kah Raka dengan pernikahan nya dulu sehingga untuk sekedar melihat keadaan anak nya saja dia enggan. Azizah tidak bisa membayangkan seandainya Rizky tahu jika ayah nya sendiri tidak peduli padanya saat dia sekarat bagaimana perasaan nya pasti akan kecewa sekali.

Padahal selama ini Azizah tidak pernah berkata hal yang buruk tentang Raka pada sang anak. Dia justru selalu mengatakan hal - hal yang baik tentang mantan suami nya itu. Karena bagaimana pun Raka tetap ayah kandung dari anak nya. Jadi dia tidak ingin ada citra yang buruk di memori sang anak tentang sang ayah selama ini.

Bahkan dulu dia sampai rela berbohong pada anak nya jika Raka lah yang selalu membelikan semua mainan nya, membelikan pakaian bagus untuk nya padahal pada kenyataannya dia lah yang melakukan itu semua itu. Karena sejak awal memang Raka tidak ada sedikitpun memberikan perhatian nya pada sang anak. Dan di hari ini Azizah sudah bertekad untuk tidak akan melakukan hal itu lagi, dia akan membiarkan sang anak mengetahui sendiri kelakuan ayah kandung nya seperti apa nanti.

"Bagaimana keadaan anak saya dokter .." tanya Azizah saat sampai di depan ruangan gawat darurat itu. Kebetulan saat dia sampai di sana dokter baru saja keluar dari ruangan itu.

"Alhamdulillah keadaan pasien sudah stabil setelah mendapatkan donor darah yang tepat pada waktunya. Dan sekarang pasien sudah bisa di pindahkan ke ruang rawat ," ujar dokter itu.

"Alhamdulillah kalau gitu, terimakasih dokter atas bantuannya," ucap Azizah dengan begitu tulus. Ada rasa lega dari hati nya karena Rizky sudah melewati masa kritisnya. Walaupun ada drama yang lumayan menguras emosi tadi namun hal itu tidak membuat Azizah menyesal dengan keputusan yang sudah dia ambil tadi. Bagi nya Rizky adalah segalanya bagi nya, tak apa jika dia kehilangan harta yang terpenting dia masih bisa bersama anak semata wayangnya itu.

"Mari Bu, silahkan untuk mengurus segala administrasi untuk perawatan Rizky.." kata perawat.

"Ehm iya sus ..."

**

"Gas...kamu cari tahu semua informasi tentang Azizah sekarang juga. Saya butuh informasi itu secepatnya !"

"Baik pak..."

Saat kejadian perdebatan antara Azizah, Raka dan Rania tadi ada seseorang yang memperhatikan mereka dengan begitu intens. Bahkan orang itu beberapa kali mengepalkan kedua tangan nya dan mengeraskan rahang nya melihat kejadian itu.

**

Kantor pengacara Bramantyo,

"Anda sungguh luar biasa pak Abdillah. Semua dugaan anda ternyata benar ada nya dan terbukti semua nya. Baiklah seperti apa yang bapak dulu inginkan, maka saya akan melakukan hal terakhir yang sudah anda siapkan sebelum nya," ucap pak Bram sambil memandang foto almarhum Pak Abdillah.

"Mas Raka...kamu telah melakukan kesalahan yang besar dengan melakukan hal ini."

Saat Azizah menghubungi nya tadi sebenarnya Pak Bram sudah tahu kejadian yang sebenarnya, karena sesuai perintah dari almarhum pak Abdillah dulu, bahwa dia harus menempatkan orang - orang nya untuk memantau keadaan Azizah dan Rizky setelah wasiat itu dibacakan.

Dia juga sebenarnya sudah mengingatkan Raka berkali - kali ketika pria itu meminta bantuan nya untuk mengurus masalah perceraian nya dengan Azizah. Bahkan pak Bram sudah mengatakan jika apa yang Raka lakukan itu akan membawa laki - laki itu ke jurang penyesalan nanti nya. Namun sayang nya Raka sangat keras kepala sekali.

**

"Saya rasa kamu harus mengganti pakaian mu.." ucap seorang laki - laki dengan mengulurkan sebuah paper bag ke arah Azizah.

"Pak Abian..."

Terpopuler

Comments

epi Parhanah

epi Parhanah

amit" punya laki mokondo najis mugolajoh 🤮🤮

2025-03-02

2

Sunarmi Narmi

Sunarmi Narmi

Harusnya kmu bilang ke Pak Bram lewat belakang Azizah...biarin Raka beri darah toh buat anaknya..ngasih bulanan aja 500 rb harta jg diminta...licik ya kamu ikutan licik...

2025-03-07

0

Siti Mutrikah

Siti Mutrikah

kesabaranmu akan berbuah manis azizah

2025-03-08

0

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1 Terungkap semua nya
2 Bab. 2 Demi kebahagiaan mu
3 Bab. 3 Talak
4 Bab. 4 Status Baru
5 Bab. 5 Akhirnya pergi juga
6 Bab. 6 Sedikit berbeda
7 Bab. 7 Akta Cerai
8 Bab. 8 Dunia baru Azizah
9 Bab. 9 Ada aja ujian Azizah
10 Bab. 10 Murahan teriak Murahan
11 Bab. 11 Aunty Mochi ?
12 Bab. 12 Kangen mantan istri
13 Bab.13 Surat wasiat
14 Bab. 14 Abian Al Rafa Rajendra
15 Bab. 15 Rizky.....
16 Bab. 16 Butuh Darah
17 Bab. 17 Azizah sudah lelah dan muak
18 Bab. 18 Boleh kan bunda..
19 Bab. 19 Mulai berubah
20 Bab. 20 Curhatan Rizki
21 Bab. 21 Pesona Sang mantan
22 Bab. 22 Abian vs Damar
23 Bab 23. Kegalauan Abian
24 Bab 24. Selalu saja begitu
25 Bab. 25 Raka mulai berulah
26 Bab. 26 Sikap aneh Abian
27 Bab. 27 Curahan hati Rizky
28 Bab. 28 Kemarahan Abian
29 Bab. 29 Ulah Claudia
30 Bab. 30 Balasan untuk Claudia
31 Bab. 31 Masih Ulah Claudia
32 Bab. 32 Karma instan Claudia
33 Bab. 33 Beres juga masalah Claudia
34 Bab. 34 Habis Claudia terbit lah Raka
35 Bab. 35 Pengen ayah seperti Daddy nya Kai
36 Bab. 36 Puasa menahan Nafsu
37 Bab. 37 Saingan baru Abian
38 Bab. 38 Tamu tak di undang
39 Bab. 39 Permintaan gila seorang Raka
40 Bab. 40 Menikah lah dengan ku Azizah
41 Bab. 41 Abian or Damar ?
42 Bab. 42 Rania bikin ulah
43 Bab. 43 Rania lagi..Rania lagi
44 Bab. 44 Kelicikan Rania
45 Bab. 45 Ancaman Azizah
46 Bab. 46 Lamaran Abian kembali
47 Bab. 47 Ungkapan kebahagiaan Abian
48 Bab. 48 Sah
49 Bab. 49 Ginjal saya cocok Dok?
50 Bab. 50 Kemurkaan Raka pada Rania
51 Bab. 51 Sudah jatuh tertimpa tangga pula
52 Bab. 52 Misi pertama berhasil
53 Bab. 53 Berita duka
54 Bab. 54 Kedatangan Rania di pemakaman
55 Bab. 55 Talak Raka untuk Rania
56 Bab. 56 Raka masih terpuruk
57 Bab. 57 Saling ingat satu sama lain
58 Bab. 58 Suami aku..
59 Bab. 59 Ungkapan cinta Azizah
60 Bab. 60 Menuju ke .......
61 Bab. 61 Masih berusaha keras...
62 Bab. 62 Huh..hah...
63 Bab. 63 Pagi yang kesiangan
64 Bab. 64 Jalannya seperti kepiting
65 Bab. 65 Mulai bucin
66 Bab. 66 Drama baru Raka...
67 Bab. 67 Kena tipu
68 Bab. 68 Ada yang mau main - main rupanya
69 Bab. 69 Pelaku sudah ketemu
70 Bab. 70 Aku serahkan semua nya pada Suami aku
71 Bab. 71 Ternyata Kamu pelaku nya
72 Bab. 72 Ada yang malu - malu
73 Bab. 73 Claudia yang terlalu percaya diri
74 Bab. 74 Kekecewaan Rania
75 Bab. 75 Kurang cukup bukti
76 Bab. 76 Simbiosis mutualisme
77 Bab. 77 Perasaan aneh Abian
78 Bab. 78 Baterai full
79 Bab. 79 Dasar wanita gila !
80 Bab. 80 Abian kalang kabut
81 Bab. 81 Kembang tujuh rupa
82 Bab. 82 Raka & Claudia
83 Bab. 83 Pesona istri CEO
84 Bab. 84 Kepergian Raka
85 Bab. 85 Ragu - ragu
86 Bab. 86 Positif
87 Bab. 87 Es cekek
88 Bab. 88 Akhir nya dapat juga
89 Bab. 89 Bumil yang random
90 Bab. 90 Kabar terbaru Rania
91 Bab. 91 Romantisme Azizah dan Abian
92 Bab. 92 Kepergian Rania
93 Bab. 93 Surat wasiat Rania
94 Bab. 94 Kemuliaan Hati Azizah
95 Bab. 95 Rencana Tujuh bulanan
96 Bab. 96 Keusilan Almira
97 Bab. 97 Almira Vs Damar
98 Bab. 98 Abian mulai panik
99 Bab. 99 Alhamdulillah...
Episodes

Updated 99 Episodes

1
Bab. 1 Terungkap semua nya
2
Bab. 2 Demi kebahagiaan mu
3
Bab. 3 Talak
4
Bab. 4 Status Baru
5
Bab. 5 Akhirnya pergi juga
6
Bab. 6 Sedikit berbeda
7
Bab. 7 Akta Cerai
8
Bab. 8 Dunia baru Azizah
9
Bab. 9 Ada aja ujian Azizah
10
Bab. 10 Murahan teriak Murahan
11
Bab. 11 Aunty Mochi ?
12
Bab. 12 Kangen mantan istri
13
Bab.13 Surat wasiat
14
Bab. 14 Abian Al Rafa Rajendra
15
Bab. 15 Rizky.....
16
Bab. 16 Butuh Darah
17
Bab. 17 Azizah sudah lelah dan muak
18
Bab. 18 Boleh kan bunda..
19
Bab. 19 Mulai berubah
20
Bab. 20 Curhatan Rizki
21
Bab. 21 Pesona Sang mantan
22
Bab. 22 Abian vs Damar
23
Bab 23. Kegalauan Abian
24
Bab 24. Selalu saja begitu
25
Bab. 25 Raka mulai berulah
26
Bab. 26 Sikap aneh Abian
27
Bab. 27 Curahan hati Rizky
28
Bab. 28 Kemarahan Abian
29
Bab. 29 Ulah Claudia
30
Bab. 30 Balasan untuk Claudia
31
Bab. 31 Masih Ulah Claudia
32
Bab. 32 Karma instan Claudia
33
Bab. 33 Beres juga masalah Claudia
34
Bab. 34 Habis Claudia terbit lah Raka
35
Bab. 35 Pengen ayah seperti Daddy nya Kai
36
Bab. 36 Puasa menahan Nafsu
37
Bab. 37 Saingan baru Abian
38
Bab. 38 Tamu tak di undang
39
Bab. 39 Permintaan gila seorang Raka
40
Bab. 40 Menikah lah dengan ku Azizah
41
Bab. 41 Abian or Damar ?
42
Bab. 42 Rania bikin ulah
43
Bab. 43 Rania lagi..Rania lagi
44
Bab. 44 Kelicikan Rania
45
Bab. 45 Ancaman Azizah
46
Bab. 46 Lamaran Abian kembali
47
Bab. 47 Ungkapan kebahagiaan Abian
48
Bab. 48 Sah
49
Bab. 49 Ginjal saya cocok Dok?
50
Bab. 50 Kemurkaan Raka pada Rania
51
Bab. 51 Sudah jatuh tertimpa tangga pula
52
Bab. 52 Misi pertama berhasil
53
Bab. 53 Berita duka
54
Bab. 54 Kedatangan Rania di pemakaman
55
Bab. 55 Talak Raka untuk Rania
56
Bab. 56 Raka masih terpuruk
57
Bab. 57 Saling ingat satu sama lain
58
Bab. 58 Suami aku..
59
Bab. 59 Ungkapan cinta Azizah
60
Bab. 60 Menuju ke .......
61
Bab. 61 Masih berusaha keras...
62
Bab. 62 Huh..hah...
63
Bab. 63 Pagi yang kesiangan
64
Bab. 64 Jalannya seperti kepiting
65
Bab. 65 Mulai bucin
66
Bab. 66 Drama baru Raka...
67
Bab. 67 Kena tipu
68
Bab. 68 Ada yang mau main - main rupanya
69
Bab. 69 Pelaku sudah ketemu
70
Bab. 70 Aku serahkan semua nya pada Suami aku
71
Bab. 71 Ternyata Kamu pelaku nya
72
Bab. 72 Ada yang malu - malu
73
Bab. 73 Claudia yang terlalu percaya diri
74
Bab. 74 Kekecewaan Rania
75
Bab. 75 Kurang cukup bukti
76
Bab. 76 Simbiosis mutualisme
77
Bab. 77 Perasaan aneh Abian
78
Bab. 78 Baterai full
79
Bab. 79 Dasar wanita gila !
80
Bab. 80 Abian kalang kabut
81
Bab. 81 Kembang tujuh rupa
82
Bab. 82 Raka & Claudia
83
Bab. 83 Pesona istri CEO
84
Bab. 84 Kepergian Raka
85
Bab. 85 Ragu - ragu
86
Bab. 86 Positif
87
Bab. 87 Es cekek
88
Bab. 88 Akhir nya dapat juga
89
Bab. 89 Bumil yang random
90
Bab. 90 Kabar terbaru Rania
91
Bab. 91 Romantisme Azizah dan Abian
92
Bab. 92 Kepergian Rania
93
Bab. 93 Surat wasiat Rania
94
Bab. 94 Kemuliaan Hati Azizah
95
Bab. 95 Rencana Tujuh bulanan
96
Bab. 96 Keusilan Almira
97
Bab. 97 Almira Vs Damar
98
Bab. 98 Abian mulai panik
99
Bab. 99 Alhamdulillah...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!