Bab. 9 Ada aja ujian Azizah

Braak,

"Astaghfirullah..." Azizah terjengkit ketika mendengar ada seseorang yang menendang kursi di warung nya.

"Hei... Zizah, kamu itu kalau jualan yang bener dong, jangan main asal ngasih harga murah seperti itu. Kamu mau matiin pasaran gitu! Gara - gara kamu jualan nasi rames seharga sepuluh ribuan warung makan punya ku jadi sepi ! Kamu harus tanggung jawab pokok nya, gue ngga mau tahu kamu harus ikut berjualan dengan harga yang sama dengan ku !" Sewot seorang wanita paruh bayah yang bernama Tuti.

Wanita bertubuh gempal itu tiba - tiba datang ke warung Azizah dengan marah - marah. Dia mempunyai usaha yang sama seperti Azizah memiliki warung makan juga. Namun warung makan Bu Tuti cukup besar. Karena pelanggan dia tidak hanya dari kalangan mahasiswa saja melainkan sampai karyawan kantoran dan para tukang bangunan.

Letak warung makan Bu Tuti memang tidak jauh dari tempat Azizah, maka dari itu merasa tersaingi semenjak Azizah membuka usaha di bidang yang sama dengan nya itu. Terlebih yang warung makan milik Azizah selalu ramai setiap hari nya, jelas itu yang membuat wanita itu menjadi murka sekarang.

"Maaf ya Bu sebelumnya jika ibu merasa tidak nyaman dengan usaha saya ini. Tapi saya mematok harga segitu sudah saya perkirakan apa - apa nya sebelum nya. Dari segi apa pun jelas tetap berbeda Bu antara harga sepuluh ribu dari tempat saya dengan harga lima belas ribu di tempat ibu. Porsi makanan yang tersaji jelas sangat beda, ukuran lauk pun berbeda Bu. Karena sasaran konsumen saya itu kalangan mahasiswa maka nya saya berusaha menjual makanan yang sesuai dengan isi kantong para mahasiswa yang kost di lingkungan ini. Sedangkan di warung ibu jelas konsumen Nye kelas menengah ke atas dan menu yang di sajikan juga sesuai dengan harga yang ibu tentukan," Azizah berusaha menjelaskan konsep warung makan nya seperti apa pada Bu Tuti.

Namun yang nama nya penyakit iri hati ya tetep saja tidak akan mendengar segala penjelasan dari Azizah. Hati nya sudah tertutup oleh rasa iri dan dengki.

"Halah ..itu mah cuma akal - akalan kamu saja kan Zah, pokok nya aku ngga mau tahu ya, jika kamu tidak mengikuti apa yang aku inginkan maka kamu tutup warung makan kamu ini. Lagian kan aku duluan yang buka usaha makanan di lingkungan ini, jadi kamu sebagai junior harus manut ma yang senior."

"Ya ngga bisa gitu to Bu, kan selama ini aku ngga pernah merugikan ibu atau buat masalah dengan ibu. Kenapa ibu seenaknya sendiri bilang seperti itu."

"Oh jadi kamu ngga mau nurut sama aku, oke...jangan salahkan aku ya jika aku buat anarkis di warung ini!"

Tanpa babibu, Bu Tuti langsung melempar apa saja yang ada di hadapan nya, sayur, nasi , bahkan lauk yang baru saja di hidangkan oleh Azizah tak luput dari amukan Bu Tuti.

"Astagfirullah Bu, jangan seperti ini, tolong hentikan..Zizah mohon, semua nya bisa dibicarakan baik - baik Bu tidak seperti ini," ucap Azizah yang mulai panik. Wanita malang itu berusaha untuk mencegah apa yang Bu Tuti lakukan sekarang. Namun tenaga nya kalah kuat dengan wanita bertubuh gempal itu, bahkan tubuh Azizah sampai terpental dan kepala nya membentur sudut meja yang ada di warung nya itu saat dia berusaha manarik tangan Bu Tuti supaya tidak menjatuhkan etalase tempat nya menyimpan menu makanan yang dia jual.

"Ah....ya Allah..." Teriak Azizah saat kepala membentur sudut meja.

"Bunda....." Teriak Rizky yang melihat sang bunda sudah jatuh pinsan tidak sadarkan diri.

Bu Tuti yanh melihat keadaan Azizah yang seperti itu pun langsung panik, dan pergi begitu saja meninggalkan Azizah yang pinsan dan Rizky yang menangis kencang sambil menggoyangkan tubuh bundanya.

"Hiks...hiks... Bunda bangun..."

"Astagfirullah mba Zizah..."

Damar yang melihat Azizah pinsan dengan dahi berlumuran darah langsung mengangkat tubuh wanita itu ke dalam taksi on-line yang baru saja dia dan Galih tumpangi. Sedangkan Galih sendiri menenangkan Rizky yang sejak tadi menangis histeris melihat bunda nya pinsan.

Damar membawa Azizah ke rumah sakit yang tidak jauh dari lokasi kejadian, sebenarnya banyak pertandingan di otak mahasiswa semester lima itu setelah melihat keadaan warung Azizah yang berantakan seperti itu. Tapi semua dia urungkan, yang terpenting saat ini adalah Azizah segera ditangani.

Sesampainya di rumah sakit Azizah langsung ditangani oleh dokter di IGD. Damar sendiri menunggu Azizah di luar dengan penuh rasa khawatir.

"Ngapain kamu di sini," tanya seorang laki - laki dengan style kantoran.

Damar yang paham dengan suara itu hanya mencebikkan bibir nya," bukan urusan Lo.."

Laki laki yang masih menggunakan jas almamater kampus itu langsung pergi begitu saja meninggalkan laki - laki yang bertanya pada nya tadi.

"Pulang lah...jangan bertingkah seperti anak kecil kayak gini."

Langkah Damar terhenti sejenak, alih - alih menjawab pertanyaan laki - laki itu justru Damar tetap melanjutkan langkah kaki menuju ruangan IGD. Awal nya dia akan ke kantin sejenak sekedar membeli air mineral namun niat nya dia urungkan saat bertemu dengan laki - laki yang menegur nya tadi.

Sedangkan laki - laki berjas hitam itu pun hanya menggeleng kan kepala nya sambil menarik nafas dalam-dalam saat melihat Damar tetap berjalan meninggalkan nya," dasar anak keras kepala."

**

"Dok.. bagaimana keadaan Mba Zizah?" tanya Damar pada dokter yang menangani Azizah tadi.

"Alhamdulillah benturan di kepala nya tidak parah, namun tetap saja ada beberapa jahitan supaya luka nya cepat sembuh," jelas dokter wanita yang bertugas di IGD saat ini.

"Tadi mba Zizah sempat pinsan juga dok, apa itu tidak berbahaya untuk nya?"

"Pasien pinsan tadi karena efek syok saja, sekarang pasien sudah sadar dan pasien juga tidak perlu opname hanya butuh rawat jalan saja nanti untuk mengecek kondisi luka yang berada di kening nya. Ini ada resep obat yang harus mas nya tebus di apotik, jika obat ini sudah habis pasien harus kontrol lagi ya."

"Baik dok, terimakasih..kalau begitu saya permisi dulu.."

Selama Damar menebus obat di apotik, Azizah menunggu nya di kursi tunggu pasien. Jujur saat ini kepala Azizah sedikit pusing dan ngilu, badan nya juga terasa lemas.

"Azizah...."

Deg,

Mata Azizah yang sebelumnya terpejam pun akhir nya terbuka saat mendengar suara bariton yang sangat dia kenal.

"Mas Raka..." lirih Zizah

Ekor mata nya saat ini terpaku pada seorang bayi mungil yang berada di gendongan Raka. Ada rasa sesak yang menyeruak di dalam hati Azizah ketika melihat Raka menggendong seorang bayi. Dia sudah menebak jika bayi yang berada di gendongan Raka saat ini pasti anak nya dengan Rania.

"Eh....ada Azizah di sini?" ucap Rania yang baru saja muncul dari arah toilet. Wanita itu langsung bergelayut manja di lengan Raka dengan sesekali mengusap lembut pipi sang bayi.

Baru saja Raka mau menanyakan perihal Azizah yang berada di rumah sakit ini terlebih dia melihat kening Azizah yang terbalut kasa putih," Kamu nga...."

"Maaf mba lama ya nunggu nya, tadi antri banget mba..." ucap Damar tiba - tiba.

Atensi Raka dan Rania langsung tertuju pada sosok laki - laki tampan dan muda yang berada di samping Azizah saat ini. Rania langsung tersenyum smirk," wah..hebat kamu ya Zah, baru satu bulan cerai kamu sudah punya gebetan mana masih brondong pula, inget Zah...masa Iddah kamu belum selesai lho, gatel banget jadi perempuan!"

"Rania...."

Terpopuler

Comments

ken darsihk

ken darsihk

Eehhh Rania mak Lampir nggak punya harga diri 😠😠😠

2024-12-25

0

Nur Hidayah

Nur Hidayah

blm dpt karma mulutnya rania lemes bgt

2024-12-25

0

Siti Mutrikah

Siti Mutrikah

jaga tu mulut rania

2025-03-08

0

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1 Terungkap semua nya
2 Bab. 2 Demi kebahagiaan mu
3 Bab. 3 Talak
4 Bab. 4 Status Baru
5 Bab. 5 Akhirnya pergi juga
6 Bab. 6 Sedikit berbeda
7 Bab. 7 Akta Cerai
8 Bab. 8 Dunia baru Azizah
9 Bab. 9 Ada aja ujian Azizah
10 Bab. 10 Murahan teriak Murahan
11 Bab. 11 Aunty Mochi ?
12 Bab. 12 Kangen mantan istri
13 Bab.13 Surat wasiat
14 Bab. 14 Abian Al Rafa Rajendra
15 Bab. 15 Rizky.....
16 Bab. 16 Butuh Darah
17 Bab. 17 Azizah sudah lelah dan muak
18 Bab. 18 Boleh kan bunda..
19 Bab. 19 Mulai berubah
20 Bab. 20 Curhatan Rizki
21 Bab. 21 Pesona Sang mantan
22 Bab. 22 Abian vs Damar
23 Bab 23. Kegalauan Abian
24 Bab 24. Selalu saja begitu
25 Bab. 25 Raka mulai berulah
26 Bab. 26 Sikap aneh Abian
27 Bab. 27 Curahan hati Rizky
28 Bab. 28 Kemarahan Abian
29 Bab. 29 Ulah Claudia
30 Bab. 30 Balasan untuk Claudia
31 Bab. 31 Masih Ulah Claudia
32 Bab. 32 Karma instan Claudia
33 Bab. 33 Beres juga masalah Claudia
34 Bab. 34 Habis Claudia terbit lah Raka
35 Bab. 35 Pengen ayah seperti Daddy nya Kai
36 Bab. 36 Puasa menahan Nafsu
37 Bab. 37 Saingan baru Abian
38 Bab. 38 Tamu tak di undang
39 Bab. 39 Permintaan gila seorang Raka
40 Bab. 40 Menikah lah dengan ku Azizah
41 Bab. 41 Abian or Damar ?
42 Bab. 42 Rania bikin ulah
43 Bab. 43 Rania lagi..Rania lagi
44 Bab. 44 Kelicikan Rania
45 Bab. 45 Ancaman Azizah
46 Bab. 46 Lamaran Abian kembali
47 Bab. 47 Ungkapan kebahagiaan Abian
48 Bab. 48 Sah
49 Bab. 49 Ginjal saya cocok Dok?
50 Bab. 50 Kemurkaan Raka pada Rania
51 Bab. 51 Sudah jatuh tertimpa tangga pula
52 Bab. 52 Misi pertama berhasil
53 Bab. 53 Berita duka
54 Bab. 54 Kedatangan Rania di pemakaman
55 Bab. 55 Talak Raka untuk Rania
56 Bab. 56 Raka masih terpuruk
57 Bab. 57 Saling ingat satu sama lain
58 Bab. 58 Suami aku..
59 Bab. 59 Ungkapan cinta Azizah
60 Bab. 60 Menuju ke .......
61 Bab. 61 Masih berusaha keras...
62 Bab. 62 Huh..hah...
63 Bab. 63 Pagi yang kesiangan
64 Bab. 64 Jalannya seperti kepiting
65 Bab. 65 Mulai bucin
66 Bab. 66 Drama baru Raka...
67 Bab. 67 Kena tipu
68 Bab. 68 Ada yang mau main - main rupanya
69 Bab. 69 Pelaku sudah ketemu
70 Bab. 70 Aku serahkan semua nya pada Suami aku
71 Bab. 71 Ternyata Kamu pelaku nya
72 Bab. 72 Ada yang malu - malu
73 Bab. 73 Claudia yang terlalu percaya diri
74 Bab. 74 Kekecewaan Rania
75 Bab. 75 Kurang cukup bukti
76 Bab. 76 Simbiosis mutualisme
77 Bab. 77 Perasaan aneh Abian
78 Bab. 78 Baterai full
79 Bab. 79 Dasar wanita gila !
80 Bab. 80 Abian kalang kabut
81 Bab. 81 Kembang tujuh rupa
82 Bab. 82 Raka & Claudia
83 Bab. 83 Pesona istri CEO
84 Bab. 84 Kepergian Raka
85 Bab. 85 Ragu - ragu
86 Bab. 86 Positif
87 Bab. 87 Es cekek
88 Bab. 88 Akhir nya dapat juga
89 Bab. 89 Bumil yang random
90 Bab. 90 Kabar terbaru Rania
91 Bab. 91 Romantisme Azizah dan Abian
92 Bab. 92 Kepergian Rania
93 Bab. 93 Surat wasiat Rania
94 Bab. 94 Kemuliaan Hati Azizah
95 Bab. 95 Rencana Tujuh bulanan
96 Bab. 96 Keusilan Almira
97 Bab. 97 Almira Vs Damar
98 Bab. 98 Abian mulai panik
99 Bab. 99 Alhamdulillah...
Episodes

Updated 99 Episodes

1
Bab. 1 Terungkap semua nya
2
Bab. 2 Demi kebahagiaan mu
3
Bab. 3 Talak
4
Bab. 4 Status Baru
5
Bab. 5 Akhirnya pergi juga
6
Bab. 6 Sedikit berbeda
7
Bab. 7 Akta Cerai
8
Bab. 8 Dunia baru Azizah
9
Bab. 9 Ada aja ujian Azizah
10
Bab. 10 Murahan teriak Murahan
11
Bab. 11 Aunty Mochi ?
12
Bab. 12 Kangen mantan istri
13
Bab.13 Surat wasiat
14
Bab. 14 Abian Al Rafa Rajendra
15
Bab. 15 Rizky.....
16
Bab. 16 Butuh Darah
17
Bab. 17 Azizah sudah lelah dan muak
18
Bab. 18 Boleh kan bunda..
19
Bab. 19 Mulai berubah
20
Bab. 20 Curhatan Rizki
21
Bab. 21 Pesona Sang mantan
22
Bab. 22 Abian vs Damar
23
Bab 23. Kegalauan Abian
24
Bab 24. Selalu saja begitu
25
Bab. 25 Raka mulai berulah
26
Bab. 26 Sikap aneh Abian
27
Bab. 27 Curahan hati Rizky
28
Bab. 28 Kemarahan Abian
29
Bab. 29 Ulah Claudia
30
Bab. 30 Balasan untuk Claudia
31
Bab. 31 Masih Ulah Claudia
32
Bab. 32 Karma instan Claudia
33
Bab. 33 Beres juga masalah Claudia
34
Bab. 34 Habis Claudia terbit lah Raka
35
Bab. 35 Pengen ayah seperti Daddy nya Kai
36
Bab. 36 Puasa menahan Nafsu
37
Bab. 37 Saingan baru Abian
38
Bab. 38 Tamu tak di undang
39
Bab. 39 Permintaan gila seorang Raka
40
Bab. 40 Menikah lah dengan ku Azizah
41
Bab. 41 Abian or Damar ?
42
Bab. 42 Rania bikin ulah
43
Bab. 43 Rania lagi..Rania lagi
44
Bab. 44 Kelicikan Rania
45
Bab. 45 Ancaman Azizah
46
Bab. 46 Lamaran Abian kembali
47
Bab. 47 Ungkapan kebahagiaan Abian
48
Bab. 48 Sah
49
Bab. 49 Ginjal saya cocok Dok?
50
Bab. 50 Kemurkaan Raka pada Rania
51
Bab. 51 Sudah jatuh tertimpa tangga pula
52
Bab. 52 Misi pertama berhasil
53
Bab. 53 Berita duka
54
Bab. 54 Kedatangan Rania di pemakaman
55
Bab. 55 Talak Raka untuk Rania
56
Bab. 56 Raka masih terpuruk
57
Bab. 57 Saling ingat satu sama lain
58
Bab. 58 Suami aku..
59
Bab. 59 Ungkapan cinta Azizah
60
Bab. 60 Menuju ke .......
61
Bab. 61 Masih berusaha keras...
62
Bab. 62 Huh..hah...
63
Bab. 63 Pagi yang kesiangan
64
Bab. 64 Jalannya seperti kepiting
65
Bab. 65 Mulai bucin
66
Bab. 66 Drama baru Raka...
67
Bab. 67 Kena tipu
68
Bab. 68 Ada yang mau main - main rupanya
69
Bab. 69 Pelaku sudah ketemu
70
Bab. 70 Aku serahkan semua nya pada Suami aku
71
Bab. 71 Ternyata Kamu pelaku nya
72
Bab. 72 Ada yang malu - malu
73
Bab. 73 Claudia yang terlalu percaya diri
74
Bab. 74 Kekecewaan Rania
75
Bab. 75 Kurang cukup bukti
76
Bab. 76 Simbiosis mutualisme
77
Bab. 77 Perasaan aneh Abian
78
Bab. 78 Baterai full
79
Bab. 79 Dasar wanita gila !
80
Bab. 80 Abian kalang kabut
81
Bab. 81 Kembang tujuh rupa
82
Bab. 82 Raka & Claudia
83
Bab. 83 Pesona istri CEO
84
Bab. 84 Kepergian Raka
85
Bab. 85 Ragu - ragu
86
Bab. 86 Positif
87
Bab. 87 Es cekek
88
Bab. 88 Akhir nya dapat juga
89
Bab. 89 Bumil yang random
90
Bab. 90 Kabar terbaru Rania
91
Bab. 91 Romantisme Azizah dan Abian
92
Bab. 92 Kepergian Rania
93
Bab. 93 Surat wasiat Rania
94
Bab. 94 Kemuliaan Hati Azizah
95
Bab. 95 Rencana Tujuh bulanan
96
Bab. 96 Keusilan Almira
97
Bab. 97 Almira Vs Damar
98
Bab. 98 Abian mulai panik
99
Bab. 99 Alhamdulillah...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!