Bab. 14 Abian Al Rafa Rajendra

Azizah berjalan dengan gontai setelah keluar dari ruangan Pak Bram. Karena ada beberapa berkas yang harus dia tandatangani tadi sehingga membuat wanita itu keluar belakangan dari ruangan Pak Bram. Kalau Raka dan Rania sudah keluar lebih awal tadi, terlebih tadi Rania sangat emosional sehingga membuat Raka segera membawa istri nya keluar dari pada nanti nya Rania membuat kekacauan di sana.

Sebenarnya tidak hanya Raka dan Rania saja yang terkejut dengan isi surat wasiat almarhum mertua nya itu, Azizah sendiri sampai detik ini masih tidak percaya dan menyangka jika hampir seluruh harta kekayaan almarhum mertua nya jatuh ke dia dan Rizky.

"Pah...Mah....Zizah justru takut jika apa yang kalian berikan pada Zizah kelak akan menjadi petaka untuk Zizah dan Rizky," gumam Azizah sambil menghela nafas.

Srek,

Tiba - tiba tangan Azizah di cekal kuat oleh Raka saat wanita itu baru saja tiba di parkiran.

"Ah...." desis Azizah karena cengkraman kuat Raka yang begitu terasa ngilu di pergelangan tangan nya.

"Dasar wanita licik kamu ya Zah, jadi ini tujuan asli mu menikah dengan ku hah ! menguasai seluruh harta kekayaan keluarga ku iya!" bentak Raka sambil mempererat cengkraman tangan nya.

"Lepas mas, kamu tidak ada hak lagi untuk menyentuh ku. Ingat kita bukan mahram lagi," ucap Azizah sambil berusaha untuk melepaskan cengkraman tangan Raka.

Bukan nya melepaskan cengkraman nya Raka justru memperkuat cengkraman nya sampai pergelangan tangan Azizah berubah menjadi merah. Tangan Raka yang satu nya lagi pun tidak tinggal diam, dia arahkan ke dagu sang mantan istri dan menekannya kuat.

"Ingat ya Zah, aku ngga akan tinggal diam dengan apa yang sudah kamu lakukan pada ku, ingat itu!"

Setelah mengatakan hal itu Raka langsung menghempaskan Azizah begitu kuat sehingga membuat tubuh ringkih Azizah terjatuh. Rania yang melihat itu semua hanya tersenyum sinis ke arah Azizah sebelum dia berlalu menyusul sang suami yang sudah pergi begitu saja.

Azizah memandang sendu ke arah dua orang yang paling toxic dalam kehidupan nya itu. Sedetik kemudian dia memejamkan mata nya sambil beristighfar guna meredam suasana hati nya yang sedikit bergeming tadi.

"Aku tidak melakukan apa pun mas.." gumam Azizah sambil berusaha untuk berdiri.

Saat Azizah sedang berusaha untuk berdiri tiba - tiba ada seorang laki - laki yang mengulurkan tangan nya hendak membantu Azizah berdiri.

"Anda tidak apa - apa nona.." ucap laki - laki itu sambil mengulurkan tangan nya.

Tanpa menatap wajah sang laki - laki itu Azizah berdiri sendiri dengan bantuan badan mobil yang kebetulan tidak jauh dari dia jatuh saat ini dan mengabaikan uluran tangan laki - laki itu.

"Saya tidak apa - apa ..."

"Dasar orang aneh...mau dibantu palah main pergi begitu saja," gumam laki - laki itu sambil melihat punggung Azizah yang berlalu pergi begitu saja dari hadapannya.

**

"Bunda....semoga saja dagangan kita hari ini laris manis lagi seperti kemarin," kata Rizky yang penuh semangat sambil membantu Azizah menata dagangan nya.

Setelah pulang dari kantor pak Bram, Azizah langsung menuju ke bazar, karena hari ini adalah hari terakhir acara tersebut maka wanita itu menyiapkan dagangannya dalam porsi yang lebih banyak lagi. Dan benar saja baru saja Azizah menyiapkan dagangannya stand dia langsung di serbu oleh para pembeli.

Tidak sampai dua jam jualan Azizah sudah ludes terjual semua nya sehingga membuat seorang anak kecil harus menelan kekecewaan.

"Aunty....mochi nya sudah habis ya?" tanya bocah laki - laki blasteran indo-arab yang tak lain adalah Kaivan.

"Eh...kamu bukannya yang kemarin ya?"

"Iya Aunty.." jawab bocah itu dengan senyum manis nya.

"Kamu mau minta mochi bunda ku lagi ya?" kali ini Rizky yang bertanya pada bocah yang usia nya sama dengan nya itu.

"Ngga...kali ini aku bawa uang kok, jadi aku mau beli mochi nya aunty. Tapi sayang mochi nya palah sudah habis."

"Oh....kirain kamu minta gratisan lagi."

"Rizky...ngga boleh bilang seperti itu, ngga baik sayang..." tegur Azizah dengan begitu lembut.

"Ehm...iya maaf bunda.."

Azizah tersenyum sambil mengusap rambut sang anak. Kemudian dia berjongkok menyamakan tinggi nya dengan Kaivan.

"Maaf ya anak ganteng, mochi nya sudah habis.."

"Yah...padahal Kai udah bawa uang banyak lho untuk beli Mochi nya Aunty."

"Tapi sayang nya mochi aunty sudah habis sayang, gimana dong...ehm, kalau ngga kamu beli mochi di stand yang lain saja ya?"

"Ngga mau Kai mau nya mochi aunty saja. Ngga mau yang lain, soal nya mochi nya aunty enak banget terus aunty nya juga cantik.."

"Eh..." Azizah sedikit kaget saat bocah kecil itu mengatakan hal seperti itu.

Hmmm

"Maaf mba jika anak saya kurang sopan," ucap seorang laki - laki yang tiba - tiba berdiri di belakang Kaivan.

Azizah yang mendengar suara bariton khas laki - laki dewasa itu, langsung mendongakkan wajah nya.

Deg,

"Bukankah dia wanita yang aku temui di parkiran tadi," batin laki - laki itu yang tak lain adalah Daddy nya Kaivan yang bernama Abian Al Rafa Rajendra.

Azizah tersenyum tipis ke arah laki - laki berusia tiga puluh tahun itu," tidak apa - apa pak, nama nya juga anak kecil. Tapi maaf sepertinya anak bapak tidak bisa menikmati Mochi nya karena jualan saya sudah habis sejak tadi."

Abian hanya mengangguk sebagai tanda kalau dia mengerti dengan apa yang Azizah maksud. Namun ada hal yang mengganjal di hati nya, kenapa wanita yang berada di depan nya itu tidak mengenal nya padahal mereka kan baru saja bertemu sekitar tiga jam yang lalu.

"Apa dia tidak mengenali ku?" tanya Abian pada diri nya sendiri di dalam hati.

"Dad...."

"Eh iya ada apa boy..."

"Kai pengen makan Mochi..." rengek bocah tiga tahun itu.

"Ya sudah kita beli mochi di tempat lain saja ya, di sini sudah habis terjual semua nya sayang. Tadi Daddy sempat lihat kalau di sana ada stand yang menjual mochi beraneka rasa juga."

"No...Kai tidak mau makan mochi selain buatan aunty mochi ini," sungut Kai. Tak lupa bibir anak itu sudah mengerucut khas anak kecil yang sedang ngambek.

Abian merasa bingung, jika anak nya sudah seperti itu bakal susah untuk membujuk nya. Orang yang biasa membujuk anak nya jika sedang tantrum entah dimana sekarang.

Azizah yang merasa iba melihat Abian kesusahan untuk merayu Kaivan akhir nya membuka suara nya," ehm...begini saja pak, bagaimana jika saya buatkan Mochi nya. Kebetulan di rumah masih ada bahan untuk membuat mochi nya. Dan kebetulan juga rumah saya tidak berada di belakang kampus ini. Setelah mochi nya jadi nanti saya antar ke sini lagi," tawar Azizah yang langsung membuat wajah Kaivan sumringah.

"Kai ikut aunty buat ya..ma Daddy juga.."

"Eh...."

Terpopuler

Comments

Siti Mutrikah

Siti Mutrikah

bersakit sakit dahulu lah azizah ntar tinggal bahagianya

2025-03-08

1

ken darsihk

ken darsihk

Aunty mochi mungkin ini jodoh mu sesungguhnya

2024-12-28

0

Konny Rianty

Konny Rianty

iyaaa thorrr" jodohin azizah dgn daddy nya kai, biar nyesel tuhh raka..

2024-12-10

1

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1 Terungkap semua nya
2 Bab. 2 Demi kebahagiaan mu
3 Bab. 3 Talak
4 Bab. 4 Status Baru
5 Bab. 5 Akhirnya pergi juga
6 Bab. 6 Sedikit berbeda
7 Bab. 7 Akta Cerai
8 Bab. 8 Dunia baru Azizah
9 Bab. 9 Ada aja ujian Azizah
10 Bab. 10 Murahan teriak Murahan
11 Bab. 11 Aunty Mochi ?
12 Bab. 12 Kangen mantan istri
13 Bab.13 Surat wasiat
14 Bab. 14 Abian Al Rafa Rajendra
15 Bab. 15 Rizky.....
16 Bab. 16 Butuh Darah
17 Bab. 17 Azizah sudah lelah dan muak
18 Bab. 18 Boleh kan bunda..
19 Bab. 19 Mulai berubah
20 Bab. 20 Curhatan Rizki
21 Bab. 21 Pesona Sang mantan
22 Bab. 22 Abian vs Damar
23 Bab 23. Kegalauan Abian
24 Bab 24. Selalu saja begitu
25 Bab. 25 Raka mulai berulah
26 Bab. 26 Sikap aneh Abian
27 Bab. 27 Curahan hati Rizky
28 Bab. 28 Kemarahan Abian
29 Bab. 29 Ulah Claudia
30 Bab. 30 Balasan untuk Claudia
31 Bab. 31 Masih Ulah Claudia
32 Bab. 32 Karma instan Claudia
33 Bab. 33 Beres juga masalah Claudia
34 Bab. 34 Habis Claudia terbit lah Raka
35 Bab. 35 Pengen ayah seperti Daddy nya Kai
36 Bab. 36 Puasa menahan Nafsu
37 Bab. 37 Saingan baru Abian
38 Bab. 38 Tamu tak di undang
39 Bab. 39 Permintaan gila seorang Raka
40 Bab. 40 Menikah lah dengan ku Azizah
41 Bab. 41 Abian or Damar ?
42 Bab. 42 Rania bikin ulah
43 Bab. 43 Rania lagi..Rania lagi
44 Bab. 44 Kelicikan Rania
45 Bab. 45 Ancaman Azizah
46 Bab. 46 Lamaran Abian kembali
47 Bab. 47 Ungkapan kebahagiaan Abian
48 Bab. 48 Sah
49 Bab. 49 Ginjal saya cocok Dok?
50 Bab. 50 Kemurkaan Raka pada Rania
51 Bab. 51 Sudah jatuh tertimpa tangga pula
52 Bab. 52 Misi pertama berhasil
53 Bab. 53 Berita duka
54 Bab. 54 Kedatangan Rania di pemakaman
55 Bab. 55 Talak Raka untuk Rania
56 Bab. 56 Raka masih terpuruk
57 Bab. 57 Saling ingat satu sama lain
58 Bab. 58 Suami aku..
59 Bab. 59 Ungkapan cinta Azizah
60 Bab. 60 Menuju ke .......
61 Bab. 61 Masih berusaha keras...
62 Bab. 62 Huh..hah...
63 Bab. 63 Pagi yang kesiangan
64 Bab. 64 Jalannya seperti kepiting
65 Bab. 65 Mulai bucin
66 Bab. 66 Drama baru Raka...
67 Bab. 67 Kena tipu
68 Bab. 68 Ada yang mau main - main rupanya
69 Bab. 69 Pelaku sudah ketemu
70 Bab. 70 Aku serahkan semua nya pada Suami aku
71 Bab. 71 Ternyata Kamu pelaku nya
72 Bab. 72 Ada yang malu - malu
73 Bab. 73 Claudia yang terlalu percaya diri
74 Bab. 74 Kekecewaan Rania
75 Bab. 75 Kurang cukup bukti
76 Bab. 76 Simbiosis mutualisme
77 Bab. 77 Perasaan aneh Abian
78 Bab. 78 Baterai full
79 Bab. 79 Dasar wanita gila !
80 Bab. 80 Abian kalang kabut
81 Bab. 81 Kembang tujuh rupa
82 Bab. 82 Raka & Claudia
83 Bab. 83 Pesona istri CEO
84 Bab. 84 Kepergian Raka
85 Bab. 85 Ragu - ragu
86 Bab. 86 Positif
87 Bab. 87 Es cekek
88 Bab. 88 Akhir nya dapat juga
89 Bab. 89 Bumil yang random
90 Bab. 90 Kabar terbaru Rania
91 Bab. 91 Romantisme Azizah dan Abian
92 Bab. 92 Kepergian Rania
93 Bab. 93 Surat wasiat Rania
94 Bab. 94 Kemuliaan Hati Azizah
95 Bab. 95 Rencana Tujuh bulanan
96 Bab. 96 Keusilan Almira
97 Bab. 97 Almira Vs Damar
98 Bab. 98 Abian mulai panik
99 Bab. 99 Alhamdulillah...
Episodes

Updated 99 Episodes

1
Bab. 1 Terungkap semua nya
2
Bab. 2 Demi kebahagiaan mu
3
Bab. 3 Talak
4
Bab. 4 Status Baru
5
Bab. 5 Akhirnya pergi juga
6
Bab. 6 Sedikit berbeda
7
Bab. 7 Akta Cerai
8
Bab. 8 Dunia baru Azizah
9
Bab. 9 Ada aja ujian Azizah
10
Bab. 10 Murahan teriak Murahan
11
Bab. 11 Aunty Mochi ?
12
Bab. 12 Kangen mantan istri
13
Bab.13 Surat wasiat
14
Bab. 14 Abian Al Rafa Rajendra
15
Bab. 15 Rizky.....
16
Bab. 16 Butuh Darah
17
Bab. 17 Azizah sudah lelah dan muak
18
Bab. 18 Boleh kan bunda..
19
Bab. 19 Mulai berubah
20
Bab. 20 Curhatan Rizki
21
Bab. 21 Pesona Sang mantan
22
Bab. 22 Abian vs Damar
23
Bab 23. Kegalauan Abian
24
Bab 24. Selalu saja begitu
25
Bab. 25 Raka mulai berulah
26
Bab. 26 Sikap aneh Abian
27
Bab. 27 Curahan hati Rizky
28
Bab. 28 Kemarahan Abian
29
Bab. 29 Ulah Claudia
30
Bab. 30 Balasan untuk Claudia
31
Bab. 31 Masih Ulah Claudia
32
Bab. 32 Karma instan Claudia
33
Bab. 33 Beres juga masalah Claudia
34
Bab. 34 Habis Claudia terbit lah Raka
35
Bab. 35 Pengen ayah seperti Daddy nya Kai
36
Bab. 36 Puasa menahan Nafsu
37
Bab. 37 Saingan baru Abian
38
Bab. 38 Tamu tak di undang
39
Bab. 39 Permintaan gila seorang Raka
40
Bab. 40 Menikah lah dengan ku Azizah
41
Bab. 41 Abian or Damar ?
42
Bab. 42 Rania bikin ulah
43
Bab. 43 Rania lagi..Rania lagi
44
Bab. 44 Kelicikan Rania
45
Bab. 45 Ancaman Azizah
46
Bab. 46 Lamaran Abian kembali
47
Bab. 47 Ungkapan kebahagiaan Abian
48
Bab. 48 Sah
49
Bab. 49 Ginjal saya cocok Dok?
50
Bab. 50 Kemurkaan Raka pada Rania
51
Bab. 51 Sudah jatuh tertimpa tangga pula
52
Bab. 52 Misi pertama berhasil
53
Bab. 53 Berita duka
54
Bab. 54 Kedatangan Rania di pemakaman
55
Bab. 55 Talak Raka untuk Rania
56
Bab. 56 Raka masih terpuruk
57
Bab. 57 Saling ingat satu sama lain
58
Bab. 58 Suami aku..
59
Bab. 59 Ungkapan cinta Azizah
60
Bab. 60 Menuju ke .......
61
Bab. 61 Masih berusaha keras...
62
Bab. 62 Huh..hah...
63
Bab. 63 Pagi yang kesiangan
64
Bab. 64 Jalannya seperti kepiting
65
Bab. 65 Mulai bucin
66
Bab. 66 Drama baru Raka...
67
Bab. 67 Kena tipu
68
Bab. 68 Ada yang mau main - main rupanya
69
Bab. 69 Pelaku sudah ketemu
70
Bab. 70 Aku serahkan semua nya pada Suami aku
71
Bab. 71 Ternyata Kamu pelaku nya
72
Bab. 72 Ada yang malu - malu
73
Bab. 73 Claudia yang terlalu percaya diri
74
Bab. 74 Kekecewaan Rania
75
Bab. 75 Kurang cukup bukti
76
Bab. 76 Simbiosis mutualisme
77
Bab. 77 Perasaan aneh Abian
78
Bab. 78 Baterai full
79
Bab. 79 Dasar wanita gila !
80
Bab. 80 Abian kalang kabut
81
Bab. 81 Kembang tujuh rupa
82
Bab. 82 Raka & Claudia
83
Bab. 83 Pesona istri CEO
84
Bab. 84 Kepergian Raka
85
Bab. 85 Ragu - ragu
86
Bab. 86 Positif
87
Bab. 87 Es cekek
88
Bab. 88 Akhir nya dapat juga
89
Bab. 89 Bumil yang random
90
Bab. 90 Kabar terbaru Rania
91
Bab. 91 Romantisme Azizah dan Abian
92
Bab. 92 Kepergian Rania
93
Bab. 93 Surat wasiat Rania
94
Bab. 94 Kemuliaan Hati Azizah
95
Bab. 95 Rencana Tujuh bulanan
96
Bab. 96 Keusilan Almira
97
Bab. 97 Almira Vs Damar
98
Bab. 98 Abian mulai panik
99
Bab. 99 Alhamdulillah...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!