Bab. 12 Kangen mantan istri

Mata bulat Kaivan menatap deretan stand yang berjajar rapih di hadapan nya. Bocah gembul itu terlihat kebingungan.

"Kamu tadi bertemu dengan Aunty Mochi nya di mana sayang," tanya sang Daddy.

"Ehm...di mana ya?" lirih Kaivan yang masih terlihat kebingungan. Beberapa kali tangan nya menggaruk tengkuk kepalanya, sedangkan kedua mata nya melirik ke sana sini mencari keberadaan stand Azizah.

"Boy..."

"Kai lupa Dad, di mana tempat aunty mochi nya," bocah blasteran arab itu menundukkan kepala nya. Ada semburat kecewa di wajah tampan itu. Kai dan Daddy nya berniat untuk mengucapkan terimakasih dan membayar mochi yang Kaivan makan tadi.

Mereka berdua sudah tiga kali memutari area bazar itu namun tidak menemukan keberadaan Azizah.

Jelas saja Kaivan dan Daddy nya tidak menemukan Azizah, karena saat ini wanita itu sudah berada di kontrakan nya. Setelah kepergian Kaivan tadi ada mahasiswa yang memborong sisa mochi nya jadi dia bisa pulang lebih awal.

"Ya sudah besok kita ke sini untuk menemui penjual mochi itu lagi ya?"

"Aunty Mochi Daddy bukan penjual mochi."

"Iya sayang Aunty Mochi, Daddy salah sebut tadi."

Akhir nya kedua nya pun meninggalkan area bazar itu dan kembali ke ruangan sang Daddy nya.

**

Hari ini sungguh sangat melelahkan bagi Azizah dan Rizky. Namun di balik rasa lelah yang mereka berdua rasakan, ada rezeki yang luar biasa yang mereka peroleh. Semua dagangan Azizah laris manis tidak bersisa sama sekali. Penghasilan yang Azizah sangat di luar ekspektasi dia.

Sore ini Azizah berencana akan masak banyak, karena dia ingin memberikan sebagian masakan nya itu pada dua mahasiswa yang sudah membantu nya sebagai ucapan terimakasih. Dua mahasiswa itu siapa lagi kalau bukan Damar dan Galih.

"Semoga saja mereka berdua suka dengan masakan ku ini," ucap Azizah setelah menyelesaikan beberapa menu masakan rumahan yang sederhana yang dia masak sore ini.

Ada soup ayam, capcay dan ayam goreng ketiga menu ini yang sudah tertata di meja makan nya saat ini, sedangkan masakan untuk Damar dan Galih sudah tertata rapih di rantang. Tadi Azizah sudah menghubungi ke dua nya untuk ke rumah Azizah jika salah satu diantara mereka sudah ada yang pulang duluan.

*

"Mas...gimana sudah nemu apartemen yang sesuai dengan keinginan ku belum," cecar Rania ketika Raka baru sampai di rumah.

"Belum sayang...mas belum ada waktu untuk mengurus hal itu. Pekerjaan mas banyak banget akhir - akhir ini."

Rania langsung memberengut mendengar jawaban sang suami. " mas ini niat ngga sih beliin aku apartemen!"

"Iya sayang, tapi sabar ya nunggu kerjaan mas agak senggang dulu."

"Sabar..sabar..sabar...terus ! Kalau mas Raka ngga mau beliin aku apartemen bilang aja!"

"Bukan begitu sayang, membeli apartemen mewah seperti keinginan kamu itu kan butuh biaya yang banyak. Sedangkan kamu tahu sendiri perusahaan konsultan mas baru saja berkembang, mas harap kamu bisa mengerti."

"Itu terus yang selalu mas Raka katakan. Kan mas Raka sekarang sudah kembali menjadi hak waris keluarga mas Raka. Kenapa mas Raka tidak menjual salah satu aset keluarga mas aja sih. Aku rasa jika mas Raka menjual salah satu kebun teh yang ada di Bogor itu untuk membeli satu unit apartemen mewah yang aku ingin kan tidak akan ada masalah kan?"

Raka menghembuskan nafas nya dengan kasar, pikiran nya saat ini benar - benar sedang lelah sekali dengan begitu banyak nya deadline kerjaan yang harus dia kerjakan belakangan ini.

Tidak hanya pikiran dia yang lelah, badan dia juga terasa lelah sekali. Bagaimana tidak lelah semenjak Saka lahir dia setiap malam harus begadang mengurus anak nya. Jangan tanya peran Rania seperti apa setelah melahirkan, wanita itu seakan tidak ada beban sama sekali. Kerjaan nya tiap hari shopping, ke salon hangout bersama teman - teman nya untung saja Raka sudah menyewa ART jadi saat dia kerja Saka ada yang menjaga nya.

"Aku tidak bisa mengotak - atik harta peninggalan kedua orang tua ku sebelum pengacara Ayah membacakan surat wasiat. Dan tadi pak Bram menghubungi mas jika besok beliau menyuruh kita untuk datang ke kantor nya untuk mendengar surat wasiat yang ayah tinggalkan."

Mata Rania langsung berbinar mendengar apa yang suaminya ucap kan itu. Ini yang dia tunggu - tunggu selama ini. Menjadi istri sah Raka sudah dia rasakan saat ini, dan sekarang giliran dia menikmati seluruh kekayaannya keluarga Raka yang tidak terhitung nilai nya.

"Ya sudah mas, besok kita ke sana," ucap Rania dengan wajah sumringah.

Raka menganggukkan kepala nya sambil tersenyum manis ke arah sang istri yang saat ini berada di dalam pelukan nya.

"Sayang mas mau mandi dulu, kamu bisa siapkan air panas ngga."

Rania langsung melepaskan pelukan nya, wanita itu lansung mencebikkan bibir nya.

" Ngga usah manja deh...mas Raka kan bisa sih nyiapin air panas sendiri. Lihat nih aku tadi abis pasang nail art, nanti ngga cantik lagi kalau buat nyiapin air hangat untuk mas Raka. Lagian aku sudah ngantuk dan capek mas abis jalan - jalan tadi. Jadi aku mau tidur duluan, kalau mas Raka mau makan tinggal di angetin saja makanan nya. Tadi bibi sudah masak kesukaan mas Raka di lemari," ucap Rania dengan begitu entengnya. Bahkan wanita itu langsung melenggang pergi begitu saja meninggalkan suami nya.

"Astagfirullah...lama - lama aku semakin tidak mengenali kamu Rania. Kenapa setelah kita menjadi suami istri yang sah secara negara kamu palah berubah tidak seperti dulu lagi. Bahkan kamu tidak peduli dan perhatian pada Saka anak kita," gumam Raka dengan tatapan sendu memandang punggung istri nya yang lama - lama menghilang dari pandangan nya.

Lagi..lagi...dan lagi dia jadi teringat pada sang mantan istri nya dulu Azizah. Setiap pulang kerja dia langsung mendapatkan perhatian yang ekstra dari Azizah, air hangat sudah Azizah siapkan, pakaian ganti juga sudah tersedia di atas tempat tidur, makanan juga sudah tersaji di meja makan. Hal sekecil apa pun selalu tidak pernah Azizah lupakan jika itu berkaitan dengan Raka.

"Kenapa aku jadi merindukan Azizah ya... Astagfirullah, ngga...aku ngga boleh punya rasa rindu pada mantan istri ku. Aku harus menjaga perasaan Rania," ucap Raka sambil mengusap wajah nya dengan kasar.

Tidak ingin larut dalam pikiran yang tidak - tidak laki - laki itu langsung menuju ke kamar nya. Saat di kamar dia sudah menemukan Rania yang terlelap di atas kasur. Saja juga sudah tidur di box bayi nya, pasti ART nya yang menidurkan anak nya itu.

"Aku bukan Azizah mas, yang akan diam saja di perlakukan seperti pembantu mu, aku Rania Putri, yang tidak akan tinggal diam jika semua keinginan ku tidak kamu penuhi..." lirih Rania saat melihat sang suami sudah masuk ke dalam kamar mandi.

"Lihat saja nanti gimana aku akan mengendalikan mu mas Raka..."

Terpopuler

Comments

Akbar Razaq

Akbar Razaq

Kendalikan semampumu ,karena kendali Tuhan tak kan ada duanya.Harta bukqnlah segalanya bagi wanita solehah spt Azizah.Apalagi sdh dapat bahagia dr keluarga kecil.barunya nanti.Wuus...Raka.akan di anggap angin saja.

2025-02-11

1

Sunarmi Narmi

Sunarmi Narmi

Tuh Konsultan ngasih uang bulanan buat anak kandung 500 rb....../Hammer//Hammer//Hammer//Hammer//Hammer//Hammer//Hammer//Hammer//Hammer//Hammer//Hammer//Hammer//Hammer//Hammer/😡😡😡😡😡😡😡😡😡😡😡

2025-03-07

0

Hafifah Hafifah

Hafifah Hafifah

mimpi aja rania ku yakin tuh harta akan jatuh ke azizah dan anaknya

2025-01-04

2

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1 Terungkap semua nya
2 Bab. 2 Demi kebahagiaan mu
3 Bab. 3 Talak
4 Bab. 4 Status Baru
5 Bab. 5 Akhirnya pergi juga
6 Bab. 6 Sedikit berbeda
7 Bab. 7 Akta Cerai
8 Bab. 8 Dunia baru Azizah
9 Bab. 9 Ada aja ujian Azizah
10 Bab. 10 Murahan teriak Murahan
11 Bab. 11 Aunty Mochi ?
12 Bab. 12 Kangen mantan istri
13 Bab.13 Surat wasiat
14 Bab. 14 Abian Al Rafa Rajendra
15 Bab. 15 Rizky.....
16 Bab. 16 Butuh Darah
17 Bab. 17 Azizah sudah lelah dan muak
18 Bab. 18 Boleh kan bunda..
19 Bab. 19 Mulai berubah
20 Bab. 20 Curhatan Rizki
21 Bab. 21 Pesona Sang mantan
22 Bab. 22 Abian vs Damar
23 Bab 23. Kegalauan Abian
24 Bab 24. Selalu saja begitu
25 Bab. 25 Raka mulai berulah
26 Bab. 26 Sikap aneh Abian
27 Bab. 27 Curahan hati Rizky
28 Bab. 28 Kemarahan Abian
29 Bab. 29 Ulah Claudia
30 Bab. 30 Balasan untuk Claudia
31 Bab. 31 Masih Ulah Claudia
32 Bab. 32 Karma instan Claudia
33 Bab. 33 Beres juga masalah Claudia
34 Bab. 34 Habis Claudia terbit lah Raka
35 Bab. 35 Pengen ayah seperti Daddy nya Kai
36 Bab. 36 Puasa menahan Nafsu
37 Bab. 37 Saingan baru Abian
38 Bab. 38 Tamu tak di undang
39 Bab. 39 Permintaan gila seorang Raka
40 Bab. 40 Menikah lah dengan ku Azizah
41 Bab. 41 Abian or Damar ?
42 Bab. 42 Rania bikin ulah
43 Bab. 43 Rania lagi..Rania lagi
44 Bab. 44 Kelicikan Rania
45 Bab. 45 Ancaman Azizah
46 Bab. 46 Lamaran Abian kembali
47 Bab. 47 Ungkapan kebahagiaan Abian
48 Bab. 48 Sah
49 Bab. 49 Ginjal saya cocok Dok?
50 Bab. 50 Kemurkaan Raka pada Rania
51 Bab. 51 Sudah jatuh tertimpa tangga pula
52 Bab. 52 Misi pertama berhasil
53 Bab. 53 Berita duka
54 Bab. 54 Kedatangan Rania di pemakaman
55 Bab. 55 Talak Raka untuk Rania
56 Bab. 56 Raka masih terpuruk
57 Bab. 57 Saling ingat satu sama lain
58 Bab. 58 Suami aku..
59 Bab. 59 Ungkapan cinta Azizah
60 Bab. 60 Menuju ke .......
61 Bab. 61 Masih berusaha keras...
62 Bab. 62 Huh..hah...
63 Bab. 63 Pagi yang kesiangan
64 Bab. 64 Jalannya seperti kepiting
65 Bab. 65 Mulai bucin
66 Bab. 66 Drama baru Raka...
67 Bab. 67 Kena tipu
68 Bab. 68 Ada yang mau main - main rupanya
69 Bab. 69 Pelaku sudah ketemu
70 Bab. 70 Aku serahkan semua nya pada Suami aku
71 Bab. 71 Ternyata Kamu pelaku nya
72 Bab. 72 Ada yang malu - malu
73 Bab. 73 Claudia yang terlalu percaya diri
74 Bab. 74 Kekecewaan Rania
75 Bab. 75 Kurang cukup bukti
76 Bab. 76 Simbiosis mutualisme
77 Bab. 77 Perasaan aneh Abian
78 Bab. 78 Baterai full
79 Bab. 79 Dasar wanita gila !
80 Bab. 80 Abian kalang kabut
81 Bab. 81 Kembang tujuh rupa
82 Bab. 82 Raka & Claudia
83 Bab. 83 Pesona istri CEO
84 Bab. 84 Kepergian Raka
85 Bab. 85 Ragu - ragu
86 Bab. 86 Positif
87 Bab. 87 Es cekek
88 Bab. 88 Akhir nya dapat juga
89 Bab. 89 Bumil yang random
90 Bab. 90 Kabar terbaru Rania
91 Bab. 91 Romantisme Azizah dan Abian
92 Bab. 92 Kepergian Rania
93 Bab. 93 Surat wasiat Rania
94 Bab. 94 Kemuliaan Hati Azizah
95 Bab. 95 Rencana Tujuh bulanan
96 Bab. 96 Keusilan Almira
97 Bab. 97 Almira Vs Damar
98 Bab. 98 Abian mulai panik
99 Bab. 99 Alhamdulillah...
Episodes

Updated 99 Episodes

1
Bab. 1 Terungkap semua nya
2
Bab. 2 Demi kebahagiaan mu
3
Bab. 3 Talak
4
Bab. 4 Status Baru
5
Bab. 5 Akhirnya pergi juga
6
Bab. 6 Sedikit berbeda
7
Bab. 7 Akta Cerai
8
Bab. 8 Dunia baru Azizah
9
Bab. 9 Ada aja ujian Azizah
10
Bab. 10 Murahan teriak Murahan
11
Bab. 11 Aunty Mochi ?
12
Bab. 12 Kangen mantan istri
13
Bab.13 Surat wasiat
14
Bab. 14 Abian Al Rafa Rajendra
15
Bab. 15 Rizky.....
16
Bab. 16 Butuh Darah
17
Bab. 17 Azizah sudah lelah dan muak
18
Bab. 18 Boleh kan bunda..
19
Bab. 19 Mulai berubah
20
Bab. 20 Curhatan Rizki
21
Bab. 21 Pesona Sang mantan
22
Bab. 22 Abian vs Damar
23
Bab 23. Kegalauan Abian
24
Bab 24. Selalu saja begitu
25
Bab. 25 Raka mulai berulah
26
Bab. 26 Sikap aneh Abian
27
Bab. 27 Curahan hati Rizky
28
Bab. 28 Kemarahan Abian
29
Bab. 29 Ulah Claudia
30
Bab. 30 Balasan untuk Claudia
31
Bab. 31 Masih Ulah Claudia
32
Bab. 32 Karma instan Claudia
33
Bab. 33 Beres juga masalah Claudia
34
Bab. 34 Habis Claudia terbit lah Raka
35
Bab. 35 Pengen ayah seperti Daddy nya Kai
36
Bab. 36 Puasa menahan Nafsu
37
Bab. 37 Saingan baru Abian
38
Bab. 38 Tamu tak di undang
39
Bab. 39 Permintaan gila seorang Raka
40
Bab. 40 Menikah lah dengan ku Azizah
41
Bab. 41 Abian or Damar ?
42
Bab. 42 Rania bikin ulah
43
Bab. 43 Rania lagi..Rania lagi
44
Bab. 44 Kelicikan Rania
45
Bab. 45 Ancaman Azizah
46
Bab. 46 Lamaran Abian kembali
47
Bab. 47 Ungkapan kebahagiaan Abian
48
Bab. 48 Sah
49
Bab. 49 Ginjal saya cocok Dok?
50
Bab. 50 Kemurkaan Raka pada Rania
51
Bab. 51 Sudah jatuh tertimpa tangga pula
52
Bab. 52 Misi pertama berhasil
53
Bab. 53 Berita duka
54
Bab. 54 Kedatangan Rania di pemakaman
55
Bab. 55 Talak Raka untuk Rania
56
Bab. 56 Raka masih terpuruk
57
Bab. 57 Saling ingat satu sama lain
58
Bab. 58 Suami aku..
59
Bab. 59 Ungkapan cinta Azizah
60
Bab. 60 Menuju ke .......
61
Bab. 61 Masih berusaha keras...
62
Bab. 62 Huh..hah...
63
Bab. 63 Pagi yang kesiangan
64
Bab. 64 Jalannya seperti kepiting
65
Bab. 65 Mulai bucin
66
Bab. 66 Drama baru Raka...
67
Bab. 67 Kena tipu
68
Bab. 68 Ada yang mau main - main rupanya
69
Bab. 69 Pelaku sudah ketemu
70
Bab. 70 Aku serahkan semua nya pada Suami aku
71
Bab. 71 Ternyata Kamu pelaku nya
72
Bab. 72 Ada yang malu - malu
73
Bab. 73 Claudia yang terlalu percaya diri
74
Bab. 74 Kekecewaan Rania
75
Bab. 75 Kurang cukup bukti
76
Bab. 76 Simbiosis mutualisme
77
Bab. 77 Perasaan aneh Abian
78
Bab. 78 Baterai full
79
Bab. 79 Dasar wanita gila !
80
Bab. 80 Abian kalang kabut
81
Bab. 81 Kembang tujuh rupa
82
Bab. 82 Raka & Claudia
83
Bab. 83 Pesona istri CEO
84
Bab. 84 Kepergian Raka
85
Bab. 85 Ragu - ragu
86
Bab. 86 Positif
87
Bab. 87 Es cekek
88
Bab. 88 Akhir nya dapat juga
89
Bab. 89 Bumil yang random
90
Bab. 90 Kabar terbaru Rania
91
Bab. 91 Romantisme Azizah dan Abian
92
Bab. 92 Kepergian Rania
93
Bab. 93 Surat wasiat Rania
94
Bab. 94 Kemuliaan Hati Azizah
95
Bab. 95 Rencana Tujuh bulanan
96
Bab. 96 Keusilan Almira
97
Bab. 97 Almira Vs Damar
98
Bab. 98 Abian mulai panik
99
Bab. 99 Alhamdulillah...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!