Bab. 8 Dunia baru Azizah

"Mba Zizah kenapa ngga buka restoran saja, masakan mba Zizah enak banget lho ini. Pas di lidah kami, ya ngga bro..."

"Hu'um mba, mantap banget dah masakan mba Azizah ini."

"Pas di lidah kalian apa dompet kalian nih..." Ledek Azizah pada dua mahasiswa yang sedang menikmati makanan yang dia jual di depan kontrakan nya.

"Hehehe...dua - dua nya mba," jawab ke dua mahasiswa itu.

Azizah hanya menggelengkan kepala nya melihat kelakuan kedua mahasiswa yang berlangganan di warung makan kecil - kecilan nya itu.

"Siapa sih mas yang ngga pengen restoran atau warung makan yang besar, cuma hal itu hanya mimpi bagi saya. Secara untuk membuat semacam itu kan jelas perlu modal besar."

"Jangan pesimis dulu dong mba, kan kita ngga tahu nasib kita ke depan nya seperti apa. Siapa tahu suatu saat nanti mba Zizah dapat rezeky gede jadi bisa bangun restoran deh..." kata salah satu mahasiswa itu yang bernama Damar.

"Aamiin ya Allah..." Azizah hanya bisa mengaminkan apa yang Damar ucapkan tadi.

"Oh ya mba, maaf nih sebelumnya ya...selama aku makan di sini kok ngga pernah lihat suami mba Zizah ya? Emang suami mba di mana?" tanya Galih sahabat Damar .

"Saya janda mas.." jawab Zizah sambil membereskan piring kotor.

"Byurr...."

"Woy...pelan - pelan ngapa! Baju gue jadi kotor kan.." sungut Galih yang jengkel karena kemeja yang dia pakai terkena semburan air minum Damar.

"Sorry...sorry...gue ngga sengaja,hee.." kata Damar sambil nyengir.

Sambil bersungut-sungut Galih pun membersihkan kemeja nya dengan tisu yang Azizah berikan.

"Mba Zizah beneran jika mba Azizah ini seorang jendes?" Tanya Damar dengan begitu antusias.

"Iya mas bener saya janda anak satu, emang kenapa ada yang salah kalau saya janda?" ucap Azizah sambil menyipitkan mata nya.

Damar yang paham dengan ucapan Azizah pun merasa tidak enak. Dia tahu status janda itu sangat lah sensitif sekali. Banyak stigma negatif yang sering masyarakat berikan pada status itu.

"Ehm..bukan gitu maksud aku mba, maaf kalau ada kata - kata ku dan Galih yang membuat mba tersinggung. Cuma aku heran aja, spek bidadari surga seperti mba ini kok bisa ya jadi janda?"

Plak,

Saru pukulan mendarat di kepala Damar, pelaku nya siapa lagi kalau bukan Galih sang sahabat.

"Lo itu ngomong apaan sih, tuh lihat mba Azizah jadi sedih kan?"

"Apaan sih Lo main geplak kepala orang aja, di fitrahin nih kepala gue tahu! Ehm...mba Zizah janda cerai atau janda di tinggal mati?"

Plak,

Satu pukulan mendarat kembali di kepala Damar dan kalo ini Galih memukul nya sedikit keras sehingga membuat Damar sedikit mengerang karena lumayan membuat kepala nya pusing.

"Brengsek emang Lo Lih, sakit tahu kepala gue !"

"Lagian suruh siapa Lo jadi orang kepoan banget ma privasi orang. Lo mau gabung menjadi team emak - emak rempong komplek sebelah yang hobby nya ghibahin dan ngepoin orang?"

"Ya ngga lah, masak ganteng - ganteng seperti ini masuk dalam circle emak - emak komplek," gerutu Damar sambil mengusap - usap kepala nya.

Azizah hanya sejak tadi mendengar obrolan random kedua mahasiswa tengil itu hanya terkekeh kecil, sambil menggelengkan kepala nya dia pun akhir nya menjawab rasa penasaran kedua mahasiswa itu," saya janda cerai mas."

"Hah...janda cerai? Fix mantan suami mba Zizah pasti punya kelainan, wanita perfect seperti mba Zizah kok palah di buang seperti ini. Aku yakin suami mba Zizah pasti menyesal itu nanti," kali ini Galih yang berbicara.

Azizah hanya tersenyum tipis tanpa mau menanggapi ucapan Galih.

"Mas Raka mana ada menyesal, justru dia pasti sangat bahagia saat ini," batin Azizah.

"Hmm...Mba Zizah kan single nih, kita berdua juga single lho mba alias jomblo, gimana kalau Mba Zizah milih diantara kami berdua untuk di jadikan suami," goda Damar dengan menaikkan turunkan kedua alis nya.

"Sudah...sudah ..kalian ini belajar yang rajin biar cepat lulus jadi sarjana terus nyari kerja yang bener biar orang tua kalian bangga di kampung sana."

"Hehehe...becanda mba Zizah, biar hidup kita ngga kaku - kaku amat."

Azizah memang sudah terbiasa mendengar ledekan - ledekan seperti itu dari pelanggan warung makan nya, namun tidak ada satu pun yang Azizah masukin ke hati. Justru hal ini membuat hidup nya jadi lebih bewarna sekarang, karena kebanyakan para mahasiswa yang makan di sana sudah mengganggap Azizah seperti kakak nya sendiri.

**

"Sayang bangun...seperti nya Saka sudah haus ini, ayo di susui dulu," ucap Raka pelan sambil mengguncang bahu Rania yang masih terlelap tidur.

Saat ini mereka sudah kembali ke rumah nya, tidak memerlukan waktu yang lama untuk Rania menjalani perawatan pasca operasi Caesar kemarin. Sesuai keinginan Rania, dia menggunakan fasilitas yang paling terbaik di rumah sakit itu, bisa dikatakan sekelas artis jika melahirkan. Raka sendiri tidak mempermasalahkan nya, kebahagiaan Rania adalah prioritas utama bagi nya. Berbanding terbalik dengan Azizah dulu yang hanya melahirkan di sebuah klinik kandungan biasa dan itu pun Raka tidak berada di samping nya untuk menemani proses melahirkan secara normal, sungguh miris sekali.

"Apaan sih mas, ganggu orang tidur aja. Kan aku udah bilang, kalau Saka haus tinggal di kasih Sufor aja kan beres. Lagian ASI aku juga belum lancar keluar nya," jawab Rania tanpa membuka mata nya. Justru dia palah membalik kan badan nya membelakangi Raka yang sedang berusaha menenangkan baby Saka yang rewel di gendongan nya.

"Tapi sayang, sejak Saka lahir dia belum pernah minum ASI kamu lho. Dan gimana ASI kamu mau keluar dan lancar jika ngga pernah kamu coba untuk menyusui Saka. Atau jangan - jangan ini hanya alasan kamu saja, karena sebetulnya kamu tidak mau menyusui anak kita!"

Rania langsung menyingkap selimut nya dan menatap tajam ke arah Raka.

"Kalau iya kenapa mas! Aku ngga mau ya mas terbebani lagi dengan menyusui Saka, sudah cukup aku terbebani dengan mengandung dan melahirkan dia."

"Astagfirullah Rania...kamu sadar dengan apa yang kamu ucapkan barusan! Menyusui anak itu bukan beban justru ladang pahala bagi kamu sayang, dan sudah menjadi kodrat seorang wanita bukan mengandung serta menyusui,"Raka masih berusaha untuk berkata lembut pada istri nya sekalipun emosi sudah menguasai diri nya saat ini.

"Terserah mas Raka saja lah mau ngomong apa, yang jelas aku ngga mau menyusui Saka. Aku ngga mau kebebasan ku di batasi dengan aku harus menyusui Saka. Dan satu lagi aku ngga mau tubuh ideal ku ini berubah dengan aku menyusui. Hamil kemarin saja sudah membuat aku stres karena berar badan ku naik banyak," gerutu Rania sambil menarik selimutnya kembali.

"Buruan dibuatkan Sufor mas Saka nya, biar cepat diam ngga nangis terus. Berisik tahu..."

"Astagfirullah Rania...."geram Raka.

Baby Saka justru tambah kencang yang menangis, sehingga membuat Raka kualahan untuk menenangkan nya. Satu tangan nya di gunakan untuk membuat susu, sedangkan tangan satu nya lagi dia gunakan untuk menenangkan Saka.

"Sabar ya sayang... sebentar lagi susu nya jadi kok, cup.. cup..cup...anak papa yang ganteng."

Raka menghela nafas nya dalam - dalam sambil memandang wajah teduh sang anak yang sedang minum susu lewat dot.

"Kenapa aku jadi inget Azizah dan Rizky ya. Dulu aku tidak pernah melakukan hal seperti ini saat Rizky baru lahir, bahkan menyentuh Rizky pun aku sangatlah jarang."

Terpopuler

Comments

Sulfia Nuriawati

Sulfia Nuriawati

majan tucinta tolol mu, ortu pilih yg bgs d talak pilihan mu jg aneh kyk nya hamidun sm org lain lo jd pak sanggupdasar oon

2025-01-20

0

Hafifah Hafifah

Hafifah Hafifah

sekarang kamu malah dijadikan baby siter ama istri tercintamu itu

2025-01-04

2

Akbar Razaq

Akbar Razaq

Smoga saja itu bukan anaknya,biar tambah tamabah banyqk sesalnya.
Awass....jangan balikan lagi lo Zah 🤛🤛🤛🤛

2025-02-11

0

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1 Terungkap semua nya
2 Bab. 2 Demi kebahagiaan mu
3 Bab. 3 Talak
4 Bab. 4 Status Baru
5 Bab. 5 Akhirnya pergi juga
6 Bab. 6 Sedikit berbeda
7 Bab. 7 Akta Cerai
8 Bab. 8 Dunia baru Azizah
9 Bab. 9 Ada aja ujian Azizah
10 Bab. 10 Murahan teriak Murahan
11 Bab. 11 Aunty Mochi ?
12 Bab. 12 Kangen mantan istri
13 Bab.13 Surat wasiat
14 Bab. 14 Abian Al Rafa Rajendra
15 Bab. 15 Rizky.....
16 Bab. 16 Butuh Darah
17 Bab. 17 Azizah sudah lelah dan muak
18 Bab. 18 Boleh kan bunda..
19 Bab. 19 Mulai berubah
20 Bab. 20 Curhatan Rizki
21 Bab. 21 Pesona Sang mantan
22 Bab. 22 Abian vs Damar
23 Bab 23. Kegalauan Abian
24 Bab 24. Selalu saja begitu
25 Bab. 25 Raka mulai berulah
26 Bab. 26 Sikap aneh Abian
27 Bab. 27 Curahan hati Rizky
28 Bab. 28 Kemarahan Abian
29 Bab. 29 Ulah Claudia
30 Bab. 30 Balasan untuk Claudia
31 Bab. 31 Masih Ulah Claudia
32 Bab. 32 Karma instan Claudia
33 Bab. 33 Beres juga masalah Claudia
34 Bab. 34 Habis Claudia terbit lah Raka
35 Bab. 35 Pengen ayah seperti Daddy nya Kai
36 Bab. 36 Puasa menahan Nafsu
37 Bab. 37 Saingan baru Abian
38 Bab. 38 Tamu tak di undang
39 Bab. 39 Permintaan gila seorang Raka
40 Bab. 40 Menikah lah dengan ku Azizah
41 Bab. 41 Abian or Damar ?
42 Bab. 42 Rania bikin ulah
43 Bab. 43 Rania lagi..Rania lagi
44 Bab. 44 Kelicikan Rania
45 Bab. 45 Ancaman Azizah
46 Bab. 46 Lamaran Abian kembali
47 Bab. 47 Ungkapan kebahagiaan Abian
48 Bab. 48 Sah
49 Bab. 49 Ginjal saya cocok Dok?
50 Bab. 50 Kemurkaan Raka pada Rania
51 Bab. 51 Sudah jatuh tertimpa tangga pula
52 Bab. 52 Misi pertama berhasil
53 Bab. 53 Berita duka
54 Bab. 54 Kedatangan Rania di pemakaman
55 Bab. 55 Talak Raka untuk Rania
56 Bab. 56 Raka masih terpuruk
57 Bab. 57 Saling ingat satu sama lain
58 Bab. 58 Suami aku..
59 Bab. 59 Ungkapan cinta Azizah
60 Bab. 60 Menuju ke .......
61 Bab. 61 Masih berusaha keras...
62 Bab. 62 Huh..hah...
63 Bab. 63 Pagi yang kesiangan
64 Bab. 64 Jalannya seperti kepiting
65 Bab. 65 Mulai bucin
66 Bab. 66 Drama baru Raka...
67 Bab. 67 Kena tipu
68 Bab. 68 Ada yang mau main - main rupanya
69 Bab. 69 Pelaku sudah ketemu
70 Bab. 70 Aku serahkan semua nya pada Suami aku
71 Bab. 71 Ternyata Kamu pelaku nya
72 Bab. 72 Ada yang malu - malu
73 Bab. 73 Claudia yang terlalu percaya diri
74 Bab. 74 Kekecewaan Rania
75 Bab. 75 Kurang cukup bukti
76 Bab. 76 Simbiosis mutualisme
77 Bab. 77 Perasaan aneh Abian
78 Bab. 78 Baterai full
79 Bab. 79 Dasar wanita gila !
80 Bab. 80 Abian kalang kabut
81 Bab. 81 Kembang tujuh rupa
82 Bab. 82 Raka & Claudia
83 Bab. 83 Pesona istri CEO
84 Bab. 84 Kepergian Raka
85 Bab. 85 Ragu - ragu
86 Bab. 86 Positif
87 Bab. 87 Es cekek
88 Bab. 88 Akhir nya dapat juga
89 Bab. 89 Bumil yang random
90 Bab. 90 Kabar terbaru Rania
91 Bab. 91 Romantisme Azizah dan Abian
92 Bab. 92 Kepergian Rania
93 Bab. 93 Surat wasiat Rania
94 Bab. 94 Kemuliaan Hati Azizah
95 Bab. 95 Rencana Tujuh bulanan
96 Bab. 96 Keusilan Almira
97 Bab. 97 Almira Vs Damar
98 Bab. 98 Abian mulai panik
99 Bab. 99 Alhamdulillah...
Episodes

Updated 99 Episodes

1
Bab. 1 Terungkap semua nya
2
Bab. 2 Demi kebahagiaan mu
3
Bab. 3 Talak
4
Bab. 4 Status Baru
5
Bab. 5 Akhirnya pergi juga
6
Bab. 6 Sedikit berbeda
7
Bab. 7 Akta Cerai
8
Bab. 8 Dunia baru Azizah
9
Bab. 9 Ada aja ujian Azizah
10
Bab. 10 Murahan teriak Murahan
11
Bab. 11 Aunty Mochi ?
12
Bab. 12 Kangen mantan istri
13
Bab.13 Surat wasiat
14
Bab. 14 Abian Al Rafa Rajendra
15
Bab. 15 Rizky.....
16
Bab. 16 Butuh Darah
17
Bab. 17 Azizah sudah lelah dan muak
18
Bab. 18 Boleh kan bunda..
19
Bab. 19 Mulai berubah
20
Bab. 20 Curhatan Rizki
21
Bab. 21 Pesona Sang mantan
22
Bab. 22 Abian vs Damar
23
Bab 23. Kegalauan Abian
24
Bab 24. Selalu saja begitu
25
Bab. 25 Raka mulai berulah
26
Bab. 26 Sikap aneh Abian
27
Bab. 27 Curahan hati Rizky
28
Bab. 28 Kemarahan Abian
29
Bab. 29 Ulah Claudia
30
Bab. 30 Balasan untuk Claudia
31
Bab. 31 Masih Ulah Claudia
32
Bab. 32 Karma instan Claudia
33
Bab. 33 Beres juga masalah Claudia
34
Bab. 34 Habis Claudia terbit lah Raka
35
Bab. 35 Pengen ayah seperti Daddy nya Kai
36
Bab. 36 Puasa menahan Nafsu
37
Bab. 37 Saingan baru Abian
38
Bab. 38 Tamu tak di undang
39
Bab. 39 Permintaan gila seorang Raka
40
Bab. 40 Menikah lah dengan ku Azizah
41
Bab. 41 Abian or Damar ?
42
Bab. 42 Rania bikin ulah
43
Bab. 43 Rania lagi..Rania lagi
44
Bab. 44 Kelicikan Rania
45
Bab. 45 Ancaman Azizah
46
Bab. 46 Lamaran Abian kembali
47
Bab. 47 Ungkapan kebahagiaan Abian
48
Bab. 48 Sah
49
Bab. 49 Ginjal saya cocok Dok?
50
Bab. 50 Kemurkaan Raka pada Rania
51
Bab. 51 Sudah jatuh tertimpa tangga pula
52
Bab. 52 Misi pertama berhasil
53
Bab. 53 Berita duka
54
Bab. 54 Kedatangan Rania di pemakaman
55
Bab. 55 Talak Raka untuk Rania
56
Bab. 56 Raka masih terpuruk
57
Bab. 57 Saling ingat satu sama lain
58
Bab. 58 Suami aku..
59
Bab. 59 Ungkapan cinta Azizah
60
Bab. 60 Menuju ke .......
61
Bab. 61 Masih berusaha keras...
62
Bab. 62 Huh..hah...
63
Bab. 63 Pagi yang kesiangan
64
Bab. 64 Jalannya seperti kepiting
65
Bab. 65 Mulai bucin
66
Bab. 66 Drama baru Raka...
67
Bab. 67 Kena tipu
68
Bab. 68 Ada yang mau main - main rupanya
69
Bab. 69 Pelaku sudah ketemu
70
Bab. 70 Aku serahkan semua nya pada Suami aku
71
Bab. 71 Ternyata Kamu pelaku nya
72
Bab. 72 Ada yang malu - malu
73
Bab. 73 Claudia yang terlalu percaya diri
74
Bab. 74 Kekecewaan Rania
75
Bab. 75 Kurang cukup bukti
76
Bab. 76 Simbiosis mutualisme
77
Bab. 77 Perasaan aneh Abian
78
Bab. 78 Baterai full
79
Bab. 79 Dasar wanita gila !
80
Bab. 80 Abian kalang kabut
81
Bab. 81 Kembang tujuh rupa
82
Bab. 82 Raka & Claudia
83
Bab. 83 Pesona istri CEO
84
Bab. 84 Kepergian Raka
85
Bab. 85 Ragu - ragu
86
Bab. 86 Positif
87
Bab. 87 Es cekek
88
Bab. 88 Akhir nya dapat juga
89
Bab. 89 Bumil yang random
90
Bab. 90 Kabar terbaru Rania
91
Bab. 91 Romantisme Azizah dan Abian
92
Bab. 92 Kepergian Rania
93
Bab. 93 Surat wasiat Rania
94
Bab. 94 Kemuliaan Hati Azizah
95
Bab. 95 Rencana Tujuh bulanan
96
Bab. 96 Keusilan Almira
97
Bab. 97 Almira Vs Damar
98
Bab. 98 Abian mulai panik
99
Bab. 99 Alhamdulillah...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!