Bab. 19 Mulai berubah

Kini keadaan Rizky sudah berangsur - angsur membaik. Seluruh rangkaian pemeriksaan sudah dia lakukan dan hasil nya baik tidak ada hal yang berbahaya di kepala nya.

Bahkan siang ini sudah di izinkan untuk pulang, namun tetap saja dia harus kontrol ke rumah sakit kembali.

Rizky sendiri sudah tidak menanyakan tentang ayah nya lagi, karena Azizah sudah menjelaskan kepada Rizky tentang keadaan ayah nya saat ini seperti apa. Dan Alhamdulillah nya bocah tampan itu bisa mengerti. Sungguh Azizah sangat bersyukur sekali karena mempunyai seorang anak yang selalu mengerti dengan keadaan nya.

"Ya Allah...tabungan ku tinggal segini," lirih Azizah menatap buku rekening tabungan nya.

Wanita itu terlihat bingung, karena sisa uang tabungan nya sangat minim sekali, paling hanya cukup untuk biaya hidup dia dan Rizky satu Minggu ke depan. Walaupun kemarin dia memilih fasilitas kelas tiga saat perawatan Rizky, namun tetap saja dia harus mengeluarkan biaya yang cukup banyak untuk biaya ini itu nya, seperti CT SCAN, cek ini itu, biaya Rontgen dan lainnya. Untung saja biaya kontrakan rumah nya sudah dia bayar. Jadi saat ini Azizah hanya memikirkan untuk biaya modal berdagang lagi dan biaya hidup sehari - hari nya nanti.

Di saat Azizah sedang berpikir keras bagaimana cara nya mengolah keuangan nya yang sudah menipis, tiba - tiba terdengar suara ketukan pintu dari luar.

Tok,

Tok,

Tok,

"Assalamualaikum mba Azizah..."

"Waalaikumsalam...." Azizah langsung berjalan ke arah pintu depan untuk melihat siapa yang datang malam - malam ke rumah nya. Kalau di dengar dari suara nya bisa di pastikan jika yang datang adalah seorang wanita.

"Oh....Bu RT, silahkan masuk Bu..." sapa Azizah dengan ramah.

"Terimakasih mba Azizah. Seperti nya di teras saja ngga papa mba, palah adem.."

Azizah mengangguk dan mempersilakan wanita paruh baya itu untuk duduk di kursi kayu yang berada di teras Azizah.

"Jadi gini mba Azizah, maksud kedatangan saya ke sini mau minta bantuan mba Azizah untuk membuat kue buat acara pengajian rutinan ibu - ibu komplek sini. Kira - kita mba Azizah bisa tidak ya? Tidak banyak kok mba hanya seratus biji Snack box saja selama tiga hari. Isi satu Snack box nya saya minta ada tiga kue, satu buah dan satu air mineral gelas. Gimana mba Zizah, bisa kan?"

"MasyaAllah....bisa Bu," jawab Azizah dengan effort yang luar biasa sekali. Bagaimana tidak di saat dia sedang bingung dengan kondisi keuangan nya, tiba - tiba ada tawaran yang bagi nya sangat luar biasa ini.

"Alhamdulillah kalau mba Azizah bisa, ini daftar menu kue dan buah nya ya mba untuk tiga hari ke depan. Acara nya ba'da dhuhur mba, sekitar jam satu jadi saya minta Snack box nya sebelum jam segitu sudah berada di masjid Al ikhlas di ujung jalan komplek ya mba. Untuk harga per box nya berapa ya mba?"

"Untuk harga yang isi nya sesuai request ibu, per box nya sepuluh ribu Bu.."

" Oke kalau gitu mba, saya setuju dengan harga nya. Dan oh ya, ini sebagai DP nya, sisa nya nanti saya kasih kalau sudah selesai acara nya," kata Bu RT sambil menyerahkan sebuah amplop coklat yang lumayan tebal isinya.

"Terimakasih banyak Bu."

Setelah kepergian Bu RT Azizah tidak henti - henti nya mengucapkan rasa syukur.

Semenjak mendapat orderan dari Bu RT, pesanan Snack box Azizah mengalir deras, banyak ibu - ibu sekitar tempat tinggal nya yang memesan kue sama Azizah. The power of bibir emak - emak lebih tepat nya saat kumpul - kumpul ketika ada acara yang pasti akan kepo jika ada makanan yang enak. Karena bagi mereka kue buatan Azizah sangat enak dan higienis dengan harga yang sangat terjangkau pasti nya. Di tambah lagi Azizah selalu memberikan bonus kue yang lumayan banyak bagi yang memesan pada nya.

Sekarang Azizah juga tidak hanya menerima pesanan Snack box saja tapi dia juga menerima pesanan nasi kotak dengan beberapa menu pilihan yang sangat menarik pasti nya seperti ayam bakar, bebek bakar, ayam geprek, menu empat sehat lima sempurna atau menu sesuai request dari pembeli. Untuk masalah mochi dia masih tetap memproduksi bahkan mochi nya sudah masuk ke beberapa toko kue dan minimarket.

Azizah juga saat ini sudah mempunyai beberapa karyawan yang membantu nya. Dia memberdayakan beberapa mahasiswa yang sama - sama ngontrak di sekitar dia saat ini. Ya itung - itung membantu mereka untuk mendapatkan uang jajan lebih.

"Mir, untuk pesanan Bu Ida sudah siap kan, soal nya beliau baru saja menghubungi mba untuk memastikan jika pesanan dia di antar tepat waktu," tanya Azizah pada Mira salah satu mahasiswa yang menjadi karyawan nya.

"Alhamdulillah sudah mba, tinggal nunggu Galih dan Damar saja. Karena mereka berdua sejak tadi belum pulang mengantar pesanan di komplek sebelah. Mira sudah coba hubungi mereka tapi ngga ada balasan."

"Ehm ..ya sudah ngga papa, jangan hubungi mereka terus takut nya mereka sedang berada di jalan, nanti palah bahaya. Lagi pula masih ada waktu tiga puluh menit lagi kok."

"Iya mba.."

"Mas... ini bagaimana cerita nya kok bisa - bisa nya harta yang Azizah limpahkan ke kita tidak bisa kita terima !" protes Rania saat mendapati seluruh harta yang sudah Azizah berikan tidak bisa dia nikmati.

"Aku juga ngga tahu sayang, pak Bram hanya menyampaikan seperti itu tadi saat di telepon. Ini mas mau ke sana untuk mengkonfirmasi lagi tentang apa yang pak Bram ucapkan tadi."

"Ini bener - bener gila mas, pelet apa yang wanita itu pakai sehingga orang tua kamu lebih mempercayakan seluruh harta nya ke wanita itu dibandingkan pada mu mas yang anak kandung nya. Jangan - jangan kamu bukan anak kandung keluarga Abdillah lagi mas," ucap Rania sambil menyipitkan mata nya.

"Ngga usah ngaco kamu !"

"Bukti nya papa kamu lebih banyak ngasih ke Azizah dari pada kamu."

"Stop Rania, jangan ngomong omong kosong lagi, lama - lama aku bisa gila kalau dengerin semua omongan kamu. Lagi pula ini juga berawal dari kamu yang memberinya syarat pada Azizah untuk menukar seluruh harta yang dia punya demi aku bisa mendonorkan darah ku pada Rizky."

"Lho kok kamu palah nyalahin aku sih mas ! Jangan bilang kamu mengkhawatirkan anak itu ! "

"Emang salah kalau khawatir pada Rizky, bagaimana pun dia juga anak ku Rania, anak kandung ku, kamu harus ingat itu!"

Setelah mengatakan hal itu Raka langsung berlalu begitu saja dari hadapan Rania. Dia lebih memilih pergi dari pada harus meladeni omongan sang istri yang semakin hari semakin tidak bisa terkontrol.

Setiap hari pasti ada saja yang mereka ributkan, perkara Raka lupa menaruh handuk basah di kasur saja bisa menjadi pemicu keributan bagi mereka. Terkadang Raka merasa sangat lelah sekali menghadapi sikap Rania yang sungguh berbeda jauh dari Azizah. Saat bersama Azizah dulu jangan kan cuma menaruh handuk basah di kasur, saat Raka mengacak-acak seluruh isi lemari pakaian nya pun Azizah tidak pernah protes sama sekali. Dengan begitu sabar wanita itu membereskan semua nya.

"Mas Raka......!"

Terpopuler

Comments

ken darsihk

ken darsihk

Yah lo banding kan deh Raka
Batu berlian sama baru kali jelas lah beda 😅😅😅

2024-12-30

0

Siti Mutrikah

Siti Mutrikah

ketahuankan sekarang sifat belangnya si rania

2025-03-08

0

Aira Azzahra Humaira

Aira Azzahra Humaira

emang enak mkn tuh bini yg km cintai

2025-02-06

0

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1 Terungkap semua nya
2 Bab. 2 Demi kebahagiaan mu
3 Bab. 3 Talak
4 Bab. 4 Status Baru
5 Bab. 5 Akhirnya pergi juga
6 Bab. 6 Sedikit berbeda
7 Bab. 7 Akta Cerai
8 Bab. 8 Dunia baru Azizah
9 Bab. 9 Ada aja ujian Azizah
10 Bab. 10 Murahan teriak Murahan
11 Bab. 11 Aunty Mochi ?
12 Bab. 12 Kangen mantan istri
13 Bab.13 Surat wasiat
14 Bab. 14 Abian Al Rafa Rajendra
15 Bab. 15 Rizky.....
16 Bab. 16 Butuh Darah
17 Bab. 17 Azizah sudah lelah dan muak
18 Bab. 18 Boleh kan bunda..
19 Bab. 19 Mulai berubah
20 Bab. 20 Curhatan Rizki
21 Bab. 21 Pesona Sang mantan
22 Bab. 22 Abian vs Damar
23 Bab 23. Kegalauan Abian
24 Bab 24. Selalu saja begitu
25 Bab. 25 Raka mulai berulah
26 Bab. 26 Sikap aneh Abian
27 Bab. 27 Curahan hati Rizky
28 Bab. 28 Kemarahan Abian
29 Bab. 29 Ulah Claudia
30 Bab. 30 Balasan untuk Claudia
31 Bab. 31 Masih Ulah Claudia
32 Bab. 32 Karma instan Claudia
33 Bab. 33 Beres juga masalah Claudia
34 Bab. 34 Habis Claudia terbit lah Raka
35 Bab. 35 Pengen ayah seperti Daddy nya Kai
36 Bab. 36 Puasa menahan Nafsu
37 Bab. 37 Saingan baru Abian
38 Bab. 38 Tamu tak di undang
39 Bab. 39 Permintaan gila seorang Raka
40 Bab. 40 Menikah lah dengan ku Azizah
41 Bab. 41 Abian or Damar ?
42 Bab. 42 Rania bikin ulah
43 Bab. 43 Rania lagi..Rania lagi
44 Bab. 44 Kelicikan Rania
45 Bab. 45 Ancaman Azizah
46 Bab. 46 Lamaran Abian kembali
47 Bab. 47 Ungkapan kebahagiaan Abian
48 Bab. 48 Sah
49 Bab. 49 Ginjal saya cocok Dok?
50 Bab. 50 Kemurkaan Raka pada Rania
51 Bab. 51 Sudah jatuh tertimpa tangga pula
52 Bab. 52 Misi pertama berhasil
53 Bab. 53 Berita duka
54 Bab. 54 Kedatangan Rania di pemakaman
55 Bab. 55 Talak Raka untuk Rania
56 Bab. 56 Raka masih terpuruk
57 Bab. 57 Saling ingat satu sama lain
58 Bab. 58 Suami aku..
59 Bab. 59 Ungkapan cinta Azizah
60 Bab. 60 Menuju ke .......
61 Bab. 61 Masih berusaha keras...
62 Bab. 62 Huh..hah...
63 Bab. 63 Pagi yang kesiangan
64 Bab. 64 Jalannya seperti kepiting
65 Bab. 65 Mulai bucin
66 Bab. 66 Drama baru Raka...
67 Bab. 67 Kena tipu
68 Bab. 68 Ada yang mau main - main rupanya
69 Bab. 69 Pelaku sudah ketemu
70 Bab. 70 Aku serahkan semua nya pada Suami aku
71 Bab. 71 Ternyata Kamu pelaku nya
72 Bab. 72 Ada yang malu - malu
73 Bab. 73 Claudia yang terlalu percaya diri
74 Bab. 74 Kekecewaan Rania
75 Bab. 75 Kurang cukup bukti
76 Bab. 76 Simbiosis mutualisme
77 Bab. 77 Perasaan aneh Abian
78 Bab. 78 Baterai full
79 Bab. 79 Dasar wanita gila !
80 Bab. 80 Abian kalang kabut
81 Bab. 81 Kembang tujuh rupa
82 Bab. 82 Raka & Claudia
83 Bab. 83 Pesona istri CEO
84 Bab. 84 Kepergian Raka
85 Bab. 85 Ragu - ragu
86 Bab. 86 Positif
87 Bab. 87 Es cekek
88 Bab. 88 Akhir nya dapat juga
89 Bab. 89 Bumil yang random
90 Bab. 90 Kabar terbaru Rania
91 Bab. 91 Romantisme Azizah dan Abian
92 Bab. 92 Kepergian Rania
93 Bab. 93 Surat wasiat Rania
94 Bab. 94 Kemuliaan Hati Azizah
95 Bab. 95 Rencana Tujuh bulanan
96 Bab. 96 Keusilan Almira
97 Bab. 97 Almira Vs Damar
98 Bab. 98 Abian mulai panik
99 Bab. 99 Alhamdulillah...
Episodes

Updated 99 Episodes

1
Bab. 1 Terungkap semua nya
2
Bab. 2 Demi kebahagiaan mu
3
Bab. 3 Talak
4
Bab. 4 Status Baru
5
Bab. 5 Akhirnya pergi juga
6
Bab. 6 Sedikit berbeda
7
Bab. 7 Akta Cerai
8
Bab. 8 Dunia baru Azizah
9
Bab. 9 Ada aja ujian Azizah
10
Bab. 10 Murahan teriak Murahan
11
Bab. 11 Aunty Mochi ?
12
Bab. 12 Kangen mantan istri
13
Bab.13 Surat wasiat
14
Bab. 14 Abian Al Rafa Rajendra
15
Bab. 15 Rizky.....
16
Bab. 16 Butuh Darah
17
Bab. 17 Azizah sudah lelah dan muak
18
Bab. 18 Boleh kan bunda..
19
Bab. 19 Mulai berubah
20
Bab. 20 Curhatan Rizki
21
Bab. 21 Pesona Sang mantan
22
Bab. 22 Abian vs Damar
23
Bab 23. Kegalauan Abian
24
Bab 24. Selalu saja begitu
25
Bab. 25 Raka mulai berulah
26
Bab. 26 Sikap aneh Abian
27
Bab. 27 Curahan hati Rizky
28
Bab. 28 Kemarahan Abian
29
Bab. 29 Ulah Claudia
30
Bab. 30 Balasan untuk Claudia
31
Bab. 31 Masih Ulah Claudia
32
Bab. 32 Karma instan Claudia
33
Bab. 33 Beres juga masalah Claudia
34
Bab. 34 Habis Claudia terbit lah Raka
35
Bab. 35 Pengen ayah seperti Daddy nya Kai
36
Bab. 36 Puasa menahan Nafsu
37
Bab. 37 Saingan baru Abian
38
Bab. 38 Tamu tak di undang
39
Bab. 39 Permintaan gila seorang Raka
40
Bab. 40 Menikah lah dengan ku Azizah
41
Bab. 41 Abian or Damar ?
42
Bab. 42 Rania bikin ulah
43
Bab. 43 Rania lagi..Rania lagi
44
Bab. 44 Kelicikan Rania
45
Bab. 45 Ancaman Azizah
46
Bab. 46 Lamaran Abian kembali
47
Bab. 47 Ungkapan kebahagiaan Abian
48
Bab. 48 Sah
49
Bab. 49 Ginjal saya cocok Dok?
50
Bab. 50 Kemurkaan Raka pada Rania
51
Bab. 51 Sudah jatuh tertimpa tangga pula
52
Bab. 52 Misi pertama berhasil
53
Bab. 53 Berita duka
54
Bab. 54 Kedatangan Rania di pemakaman
55
Bab. 55 Talak Raka untuk Rania
56
Bab. 56 Raka masih terpuruk
57
Bab. 57 Saling ingat satu sama lain
58
Bab. 58 Suami aku..
59
Bab. 59 Ungkapan cinta Azizah
60
Bab. 60 Menuju ke .......
61
Bab. 61 Masih berusaha keras...
62
Bab. 62 Huh..hah...
63
Bab. 63 Pagi yang kesiangan
64
Bab. 64 Jalannya seperti kepiting
65
Bab. 65 Mulai bucin
66
Bab. 66 Drama baru Raka...
67
Bab. 67 Kena tipu
68
Bab. 68 Ada yang mau main - main rupanya
69
Bab. 69 Pelaku sudah ketemu
70
Bab. 70 Aku serahkan semua nya pada Suami aku
71
Bab. 71 Ternyata Kamu pelaku nya
72
Bab. 72 Ada yang malu - malu
73
Bab. 73 Claudia yang terlalu percaya diri
74
Bab. 74 Kekecewaan Rania
75
Bab. 75 Kurang cukup bukti
76
Bab. 76 Simbiosis mutualisme
77
Bab. 77 Perasaan aneh Abian
78
Bab. 78 Baterai full
79
Bab. 79 Dasar wanita gila !
80
Bab. 80 Abian kalang kabut
81
Bab. 81 Kembang tujuh rupa
82
Bab. 82 Raka & Claudia
83
Bab. 83 Pesona istri CEO
84
Bab. 84 Kepergian Raka
85
Bab. 85 Ragu - ragu
86
Bab. 86 Positif
87
Bab. 87 Es cekek
88
Bab. 88 Akhir nya dapat juga
89
Bab. 89 Bumil yang random
90
Bab. 90 Kabar terbaru Rania
91
Bab. 91 Romantisme Azizah dan Abian
92
Bab. 92 Kepergian Rania
93
Bab. 93 Surat wasiat Rania
94
Bab. 94 Kemuliaan Hati Azizah
95
Bab. 95 Rencana Tujuh bulanan
96
Bab. 96 Keusilan Almira
97
Bab. 97 Almira Vs Damar
98
Bab. 98 Abian mulai panik
99
Bab. 99 Alhamdulillah...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!