Bab. 18 Boleh kan bunda..

"Terimakasih pak untuk pakaian nya," ucap Zizah canggung.

Sebenarnya dia merasa tidak enak harus menerima pemberian dari Abian tadi. Namun dia tidak ada pilihan lain. Dia tidak mungkin pulang untuk berganti pakaian saat ini dengan meninggalkan Rizky sendirian di rumah sakit. Jadi mau tidak mau Azizah pun menerima bantuan dari Abian.

"Hemm...oh ya ini ada makanan buat kamu, saya tidak tahu kamu suka atau tidak dengan makanan yang asisten saya beli tadi," Abian menyerahkan sebuah paper bag kembali kepada Azizah namun kali ini berisi sebuah nasi kotak lengkap dengan air mineral dan satu cup tea hangat.

Azizah meraih paper bag itu dengan begitu canggung, lagi - lagi dia merasa tidak enak dengan Abian. Pasal nya dia saja baru bertemu dan mengenal laki - laki itu beberapa jam yang lalu.

"Terimakasih pak, cuma saya saat ini tidak merasa lapar sama sekali."

"Sekalipun kamu merasa tidak lapar, kamu harus makan supaya kamu ada tenaga untuk menjaga Rizky nanti nya. "

Yang di katakan Abian memang benar ada nya. Yang di butuhkan Azizah saat ini adalah tubuh yang kuat, yang sehat supaya bisa merawat anak nya yang saat ini masih terbaring lemah di tempat tidur di sebuah ruangan perawatan.

Setelah memastikan Azizah memakan makanan yang dia berikan tadi, Abian pun pamit untuk pulang.

Sebelum pulang tadi laki - laki itu sempat menjelaskan kenapa dia bisa berada di rumah sakit saat ini dan tidak sengaja melihat Azizah dengan penampilan yang sangat berantakan sekali di ruang gawat darurat tadi. Abian tidak memberi tahu jika sebenarnya dia tadi sempat mendengar dan melihat kejadian saat di depan poli anak tadi.

"Bunda...." Lirih Rizky yang baru saja membuka mata nya.

Azizah yang saat ini sedang tertidur dengan posisi duduk langsung terbangun," Iya sayang....bunda ada di sini nak?" Jawab Azizah dengan sangat khawatir.

"Badan Rizky sakit semua bunda..."

Azizah langsung memeluk sang anak yang terbaring lemah di depan nya, sungguh dalam hati nya saat ini ada rasa penyesalan yang luar biasa sekali. Kalimat andai saja aku tidak meninggalkan Rizky sendirian, andai saja aku membawa Rizky kembali ke pasar lagi, andai aku tidak ceroboh dan masih banyak lagi kalimat dengan kata depan andai itu bersemayam dalam otak nya saat ini.

Namun mau bagaimana lagi, kita sebagai manusia biasa tidak akan pernah tahu tentang musibah yang akan menimpa kita.

"Maafin bunda ya sayang, harus nya bunda ngga biarin Rizky nunggu bunda di sana sendirian, harus nya bunda ngajak Rizky untuk balik lagi ke pasar," ucap Azizah dengan berlinangan air mata.

"Bunda tidak salah, Rizky baik - baik saja bunda..." Tangan bocah tampan itu terulur ke pipi sang bunda dan di hapus lah air mata yang saat ini membasahi pipi wanita yang paling dia sayangi itu.

"Bunda...."

"Iya sayang..."

"Tadi Rizky lihat ayah..."

Deg,

"Lihat ayah?" Azizah mengulang perkataan Rizky.

"Hu'um...."

"Rizky melihat ayah di mana sayang?"

"Tadi saat Rizky menunggu bunda, Rizky lihat ayah baru keluar dari minimarket yang ada di seberang jalan itu. Rizky langsung berlari ke sana sambil memanggil nama ayah cuma seperti nya ayah ngga mendengar panggilan Rizky, tapi abis itu Rizky ngga ingat apa - apa lagi bunda. Ayah ke sini ngga bunda?"

"Ya Allah... ternyata Rizky tertabrak mobil karena melihat mas Raka tadi, apa benar mas Raka tidak mendengar panggilan Rizky, atau...."batin Azizah.

"Bunda...."

"Eh iya sayang gimana?"

"Rizky mau ketemu ayah, bunda..."

Azizah memejamkan mata nya, ini lah yang dia takutkan selama ini jika anak nya bertanya seperti ini. Dia tahu betapa anak nya sangat membutuhkan sosok ayah saat ini, sejak Rizky lahir dia tidak pernah mendapatkan perhatian dari Raka, setiap kali bocah tidak berdosa itu mendekat ke Raka, maka dengan beribu alasan Raka akan menghindar. Jika mengingat semua itu hati Azizah merasa sakit sekali.

"Rizky mau ketemu ma ayah?" tanya Azizah dengan tersenyum lembut.

Rizky mengangguk," boleh kan bunda?" ucap Rizky dengan tatapan yang penuh harap.

"Iya sayang, bunda hubungi ayah dulu ya?"

Azizah kemudian langsung meraih ponsel nya di atas lemari kecil yang berada di sebelah bed Rizky. Dia langsung menekan nomer mantan suami nya itu. Azizah merasa lega karena panggilan telepon itu tersambung dan langsung di angkat oleh pemilik handphone itu. Namun perasaan lega itu seketika berubah menjadi kecewa karena yang mengangkat telepon itu bukanlah Raka melainkan Rania.

"Hallo ada apa !" jawab Rania dengan nada yang ketus.

Azizah langsung menjauh dari Rizky, dia tidak mau jika anak nya itu mendengar perkataan yang tidak mengenakan dari dia atau Rania nanti nya. Terlebih di ruangan saat ini lumayan ramai karena ini juga masuk jam besuk.

Maklum saja Rizky saat ini berada di ruang perawatan kelas tiga. Saat ini Azizah hanya mampu memberikan perawatan anak nya di kelas itu. Dan kalian tahu sendiri kan di ruang rawat kelas tiga itu seperti apa keadaannya.

"Di mana mas Raka, aku ingin bicara dengan dia. Ini masalah Rizky, dia ingin bertemu dengan ayah nya," ucap Zizah tanpa basa basi.

"ck...bukan nya kita sudah sepakat ya Zah, setelah mas Raka mendonorkan darah nya maka kamu dan Rizky tidak boleh mengganggu nya lagi. Ehm....aku tahu sekarang, ini hanya akal - akalan kamu saja kan, berdalih karena anak padahal kamu sendiri yang masih kegatelan mau mendekati mas Raka lagi, basi tahu Zah !"

Azizah memejamkan mata nya sambil menghela nafas nya, kalau bukan demi Rizky dia juga ogah menghubungi mantan suami nya itu.

"Terserah kamu mau ngomong apa Rania, yang jelas Rizky itu anak kandung mas Raka jadi dia masih berhak atas mas Raka. Dan ingat sampai kapan pun tidak ada yang namanya nya mantan anak Rania. Aku harap kamu bisa mengerti saat ini Rizky sangat butuh ayah nya dalam kondisi dia yang seperti ini. Kamu juga seorang ibu kan Rania, harusnya kamu memahami apa yang Rizky rasakan saat ini."

Di seberang sana Rania hanya memutar bola mata nya, dirinya sangat muak dengan apa yang Azizah katakan.

"Bersyukur nya Saka bukan Rizky, dan akan ku pastikan Saka selalu memperoleh kasih sayang yang berlimpah dari ayah nya, tidak seperti anak mu. Dah ah, ngga usah kebanyakan drama deh, Mas Raka nya sudah tidur nyenyak sekarang, dia kelelahan biasa habis minta jatah," kata Rania dengan nada mengejek dan setelah itu langsung menutup telepon nya secara sepihak.

Tut,

Tut,

Tut,

"Tadi siapa yang telepon sayang...." tanya Raka yang baru saja masuk ke kamar nya.

"Ehm...ngga tahu mas, kayak nya orang mau nipu deh. Secara kan sekarang banyak modus seperti itu.. Oh ya mas, Saka udah tidur kan?" ucap Rania dengan berusaha setenang mungkin. Untung saja dia tadi buru - buru menghapus nomer Azizah dari history panggilan yang masuk di ponsel Raka.

Raka hanya menganggukkan kepalanya, laki - laki itu langsung berjalan ke arah kamar mandi.

"Untung saja...."

Terpopuler

Comments

Suprihatin

Suprihatin

aku malah gedek sama si Raka
kalau Rania memang si ular

2025-01-04

0

Siti Mutrikah

Siti Mutrikah

setuju bu nar dengan pendapat anda

2025-03-08

0

holipah

holipah

pelakor jaya trs istri sah nya lemah 👎👎

2024-11-02

0

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1 Terungkap semua nya
2 Bab. 2 Demi kebahagiaan mu
3 Bab. 3 Talak
4 Bab. 4 Status Baru
5 Bab. 5 Akhirnya pergi juga
6 Bab. 6 Sedikit berbeda
7 Bab. 7 Akta Cerai
8 Bab. 8 Dunia baru Azizah
9 Bab. 9 Ada aja ujian Azizah
10 Bab. 10 Murahan teriak Murahan
11 Bab. 11 Aunty Mochi ?
12 Bab. 12 Kangen mantan istri
13 Bab.13 Surat wasiat
14 Bab. 14 Abian Al Rafa Rajendra
15 Bab. 15 Rizky.....
16 Bab. 16 Butuh Darah
17 Bab. 17 Azizah sudah lelah dan muak
18 Bab. 18 Boleh kan bunda..
19 Bab. 19 Mulai berubah
20 Bab. 20 Curhatan Rizki
21 Bab. 21 Pesona Sang mantan
22 Bab. 22 Abian vs Damar
23 Bab 23. Kegalauan Abian
24 Bab 24. Selalu saja begitu
25 Bab. 25 Raka mulai berulah
26 Bab. 26 Sikap aneh Abian
27 Bab. 27 Curahan hati Rizky
28 Bab. 28 Kemarahan Abian
29 Bab. 29 Ulah Claudia
30 Bab. 30 Balasan untuk Claudia
31 Bab. 31 Masih Ulah Claudia
32 Bab. 32 Karma instan Claudia
33 Bab. 33 Beres juga masalah Claudia
34 Bab. 34 Habis Claudia terbit lah Raka
35 Bab. 35 Pengen ayah seperti Daddy nya Kai
36 Bab. 36 Puasa menahan Nafsu
37 Bab. 37 Saingan baru Abian
38 Bab. 38 Tamu tak di undang
39 Bab. 39 Permintaan gila seorang Raka
40 Bab. 40 Menikah lah dengan ku Azizah
41 Bab. 41 Abian or Damar ?
42 Bab. 42 Rania bikin ulah
43 Bab. 43 Rania lagi..Rania lagi
44 Bab. 44 Kelicikan Rania
45 Bab. 45 Ancaman Azizah
46 Bab. 46 Lamaran Abian kembali
47 Bab. 47 Ungkapan kebahagiaan Abian
48 Bab. 48 Sah
49 Bab. 49 Ginjal saya cocok Dok?
50 Bab. 50 Kemurkaan Raka pada Rania
51 Bab. 51 Sudah jatuh tertimpa tangga pula
52 Bab. 52 Misi pertama berhasil
53 Bab. 53 Berita duka
54 Bab. 54 Kedatangan Rania di pemakaman
55 Bab. 55 Talak Raka untuk Rania
56 Bab. 56 Raka masih terpuruk
57 Bab. 57 Saling ingat satu sama lain
58 Bab. 58 Suami aku..
59 Bab. 59 Ungkapan cinta Azizah
60 Bab. 60 Menuju ke .......
61 Bab. 61 Masih berusaha keras...
62 Bab. 62 Huh..hah...
63 Bab. 63 Pagi yang kesiangan
64 Bab. 64 Jalannya seperti kepiting
65 Bab. 65 Mulai bucin
66 Bab. 66 Drama baru Raka...
67 Bab. 67 Kena tipu
68 Bab. 68 Ada yang mau main - main rupanya
69 Bab. 69 Pelaku sudah ketemu
70 Bab. 70 Aku serahkan semua nya pada Suami aku
71 Bab. 71 Ternyata Kamu pelaku nya
72 Bab. 72 Ada yang malu - malu
73 Bab. 73 Claudia yang terlalu percaya diri
74 Bab. 74 Kekecewaan Rania
75 Bab. 75 Kurang cukup bukti
76 Bab. 76 Simbiosis mutualisme
77 Bab. 77 Perasaan aneh Abian
78 Bab. 78 Baterai full
79 Bab. 79 Dasar wanita gila !
80 Bab. 80 Abian kalang kabut
81 Bab. 81 Kembang tujuh rupa
82 Bab. 82 Raka & Claudia
83 Bab. 83 Pesona istri CEO
84 Bab. 84 Kepergian Raka
85 Bab. 85 Ragu - ragu
86 Bab. 86 Positif
87 Bab. 87 Es cekek
88 Bab. 88 Akhir nya dapat juga
89 Bab. 89 Bumil yang random
90 Bab. 90 Kabar terbaru Rania
91 Bab. 91 Romantisme Azizah dan Abian
92 Bab. 92 Kepergian Rania
93 Bab. 93 Surat wasiat Rania
94 Bab. 94 Kemuliaan Hati Azizah
95 Bab. 95 Rencana Tujuh bulanan
96 Bab. 96 Keusilan Almira
97 Bab. 97 Almira Vs Damar
98 Bab. 98 Abian mulai panik
99 Bab. 99 Alhamdulillah...
Episodes

Updated 99 Episodes

1
Bab. 1 Terungkap semua nya
2
Bab. 2 Demi kebahagiaan mu
3
Bab. 3 Talak
4
Bab. 4 Status Baru
5
Bab. 5 Akhirnya pergi juga
6
Bab. 6 Sedikit berbeda
7
Bab. 7 Akta Cerai
8
Bab. 8 Dunia baru Azizah
9
Bab. 9 Ada aja ujian Azizah
10
Bab. 10 Murahan teriak Murahan
11
Bab. 11 Aunty Mochi ?
12
Bab. 12 Kangen mantan istri
13
Bab.13 Surat wasiat
14
Bab. 14 Abian Al Rafa Rajendra
15
Bab. 15 Rizky.....
16
Bab. 16 Butuh Darah
17
Bab. 17 Azizah sudah lelah dan muak
18
Bab. 18 Boleh kan bunda..
19
Bab. 19 Mulai berubah
20
Bab. 20 Curhatan Rizki
21
Bab. 21 Pesona Sang mantan
22
Bab. 22 Abian vs Damar
23
Bab 23. Kegalauan Abian
24
Bab 24. Selalu saja begitu
25
Bab. 25 Raka mulai berulah
26
Bab. 26 Sikap aneh Abian
27
Bab. 27 Curahan hati Rizky
28
Bab. 28 Kemarahan Abian
29
Bab. 29 Ulah Claudia
30
Bab. 30 Balasan untuk Claudia
31
Bab. 31 Masih Ulah Claudia
32
Bab. 32 Karma instan Claudia
33
Bab. 33 Beres juga masalah Claudia
34
Bab. 34 Habis Claudia terbit lah Raka
35
Bab. 35 Pengen ayah seperti Daddy nya Kai
36
Bab. 36 Puasa menahan Nafsu
37
Bab. 37 Saingan baru Abian
38
Bab. 38 Tamu tak di undang
39
Bab. 39 Permintaan gila seorang Raka
40
Bab. 40 Menikah lah dengan ku Azizah
41
Bab. 41 Abian or Damar ?
42
Bab. 42 Rania bikin ulah
43
Bab. 43 Rania lagi..Rania lagi
44
Bab. 44 Kelicikan Rania
45
Bab. 45 Ancaman Azizah
46
Bab. 46 Lamaran Abian kembali
47
Bab. 47 Ungkapan kebahagiaan Abian
48
Bab. 48 Sah
49
Bab. 49 Ginjal saya cocok Dok?
50
Bab. 50 Kemurkaan Raka pada Rania
51
Bab. 51 Sudah jatuh tertimpa tangga pula
52
Bab. 52 Misi pertama berhasil
53
Bab. 53 Berita duka
54
Bab. 54 Kedatangan Rania di pemakaman
55
Bab. 55 Talak Raka untuk Rania
56
Bab. 56 Raka masih terpuruk
57
Bab. 57 Saling ingat satu sama lain
58
Bab. 58 Suami aku..
59
Bab. 59 Ungkapan cinta Azizah
60
Bab. 60 Menuju ke .......
61
Bab. 61 Masih berusaha keras...
62
Bab. 62 Huh..hah...
63
Bab. 63 Pagi yang kesiangan
64
Bab. 64 Jalannya seperti kepiting
65
Bab. 65 Mulai bucin
66
Bab. 66 Drama baru Raka...
67
Bab. 67 Kena tipu
68
Bab. 68 Ada yang mau main - main rupanya
69
Bab. 69 Pelaku sudah ketemu
70
Bab. 70 Aku serahkan semua nya pada Suami aku
71
Bab. 71 Ternyata Kamu pelaku nya
72
Bab. 72 Ada yang malu - malu
73
Bab. 73 Claudia yang terlalu percaya diri
74
Bab. 74 Kekecewaan Rania
75
Bab. 75 Kurang cukup bukti
76
Bab. 76 Simbiosis mutualisme
77
Bab. 77 Perasaan aneh Abian
78
Bab. 78 Baterai full
79
Bab. 79 Dasar wanita gila !
80
Bab. 80 Abian kalang kabut
81
Bab. 81 Kembang tujuh rupa
82
Bab. 82 Raka & Claudia
83
Bab. 83 Pesona istri CEO
84
Bab. 84 Kepergian Raka
85
Bab. 85 Ragu - ragu
86
Bab. 86 Positif
87
Bab. 87 Es cekek
88
Bab. 88 Akhir nya dapat juga
89
Bab. 89 Bumil yang random
90
Bab. 90 Kabar terbaru Rania
91
Bab. 91 Romantisme Azizah dan Abian
92
Bab. 92 Kepergian Rania
93
Bab. 93 Surat wasiat Rania
94
Bab. 94 Kemuliaan Hati Azizah
95
Bab. 95 Rencana Tujuh bulanan
96
Bab. 96 Keusilan Almira
97
Bab. 97 Almira Vs Damar
98
Bab. 98 Abian mulai panik
99
Bab. 99 Alhamdulillah...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!