Bab. 6 Sedikit berbeda

Sreek,

"Tumben jam segini belum ada sarapan, apa Azizah tidak masak hari ini," ucap Raka saat membuka tudung saji di meja makan.

Pria itu sudah rapih dengan stelan kantor nya, jam segini memang dia sudah terbiasa sarapan. Azizah selama ini selalu tidak pernah absen untuk menyiapkan sarapan untuk nya. Namun seperti nya Raka melupakan sesuatu jika tadi malam laki - laki itu baru saja menceraikan istri sah nya itu.

Deg,

Raka langsung mengusap wajah nya ketika dia baru teringat jika semalam dia telah menalak wanita malang itu. Dengan langkah tergesa dia menuju kamar yang selama ini Azizah dan sang anak tempati.

Tok,

Tok,

Tok,

Tiga kali Raka mengetuk pintu kamar itu namun tidak ada suara sahutan dari dalam, akhir nya Raka memutuskan untuk masuk aja ke dalam. Keadaan kamar terlihat sangat sepi, bahkan tempat tidur yang biasa Azizah dan Rizky tempati pun sudah rapih, Raka bisa menebak jika wanita itu sudah pergi. Untuk memperkuat dugaan nya laki - laki itu kemudian membuka lemari pakaian mantan istri nya itu, benar saja di sana sudah kosong tidak ada satu pun barang Azizah dan sang anak yang tertinggal.

Raka menghela nafas berat, entah mengapa ada sedikit rasa sesak dalam hati nya ketika mendapati wanita yang selama hampir tiga tahun ini selalu menemani dan menjadi istri yang baik untuk nya. Sekalipun Raka selalu bersikap dingin pada Azizah namun wanita itu tidak pernah sedikitpun menentang nya. Raka sendiri mengakui jika Azizah adalah istri yang Sholeha dan idaman para laki - laki mana pun. Sayang nya, Raka tidak mencintai Azizah sama sekali, karena hati nya sudah terpaut oleh Rania.

"Maafkan aku Zah, aku tahu kamu wanita yang baik, tapi maaf aku tidak bisa mencintai mu. Aku harap kamu bisa menemukan kebahagiaan mu di luar sana. Mah...Pah...Raka harap kalian bisa mengerti dan memahami keputusan Raka ini, karena sejak awal kalian sudah tahu bukan jika Raka tidak mencintai Azizah dan tidak menginginkan pernikahan ini," gumam Raka sambil memejamkan mata nya.

Dia tahu apa yang dia lakukan ini adalah kesalahan namun dia tidak ada pilihan lain. Di tambah dia tidak ingin anak yang ada di kandungan Rania wanita yang sangat dia sayangi tidak jelas nanti status nya karena mereka hanya menikah secara sirih.

Dengan langkah yang gontai Raka kembali ke kamar nya. " Sayang ...bangun hemm, aku mau berangkat ke kantor ini, apa kamu tidak ingin membuatkan ku sarapan?" bisik Raka di telinga sang istri, tangan nya mengusap lembut pipi istri nya berharap wanita yang rela dia nikahi secara siri itu akan segera terbangun.

"Eungh....aku capek mas, lagian Mas Raka kan bisa sih pesan makanan atau makan di luar nanti," jawab Rania yang masih memejamkan mata nya sambil membenarkan selimut nya yang sedikit melorot.

Raka menghela nafas mendengar jawaban sang istri. Dia memang sudah tahu kalau istri tercinta nya ini tidak pandai memasak atau bahkan mengurus rumah, maklum saja Rania sebelum dia memutuskan untuk hamil adalah wanita karir jelas saja tidak ada waktu untuk melakukan hal seperti itu. Dan Raka pun tidak mempermasalahkan nya Nn karena saking cinta nya laki - laki itu pada Rania. Terlebih saat ini Rania sedang hamil besar, dan ya semalam dia sudah membuat Rania kecapean karena pergulatan panas di atas ranjang.

"Ya sudah aku berangkat kerja dulu ya sayang, nanti aku pesankan sarapan untuk mu, dan aku juga sudah menghubungi jasa penyalur ART untuk mengurus rumah ini," ucap Raka dengan begitu lembut seraya mengusap rambut sang istri.

Tak sahutan dari sang istri, nampaknya memang benar jika Rania sangat lelah sehingga untuk merespon ucapan suami nya saja tidak bisa.

Lagi - lagi Raka pun hanya menghela nafas nya, akhir nya laki - laki itu pun pergi ke kantor dalam keadaan perut kosong sangat berbanding terbalik saat dia masih bersama Azizah dulu. Mantan istrinya itu tidak akan membiarkan Raka pergi ke kantor dengan perut kosong, bahkan Azizah selalu membuat bekal makan siang untuk Raka. Walaupun bekal itu akhir nya di makan Rania sebagai makan pagi wanita itu.

Raka memang setiap hari pulang ke rumah Azizah, hanya sesekali laki - laki itu menginap di rumah istri siri nya itu pun Raka harus berbohong kepada Azizah dan kedua orang tua nya jika dia ada kerjaan di luar kota bila akan menghabiskan waktu bersama Rania. Jadi seluruh kebutuhan Raka selama ini ya Azizah yang menyiapkan semua nya.

**

"Bunda...."

"Ehm...anak bunda sudah bangun ya rupa nya," ucap Zizah dengan tersenyum manis ke putra nya. Wanita cantik itu langsung menghujami wajah sang anak dengan banyak ciuman.

"Aduh...anak bunda bau asem ini, pasti gara - gara belum mandi tadi."

Rizky terkekeh pelan karena merasa geli wajah dan leher nya di cium terus oleh bunda nya.

"Bunda...aku lapar.."

"Masyaallah anak Sholeh bunda sudah lapar ya..."

"Hu'um..."

"Ya sudah kita numpang istirahat di masjid itu dulu ya sayang, nanti Rizky bisa mandi dan sarapan di sana. Cacing di perut bunda juga sudah mulai demo ini minta di isi."

"Sama bearti bunda, cacing di perut Rizky juga sudah pada teriak ini.."

"Hahahaha....."

Akhir nya Azizah membawa Rizky untuk istirahat sejenak di masjid yang kebetulan tidak jauh dari tempat dia berada sekarang. Entah sudah sejauh apa Azizah berjalan tadi, yang dia tahu hanya mengikuti langkah kaki nya saja.

Wanita cantik itu sampai saat ini tidak tahu akan pergi kemana. Di kota ini dia tidak memiliki kenalan sama sekali, yang dia tahu hanya keluarga Raka saja itu pun hanya keluarga inti nya. Azizah memang anak yatim piatu sekarang, setelah ayah nya meninggal tidak lama setelah Azizah menikah dengan Raka, dia kemudian tinggal bersama suami dan mertua nya. Kalau ibu nya Azizah sudah lama meninggal semenjak Azizah kecil.

Rumah dan tanah peninggalan orang tua Azizah pun sudah tidak ada sekarang, dan Azizah sendiri tidak tahu apa penyebabnya.

"Ya Allah beri petunjuk mu hamba harus kemana sekarang, kasihan anak hamba jika harus lama berada di jalanan," batin Azizah yang menatap sendu sang anak yang sedang menikmati sarapannya.

Dia membuka dompet nya, hanya ada uang lima lembar ratusan ribu saja itu pun sisa uang belanja yang Raka kasih bulan kemarin. Zizah melirik pada sebuah kotak perhiasan yang berada di ransel nya.

"Apa aku jual saja ya untuk bayar sewa rumah dan modal usaha nanti," gumam Azizah.

Dulu saat dia baru saja masuk menjadi bagian keluarga Abdillah almarhum mama mertua nya memberikan dia satu set perhiasan kepada nya. Azizah di suruh menyimpan perhiasan itu baik - baik karena suatu saat nanti pasti akan membutuhkan nya. Seolah - olah mama mertua nya itu dulu sudah punya firasat jika akan terjadi seperti ini pada diri nya.

Terpopuler

Comments

Sri

Sri

Nikah sama Azizah , kerjaan lancar
Jangan2 sama Rania , malah gak ada orderan ke si Raka , biar mampus kalau perlu jadi susah
jangan2 anak Rania bukan anak kandung Raka lagi
biar double mampus si Raka , anaknya sendiri si Rizky terlantar , malah nampung anak Rania yng gak jelas

2025-02-24

1

Akbar Razaq

Akbar Razaq

pergibyg jauh jangan deket sama mantan .Ntar ketemu lagi saat sinmantan mulai sadar .Biar jadi penyesalan dan ingat jangan bailk lagi klo di bujuk.Jangan bikin para readers gregetan ya

2025-02-11

0

Sri

Sri

suruh aj si Rania masak , bang...
emang lu pikir si Azizah pembokat lu sama bini lu

2025-02-24

0

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1 Terungkap semua nya
2 Bab. 2 Demi kebahagiaan mu
3 Bab. 3 Talak
4 Bab. 4 Status Baru
5 Bab. 5 Akhirnya pergi juga
6 Bab. 6 Sedikit berbeda
7 Bab. 7 Akta Cerai
8 Bab. 8 Dunia baru Azizah
9 Bab. 9 Ada aja ujian Azizah
10 Bab. 10 Murahan teriak Murahan
11 Bab. 11 Aunty Mochi ?
12 Bab. 12 Kangen mantan istri
13 Bab.13 Surat wasiat
14 Bab. 14 Abian Al Rafa Rajendra
15 Bab. 15 Rizky.....
16 Bab. 16 Butuh Darah
17 Bab. 17 Azizah sudah lelah dan muak
18 Bab. 18 Boleh kan bunda..
19 Bab. 19 Mulai berubah
20 Bab. 20 Curhatan Rizki
21 Bab. 21 Pesona Sang mantan
22 Bab. 22 Abian vs Damar
23 Bab 23. Kegalauan Abian
24 Bab 24. Selalu saja begitu
25 Bab. 25 Raka mulai berulah
26 Bab. 26 Sikap aneh Abian
27 Bab. 27 Curahan hati Rizky
28 Bab. 28 Kemarahan Abian
29 Bab. 29 Ulah Claudia
30 Bab. 30 Balasan untuk Claudia
31 Bab. 31 Masih Ulah Claudia
32 Bab. 32 Karma instan Claudia
33 Bab. 33 Beres juga masalah Claudia
34 Bab. 34 Habis Claudia terbit lah Raka
35 Bab. 35 Pengen ayah seperti Daddy nya Kai
36 Bab. 36 Puasa menahan Nafsu
37 Bab. 37 Saingan baru Abian
38 Bab. 38 Tamu tak di undang
39 Bab. 39 Permintaan gila seorang Raka
40 Bab. 40 Menikah lah dengan ku Azizah
41 Bab. 41 Abian or Damar ?
42 Bab. 42 Rania bikin ulah
43 Bab. 43 Rania lagi..Rania lagi
44 Bab. 44 Kelicikan Rania
45 Bab. 45 Ancaman Azizah
46 Bab. 46 Lamaran Abian kembali
47 Bab. 47 Ungkapan kebahagiaan Abian
48 Bab. 48 Sah
49 Bab. 49 Ginjal saya cocok Dok?
50 Bab. 50 Kemurkaan Raka pada Rania
51 Bab. 51 Sudah jatuh tertimpa tangga pula
52 Bab. 52 Misi pertama berhasil
53 Bab. 53 Berita duka
54 Bab. 54 Kedatangan Rania di pemakaman
55 Bab. 55 Talak Raka untuk Rania
56 Bab. 56 Raka masih terpuruk
57 Bab. 57 Saling ingat satu sama lain
58 Bab. 58 Suami aku..
59 Bab. 59 Ungkapan cinta Azizah
60 Bab. 60 Menuju ke .......
61 Bab. 61 Masih berusaha keras...
62 Bab. 62 Huh..hah...
63 Bab. 63 Pagi yang kesiangan
64 Bab. 64 Jalannya seperti kepiting
65 Bab. 65 Mulai bucin
66 Bab. 66 Drama baru Raka...
67 Bab. 67 Kena tipu
68 Bab. 68 Ada yang mau main - main rupanya
69 Bab. 69 Pelaku sudah ketemu
70 Bab. 70 Aku serahkan semua nya pada Suami aku
71 Bab. 71 Ternyata Kamu pelaku nya
72 Bab. 72 Ada yang malu - malu
73 Bab. 73 Claudia yang terlalu percaya diri
74 Bab. 74 Kekecewaan Rania
75 Bab. 75 Kurang cukup bukti
76 Bab. 76 Simbiosis mutualisme
77 Bab. 77 Perasaan aneh Abian
78 Bab. 78 Baterai full
79 Bab. 79 Dasar wanita gila !
80 Bab. 80 Abian kalang kabut
81 Bab. 81 Kembang tujuh rupa
82 Bab. 82 Raka & Claudia
83 Bab. 83 Pesona istri CEO
84 Bab. 84 Kepergian Raka
85 Bab. 85 Ragu - ragu
86 Bab. 86 Positif
87 Bab. 87 Es cekek
88 Bab. 88 Akhir nya dapat juga
89 Bab. 89 Bumil yang random
90 Bab. 90 Kabar terbaru Rania
91 Bab. 91 Romantisme Azizah dan Abian
92 Bab. 92 Kepergian Rania
93 Bab. 93 Surat wasiat Rania
94 Bab. 94 Kemuliaan Hati Azizah
95 Bab. 95 Rencana Tujuh bulanan
96 Bab. 96 Keusilan Almira
97 Bab. 97 Almira Vs Damar
98 Bab. 98 Abian mulai panik
99 Bab. 99 Alhamdulillah...
Episodes

Updated 99 Episodes

1
Bab. 1 Terungkap semua nya
2
Bab. 2 Demi kebahagiaan mu
3
Bab. 3 Talak
4
Bab. 4 Status Baru
5
Bab. 5 Akhirnya pergi juga
6
Bab. 6 Sedikit berbeda
7
Bab. 7 Akta Cerai
8
Bab. 8 Dunia baru Azizah
9
Bab. 9 Ada aja ujian Azizah
10
Bab. 10 Murahan teriak Murahan
11
Bab. 11 Aunty Mochi ?
12
Bab. 12 Kangen mantan istri
13
Bab.13 Surat wasiat
14
Bab. 14 Abian Al Rafa Rajendra
15
Bab. 15 Rizky.....
16
Bab. 16 Butuh Darah
17
Bab. 17 Azizah sudah lelah dan muak
18
Bab. 18 Boleh kan bunda..
19
Bab. 19 Mulai berubah
20
Bab. 20 Curhatan Rizki
21
Bab. 21 Pesona Sang mantan
22
Bab. 22 Abian vs Damar
23
Bab 23. Kegalauan Abian
24
Bab 24. Selalu saja begitu
25
Bab. 25 Raka mulai berulah
26
Bab. 26 Sikap aneh Abian
27
Bab. 27 Curahan hati Rizky
28
Bab. 28 Kemarahan Abian
29
Bab. 29 Ulah Claudia
30
Bab. 30 Balasan untuk Claudia
31
Bab. 31 Masih Ulah Claudia
32
Bab. 32 Karma instan Claudia
33
Bab. 33 Beres juga masalah Claudia
34
Bab. 34 Habis Claudia terbit lah Raka
35
Bab. 35 Pengen ayah seperti Daddy nya Kai
36
Bab. 36 Puasa menahan Nafsu
37
Bab. 37 Saingan baru Abian
38
Bab. 38 Tamu tak di undang
39
Bab. 39 Permintaan gila seorang Raka
40
Bab. 40 Menikah lah dengan ku Azizah
41
Bab. 41 Abian or Damar ?
42
Bab. 42 Rania bikin ulah
43
Bab. 43 Rania lagi..Rania lagi
44
Bab. 44 Kelicikan Rania
45
Bab. 45 Ancaman Azizah
46
Bab. 46 Lamaran Abian kembali
47
Bab. 47 Ungkapan kebahagiaan Abian
48
Bab. 48 Sah
49
Bab. 49 Ginjal saya cocok Dok?
50
Bab. 50 Kemurkaan Raka pada Rania
51
Bab. 51 Sudah jatuh tertimpa tangga pula
52
Bab. 52 Misi pertama berhasil
53
Bab. 53 Berita duka
54
Bab. 54 Kedatangan Rania di pemakaman
55
Bab. 55 Talak Raka untuk Rania
56
Bab. 56 Raka masih terpuruk
57
Bab. 57 Saling ingat satu sama lain
58
Bab. 58 Suami aku..
59
Bab. 59 Ungkapan cinta Azizah
60
Bab. 60 Menuju ke .......
61
Bab. 61 Masih berusaha keras...
62
Bab. 62 Huh..hah...
63
Bab. 63 Pagi yang kesiangan
64
Bab. 64 Jalannya seperti kepiting
65
Bab. 65 Mulai bucin
66
Bab. 66 Drama baru Raka...
67
Bab. 67 Kena tipu
68
Bab. 68 Ada yang mau main - main rupanya
69
Bab. 69 Pelaku sudah ketemu
70
Bab. 70 Aku serahkan semua nya pada Suami aku
71
Bab. 71 Ternyata Kamu pelaku nya
72
Bab. 72 Ada yang malu - malu
73
Bab. 73 Claudia yang terlalu percaya diri
74
Bab. 74 Kekecewaan Rania
75
Bab. 75 Kurang cukup bukti
76
Bab. 76 Simbiosis mutualisme
77
Bab. 77 Perasaan aneh Abian
78
Bab. 78 Baterai full
79
Bab. 79 Dasar wanita gila !
80
Bab. 80 Abian kalang kabut
81
Bab. 81 Kembang tujuh rupa
82
Bab. 82 Raka & Claudia
83
Bab. 83 Pesona istri CEO
84
Bab. 84 Kepergian Raka
85
Bab. 85 Ragu - ragu
86
Bab. 86 Positif
87
Bab. 87 Es cekek
88
Bab. 88 Akhir nya dapat juga
89
Bab. 89 Bumil yang random
90
Bab. 90 Kabar terbaru Rania
91
Bab. 91 Romantisme Azizah dan Abian
92
Bab. 92 Kepergian Rania
93
Bab. 93 Surat wasiat Rania
94
Bab. 94 Kemuliaan Hati Azizah
95
Bab. 95 Rencana Tujuh bulanan
96
Bab. 96 Keusilan Almira
97
Bab. 97 Almira Vs Damar
98
Bab. 98 Abian mulai panik
99
Bab. 99 Alhamdulillah...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!