Bab. 7 Akta Cerai

"Mba nasi uduk nya masih ada?"

"Alhamdulillah masih, mba nya mau berapa bungkus?" jawab Azizah dengan penuh antusias.

"Saya mau lima bungkus mba, yang dua bungkus sambal nya di pisah dan ngga usah di kasih bawang goreng ya mba lauk nya pakai telur balado aja. Kalau yang tiga bungkus pakai tempe goreng dan sambal nya di campur," ucap seorang wanita muda dengan jas almamater sebuah universitas ternama di kota itu.

"Siap mba..."

Begitu lah aktifitas Azizah selama ini, semenjak dia memutuskan untuk menjual perhiasan pemberian almarhum mertua nya itu dia kini membuka usaha kecil - kecilan di rumah kontrakan.

Seperti nya keberuntungan tengah berpihak pada wanita yang bergelar janda muda itu, karena dia bisa mendapatkan rumah kontrakan di daerah yang sangat pas untuk membuka usaha. Kontrakan Azizah berada di lingkungan yang notabene banyak mahasiswa yang tinggal di sana, karena tidak jauh dari kontrakan Azizah ada sebuah universitas swasta yang sangat terkenal di kota itu. Jelas ini sangat menguntungkan bagi Azizah.

"Dagangan bunda sudah habis?"

"Alhamdulillah sayang, tadi di borong ma mba itu," kata Azizah sambil menunjuk ke arah wanita yang sedang berjalan membawa kantong plastik.

"Alhamdulillah Rizky senang bunda," jawab bocah kecil yang sekarang sudah genap berusia tiga tahun itu.

Azizah mengusap lembut rambut sang anak, bagi dia mempunyai anak seperti Rizky adalah anugerah terindah untuk nya. Rizky lah alasan dia bisa menjadi wanita yang kuat dan tangguh saat ini, bagi Azizah Rizky adalah dunia nya saat ini.

Bocah tampan itu tumbuh menjadi anak yang sehat dan kuat yang selalu mengerti keadaan bunda nya. Namun tetap ada yang mengganjal di hati Azizah, karena Rizky harus tumbuh tanpa kasih sayang sang ayah sejak lahir. Tapi Azizah berjanji tidak akan membiarkan Rizky kekurangan apa pun terutama kasih sayang dari nya. Dia akan berusaha untuk menjadi ibu dan ayah sekaligus untuk nya.

"Permisi Mba, apa benar ini rumah nya mba Nur Azizah?"

"Iya pak benar, kalau boleh tahu mas nya siapa dan ada keperluan apa ya?" tanya Azizah pada seorang laki-laki yang berpakaian seperti kurir paket.

"Saya kurir paket mba, ini ada paket atas nama Nur Azizah dan alamat nya benar di sini."

Azizah kemudian menerima sebuah amplop cokelat yang kurir itu berikan. Seketika jantung nya berdegup kencang saat netra mata nya menangkap sebuah logo dari kementerian agama yang tertera di pojok amplop coklat itu.

"Mohon tanda tangan di sini mba untuk bukti saya nanti," ucap sang kurir yang langsung membuat Azizah sadar dari keterkejutan nya tadi.

"Ah iya mas.."

Setelah kurir itu pergi Azizah langsung membuka amplop itu, dan ya benar seperti dugaan nya di sana ada selembar kertas yang bertuliskan akta perceraian nya dengan Raka.

Tes,

Air mata nya menetes begitu saja saat dia membaca selembar akta cerai itu. Dengan ada nya akta cerai berarti dia benar - benar sudah tidak ada lagi hubungan apa pun dengan Raka Abdillah saat ini.

Azizah tersenyum miris," kamu sekarang benar - benar sudah menjadi janda muda Zah," ucap nya pada diri sendiri.

Ting,

Tiba - tiba ada notifikasi pesan yang masuk di ponsel nya.

[ aku harap kamu sudah menerima akta cerai nya Zah, dengan ada nya akta cerai itu kita sekarang sudah sah berpisah. Untuk nafkah Rizky tiap bulan nya akan aku transfer di nomer rekening kamu. Aku hanya mampu memberikan Rizky nafkah lima ratus ribu per bulan nya. ]

Iya Mas terimakasih..

Hanya itu yang katakan saat membalas pesan dari mantan suami nya itu. Dia tidak mau terikat komunikasi dalam bentuk apa pun terkecuali permasalahan Rizky. Azizah juga tidak keberatan sama sekali dengan nafkah yang Raka berikan untuk Rizky, sekalipun sebenarnya Raka bisa memberikan lebih dari apa yang dia katakan tadi.

Setelah Raka menjatuhkan talak nya satu bulan yang lalu Azizah memang sempat mengatakan pada Raka jika akta cerai dari pengadilan sudah ada maka Raka harus menghubungi Azizah supaya mantan suami nya itu tahu di mana harus mengirim akta cerai itu. Azizah tidak menyangka jika proses perceraian nya dengan Raka akan secepat itu.

"Aku tidak boleh menangis dan bersedih lagi, aku harus move on se move on nya supaya aku bisa menata hidup ku dan Rizky ke depan nya. Aku dan Rizky juga berhak bahagia, semangat Nur Azizah....kamu pasti bisa!"

**

"Makasih sayang...kamu sudah berjuang untuk melahirkan anak kita, aku sangat mencintaimu, Cup.." ucap Raka sambil menghujami ciuman yang bertubi-tubi di wajah sang istri yang baru saja melahirkan melahirkan anak pertama nya yang berjenis kelamin laki-laki.

Menurut perhitungan Raka kehamilan Rania baru berusia delapan bulan tapi semalam Rania tiba - tiba mengalami kontraksi seperti tanda - tanda akan melahirkan. Sebagai seorang suami yang siaga maka Raka cepat - cepat membawa sang istri ke rumah sakit. Di sana Raka sempat tercengang saat mendapat informasi dari dokter jika usia kandungan Rania memang sudah waktunya untuk melahirkan.

Awal nya Raka sedikit kaget mendengar penuturan dokter kandungan itu, dokter itu memang bukan dokter kandungan yang selama ini manangani Rania cek up kandungan nya setiap bulan karena dokter langganan nya itu sekarang sedang cuti. Tapi karena terlalu mengkhawatirkan sang istri jadi Raka tidak memperdulikan apa yang dokter itu kata kan.

Seperti keinginan Rania dia melahirkan secara Caesar karena wanita itu tidak mau merasakan sakit saat mengejan. Hal itu tidak dipermasalahkan oleh Raka, karena yang terpenting bagi nya calon bayi dan istri nya selamat dan sehat nanti nya.

"Mas Raka tidak lupa kan dengan janji mas Raka untuk menuruti semua keinginan ku setelah aku melahirkan."

"Iya sayang, apa pun yang kamu inginkan insyaallah mas kabulkan," jawab Raka sambil menggendong bayi nya.

Rania langsung tersenyum sumringah," ehm...aku mau mas Raka membelikan ku apartemen mewah, jangan lupa surat - surat nya harus atas nama ku ya mas."

"Hah.. apartemen mewah? untuk apa kamu minta hadiah itu sayang. Bukan kah kita sudah punya rumah yang besar dan mewah," tanya Raka dengan nada yang sedikit bingung dan heran.

Rania langsung menekuk wajah nya, " kata nya mau menuruti semua permintaan ku, ingat ya mas aku sudah pertaruhkan nyawa aku untuk melahirkan anak kamu ini."

"Anak kita Rania..."

"Iya ...Iya...anak kita, jadi bener ini Mas Raka tidak mau mengabulkan permintaan ku? mas, Raka harus tahu banyak wanita yang baru melahirkan terkena sindrom baby blues lho karena stres. Mas Raka ngga ingin kan aku seperti itu?" ucap Rania dengan penuh penekanan dan sedikit ancaman.

Raka menghela nafas, dia sudah tahu seperti apa bahaya sindrom baby blues itu dan dia tidak ingin hal itu terjadi pada istri nya itu. Mau tak mau akhir nya menuruti kemauan nya istri nya itu.

"Padahal Azizah dulu tidak meminta apa pun setelah melahirkan Rizky..."

Terpopuler

Comments

YuWie

YuWie

wkkwkk..gak gogrok ternyata..tapi bukan darah daging mu itu paling raka2... hahahah suka nebak2 ya aku..habisnya kezel sama manusia2 jahara

2025-02-16

2

Hafifah Hafifah

Hafifah Hafifah

kan si azizah beda ama istrimu yg matre itu dan jangan" tuh anak bukan anakmu lagi melainkan anak orang lain

2025-01-04

1

Adinda

Adinda

si anak sah dikasih nafkah tak layak eee si jalang dikasih kemewahan bakal tau rasa nanti kalau anak si jalang bukan anak kandungmu raka

2024-12-17

0

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1 Terungkap semua nya
2 Bab. 2 Demi kebahagiaan mu
3 Bab. 3 Talak
4 Bab. 4 Status Baru
5 Bab. 5 Akhirnya pergi juga
6 Bab. 6 Sedikit berbeda
7 Bab. 7 Akta Cerai
8 Bab. 8 Dunia baru Azizah
9 Bab. 9 Ada aja ujian Azizah
10 Bab. 10 Murahan teriak Murahan
11 Bab. 11 Aunty Mochi ?
12 Bab. 12 Kangen mantan istri
13 Bab.13 Surat wasiat
14 Bab. 14 Abian Al Rafa Rajendra
15 Bab. 15 Rizky.....
16 Bab. 16 Butuh Darah
17 Bab. 17 Azizah sudah lelah dan muak
18 Bab. 18 Boleh kan bunda..
19 Bab. 19 Mulai berubah
20 Bab. 20 Curhatan Rizki
21 Bab. 21 Pesona Sang mantan
22 Bab. 22 Abian vs Damar
23 Bab 23. Kegalauan Abian
24 Bab 24. Selalu saja begitu
25 Bab. 25 Raka mulai berulah
26 Bab. 26 Sikap aneh Abian
27 Bab. 27 Curahan hati Rizky
28 Bab. 28 Kemarahan Abian
29 Bab. 29 Ulah Claudia
30 Bab. 30 Balasan untuk Claudia
31 Bab. 31 Masih Ulah Claudia
32 Bab. 32 Karma instan Claudia
33 Bab. 33 Beres juga masalah Claudia
34 Bab. 34 Habis Claudia terbit lah Raka
35 Bab. 35 Pengen ayah seperti Daddy nya Kai
36 Bab. 36 Puasa menahan Nafsu
37 Bab. 37 Saingan baru Abian
38 Bab. 38 Tamu tak di undang
39 Bab. 39 Permintaan gila seorang Raka
40 Bab. 40 Menikah lah dengan ku Azizah
41 Bab. 41 Abian or Damar ?
42 Bab. 42 Rania bikin ulah
43 Bab. 43 Rania lagi..Rania lagi
44 Bab. 44 Kelicikan Rania
45 Bab. 45 Ancaman Azizah
46 Bab. 46 Lamaran Abian kembali
47 Bab. 47 Ungkapan kebahagiaan Abian
48 Bab. 48 Sah
49 Bab. 49 Ginjal saya cocok Dok?
50 Bab. 50 Kemurkaan Raka pada Rania
51 Bab. 51 Sudah jatuh tertimpa tangga pula
52 Bab. 52 Misi pertama berhasil
53 Bab. 53 Berita duka
54 Bab. 54 Kedatangan Rania di pemakaman
55 Bab. 55 Talak Raka untuk Rania
56 Bab. 56 Raka masih terpuruk
57 Bab. 57 Saling ingat satu sama lain
58 Bab. 58 Suami aku..
59 Bab. 59 Ungkapan cinta Azizah
60 Bab. 60 Menuju ke .......
61 Bab. 61 Masih berusaha keras...
62 Bab. 62 Huh..hah...
63 Bab. 63 Pagi yang kesiangan
64 Bab. 64 Jalannya seperti kepiting
65 Bab. 65 Mulai bucin
66 Bab. 66 Drama baru Raka...
67 Bab. 67 Kena tipu
68 Bab. 68 Ada yang mau main - main rupanya
69 Bab. 69 Pelaku sudah ketemu
70 Bab. 70 Aku serahkan semua nya pada Suami aku
71 Bab. 71 Ternyata Kamu pelaku nya
72 Bab. 72 Ada yang malu - malu
73 Bab. 73 Claudia yang terlalu percaya diri
74 Bab. 74 Kekecewaan Rania
75 Bab. 75 Kurang cukup bukti
76 Bab. 76 Simbiosis mutualisme
77 Bab. 77 Perasaan aneh Abian
78 Bab. 78 Baterai full
79 Bab. 79 Dasar wanita gila !
80 Bab. 80 Abian kalang kabut
81 Bab. 81 Kembang tujuh rupa
82 Bab. 82 Raka & Claudia
83 Bab. 83 Pesona istri CEO
84 Bab. 84 Kepergian Raka
85 Bab. 85 Ragu - ragu
86 Bab. 86 Positif
87 Bab. 87 Es cekek
88 Bab. 88 Akhir nya dapat juga
89 Bab. 89 Bumil yang random
90 Bab. 90 Kabar terbaru Rania
91 Bab. 91 Romantisme Azizah dan Abian
92 Bab. 92 Kepergian Rania
93 Bab. 93 Surat wasiat Rania
94 Bab. 94 Kemuliaan Hati Azizah
95 Bab. 95 Rencana Tujuh bulanan
96 Bab. 96 Keusilan Almira
97 Bab. 97 Almira Vs Damar
98 Bab. 98 Abian mulai panik
99 Bab. 99 Alhamdulillah...
Episodes

Updated 99 Episodes

1
Bab. 1 Terungkap semua nya
2
Bab. 2 Demi kebahagiaan mu
3
Bab. 3 Talak
4
Bab. 4 Status Baru
5
Bab. 5 Akhirnya pergi juga
6
Bab. 6 Sedikit berbeda
7
Bab. 7 Akta Cerai
8
Bab. 8 Dunia baru Azizah
9
Bab. 9 Ada aja ujian Azizah
10
Bab. 10 Murahan teriak Murahan
11
Bab. 11 Aunty Mochi ?
12
Bab. 12 Kangen mantan istri
13
Bab.13 Surat wasiat
14
Bab. 14 Abian Al Rafa Rajendra
15
Bab. 15 Rizky.....
16
Bab. 16 Butuh Darah
17
Bab. 17 Azizah sudah lelah dan muak
18
Bab. 18 Boleh kan bunda..
19
Bab. 19 Mulai berubah
20
Bab. 20 Curhatan Rizki
21
Bab. 21 Pesona Sang mantan
22
Bab. 22 Abian vs Damar
23
Bab 23. Kegalauan Abian
24
Bab 24. Selalu saja begitu
25
Bab. 25 Raka mulai berulah
26
Bab. 26 Sikap aneh Abian
27
Bab. 27 Curahan hati Rizky
28
Bab. 28 Kemarahan Abian
29
Bab. 29 Ulah Claudia
30
Bab. 30 Balasan untuk Claudia
31
Bab. 31 Masih Ulah Claudia
32
Bab. 32 Karma instan Claudia
33
Bab. 33 Beres juga masalah Claudia
34
Bab. 34 Habis Claudia terbit lah Raka
35
Bab. 35 Pengen ayah seperti Daddy nya Kai
36
Bab. 36 Puasa menahan Nafsu
37
Bab. 37 Saingan baru Abian
38
Bab. 38 Tamu tak di undang
39
Bab. 39 Permintaan gila seorang Raka
40
Bab. 40 Menikah lah dengan ku Azizah
41
Bab. 41 Abian or Damar ?
42
Bab. 42 Rania bikin ulah
43
Bab. 43 Rania lagi..Rania lagi
44
Bab. 44 Kelicikan Rania
45
Bab. 45 Ancaman Azizah
46
Bab. 46 Lamaran Abian kembali
47
Bab. 47 Ungkapan kebahagiaan Abian
48
Bab. 48 Sah
49
Bab. 49 Ginjal saya cocok Dok?
50
Bab. 50 Kemurkaan Raka pada Rania
51
Bab. 51 Sudah jatuh tertimpa tangga pula
52
Bab. 52 Misi pertama berhasil
53
Bab. 53 Berita duka
54
Bab. 54 Kedatangan Rania di pemakaman
55
Bab. 55 Talak Raka untuk Rania
56
Bab. 56 Raka masih terpuruk
57
Bab. 57 Saling ingat satu sama lain
58
Bab. 58 Suami aku..
59
Bab. 59 Ungkapan cinta Azizah
60
Bab. 60 Menuju ke .......
61
Bab. 61 Masih berusaha keras...
62
Bab. 62 Huh..hah...
63
Bab. 63 Pagi yang kesiangan
64
Bab. 64 Jalannya seperti kepiting
65
Bab. 65 Mulai bucin
66
Bab. 66 Drama baru Raka...
67
Bab. 67 Kena tipu
68
Bab. 68 Ada yang mau main - main rupanya
69
Bab. 69 Pelaku sudah ketemu
70
Bab. 70 Aku serahkan semua nya pada Suami aku
71
Bab. 71 Ternyata Kamu pelaku nya
72
Bab. 72 Ada yang malu - malu
73
Bab. 73 Claudia yang terlalu percaya diri
74
Bab. 74 Kekecewaan Rania
75
Bab. 75 Kurang cukup bukti
76
Bab. 76 Simbiosis mutualisme
77
Bab. 77 Perasaan aneh Abian
78
Bab. 78 Baterai full
79
Bab. 79 Dasar wanita gila !
80
Bab. 80 Abian kalang kabut
81
Bab. 81 Kembang tujuh rupa
82
Bab. 82 Raka & Claudia
83
Bab. 83 Pesona istri CEO
84
Bab. 84 Kepergian Raka
85
Bab. 85 Ragu - ragu
86
Bab. 86 Positif
87
Bab. 87 Es cekek
88
Bab. 88 Akhir nya dapat juga
89
Bab. 89 Bumil yang random
90
Bab. 90 Kabar terbaru Rania
91
Bab. 91 Romantisme Azizah dan Abian
92
Bab. 92 Kepergian Rania
93
Bab. 93 Surat wasiat Rania
94
Bab. 94 Kemuliaan Hati Azizah
95
Bab. 95 Rencana Tujuh bulanan
96
Bab. 96 Keusilan Almira
97
Bab. 97 Almira Vs Damar
98
Bab. 98 Abian mulai panik
99
Bab. 99 Alhamdulillah...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!