Bab.13 Surat wasiat

"Maaf pak Bram..apakah kita masih menunggu orang lagi?" tanya Rania pada pengacara almarhum mertua nya itu.

Pasal nya sudah hampir satu jam Rania dan Raka berada di ruangan pengacara kepercayaan keluarga Abdillah itu. Dan pak Bram juga yang membantu Raka untuk proses perceraian nya dengan Azizah.

"Maaf mba Rania, sesuai dengan apa yang di inginkan almarhum pak Abdillah dulu sebelum beliau meninggal jika ada apa - apa dengan beliau kelak maka surat wasiat beliau harus di bacakan di hadapan Mas Raka dan Mba Azizah sebagai menantu sah beliau," jawab Pak Bram dengan begitu tenang walaupun ada lirikan sinis yang tertuju pada Rania sehingga membuat wanita itu mendengus kesal.

"Kenapa juga harus menunggu wanita itu pak, kan Azizah bukan menantu keluarga Abdillah lagi, justru aku lah yang menantu sah nya saat ini."

"Sudah lah sayang...kita ikuti saja apa yang Pak Bram katakan ya?"

Rania langsung memutar bola mata nya, wanita itu langsung menghempaskan tubuhnya di sandaran sofa yang ada di ruang pak Bram.

"Pak Bram sudah menghubungi Azizah kan sebelum nya."

"Sudah mas, semalam saya sudah menghubungi mba Azizah. Dan dia siap unjuk datang hari ini."

Setelah mengatakan hal itu tak lama kemudian terdengar suara ketukan pintu.

Tok,

Tok,

Tok,

"Assalamualaikum.."

"Waalaikumsalam silahkan masuk mba Azizah..." sambut Pak Bram dengan begitu ramah pada mantan menantu keluarga Abdillah itu.

"Akhir nya datang juga kamu, sudah merasa seperti artis saja kamu itu," ucap Rania begitu sinis.

Raka langsung menatap ke arah sang istri memberi isyarat supaya Rania tidak berkata lagi. Sedangkan Azizah sendiri tidak menggubris ucapan Rania sama sekali.

"Lho...Rizky nya tidak di ajak mba?" tanya Pak Bram basa - basi supaya keadaan tidak terlalu tegang dan canggung. Dia sangat paham dengan kondisi Azizah saat ini, jelas masih merasa sakit hati atas apa yang Raka lakukan pada nya. Dia sebagai orang kepercayaan almarhum mertua nya tidak bisa melakukan apa pun untuk membantu Azizah saat itu, karena Raka sangatlah ngotot ingin berpisah dari Azizah.

"Tidak pak, Rizky saya titipkan pada tetangga saya," jawab Zizah dengan tersenyum tipis.

Pak Bram manggut - manggut," Baiklah semua orang yang di berhak mendengar surat wasiat itu sudah ada di semua, maka saya akan membacakan surat wasiat almarhum pak Abdillah sekarang."

Jantung Rania dan Raka sekarang berdegup dengan kencang, ketika pak Bram membuka sebuah amplop coklat yang berada di meja depan mereka.

"Baiklah Mas Raka ...Mba Azizah saya Bramantyo pengacara keluarga Abdillah dengan ini akan membaca sebuah surat wasiat dari Bapak Abdillah Muzaki Ahmad yang berisikan...."

Jantung Rania semakin berdebar kencang saat kertas itu sudah di keluarkan dari dalam amplop coklat itu. " welcome crazy rich Rania Putri..."batin Rania

" Saya Abdillah Muzaki Ahmad dalam keadaan sadar dan tanpa paksaan dari pihak manapun dengan ini menyatakan bahwa seluruh harta kekayaan saya yang berupa kebun teh sebesar 20 hektar yang berlokasi di Bandung dan Jawa tengah akan saya wariskan 100% kepada anak saya Raka Abdillah bin Abdillah Muzaki Ahmad karena dia telah memenuhi keinginan saya dengan menjadikan Nur Azizah sebagai istri nya serta telah memberikan keturunan kepada keluarga Abdillah..."

"Waw... Amazing...." lirih Rania dengan mata yang berbinar - binar. Dia langsung bergelayut manja di lengan sang suami," selamat ya sayang....kamu menjadi crazy rich Mas.."

"Iya sayang....mas senang sekali, akhirnya ayah memberikan semua aset nya pada mas," jawab Raka dengan wajah yang sumringah.

Dia benar - benar tidak menyangka, jika orang tua nya dengan begitu mudah nya menarik segala ucapan nya hanya karena Raka menyetujui menikah dengan Azizah dan membuat wanita itu melahirkan seorang anak seperti yang orang tua nya mau.

"Maaf mas Raka, tapi isi wasiat itu belum selesai saya bacakan.." sela pak Bram.

"Belum selesai, maksud pak Bram apa? Bukan kah di situ sudah jelas jika seluruh harta almarhum ayah mertua saya bakal jatuh ke tangan suami saya ya?"

"Jadi surat wasiat itu masih ada kelanjutannya?"kali ini giliran Raka yang berucap. Wajah laki - laki itu seketika berubah menjadi cemas, perasaan nya tiba - tiba menjadi tidak enak.

Sedangkan Azizah sejak tadi tidak menampilkan ekspresi apa pun, dia hanya menampilkan wajah datar nya. Saat di hubungi pak Bram semalam Azizah sebenarnya menolak untuk datang hari ini, karena dia sendiri tidak ingin tahu tentang apa pun yang berhubungan dengan harta warisan peninggalan almarhum mertua nya. Untung nya pak Bram berhasil membujuk Azizah untuk datang, dengan dalih permintaan terakhir sang mertua nya sebelum meninggal dulu.

"Iya mas Raka...dan kelanjutan isi surat wasiat itu adalah...Tapi jika di kemudian hari anak saya Raka Abdillah menceraikan istri nya Nur Azizah maka apa yang sudah tertulis di atas tidak berlaku.."

Jduar....

Bak petir di siang bolong, mata Rania langsung membulat saat mendengar apa yang Pak Bram ucapkan barusan. Jantung nya langsung berdetak kencang sekali, nafas nya naik turun tidak beraturan. Raka sendiri hanya diam menunggu apa yang akan di ucapkan oleh pak Bram selanjutnya.

"Maka dari itu saya putuskan untuk membagi harta kekayaan saya menjadi 80% dari kebun teh milik saya serta rumah dan sebuah mobil Pajero sport dengan nomer plat B xxxx akan menjadi hak menantu dan cucu saya Nur Azizah dan Rizky Pratama sisa nya 20% untuk anak saya Raka Abdillah. Demikian surat wasiat saya buat dengan sesungguhnya dan sekali lagi tanpa ada paksaan dari pihak manapun. Jakarta 13 Oktober 2024, tertanda Abdillah Muzaki Ahmad."

Braak....

Rania langsung menggebrak meja yang berada di depan nya, wajah nya sudah merah padam , nafasnya tersengal karena emosi yang memuncak dalam diri nya. Untung saja meja di ruangan pak Bram terbuat dari kayu jati jika tidak terjadi apa pun saat Rania gebrak tadi.

"Apa - apa an ini pak Bram, mana mungkin suami saya yang nota bene adalah anak kandung hanya mendapatkan 20% dari harta yang di miliki almarhum mertua saya, sedangkan dia yang bukan siapa - siapa mendapatkan bagian paling banyak, pasti ada kekeliruan saat bapak membaca nya," ucap Rania dengan nada penuh dengan emosi.

"Silahkan mas Raka baca sendiri surat wasiat ini jika memang mas Raka dan Mba Rania tidak percaya dengan apa yang saya baca barusan," kata pak Bram dengan begitu tenang dan menyerahkan selembar kertas surat wasiat itu pada Raka.

Raka langsung membaca seluruh tulisan sang ayah yang berada di kertas itu. Dia sangat paham dengan goresan tinta hitam itu memang benar itu tulisan ayah nya. Rania yang melihat ekspresi muram suami nya langsung mengambil kertas itu dan membaca nya.

"Dasar wanita licik kamu Nur Azizah....!"

Terpopuler

Comments

Hafifah Hafifah

Hafifah Hafifah

udah terima aja toh dari awal menantu yg diharapkan kan emang azizah dan rizky adalah keturunan asli pak abdillah jadi mereka berhak dong untuk mendapatkan itu semua.karna mereka tau lw kamu deket ama raka tuh cuma ingin hartanya aja.semoga si zizah nerima tuh warisan ini demi masa depan rizky anaknya dan biar sipelakor tuh menderita

2025-01-04

2

ken darsihk

ken darsihk

Mamposss lo Rania makan tuh warisan yng lo tunggu 2 dan lo perebutkan 😂😂😂

2024-12-27

0

Siti Mutrikah

Siti Mutrikah

kamu wanita serakah yg tak tahu malu

2025-03-08

0

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1 Terungkap semua nya
2 Bab. 2 Demi kebahagiaan mu
3 Bab. 3 Talak
4 Bab. 4 Status Baru
5 Bab. 5 Akhirnya pergi juga
6 Bab. 6 Sedikit berbeda
7 Bab. 7 Akta Cerai
8 Bab. 8 Dunia baru Azizah
9 Bab. 9 Ada aja ujian Azizah
10 Bab. 10 Murahan teriak Murahan
11 Bab. 11 Aunty Mochi ?
12 Bab. 12 Kangen mantan istri
13 Bab.13 Surat wasiat
14 Bab. 14 Abian Al Rafa Rajendra
15 Bab. 15 Rizky.....
16 Bab. 16 Butuh Darah
17 Bab. 17 Azizah sudah lelah dan muak
18 Bab. 18 Boleh kan bunda..
19 Bab. 19 Mulai berubah
20 Bab. 20 Curhatan Rizki
21 Bab. 21 Pesona Sang mantan
22 Bab. 22 Abian vs Damar
23 Bab 23. Kegalauan Abian
24 Bab 24. Selalu saja begitu
25 Bab. 25 Raka mulai berulah
26 Bab. 26 Sikap aneh Abian
27 Bab. 27 Curahan hati Rizky
28 Bab. 28 Kemarahan Abian
29 Bab. 29 Ulah Claudia
30 Bab. 30 Balasan untuk Claudia
31 Bab. 31 Masih Ulah Claudia
32 Bab. 32 Karma instan Claudia
33 Bab. 33 Beres juga masalah Claudia
34 Bab. 34 Habis Claudia terbit lah Raka
35 Bab. 35 Pengen ayah seperti Daddy nya Kai
36 Bab. 36 Puasa menahan Nafsu
37 Bab. 37 Saingan baru Abian
38 Bab. 38 Tamu tak di undang
39 Bab. 39 Permintaan gila seorang Raka
40 Bab. 40 Menikah lah dengan ku Azizah
41 Bab. 41 Abian or Damar ?
42 Bab. 42 Rania bikin ulah
43 Bab. 43 Rania lagi..Rania lagi
44 Bab. 44 Kelicikan Rania
45 Bab. 45 Ancaman Azizah
46 Bab. 46 Lamaran Abian kembali
47 Bab. 47 Ungkapan kebahagiaan Abian
48 Bab. 48 Sah
49 Bab. 49 Ginjal saya cocok Dok?
50 Bab. 50 Kemurkaan Raka pada Rania
51 Bab. 51 Sudah jatuh tertimpa tangga pula
52 Bab. 52 Misi pertama berhasil
53 Bab. 53 Berita duka
54 Bab. 54 Kedatangan Rania di pemakaman
55 Bab. 55 Talak Raka untuk Rania
56 Bab. 56 Raka masih terpuruk
57 Bab. 57 Saling ingat satu sama lain
58 Bab. 58 Suami aku..
59 Bab. 59 Ungkapan cinta Azizah
60 Bab. 60 Menuju ke .......
61 Bab. 61 Masih berusaha keras...
62 Bab. 62 Huh..hah...
63 Bab. 63 Pagi yang kesiangan
64 Bab. 64 Jalannya seperti kepiting
65 Bab. 65 Mulai bucin
66 Bab. 66 Drama baru Raka...
67 Bab. 67 Kena tipu
68 Bab. 68 Ada yang mau main - main rupanya
69 Bab. 69 Pelaku sudah ketemu
70 Bab. 70 Aku serahkan semua nya pada Suami aku
71 Bab. 71 Ternyata Kamu pelaku nya
72 Bab. 72 Ada yang malu - malu
73 Bab. 73 Claudia yang terlalu percaya diri
74 Bab. 74 Kekecewaan Rania
75 Bab. 75 Kurang cukup bukti
76 Bab. 76 Simbiosis mutualisme
77 Bab. 77 Perasaan aneh Abian
78 Bab. 78 Baterai full
79 Bab. 79 Dasar wanita gila !
80 Bab. 80 Abian kalang kabut
81 Bab. 81 Kembang tujuh rupa
82 Bab. 82 Raka & Claudia
83 Bab. 83 Pesona istri CEO
84 Bab. 84 Kepergian Raka
85 Bab. 85 Ragu - ragu
86 Bab. 86 Positif
87 Bab. 87 Es cekek
88 Bab. 88 Akhir nya dapat juga
89 Bab. 89 Bumil yang random
90 Bab. 90 Kabar terbaru Rania
91 Bab. 91 Romantisme Azizah dan Abian
92 Bab. 92 Kepergian Rania
93 Bab. 93 Surat wasiat Rania
94 Bab. 94 Kemuliaan Hati Azizah
95 Bab. 95 Rencana Tujuh bulanan
96 Bab. 96 Keusilan Almira
97 Bab. 97 Almira Vs Damar
98 Bab. 98 Abian mulai panik
99 Bab. 99 Alhamdulillah...
Episodes

Updated 99 Episodes

1
Bab. 1 Terungkap semua nya
2
Bab. 2 Demi kebahagiaan mu
3
Bab. 3 Talak
4
Bab. 4 Status Baru
5
Bab. 5 Akhirnya pergi juga
6
Bab. 6 Sedikit berbeda
7
Bab. 7 Akta Cerai
8
Bab. 8 Dunia baru Azizah
9
Bab. 9 Ada aja ujian Azizah
10
Bab. 10 Murahan teriak Murahan
11
Bab. 11 Aunty Mochi ?
12
Bab. 12 Kangen mantan istri
13
Bab.13 Surat wasiat
14
Bab. 14 Abian Al Rafa Rajendra
15
Bab. 15 Rizky.....
16
Bab. 16 Butuh Darah
17
Bab. 17 Azizah sudah lelah dan muak
18
Bab. 18 Boleh kan bunda..
19
Bab. 19 Mulai berubah
20
Bab. 20 Curhatan Rizki
21
Bab. 21 Pesona Sang mantan
22
Bab. 22 Abian vs Damar
23
Bab 23. Kegalauan Abian
24
Bab 24. Selalu saja begitu
25
Bab. 25 Raka mulai berulah
26
Bab. 26 Sikap aneh Abian
27
Bab. 27 Curahan hati Rizky
28
Bab. 28 Kemarahan Abian
29
Bab. 29 Ulah Claudia
30
Bab. 30 Balasan untuk Claudia
31
Bab. 31 Masih Ulah Claudia
32
Bab. 32 Karma instan Claudia
33
Bab. 33 Beres juga masalah Claudia
34
Bab. 34 Habis Claudia terbit lah Raka
35
Bab. 35 Pengen ayah seperti Daddy nya Kai
36
Bab. 36 Puasa menahan Nafsu
37
Bab. 37 Saingan baru Abian
38
Bab. 38 Tamu tak di undang
39
Bab. 39 Permintaan gila seorang Raka
40
Bab. 40 Menikah lah dengan ku Azizah
41
Bab. 41 Abian or Damar ?
42
Bab. 42 Rania bikin ulah
43
Bab. 43 Rania lagi..Rania lagi
44
Bab. 44 Kelicikan Rania
45
Bab. 45 Ancaman Azizah
46
Bab. 46 Lamaran Abian kembali
47
Bab. 47 Ungkapan kebahagiaan Abian
48
Bab. 48 Sah
49
Bab. 49 Ginjal saya cocok Dok?
50
Bab. 50 Kemurkaan Raka pada Rania
51
Bab. 51 Sudah jatuh tertimpa tangga pula
52
Bab. 52 Misi pertama berhasil
53
Bab. 53 Berita duka
54
Bab. 54 Kedatangan Rania di pemakaman
55
Bab. 55 Talak Raka untuk Rania
56
Bab. 56 Raka masih terpuruk
57
Bab. 57 Saling ingat satu sama lain
58
Bab. 58 Suami aku..
59
Bab. 59 Ungkapan cinta Azizah
60
Bab. 60 Menuju ke .......
61
Bab. 61 Masih berusaha keras...
62
Bab. 62 Huh..hah...
63
Bab. 63 Pagi yang kesiangan
64
Bab. 64 Jalannya seperti kepiting
65
Bab. 65 Mulai bucin
66
Bab. 66 Drama baru Raka...
67
Bab. 67 Kena tipu
68
Bab. 68 Ada yang mau main - main rupanya
69
Bab. 69 Pelaku sudah ketemu
70
Bab. 70 Aku serahkan semua nya pada Suami aku
71
Bab. 71 Ternyata Kamu pelaku nya
72
Bab. 72 Ada yang malu - malu
73
Bab. 73 Claudia yang terlalu percaya diri
74
Bab. 74 Kekecewaan Rania
75
Bab. 75 Kurang cukup bukti
76
Bab. 76 Simbiosis mutualisme
77
Bab. 77 Perasaan aneh Abian
78
Bab. 78 Baterai full
79
Bab. 79 Dasar wanita gila !
80
Bab. 80 Abian kalang kabut
81
Bab. 81 Kembang tujuh rupa
82
Bab. 82 Raka & Claudia
83
Bab. 83 Pesona istri CEO
84
Bab. 84 Kepergian Raka
85
Bab. 85 Ragu - ragu
86
Bab. 86 Positif
87
Bab. 87 Es cekek
88
Bab. 88 Akhir nya dapat juga
89
Bab. 89 Bumil yang random
90
Bab. 90 Kabar terbaru Rania
91
Bab. 91 Romantisme Azizah dan Abian
92
Bab. 92 Kepergian Rania
93
Bab. 93 Surat wasiat Rania
94
Bab. 94 Kemuliaan Hati Azizah
95
Bab. 95 Rencana Tujuh bulanan
96
Bab. 96 Keusilan Almira
97
Bab. 97 Almira Vs Damar
98
Bab. 98 Abian mulai panik
99
Bab. 99 Alhamdulillah...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!