Sesampainya Geo di rumah, Ia langsung di sambut dengan raut wajah cemas sang istri. Geo yang melihat istri nya sedang cemas, berusaha menenangkan dan meyakinkan bahwa semua akan baik baik saja.
"Tenang lah sayang, Ren pasti bisa di bujuk. Kamu percaya kan sama aku?." Ucap Geo sambil memegang pipi istri nya dan menatap nya lekat.
"Iya mas, aku percaya sama kamu. Aku harap Ren mau dengerin ucapan kamu ya, mas. " Jawab Jelita sembari menggenggam tangan suami nya, yang berada di pipi nya.
"Kamu jangan cemas lagi ya, ada mas di sini." Geo pun memeluk erat sang istri, ia sangat tau perasaan jelita tentang anak pertama nya itu.
|Kamar Ren|
Tok tok tok
Terdengar suara ketukan pintu dari arah luar kamar, Ren yang mendengar itu hanya melihat sebentar ke arah pintu, lalu kembali fokus melihat handphone nya.
"Ren....ayah mau bicara sama kamu. Buka pintu nya, Ren." Ucap Geo lembut, berusaha membujuk putra sulung nya.
Cukup lama menunggu. Namun, tetap saja tak ada respon dari Ren. Geo pun menghela nafas berat, lalu kembali mengetuk pintu kamar Ren, sembari berkata.
"Renata Fernando, kamu dengar ayah kan?" Tanya Geo dengan sedikit tegas, agar anak nya itu mau menurut.
Tak lama kemudian, pintu pun terbuka dan menampakkan sosok Ren yang kini sedang menunduk dengan raut wajah sedih.
Setelah di buka nya pintu, Geo pun merangkul pundak Ren lalu mengajak nya untuk duduk di ranjang.
"Kamu lagi ada masalah?." Tanya Geo sembari mengangkat dagu Ren agar melihat ke arah nya.
"Gak ada yah." Jawab Ren lesu sembari berusaha menampakkan senyum tipis nya.
"Ayah gak pernah ajarin kamu bohong, Ren." Ucapan Geo membuat Ren terdiam sejenak, lalu menghela nafas panjang dan berkata.
"Ayah pernah gak di tinggal pergi tanpa kabar sedikit pun?" Tanya Ren.
...----------------...
1 Minggu kemudian
|Kota Osaka Jepang|
Sudah 1 Minggu Kania, Jena, dan juga Elbra berada di Jepang. Seharusnya hanya beberapa hari Kania di Jepang. Namun, karena kedatangan Elbra yang tiba tiba, membuat nya harus meladeni dulu suami konyol nya itu, bahkan Elbra tak malu ribut di depan Jena.
"Aku sudah bilang, El. Aku gak bisa berhenti gitu aja dari pekerjaan ini!." Tegas Kania yang sudah lelah memberi tau Elbra.
"Apa sih yang kamu cari, uang kita udah berlimpah Kania. Buat apa lagi kamu kerja??"
Tanya Elbra yang tak menyerah membujuk Kania untuk berhenti dengan pekerjaan nya itu.
"Aku gak nuntut harta ya!!" Jawab Kania sembari menatap tajam ke arah Elbra.
"Terus apa? Nuntut pria tampan gitu, biar bisa kenal pria pria tampan dari seluruh dunia, itu yang kamu cari??." Tuduh Elbra yang tak bisa positif thinking, karena perasaan cemburu nya.
"Mau kamu apa sih, aku cape ya ribut terus?!!" Tanya Kania yang sudah benar benar lelah.
"Aku mau kamu berhenti kerja!!" Tegas Elbra sembari menatap Kania sangat dalam.
"Udah aku-" ucapan Kania terpotong, karena suara ponsel nya yang bergetar. pertanda ada seseorang yang menelpon.
Seketika pandangan mereka beralih ke ponsel Kania yang bergetar, awal nya Kania tidak menggubris telepon tersebut, dan lebih memilih melanjutkan ribut nya dengan Elbra.
"Why didn't you answer the phone, Kania?" (Kenapa kamu tidak menjawab telepon, Kania?) tanya Jena yang sedari tadi menyaksikan perdebatan Kania dan Elbra di sofa ruang tamu. Ia mendengar suara ponsel Kania, dan penasaran mengapa Kania tidak mengangkat telepon nya.
"It must be a call from the prankster who usually bothers me." (Pasti itu telepon dari orang iseng yang biasanya menggangguku)
"Are you sure Kania, you haven't even seen the caller's name?" (Kamu yakin Kania, kamu bahkan belum melihat nama peneleponnya?)
Tanya Jena memastikan, ia tak yakin jika itu telpon iseng, karna si penelpon terus menerus menelpon Kania.
"Mengganggu? Kamu selama ini di teror?." Tanya Elbra yang baru tau, jika Kania selalu di ganggu oleh telepon iseng.
Kania pun hanya mengangguk sembari menatap ponsel nya yang terus bergetar.
"Sini, aku aja yang angkat." Ucap Elbra sembari mengambil ponsel Kania.
"Gak usah di ladenin!." Kania sangat malas meladeni telepon iseng yang biasa mengganggu nya, untuk melihat nama nya saja ia sangat malas.
"Ini yang kamu bilang menganggu, ini anak kamu, Kania. Anak kita?!!" Tegas Elbra sembari menunjukkan nama penelpon pada Kania. Di sana tertulis nama Ibrania.
"Ya aku gak tau kalo Ibrania yang telpon, ya udah sini aku aja yang angkat." Jawab Kania sembari mengambil balik ponsel nya dari tangan Elbra.
Kania pun langsung mengangkat telepon nya, dan terkejut saat Ibrani memberi nya kabar.....
*Pembicaraan di telpon
"Maaf ibu ya sayang. Tadi ibu tak tau jika kamu yang telpon." Kania pun meminta maaf pada Ibrania karena lama mengangkat telpon nya.
"Bu..." Panggil Ibrania dengan suara lemah nya.
"Kenapa sayang?" Tanya Kania yang sedikit bingung mendengar suara lemah Ibrania.
"Luna meninggal, Bu." Beri tau Ibrania yang membuat Kania kaget bukan main.
"Ha?...kamu bercanda kan, jangan begitu Ibra, ibu tak suka bercanda seperti ini?!." Kesal Kania yang menganggap Ibrania sedang bermain main dengan ucapan nya.
"Aku serius, ma. Pagi nanti jenazah Luna akan di makam kan." Jawab Ibrania yang berusaha tegar, walupun suara nya sedikit gemetar.
Bruk!
Kania Shock berat, hingga menjatuhkan ponsel nya begitu saja.
"Hiks hiks....ini gak mungkin, Luna gak mungkin meninggalkan kan, El?!." Tangis Kania terisak sembari menghampiri Elbra yang juga kaget mendengar ucapan Kania.
Jena yang melihat Kania menangis merasa khawatir, lalu pergi menghampiri Kania untuk bertanya.
"What's wrong with you, Kania?" (Ada apa denganmu, Kania?) Tanya Jena sembari mengelus punggung Kania, berusaha menenangkan.
"We are in mourning, our youngest child has died" (Kami sedang berduka, anak bungsu kami telah meninggal) Beri tau Elbra dengan suara lemah nya, ia juga shock berat. Tak menyangka Putri satu satu nya pergi meninggalkan mereka untuk selamanya.
"Oh my gosh, I'm sorry to hear that. Be patient, Kania." (Ya ampun, aku turut prihatin mendengarnya. Sabar ya, Kania) Jena ikut sedih mendengar berita tersebut, ia pun memeluk Kania sembari mengelus punggung nya, sedang kan Elbra ia mengusap wajah nya kasar. Hati nya benar benar hancur mendengar berita tersebut.
"Kania, kita pulang sekarang."
...----------------...
to be continued ~
Maaf udah gak upload beberapa hari, soalnya author lagi sibuk di real life 😁🙏🏻
oh ya, author mau kasih tau aja nih, waktu itu kan author pernah bilang lagi buat tugas sekolah bertema drama. author dan teman teman berhasil dapetin juara 2, senang banget rasa nya.
oh ya, makasih banyak ya yang udah dukung author untuk terus berkarya. Kayak nya author bakal jarang up deh, soalnya Minggu depan author ujian sekolah. Tapi Minggu ini author usahakan up terus ya 😁
Oke sampai sini dulu, see you again 👋🏻
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
ora
Semoga yang Ibra bilang nggak beneran😭😭😭
2024-11-26
1
ora
Semangat ujian, Kak💪💪💪
Selamat atas pialanya🎉🎉🎉😍
2024-11-26
1
ora
😯😯😯
2024-11-26
1