basketball competition?? [chapter 5]

"Pak, saya mohon beri saya kesempatan." Mohon seorang perempuan yang berdiri di dekat gerbang.

"Maaf, mbak. Anda sudah telat." Jawab pak satpam dengan suara tegas nya.

Mendengar suara perempuan itu, Ren pun langsung berbalik Badan untuk memastikan sang pemilik suara.

"Luna." Panggil Ren sembari berlari mendekat ke arah gerbang.

"Pak, tolong bolehin teman saya masuk, pak. Kali ini aja." Mohon Ren yang ikut berusaha, agar Luna di boleh kan masuk walau sudah telat.

Pak satpam tersebut pun menghela nafas panjang, sembari memijat pelipisnya.

"Baiklah, kali ini saya bolehkan masuk. Tapi tidak untuk seterusnya, usahakan untuk datang lebih awal lain kali." Nasihat pak satpam sembari membuka kan gerbang untuk Luna.

"Makasih banyak pak." Ucap Luna sembari tersenyum lebar.

Setelah di perbolehkan masuk, mereka pun langsung bergegas menuju kelas. Sebelum guru tiba lebih dulu di kelas mereka.

...----------------------------------------------------------------------------------...

|Toilet perempuan|

Pukul 09:45. Sebentar lagi saat nya istirahat, namun Luna ingin segera ke toilet. Ia pun meminta izin pada guru yang mengajar lalu langsung bergegas ke toilet.

Setelah sampai di toilet, ia Langsung masuk toilet perempuan. Namun, tanpa Luna sadari, ada seseorang yang mengikuti nya sedari tadi.

Orang tersebut menunggu Luna di depan pintu toilet perempuan, hingga akhirnya Luna keluar dari toilet. Tanpa aba aba orang tersebut pun langsung mendorong Luna ke dinding hingga membuat kepala Luna sedikit terbentur.

"AAHHH." Luna pun kesakitan sembari mengelus kepala bagian belakang nya.

"Gitu doang sakit, dasar lemah!" Ucap Aqila sembari menatap Luna remeh.

Luna yang tak terima dengan ucapan Aqila, langsung membalas perbuatan nya. Ia pun mendorong Balik tubuh Luna hingga ke dinding.

"Aww, sakit Luna!!" Bentak Aqila sembari mengelus kepala nya yang juga terbentur.

"Tuh kamu rasain, sakit kan. Berarti kamu juga lemah!" Jawab Luna.

"Berani ya kamu sama aku, ingat ya Luna. Aku akan terus gangguin kamu, kalo kamu gak berhenti Deketin Ren!!" Aqila pun memperingati Luna untuk menjauhi Ren.

"Siapa kamu, gak ada hak ya, kamu ngatur ngatur aku." Jawab Luna yang tak ada takut-takut nya pada Aqila.

"Oke, kalo itu mau kamu. Siap siap aja aku ganggu terus menerus." Ucap Aqila lalu pergi dari sana meninggalkan Luna sendirian.

_______________________________________________

KRINGGG

Bel pulang sekolah pun berbunyi, semua murid sudah bersiap untuk pulang. Termasuk Luna dan Ren, mereka berdua berjalan bersama menuju gerbang. Selama perjalanan, Luna ingin sekali curhat pada Ren mengenai penyakit nya. Namun, ia bingung ingin mulai dari mana. Ren yang merasakan ada yang aneh pada Luna, ia pun bertanya mulai bertanya.

"Kenapa Lun, ada yang mau kamu omongin?." Tanya Ren sembari menatap wajah Luna yang gelisah.

"Hem....Aku mau kasih tau, kalo aku me-" ucapan Luna terhenti, karena ada seseorang memanggil nama Ren. Hingga membuat fokus Ren teralihkan pada orang tersebut.

"Ren." Panggil orang tersebut sembari menghampiri Ren bersama kedua teman nya.

"Revan...ada apa, Van?." Tanya Ren sembari menatap ketiga orang yang tadi menghampiri nya, yaitu Revan dan dua teman nya.

"Kamu tau kan Ren ada lomba basket antar sekolah?." Tanya Revan untuk memastikan sebelum ia ke intinya.

"Iya tau, Van." Jawab Ren sembari mengangguk kecil.

"Kamu kan lumayan jago tuh main basket, rencananya kita mau ajakin kamu gabung ke tim basket kita. Karena kebetulan kita kekurangan satu orang, sih Reza sakit soal nya.kira kira, Kamu mau gak gantiin sih Reza?." Ajak Revan, sembari merangkul pundak Ren.

Ren terdiam sejenak untuk berpikir, ia memang menyukai olahraga basket. Tapi jika untuk mengikuti lomba-lomba seperti itu, rasa nya ia sangat malas. Revan yang melihat Ren bingung pun paham maksud dari Ren, agar tak di tolak. Revan berusaha membuat Ren untuk menerima ajakannya.

Ia berpikir bagaimana cara nya membuat Ren menerima ajakannya, sembari melihat sekeliling Ren. Saat melihat Luna, seketika Revan langsung mempunyai ide yang bagus.

"Ren, kalo kamu ikut lomba basket. Aku yakin, Luna pasti terpesona sama kamu, karena biasanya cowok berkeringat bisa bikin cewek klepek klepek. Mending kamu ikut aja deh, terus ajakin Luna ntar nontonin kita main." Bisik Revan tepat di depan telinga Ren. Ia berusaha membujuk Ren dengan iming iming Luna akan terpesona dengan Ren saat bermain basket nanti.

"Terpesona?." Tanya Ren sembari menaiki sebelah alis nya.

"Iya, Ren. Emang kamu gak mau buat Luna bangga sama kamu?." Revan masih berusaha membujuk Ren sampai Ren menerima ajakannya.

"Mau sih, tapi kan aku udah lama gak main basket." Jawab Ren.

"Soal itu kamu tenang aja, Ren. Masih ada waktu kok buat latihan." Ucap Revan sembari menepuk pelan pundak Ren.

"Okelah, aku ikut." Jawab Ren tanpa ragu.

"Wahh, beneran Ren kamu mau ikut. Kapan lomba nya Ren, aku mau lihat pertandingan nya??" Tanya Luna kegirangan, ia sangat suka menonton orang bermain basket, apalagi jika pemainnya adalah Ren.

"Wihh udah dapet support aja nih dari Luna. Harus semangat dong latihan nya. kan udah di semangatin sama Luna tuh." Goda Revan sembari menatap Ren yang sedari tadi menahan senyum.

"Apa sih, Van. Udah ah, kapan latihan nya?." Tanya Ren yang berusaha mengalihkan pembicaraan, agar ia tak terlihat sedang salting.

"Mulai hari ini, Ren. Sore nanti kita kumpul lagi di sekolah, buat latihan." Beritahu Revan, yang sudah menentukan hari latihan nya.

"Ya udah, kita berdua pulang dulu ya. Sampai jumpa sore nanti." Jawab Ren, lalu ia pun pamit pergi bersama Luna.

Saking girangnya Luna, ia sampai melupakan ucapan nya tadi. Yang niat awal nya ingin memberi tau Ren tentang penyakit nya, kini terlupakan karena kedatangan Revan.

Sesampainya mereka di gerbang, terlihat mobil mewah sudah menunggu kedatangan Luna. Pak Burhan juga sudah siap membuka kan pintu mobil untuk Luna. Luna pun menghampiri pak Burhan sembari menarik tangan Ren untuk mengikuti nya.

"Pak Burhan, apa boleh hari ini Luna pulang bersama Ren. Luna ingin menemani Ren latihan basket?." Tanya Luna sembari menatap pak Burhan penuh harap, ia ingin sekali menemani Ren bermain basket.

"Tapi, non. Sebaiknya non pulang dulu, dan meminta izin pada tuan." Jawab pak Burhan yang tak ingin terkena masalah karena sembarang memberi izin.

Luna pun menghela nafas panjang, sembari menunduk sedih. Ia sangat malas meminta izin pada orang tua nya, karena mereka selalu sibuk. untuk ketemu saja rasanya sangat sulit, apa lagi meminta izin.

to be continued~

Mohon dukungannya 🙏🏻

see you tomorrow readers 👋🏻

Terpopuler

Comments

Manik🌼

Manik🌼

Yaudah. entar kalo Luna mati, bakalan di gentayangin setiap hari sampe kamu keluar roh mu.

2024-11-09

1

Manik🌼

Manik🌼

iya pak, asalkan kucing, doggy, bebek, ayam, babi, ikan, sama jerapah saya makan dulu pak😭 kalo mereka gak aku kasih makan mati nanti😭😭 siaap yang susah Tiara yang susah ngurusin itu teman sy pak😭😭😭😭😭

2024-11-09

1

Manik🌼

Manik🌼

2 iklan untuk muuuuu

2024-11-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!