Ren confess? [chapter 19]

Keesokan hari nya, acara pemakaman Luna pun telah selesai, orang orang pamit pulang ke rumah masing masing. Sedangkan mereka masih berada di pemakaman itu.

Dengan raut wajah sedih, Ren menatap tak rela batu nisan Luna. Ia belum ikhlas kepergian Luna, seakan ia hilang arah. Entah harus berbuat apa, senyum manis nya kini tak pernah terukir lagi semenjak tau kematian Luna.

Dengan senyum tipis, Ren pun menyentuh batu nisan itu, lalu berbicara di dalam hati.

"Luna Wijaya, cewek bawel tapi ngangenin. Gak nyangka ya, kamu pergi duluan tinggalin aku. Aku kira, kita bakal menua bersama sampai kita punya cucu yang lucu lucu. Tapi sayang, takdir tak merestui. Kamu mau tau gak, aku cinta sama kamu. Ya walaupun terlambat, seenggaknya aku udah ungkapin perasaan aku buat kamu. Aku tunggu jawaban kamu di mimpi aku ya Luna, aku harap kamu datang di mimpi aku malam ini, I Love you." Batin Ren dengan di akhiri senyuman terakhir nya untuk Luna. Lalu berdiri untuk kembali pulang bersama yang lain.

2 hari setelah meninggal nya Luna......

Semua orang terdekat Luna kini benar benar terpuruk setelah kepergian Luna. Terutama Kania, ia lebih banyak melamun dan diam. Jelita dan Jena sudah berusaha membujuk nya untuk kembali semangat hidup, tapi sayang nya Kania begitu keras kepala. Ia tetap tak menerima kematian putri nya, dan terus menyalahkan diri nya sebagai ibu terburuk di dunia.

Sedangkan Elbra, ia menjadi sedikit pendiam dan tertutup. Bahkan ke kantor saja ia sudah tak pernah, semua pekerjaan kantor nya ia serahkan pada asisten pribadi nya.

Dan Ibrania. Ia memilih untuk mengurus perusahaan ayah nya yang ada di luar negeri, dengan alasan ia tak ingin terus bersedih karna berada di tempat yang banyak kenangan bersama Luna.

Sedangkan Ren? Kepribadian nya kini berubah setelah kepergian Luna, Ren yang biasanya akan selalu ramah pada siapa pun kini tak lagi sama. Siapa pun yang menyapa Ren tak pernah dapat respon dari Ren. Atau bisa di bilang di cuekin. Dan Ren yang dulu ceria kini sangat lah cuek dan tak banyak omong.

|Kelas 12 MIPA 3|

Kini Ren sedang duduk di bangku nya sendirian, ia terlihat sedang sibuk mengerjakan pr nya yang belum selesai. Biasanya, ia selalu menyontek Luna jika ada pr, tapi kali ini tak bisa, Luna tak bisa lagi memberi nya contekan.

"Kamu belum selesai pr nya?." Tanya Aqila basa basi sembari berniat ingin duduk di bangku Luna.

"Jangan duduk di bangku Luna!" Ucap Ren pelan namun tegas, membuat Aqila tak jadi duduk di bangku Luna.

"Iya iya, numpang duduk aja gak boleh." Gumam Aqila yang sedikit kesal dengan Ren, dan memilih terus berdiri di samping meja Luna.

"Oh ya, nih buku pr ku. Salin aja kalo mau." Ucap Aqila sembari menyodorkan buku nya pada Ren.

"Gak usah." Jawab Ren singkat, tanpa melihat ke arah Aqila, dan tetap fokus pada buku nya.

"Udah salin aja, Bu guru bentar lagi masuk loh." Aqila masih berusaha membujuk Ren agar menerima buku pr nya.

"Pergi atau aku sobek buku pr kamu?!." Tanya Ren dengan Penuh tekanan, sembari menatap tajam ke arah Aqila.

"Iss iya iya aku pergi." Jawab Aqila pasrah sembari pergi dengan raut wajah kesal nya.

Sesampainya di tempat duduk nya, ia pun ngedumel sendiri di dalam hati nya.

"Ini pasti gara gara Luna, apa sih spesial nya Luna. Sampai sampai aku gak bisa dapetin hati kamu, Ren. Pokoknya bagaimana pun cara nya kamu harus jadi milik ku!!" Batin Aqila sembari melihat Ren dari kejauhan.

_______

|Mansion Elbra Wijaya|

Kini Jena sudah selesai membereskan barang nya di koper, rencana hari ini ia ingin pulang ke Korea karena ada kerjaan. Walaupun rasanya ia ingin tetap di Indonesia untuk menemani Kania. Tapi sayang, ia tak bisa meninggalkan kerjaan nya karna Sudah terikat kontrak.

"You take good care of yourself, Kania. I promise if I have free time, I will come back to see you. And remember to rise from your sadness, and don't wallow in sadness."

(Jaga dirimu baik-baik, Kania. Aku janji kalau ada waktu luang, aku akan kembali menemuimu. Dan ingatlah untuk bangkit dari kesedihanmu, dan jangan berlarut-larut dalam kesedihan) ucap Jena sembari memeluk sahabat karir nya itu.

"Thank you Jena, Jelita. For caring about me." (Terima kasih Jena, Jelita. Sudah peduli padaku) Jawab Kania sembari memeluk Jena dan juga Jelita.

"Jelita, I'm leaving my friend in your care."

(Jelita, aku menitipkan temanku padamu) Ucap Jena pada Jelita, sembari mengelus pelan pundak jelita.

"Don't worry, I will always keep visiting Kania." (Jangan khawatir, aku akan selalu mengunjungi Kania) Jawab jelita sembari tersenyum ramah pada Jena.

"Okay, I'll take my leave now." (Baiklah, aku pamit sekarang) Ucap Jena, lalu pergi sembari menyeret koper nya.

Kania pun hanya tersenyum masam sembari menatap kepergian Jena, ia baru saja di tinggal pergi putri semata wayangnya. Dan sekarang ia harus di tinggal pergi ke Korea oleh sahabat karir nya.

Rasa nya begitu sakit di hati Kania, kini tinggal Jelita yang menemani nya. Itu pun hanya di saat sore, karena di waktu lain Jelita harus mengerjakan kewajiban nya sebagai seorang ibu di keluarga nya.

...----------------...

|taman sekolah tunas bangsa|

kini sedang jam istirahat dan Ren hanya duduk sendiri di taman sembari mendengarkan musik menggunakan earphone nya.

"kenapa kamu gak datang datang di mimpi aku Luna, apa kamu gak kangen sama aku." batin Ren sembari terus melamun di taman sendirian, hingga ada seseorang yang menghampiri nya.

"sendirian aja." ucap Revan sembari menepuk pelan pundak Ren, lalu duduk di samping Ren.

Mendengar itu Ren hanya tersenyum tipis tanpa melihat ke arah Revan.

"kamu masih marah ya, maaf ya buat yang waktu itu. dia emang gitu orang nya, tapi dia baik kok sebenarnya, cuma emang mudah iri aja." ucap Revan meminta maaf atas kesalahan teman nya saat itu pada Ren.

Ren pun hanya mengangguk sembari tersenyum tipis pada Revan, lalu kembali fokus melihat ke depan.

"nih." Revan memberi sebungkus permen pada Ren, yang yang melihat itu bingung dan bertanya.

"buat?." tanya Ren sembari menatap bingung ke arah Revan.

"buat kamu, kamu kan lagi galau. Anak cowok biasanya kalo galau ya ngerokok, kalo kamu? kayak nya gak mungkin ngerokok deh." jawab Revan sembari membuka bungkus permen nya.

"ya emang gak ngerokok, kenapa sih?." Ren makin bingung dengan Revan yang tiba tiba memberi nya permen.

"ya karna kamu gak ngerokok, makanya ku kasih permen sebagai ganti rokok." Jawab Revan sembari memberikan permen yang sudah ia buka bungkus nya tadi.

"emang ngaruh?." tanya Ren yang kurang percaya jika rokok bisa bikin orang galau jadi gak galau.

"kayak nya sih ngaruh, kalo gak ngaruh, ya seenggaknya nih permen bisa manisin senyuman kamu lagi." Jawab Revan.

"Ha?" Ren semakin bingung mendengar ucapan Revan yang tak jelas menurut nya.

"ambil aja udah." Revan pun langsung menyodorkan permen tersebut ke dalam mulut Ren, lalu berdiri dari duduk nya.

"ya udah, aku pergi dulu yak." ucap Revan pamitan, lalu pergi meninggalkan Ren yang masih bingung.

to be continued~

Maaf ya jarang up, author lagi ujian sekolah 😁🙏🏻

mohon dukungan nya 🙏🏻

See you again 👋🏻

Terpopuler

Comments

ora

ora

Ibrania malah beneran sendiri. Nggak ada orang tua, nggak ada adiknya. Kasihan🥲🥲🥲

2024-12-04

1

ora

ora

Mungkin Luna nya nolak kamu Ren, makanya nggak mau muncul di mimpi😆😭😭😭

2024-12-04

1

ora

ora

Kasih permen aja Revan. Bahas tentang permen aja🤭🤭🤭

2024-12-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!