|SMA tunas Bangsa|
Pagi ini langit begitu cerah. Namun, ada hati seseorang yang hari ini kelihatan nya sangat mendung. Laki laki berkulit putih, dengan tinggi badan yang ideal, dan juga wajahnya yang tampan, namun hari ini terlihat murung. Dia adalah Renata Fernando.
Hari ini Luna tidak sekolah, membuat Ren menjadi galau sendiri. Karena Ren tidak bisa mengabari Luna lewat Chat. Ibrania hanya mengirimkan surat sakit Luna ke sekolah, itu pun lewat perantara orang lain.
Ren benar benar merasa sendiri walaupun di sekitar nya terlihat banyak orang, ia merasa khawatir, takut, dan cemas. Ingin sekali ia bolos untuk mengecek kondisi Luna, namun ia tak bisa. Ia takut di amuk oleh ayah nya.
"Luna....aku rindu." Batin Ren sambil melamun.
Saat sedang melamun, tiba tiba datang seseorang yang sangat Ren hindari.
"Kamu kenapa bengong, Ren?."
"Aqila, mau apa kamu ke sini." Tanya Ren setelah tersadar dari lamunannya.
"Aku hanya ingin menemani mu, Ren." Jawab Aqila sembari duduk di bangku Luna tanpa seizin Ren.
"Tak perlu. Aku lagi pengen sendiri." Jawab Ren sembari membuang muka, ia sadang tidak bisa meladeni Aqila.
"Udah lah, Ren. Luna cuma sakit biasa kok." Ucap Aqila berniat menenangkan.
"Dari mana kamu tau, aku yang teman dekat nya aja gak tau Luna sakit. Mending kamu diem deh Aqila." Di saat seperti ini, entah kenapa emosi Ren tidak stabil. Yang awal nya ia sangat menjaga ucapan nya, tapi sekarang seakan ia tak peduli lagi dengan perasaan wanita, kecuali ibu nya.
Setelah mengucapkan itu, Ren pun langsung pergi dari kelas. Melihat itu, Aqila berdecak kesal.
"Cih, dasar caper. Segala pake sakit, semoga aja dia gak sembuh sembuh biar aku bisa terus deketin Ren." Gumam Aqila sembari menyilangkan tangan nya di dada.
"Kamu suka sama cowok itu?." Tanya seseorang yang tiba tiba muncul di belakang Aqila.
Aqila yang mendengar suara orang di belakang nya, langsung membalikkan badannya untuk melihat siapa orang tersebut. Terlihat seorang pria menggunakan pakaian sekolah sekaligus jaket bertopi untuk menutupi kepalanya. Pria tersebut terlihat begitu misterius, ia terus menunduk walaupun sedang berbicara.
"Siapa kamu?." Tanya Aqila yang merasa asing.
"Aku bisa bantuin kamu dapetin dia." Ucap nya tiba tiba.
"Emang kamu dukun, bisa bantuin aku dapetin Ren. Jangan bercanda deh." Jawab Aqila remeh.
"Aku lebih dari itu, kalo kamu mau. Temui aku kapan saja di rooftop sekolah." Ucap nya, setelah itu pergi meninggalkan Aqila yang masih bingung dengan orang yang tiba tiba menawarkan bantuan itu.
"Gak jelas banget, pasti dia cuma iseng aja tuh. Dah lah, mending aku nyari Ren." Gumam Aqila yang tak tertarik dengan bantuan orang tersebut.
_______________
|Rumah sakit|
Di ranjang rumah sakit, terbaring lah Luna di sana. Ia termenung memikirkan bagaimana ia kedepannya, dengan kondisi nya yang sekarang ia tak yakin bisa sekolah.
Saat sedang termenung, tiba tiba pintu ruangannya di buka oleh seseorang. Mendengar suara pintu di buka, pandangan Luna langsung tertuju pada seseorang yang selama ini selalu bersama nya.
"Kak Ibra." Panggil Luna dengan suara pelan.
"Eh, adek kak Ibra udah bangun. Gimana tidur nya, nyenyak?." Tanya Ibrania sembari mengelus pucuk kepala Luna.
"Kak...kalau Luna mati, gimana?."
Thank you for reading 🙏
Maaf ya bab kali ini dikit, author lagi ada tugas sekolah buat drama. Jadi gak sedikit sibuk 😁🙏
Mohon dukungan nya, makasih 😉
See you tomorrow 👋🏻
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
Manik🌼
pertanyaan yang sama dengan ku/Grin/
2024-12-23
1
Manik🌼
gak boleh ngomong gitu /Tongue/
2024-12-23
1
ora
Ohh... tugas sekolah yang seronok🥰🥰🥰🤭
2024-11-11
1