"Orang rumah gak ada yang keceplosan kan, kak?." Tanya Luna memastikan.
"Gak ada, Lun. Mereka gak ada yang keceplosan." Jawab Ibrania sembari menggeleng kecil.
'"huu....syukurlah." Luna menghembus nafas lega.
"Kenapa Ren gak boleh tau soal penyakit kamu?." Tanya Ibrania sembari menatap Luna serius.
"Gapapa, kak. Luna cuma gak mau Ren tau aja." Luna tersenyum tipis sembari menatap ke arah Ibrania.
"Tidak, pasti ada alasan nya kan. Kamu lagi marahan sama Ren atau ada masalah lain?." Tanya Ibrania yang ingin sekali tau alasan Luna tak memberi tau Ren, Karena ia merasa kasihan dan tak tega melihat Ren yang terus mencari Luna.
"Gak ada kok, kak Ibra. Udah ya, mending kakak ke kantor aja, banyak kerjaan yang kakak tinggalin gara gara jagain Luna." Jawab Luna lembut sembari berusaha menampakkan senyum baik baik saja nya.
"Kamu tenang aja, Luna. Gak perlu kamu pikirkan. Pekerjaan kantor biar lah jadi urusan kakak, kamu fokus aja sama kesembuhan kamu."
Ibrania sudah 2 hari tak ke kantor karena ingin terus menjaga Luna. Namun, walaupun ia tak ke kantor, pekerjaan nya masih ia kerjakan di saat Luna tertidur. Ia hanya ingin memastikan bahwa adik nya itu tidak merasa kesepian lagi.
|Jepang|
Pukul 14:10 Elbra sudah sampai di Jepang, tepatnya di kota Tokyo. Ia terus berusaha melacak keberadaan Kania. Akan tetapi, jarak Kania seakan semakin jauh, karena ia sudah pergi ke kota lain.
Elbra sedikit kesal karena belum juga menemukan keberadaan Kania yang jelas. Namun, walaupun begitu. Jiwa pantang menyerah Elbra meronta ronta ingin cepat cepat bertemu Kania, dengan energi yang tersisa. Elbra pun melanjutkan perjalanan nya ke kota di mana kini Kania berada.
|Hotel yang ada di kota Osaka, Jepang|
Di hotel ini, tempat Kania dan Jena menginap untuk beberapa hari kedepan. Karena mereka ada pekerjaan di sana, yaitu melukis tempat tempat indah yang ada di kota Osaka.
Dan sekarang posisi Kania dan Jena sedang berada di Desa Chihaya-Akasaka, yang terletak di Distrik Minamikawachi, Prefektur Osaka, Jepang. mereka ke sana ingin mengunjungi Gunung Kongo, gunung yang terkenal dengan puncak tertinggi nya dan juga keindahan alam nya yang selalu berubah setiap musim.
"How beautiful is Mount Kongo? I really want to see it." (Seberapa indah Gunung Kongo? aku ingin sekali melihatnya) ucap Jena yang tak sabar ingin ke gunung kongo.
"yeah, me too. i can't wait to paint there." (Ya, aku juga. Aku tidak sabar untuk melukis di sana) Jawab Kania yang juga tak sabar ingin melukis di gunung itu.
"Oh yeah, can I ask about your personal life?"
(Oh ya, bolehkah saya bertanya tentang kehidupan pribadi mu?) Tanya Jena tiba tiba, membuat Kania terdiam sejenak.
Jena yang melihat Kania diam, menjadi tak enak. Ia tak ingin hanya karena rasa penasaran, membuat persahabatan nya hancur.
"Sorry, Kania. if you can't, that's okay. Don't force yourself." (Maaf Kania. Kalau kamu nggak bisa, nggak apa-apa. Jangan memaksakan diri) ucap Jena sembari mengelus punggung Kania, ia paham perasaan Kania. Ia tak bisa memaksa Kania untuk cerita Sekarang.
"Thank you, Jena. Sorry, I can't tell you now."
(Terima kasih, Jena. Maaf, aku tidak bisa memberi tahu mu sekarang) Jawab Kania sembari tersenyum tipis pada Jena.
"If you need a place to talk, just tell me, okay?"
(Kalau kamu butuh tempat untuk ngobrol, bilang saja padaku, oke?) ucap Jena sembari memeluk hangat tubuh sahabat nya itu.
"Thank you, Jena." (Terima kasih Jena) Kania membalas pelukan Jena sembari mengucapkan terima kasih, karena telah memperdulikan nya.
Tak lama kemudian, mereka pun sampai di gunung kongo. keceriaan kini menyelimuti diri Kania dan juga Jena. Belum naik saja sudah terlihat keindahan nya, mereka saling bertatapan lalu tersenyum, Seakan sedang berbicara lewat telepati.
dengan menaiki ropeway (kereta gantung) membantu mereka untuk sampai ke puncak lebih cepat. Kania begitu tenang saat melihat keindahan alam dari atas, ia jadi teringat Luna yang sangat suka dengan keindahan alam.
mengingat hal itu membuat Kania insiatif memfoto keindahan alam itu, untuk ia tunjukkan pada Luna saat ia pulang ke Indonesia. Jena yang melihat itu tersenyum manis menatap Kania. ia senang saat melihat sahabat nya senang, ia tau akhir akhir ini Kania sedang ada masalah dengan seseorang. Namun, ia tak tau masalah apa yang sedang Kania hadapi, karena ia tak mengerti bahasa yang Kania pakai saat sedang ribut dengan Elbra.
|SMA Tunas bangsa|
sepulang sekolah, seperti biasa Ren akan ikut latihan basket bersama Revan. namun, hari ini Ren terlihat sangat tidak fokus, hingga membuat Revan dan teman teman nya menjadi sedikit kesal dengan permainan Ren.
"kamu kenapa sih, Ren? Yang fokus dong." ucap Revan yang merasa kesal, sembari melempar bola basket ke arah Ren.
"iya, keliatan banget kalo lagi gak niat buat latihan." sambung teman Revan yang juga meluapkan kekesalannya pada Ren.
"udah bosen mungkin, Van. Keluarin aja dia dari tim basket kita." asut seseorang yang berdiri di samping teman Revan yang tadi berbicara.
"aku hanya ngelakuin kesalahan sekali aja kalian udah begini, okay fine. aku keluar dari tim basket kalian." ucap Ren yang terbawa emosi, sembari melempar bola basket tersebut kembali ke revan. Lalu pergi begitu saja dari sana.
Ren sangat kesal, karena di salahkan oleh mereka. Padahal baru kali ini ia melakukan kesalahan, tapi sudah di pojokan seperti itu. Ia tak ingin bergabung dengan tim yang toxic seperti mereka, hingga Ia pun langsung memutuskan untuk keluar dari tim basket tersebut.
"jaga bicara kamu, kita membutuhkan Ren Disini. Karena kita kekurangan anggota. jika tidak ada Ren siapa yang bisa menggantikan nya ha?" marah Revan pada teman nya yang tadi menghasut nya untuk mengeluarkan Ren.
"masih banyak pria lain, Van. Gak harus Ren, dia terlalu baperan buat tim basket kita yang memang suka bercanda." jawab nya dengan penuh keberanian.
Revan benar benar tak percaya, ada teman nya yang berani melawan ucapan nya. ia yang terbawa emosi langsung memukul wajah teman nya itu.
"candaan apa yang kamu maksud ha, itu bukan termasuk Candaan anj*." emosi Revan kini memuncak, membuat teman teman nya langsung panik dan berusaha memisahkan mereka.
"udah udah, Van. Jangan main kekerasan." ucap teman Revan yang berusaha menenangkan emosi Revan.
"lain kali, kalo ngomong di saring dulu. Jangan asal ngomong aja, apa lucu Candaan begitu. gimana jika aku bilang, kalo Ren lebih unggul dari pada kamu dalam olahraga basket. Lucu begitu?."
to be continued ~
Mohon dukungan nya 🙏🏻
makasih 😉
see you tomorrow 👋🏻
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
ora
Tadi tuh becanda🤨😌
Gitu, yah becandaannya anak cowok...
2024-11-18
1
ora
Ren ngambek🤭🤣
2024-11-18
1