indirect kiss? [chapter 3]

"Tolong belikan Luna 2 porsi makanan ya, pak. Terus, Nanti tolong antar kan ke sekolah Luna." Ucap Luna yang meminta tolong pada pak Burhan untuk membelikan nya makanan.

"Siap, non. Tapi kalo boleh tau, kantin nya kenapa non, lagi tutup kah?." Tanya pak Burhan yang penasaran, karena ia bingung tiba tiba Luna minta di antarkan makanan, padahal di sekolah nya sudah ada kantin besar.

"Gak tutup, pak. Hanya saja, Luna lagi pengen makanan lain, bosen makanan kantin terus." Luna beralasan bosan makanan kantin, padahal ia tak ingin ada Aqila yang mengganggu makan nya bersama Ren.

"Baiklah, non. Akan segera saya antar kan." Jawab pak Burhan.

"Nanti antar kan ke taman sekolah ya, sebelumnya Makasih banyak pak Burhan." Luna pun berterima kasih, lalu mematikan telepon nya secara sepihak.

"Bisa aja alasan nya, bilang aja kamu mau makan berdua sama aku kan?." Goda Ren sembari menatap jahil ke arah Luna.

"Apa sih, orang kita gak cuma berdua." Jawab Luna sembari menahan senyum nya, agar tak terlihat sedang salting.

"Kita kan cuma berdua, Luna. Siapa lagi selain kita di taman." Ren merasa bingung, sembari melihat sekeliling nya yang tak ada orang lain.

"Hantu." Jawab Luna sembari memelankan suaranya untuk menakut-nakuti Ren.

"Udah ih Luna, Jangan bawa gitu gituan!" Kesal Ren sembari sedikit menjauh dari Luna. Ren memang sedikit penakut, karena ia pernah mengalami hal mistis saat kecil. Hingga membuat nya sedikit trauma saat ini.

"Hehe, ya maaf. Aku cuma bercanda, gak ada yang nama nya hantu, yang ada setan manusia. Contoh nya kayak kamu."

Luna tak percaya dengan hal mistis, padahal Ren pernah bercerita pada Luna mengenai hal mistis yang pernah ia alami saat kecil. Namun, Luna menganggap itu hanya sebuah cerita yang di buat oleh Ren untuk menakut nakuti nya.

"Lah, kok aku?." Kaget Ren saat di tuduh oleh Luna sebagai setan manusia.

"Iya kamu, emang kamu gak inget waktu puasa. Kan kamu yang ajakin aku makan diam diam." ucap Luna yang mengingatkan masa lalu nya bersama Ren.

"Astaga masih di ingat aja, itu kan waktu SD, Lun." Ren tak menyangka Luna masih mengingat momen itu, padahal kejadian itu saat mereka masih kelas 3 SD.

"Pasti lah, bahkan saat kita main nik-" ucapan Luna terhenti karena ada penjaga sekolah menghampiri nya.

"Permisi, mbak." Ucap pak satpam sembari tersenyum ramah.

"Eh, iya pak ada apa?." Luna pun menoleh melihat pak satpam, ia menjadi lupa dengan ucapan nya yang tadi tertunda.

"Atas nama Luna Wijaya, ada titipan makanan dari supir pribadi nya." Ucap nya sembari memberikan bungkus plastik yang berisi 2 kotak makanan dan 1 botol minuman.

"Iya benar pak. Makasih udah anterin makanan saya." Jawab Luna sembari tersenyum ramah pada satpam tersebut. Dan tak lupa mengambil makanan nya.

"Iya, sama sama, mbak. Saya pergi dulu" Satpam tersebut mengangguk pelan sembari tersenyum ramah, lalu pamit pergi untuk kembali ke gerbang.

"Loh, kok minum nya cuma satu?." Ucap Luna saat melihat isi dalam bungkus plastik tersebut.

"Mungkin pak Burhan mikir nya cuma kamu yang makan, makanya di beli satu botol doang." Jawab Ren yang positif thinking.

"Gak mungkin aku makan sendiri, Ren. Bisa meledak nanti perut ku." Ucap Luna sembari mengeluarkan kotak makan dan botol minuman nya dari bungkus plastik tersebut.

"Gak bakal meledak kok, perut kamu kan kayak karet." Jawab Ren bercanda.

"Enak aja, perut kamu tuh kayak black hole." Ucap Luna yang juga bercanda.

"Udah ah, nih makanan kamu. Minum nya kita bagi aja, cuma ada satu soalnya." Luna memberikan 1 kotak makanan pada Ren.

"Serius nih minum nya kita bagi, emang gapapa?." Tanya Ren dengan ekspresi wajah serius.

"Yah gapapa, emang kenapa?." Tanya Luna balik.

"Nanti kita indirect kiss loh, emang kamu gak masalah?." Jawab Ren sembari menatap lekat ke arah Luna.

"Dasar mesum, gak usah minum deh!" Kesal Luna sembari menjitak pelan kening Ren.

"Aduh, aku bukan mesum, Luna. Tapi kan di film film emang gitu, kalo minum/makan pakai wadah yang sama itu di namakan indirect kiss atau ciu-" Jelas Ren sembari mengelus kening nya. Saat sedikit lagi penjelasan nya selesai, seketika Luna langsung menutup mulut Ren.

"Gak usah di perjelas!" Luna semakin kesal karena Ren dengan santai menjelaskan hal tak baik itu pada nya.

"Hemm emm aamm." Ren berusaha berbicara sembari menggerakkan tangan nya sebagai isyarat untuk memberi tau Luna. Luna yang paham, langsung melepaskan tangan nya dari mulut Ren.

"Jahat banget kamu Lun, hampir di bawa Malaikat aku. Gara gara kamu tutup mulut sama hidung ku!" Ucap Ren sembari menghirup udara sepuasnya. Ia tak bisa bernafas tadi, karena Luna yang menutupi mulut dan hidung nya.

"Ya maaf, kamu sih ngomongin hal yang gak baik, Aku bilangin om Geo juga nanti ya." Ancam Luna.

"Jangan dong, main bilang bilang aja. Aku bercanda aja tadi, Jangan di seriusin." Jawab Ren yang sedikit panik. Karena ayah nya sangat percaya jika Luna sudah mengadukan hal buruk yang di lakukan nya.

"Udah ah, gak makan makan nih, kalo bercanda Mulu " Ucap Luna yang sudah lelah bercanda, ia butuh makanan untuk mengisi energi nya.

"Iya iya, kita makan sekarang." Jawab Ren dengan nada yang lembut, hingga membuat kekesalan Luna sedikit berkurang.

"Ya udah yok makan." Ajak Luna sembari tangan nya sibuk membuka kotak makanan. Begitu juga Ren, ia tersenyum manis untuk membalas ajakan Luna, lalu langsung membuka kotak makanan nya.

_______________________________________________

Malam hari tiba, langit gelap yang indah dengan di hiasi begitu banyak bintang. Kini bisa Luna lihat dan nikmati dari jendela kamar nya.

Saat sedang menikmati malam, tiba tiba Luna merasa pusing, kepala nya berdenyut begitu kencang. Sebelum nya ia tak pernah merasakan sakit kepala sesakit ini, hingga membuat nya lemas lalu pingsan.

Tak lama kemudian, ada seseorang mengetuk pintu kamar Luna sembari memanggil nama Luna untuk menyuruh nya keluar.

"Luna." Panggil Ibrania sembari mengetuk pintu kamar Luna, ibrania adalah kakak laki laki Luna.

"Lagi ngapain sih nih bocah, sibuk banget kayak nya, Ampe gak denger orang manggil." Ibrania merasa kesal karena Luna tidak menjawab panggilan nya, dan juga tak membuka pintu kamar nya. Ia yang tak sabar pun langsung membuka pintu kamar Luna, dan beruntung nya pintu itu tidak di kunci.

"LUNA!?" Kaget Ibrania saat melihat sang adik yang tergeletak di lantai, ia yang panik pun berusaha menenangkan diri nya. Setelah itu ibrania langsung menggendong tubuh Luna dan membawanya ke rumah sakit.

to be continued~

Mohon dukungannya reader ☘️

see you tomorrow everyone 👋🏻

Terpopuler

Comments

Manik🌼

Manik🌼

iklan wetv sama tampar tamparan nya udah aku kirim ke rumahmu dua🥰 jangan lupa kirimin aku juga ..../Grin/

2024-11-04

1

Manik🌼

Manik🌼

/Gosh/

2024-11-04

1

Manik🌼

Manik🌼

Udah cukup ren mau aku potong mulutmu biar kayak mulut cicak 😭😭

2024-11-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!