Diary Of Luna "Jangan Mati"

Diary Of Luna "Jangan Mati"

past memories |Chapter 01|

Di sebuah kamar anak perempuan, terlihat perempuan cantik sedang duduk di meja belajar nya. Ia sedang menulis di buku diary nya.

"Hari ini aku sangat senang, karena Ren mengajak ku jalan jalan ke taman bunga. Selain itu Ren juga memberikan ku boneka lucu, melihat bunga indah di taman tadi menjadi mengingatkan ku pada masa lalu. Apa Ren masih mengingat nya ya, ya walaupun pun aku tau. Itu hanya sekedar permainan. Namun, jika boleh berharap, semoga bisa menjadi kenyataan." Tulis perempuan tersebut di buku diary nya, sembari tersenyum kecil karena mengingat masa lalu nya bersama seseorang yang kini ada dalam diary nya.

......................

*13 tahun lalu*

Di sebuah mansion mewah. Terlihat dua bocah sedang bermain di sebuah taman yang ada di halaman depan mansion tersebut.

"Wahh pengantin yang cantik." Ucap bocah laki-laki yang berusia 5 tahun, ia begitu kagum melihat kecantikan gadis kecil yang kini ada di hadapannya.

"Pasti dong, Luna gitu loh." Jawab gadis kecil tersebut dengan gaya centil nya.

Mereka terlihat sangat asik bermain nikah nikahan, dengan bunga yang di bentuk dan di buat seperti aksesoris pengantin perempuan.

"Lihat lah, aku membuat mahkota bunga untuk mu." Ucap bocah laki laki tersebut sembari memperlihatkan hasil maha karya nya pada gadis kecil tersebut.

"Wahh, bagaimana cara mu membuat nya, ini sangat indah." Jawab gadis kecil itu yang sangat menyukai mahkota Bunga buatan bocah laki laki tersebut.

"Sudahlah, ayo pakai mahkota nya. Pengantin pria sudah menunggu mu." Bocah laki laki tersebut pun memakaikan mahkota bunga tersebut ke kepala gadis kecil Itu. Lalu menatap kagum kecantikan nya yang luar biasa.

"Luna, apa kamu mau menikah dengan ku?." Tanya bocah laki laki tersebut sembari berlutut di depan gadis kecil itu, dan tak lupa ia menggenggam tangan nya seperti orang yang ingin melamar.

Yah, gadis kecil tersebut bernama luna. Luna Wijaya, anak bungsu dari Elbra Wijaya dan Kania Azahra. Sedangkan bocah laki laki itu ialah Renata Fernando anak sulung dari Geografi Fernando dan Jelita Kusuma.

"Aku Mau, Ren." Jawab Luna sembari tersenyum lebar.

Setelah mendengar jawaban Luna, senyum kecil pun terukir di bibir Ren, Lalu dengan cepat ia pun memasangkan cincin bunga ke jari manis Luna.

Selesai memasangkan cincin nya, Luna pun balik memasangkan cincin bunga nya juga ke jari Ren. Lalu Dengan berani Ren pun mengecup punggung tangan Luna, sembari menatap nya dengan senyuman manis.

"Apa kita sudah menikah?." Tanya Luna dengan wajah polosnya.

"Sudah, sekarang kamu adalah istri ku." Jawab Ren sembari menggenggam kedua tangan Luna.

"Benarkah, tapi di mana anak kita?." Di pikiran Luna, jika seseorang sudah menikah mereka wajib memiliki seorang anak.

"Hem...bagaimana jika robot ini saja, kita namakan Junior." Ren berpikir sejenak, lalu mengambil mainan robot nya dan langsung menamakan nya Junior. Dan robot tersebut pun di jadikan anak oleh Ren.

"Bagaimana jika anak nya ada dua, robot mu menjadi putra kita dan Barbie ku menjadi putri kita?." Entah dapat pikiran dari mana, Luna menjadikan Barbie nya menjadi putri nya.

Dari kejauhan, tepat nya di teras depan, ada seseorang yang sangat lelah melihat kelakuan mereka berdua di taman.

"Astaga, adik ku sudah menikah. Mana anak nya dua. Mainan anak-anak di zaman sekarang aneh aneh ya." Gumam nya sembari memijat pelipisnya.

Ibrania Wijaya anak sulung dari Elbra Wijaya dan Kania Azahra, ia adalah kakak laki laki dari Luna.

_______________________________________________

*Di masa sekarang*

SMA Tunas Bangsa, ialah sekolahan di mana Luna dan Ren di sekolah kan. Kini mereka telah menduduki bangku sekolah menengah atas tepat nya di kelas 12 Mipa 3.

Takdir sangat mendukung kedekatan mereka, hingga membuat mereka satu kelas, bahkan duduk bersampingan. Hal itu membuat hubungan mereka semakin dekat, walaupun status nya hanya sebagai teman.

|KELAS 12 MIPA 3|

Di bangku belakang, terlihat Luna dan Ren yang duduk 1 bangku. Ren kelihatan nya sangat sibuk dengan buku nya, karena ia belum membuat pr yang harus di kumpulkan hari ini. Beruntung ada Luna yang sedikit tidak rela membiarkan buku pr nya di salin oleh Ren.

"Ahh akhirnya selesai, makasih Lun." Ucap Ren yang lega karena pr nya telah selesai, lalu berterima kasih pada Luna sembari menampakkan senyum tak tau malu nya.

"Iya, tapi Besok harus buat ya, awas aja kalo lupa lagi. Aku gak mau kasih contek." Jawab Luna sembari meletakkan buku pr nya di laci meja.

"Hehe, tenang aja besok aku buat kok. Asalkan kamu ingetin aku nanti." Ucap Ren yang cengengesan.

"Ihh emang aku siapa kamu harus ingetin buat pr." Jawab Luna yang berniat ingin menjahili Ren.

"Ohh, gitu ya kamu sekarang. Emang kamu gak inget siapa yang nyelametin kamu dari bencong genit." Ren pun mengungkit masa lalu nya bersama Luna. Saat mereka kecil, Luna pernah di goda oleh bencong genit, dan beruntung nya ada Ren yang menyelamatkan nya.

"Siapa ya, kok aku gak inget." Jawab Luna sembari menahan senyum, sebenarnya ia ingat. Tapi, ia sengaja berpura pura lupa untuk menjahili Ren.

"Siapa lagi, kalo bukan aku Luna. Ihhh gemesin banget sih, ku jual juga ginjal mu ya." Ren yang merasa gemas pun menguwel-uwel pipi Luna.

"Ihh, apa sih Ren. Aku bukan boneka ya!" Ucap Luna sembari berusaha menyingkirkan tangan Ren dari pipinya.

"Ah masa, kalo bukan boneka apa dong, tuyul?." Jawab Ren bercanda sembari terus menguwel-uwel pipi Luna.

"Kamu yang tuyul, sini ku botakin biar tambah mirip." Luna pun menjambak sedikit kuat rambut Ren, agar ia merasa adil karena Ren sudah menguwel-uwel pipi nya.

"Aduh ahh, ampun Lun. Aduh rambut ku." Teriak Ren kesakitan sembari berusaha melepaskan tangan Luna yang menjambak rambut nya.

Dari bangku depan, ada murid yang sedang membicarakan mereka. Sembari memandang Luna dan Ren yang sedang bercanda.

"Apaan sih, kok Ren Mau aja di Jambak cewek centil itu!" Julit nya yg merasa tak senang melihat kedekatan Ren dan Luna.

"Mereka kan emang sering gitu, jadi wajar aja sih menurut ku. Oh ya, katanya mereka gak pacaran loh, tapi kok kelihatannya mereka kayak orang pacaran ya." Jawab teman sebangkunya yang sedikit tau informasi mengenai Ren dan Luna.

"Mereka emang gak pacaran, karena yang boleh jadi pacar Ren cuma aku!" Tegas nya sembari melihat tak suka ke arah Luna.

Aqila Salsabila, adalah teman sekelas Ren dan Luna. Ia sangat mengagumi ketampanan Ren, hingga rasa kagum nya itu menjadi obsesi. Yang membuat diri nya ingin selalu di dekat Ren dan akan melakukan apa saja agar bisa mendapatkan Ren. Walaupun ia tau, ada Luna yang akan membuat nya kesulitan mendapatkan Ren. Namun obsesi nya sudah sangat parah, hingga membuat nya tak takut dengan siapa saja, bahkan orang terdekat Ren sekalipun.

to be continued~

Novel ini kelanjutan dari kisah hidup anak nya Elbra dan Geo di novel benih kakak tiri ku ya.

see you again readers 👋🏻

Terpopuler

Comments

ora

ora

/Coffee/ kopi ...
Semangat ceritanya barunya Kak. Semangat up dan sukses ceritanya🥰💪💪💪

2024-11-01

1

abcdefg

abcdefg

aku mampir kak semangat yahhh!!

2024-11-01

1

abcdefg

abcdefg

bukannya masih pasutri yah? kan belum cerai

2024-11-01

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!