love or obsession? [chapter 2]

KRINGGG

Lonceng sekolah pun berbunyi, pertanda waktu istirahat telah tiba. Semua murid pun berbondong-bondong pergi ke kantin, termasuk Ren dan Luna. Saat ingin ke kantin tiba tiba ada Aqila yang memberhentikan langkah mereka.

"Ren." Panggil Aqila sembari menatap Ren dengan penuh kekaguman.

"Mau ke kantin ya?." Tanya Aqila basa basi sembari menatap Ren dengan senyum malu nya.

"Iya, kenapa?." Jawab Ren, lalu balik bertanya pada Aqila sembari menatap Aqila biasa saja.

Namun Aqila menjadi salah tingkah hanya karena tatapan Ren pada nya, walaupun sejujurnya tatapan Ren memang mampu membuat wanita menjadi salah tingkah, tapi dalam lubuk hati Ren tidak ada sedikit pun niat nya berbuat seperti itu.

"Mau ke kantin bareng aku gak?" Ajak Aqila sembari menggenggam erat tangan Ren dan menatap nya penuh harap. Luna yang melihat itu sedikit merasa kesal namun ia pendam perasaan itu agar tak di liat oleh Ren.

"Maaf ya Qil. Kamu bareng teman-teman kamu aja ya, aku udah bareng Luna soal nya." Jawab Ren sembari berusaha melepaskan genggaman tangan Aqila dari tangan nya.

"Teman teman ku udah duluan Ren, makanya aku ngajak kamu." Alasan Aqila sembari memperlihatkan wajah memelasnya, agar Ren merasa tak tega meninggalkan nya.

Ren terdiam sejenak, sembari menatap Luna yang sedari tadi hanya diam.

"Hem, ya udah deh, Bareng kita aja." Akhirnya Ren pun hanya bisa pasrah, ia merasa kasihan jika membiarkan Aqila ke kantin sendirian. Walaupun sebenarnya ia merasa tak enak pada Luna.

"Beneran Ren. Kamu gak bercanda kan." Jawab Aqila dengan wajah penuh kemenangan, karena berhasil membujuk Ren untuk ke kantin bersama nya.

Ren menghela nafas panjang, ia sebenarnya lelah karena selalu di kejar kejar oleh Aqila yang sangat ugal ugalan. Ren sudah tau tentang perasaan Aqila pada nya, karena sudah banyak orang orang yang membicarakan hal itu.

Ren ingin sekali memberi tau Aqila bahwa ia tidak suka dengan nya, namun ia tak berani, ia takut menyakiti hati Aqila. Hingga akhirnya ia pun memilih untuk berusaha menghindar sebisanya.

|Kantin SMA Tunas Bangsa|

Kini mereka telah sampai di kantin, dan juga sudah memilih meja yang ingin di tempati. Meja di kantin tersebut seperti pada umum nya, dalam 1 meja ada 4 kursi yang saling berhadapan. Aqila yang tak ingin kalah cepat dari luna, langsung menduduki kursi yang ada di sebelah Ren. Sedangkan Luna ia duduk di kursi yang ada di hadapan Ren. Walaupun tak duduk di samping Ren, Luna juga merasa senang karena bisa duduk berhadapan dengan Ren. Sedangkan Ren, ia merasa panas dingin, karena duduk bersebelahan dengan orang yang sangat ia hindari.

"Kamu mau pesan apa Ren, biar aku pesankan?." Tanya Aqila sembari menatap Ren sangat lekat.

"Kimchi." Jawab Ren singkat sembari melihat ke arah Luna, ia merasa geli jika melihat ke arah Aqila.

"Kamu pesan apa?." Tanya Aqila dengan nada dingin sembari menatap Luna dengan ekspresi malas nya.

"Samain aja." Jawab Luna tanpa melihat ke arah Aqila, dan lebih memilih fokus melihat layar ponsel nya.

"Ihh apaan sih, ikut ikutan Ren aja, mending yang Luna ku pesan makanan lain aja deh biar gak sama." Batin Aqila yang berniat jahat pada Luna.

"Ya udah, aku pesankan dulu ya Ren." Aqila pun pamit pada Ren sembari tersenyum lebar. Dan Ren hanya mengangguk sembari tersenyum tipis.

"Enak gak Ren di kejar kejar cewek?." Tanya Luna setelah melihat kepergian Aqila.

"Enak apaan, tersiksa lagi ada." Jawab Ren sembari mengusap wajah nya dengan kasar.

"Kenapa tersiksa?." Tanya Luna sembari menatap dalam mata Ren, ia merasakan apa yang Ren rasakan dari bola mata Ren.

"Aku gak suka sama dia, tapi sulit buat aku kasih tau. Dan Ayah ku juga pernah bilang, jangan sakiti hati perempuan. Karena perempuan adalah separuh dari hidup kita, tanpa ada nya perjuangan mereka, kita tidak akan bisa melihat dunia." Jawab Ren yang mengingat pesan ayah nya. Ia selalu berusaha menjaga perasaan perempuan walupun terasa berat, karena ia belum bisa mengendalikan emosi nya.

"Pesan om Geo emang benar sih. Tapi dengan kamu diam seperti ini, membuat dia semakin menaruh harapan. Lebih baik kamu jujur aja sekarang Ren, dari pada nanti dia lebih sakit hati karena tau dari mulut orang lain." Ucap Luna yang memberikan saran kepada Ren, untuk bertindak sekarang sebelum Aqila semakin menjadi jadi.

"Tapi bagaimana cara nya, Aku takut nanti dia tidak terima dengan keputusan ku." Jawab Ren sembari menunduk bingung, ia benar benar frustasi menghadapi Aqila yang obsesi pada nya.

"Aku yakin, Aqila bukan suka tapi obses, Ren gak boleh tertekan terus hanya karena rasa gak enak. Sorry Qil, kali ini Ren gak bisa lu deketin dulu." Batin Luna sembari melihat ke arah Aqila yang sedang memesan makanan di kantin.

"Ren, ayo ikut aku." Ajak Luna sembari menarik tangan Ren untuk segera pergi dari sana, sebelum Aqila kembali menemui mereka.

"Kemana, Lun?." Tanya Ren yang bingung, karena tiba tiba di ajak pergi oleh Luna.

"Aku ada tempat yang lebih nyaman dari pada di kantin." Jawab Luna sembari terus menarik tangan Ren agar tak terpisah dari nya.

"Memang nya dimana?." Tanya Ren penasaran sembari mengikuti langkah kaki Luna yang berjalan.

"Ada deh, ikut aja dulu." Jawab Luna.

______________________________________________

|Taman sekolah tunas bangsa|

"Kenapa kita malah ke taman, Aqila bagaimana. Dia kan sudah memesan makanan kita?." Ren merasa tak enak dengan Aqila, karena meninggalkan nya sendirian di kantin.

"Jangan di pikirkan, tadi aku melihat ada teman nya di kantin. Biarkan dia bersama teman nya, soal makanan itu nanti ku ganti kok." Jawab Luna santai sembari duduk di bangku yang ada di taman tersebut.

"Oh ya, aku harus menelpon pak Burhan." Gumam Luna sembari mengambil ponsel nya dari saku baju nya.

"Pak Burhan, apa yang sebenarnya ingin Luna lakukan?." Batin Ren yang sangat bingung dengan Luna yang tiba tiba mengajak nya ketaman dan tiba tiba juga menelpon supir pribadi nya.

*Pembicaraan di telpon*

"Hallo pak, bisa tolongin Luna gak?." Tanya luna pada pak Burhan, supir pribadi nya.

"Bisa, non Luna." Jawab pak Burhan cepat.

"Tolong belikan Luna 2 kotak makanan ya, pak. Terus, Nanti tolong antar kan ke sekolah Luna." Ucap Luna yang meminta tolong pada pak Burhan untuk membelikan nya makanan.

"Siap, non. Tapi kalo boleh tau, kantin nya kenapa non, lagi tutup kah?." Tanya pak Burhan yang penasaran, karena ia bingung tiba tiba Luna minta di antarkan makanan, padahal di sekolah nya sudah ada kantin besar.

to be continued~

see you tomorrow readers 👋🏻

Terpopuler

Comments

ora

ora

/Rose//Rose/🐋🐋🐋🐋 untuk Ren. Ayo dong Ren, jangan nggak enakan😆😌

2024-11-02

1

Manik🌼

Manik🌼

ya udah entar sekalian aku buka supermarket di sana

2024-11-03

1

Manik🌼

Manik🌼

ya udah pake pelet aja pasti ampuh.

2024-11-03

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!