"Kak...kalau Luna mati, gimana?." Tanya Luna tiba tiba, membuat raut wajah Ibrania seketika berubah. Yang awal nya tersenyum kini senyum nya hilang.
"Kakak udah bilang kan, jangan pernah sebut kata itu lagi" Jawab Ibrania dengan raut wajah datar nya.
"Maaf, kak. Luna hanya khawatir." Luna menundukkan kepalanya karena merasa bersalah telah membuat Ibrania kesal.
"Kamu kuat kok, udah ya, jangan khawatir lagi. Nih kakak bawain buku diary kamu." Ibrania pun memberikan buku diary Luna yang ia ambil dari atas meja belajar Luna.
"Kok kakak tau buku diary aku?." Tanya Luna sedikit terkejut melihat buku diary nya ada di Ibrania.
"Pas kakak beresin peralatan sekolah kamu, Kakak gak sengaja liat buku diary ini di atas meja belajar. Kakak rasa ini penting bagi kamu, jadi Kakak bawa aja deh." Jawab Ibrania sambil menjelaskan bagaimana buku diary itu bisa ada pada nya.
"Aaaaa.....kakak tau banget sih ini penting buat aku. Makasih banyak ya kak udah bawain buku diary aku." Ucap Luna terharu sembari memeluk erat Ibrania, sembari menyenderkan kepalanya di perut Ibrania yang sedang berdiri di samping ranjang nya.
"Iya, sama sama. Tapi kalo boleh saran, sesekali curhat juga ke kak Ibra jangan di buku diary terus. Kak Ibra kan ada di sini buat dengerin keluh kesah kamu." Jawab Ibrania sembari mengelus pucuk kepala Luna.
"Luna malu tau kak. Soalnya, yang aku tulis bermacam macam." Luna pun melepaskan pelukannya, lalu menatap wajah sang kakak.
"Termasuk Ren kan?." Tebak Ibrania tepat sasaran.
"Apa sih kak, kok tiba tiba ke Ren." Luna tersenyum malu sembari memukul pelan tangan Ibrania.
"Ya maaf, kakak nebak doang kok." Jawab Ibrania sembari mengelus tangan nya yang tadi di pukul pelan oleh Luna.
"Kakak, besok Luna boleh sekolah gak?." Tanya Luna tiba tiba sembari menggenggam tangan Ibrania, berharap di bolehkan.
"Tapi kan-" Jawab Ibrania terhenti.
"Plzz kak....aku gak kenapa-napa kok. Aku janji bakal jaga diri baik baik di sekolah." Mohon Luna pada Ibrania.
"Luna....kamu lagi sakit, bagaimana bisa kakak percaya kamu bisa jaga diri baik baik." Jawab Ibrania dengan nada yang lembut sembari menatap lekat ke arah Luna, berharap ia paham maksud ucapan nya.
"Tapi Luna mau sekolah, kak." Ucap Luna pelan sembari menundukkan kepalanya.
"Kamu harus kemoterapi, Luna. Kakak mau kamu sembuh, karena kakak sayang sama kamu, kakak gak mau adek kakak satu satu nya pergi ninggalin kakak. Bagaimana pun caranya kamu harus sembuh, Luna." Ibrania memeluk sang adik, jika boleh menangis, ingin rasanya ia menangis. Ia tak ingin kehilangan Luna, apa pun cara nya dan bagaimana pun pengobatan nya akan Ibrania lakukan demi kesembuhan Luna.
____________
|Mansion Elbra Wijaya|
Kondisi rumah kini sangat lah sepi, hanya ada beberapa maid dan pekerja lain nya. Rumah itu besar tapi bagaikan kuburan yang kosong, karena tak ada satu pun pemilik rumah nya.
Tak ada angin tak ada hujan, malam ini tiba tiba Elbra pulang ke mansion. Tapi sayangnya ia pulang dalam keadaan mabuk, entah masalah apa yang terjadi di kantor nya hingga ia lampiaskan dengan meminum alkohol.
Di gerbang mansion....
Sang satpam yang melihat mobil majikan nya datang, dengan cepat langsung membuka kan gerbang, untuk mempersilakan majikan nya itu masuk.
"Tumben sekali tuan Elbra pulang cepat, apa dia sudah tahu putri nya sedang sakit." Batin sang satpam yang bingung melihat kepulangan Elbra.
Sebenarnya, semua pekerja di rumah sudah tahu tentang penyakit Luna. Namun tak ada satu pun yang berani memberi tau Elbra dan Kania, karena permintaan dari Luna.
"Tolong antar kan tuan Elbra ke kamar nya, ia sedang mabuk berat." Ucap asisten pribadi Elbra yang sedang merangkul Elbra yang mabuk.
"Baik, pak. Terima kasih sudah mengantarkan tuan Elbra ke rumah." Jawab supir pribadi Luna sembari membungkuk sopan, lalu bergantian merangkul Elbra.
"Baiklah kalau begitu saya pamit dulu." Ucap asisten pribadi Elbra, lalu ia pun pulang menggunakan mobil nya yang tadi di Kendarai oleh teman nya.
________
|Jepang, tokyo. Pukul 23:00|
Di sebuah Villa, tinggal Kania bersama teman karir nya yang mempunyai hobi yang sama dengan nya, yaitu melukis.
Hari sudah begitu larut, teman Kania sudah tertidur pulas di ranjang nya. Sedangkan Kania, entah kenapa hari ini ia tak bisa tidur. Padahal ia sudah menjalani hari ini dengan penuh aktivitas. Dan sebenarnya ia sangat lelah, tapi entah kenapa mata nya tak bisa tidur. Pikiran nya tak tenang, karena merasakan sesuatu yang tak enak.
"Ada apa Dengan ku, ayolah aku sangat lelah. Kenapa aku tak bisa tidur." Ucap Luna sedikit berteriak, Karena kesal sedari tadi tak bisa tidur.
"Go to sleep, Kania. Tomorrow we will go to osaka city." (Tidurlah, Kania. Besok kita akan pergi ke kota Osaka) ucap teman Kania yang berasal dari Korea, ia sedikit merasa terusik dengan suara teriakan Kania.
"Sorry, Jena. I can't sleep." (maaf, Jena. Aku tidak bisa tidur) Jawab Kania pelan.
Mendengar ucapan Kania, Jena pun membuka matanya lalu berbaring di ranjang Luna.
"Gwenchana Gwenchana. Oh yeah, I have an idea to help you sleep." (Tidak apa-apa tidak apa apa. Oh ya, aku punya ide untuk membantumu tidur) ucap Jena sembari melihat ke arah Kania.
"What's that?" (Apa itu?) Tanya Luna penasaran sembari membalik badan nya menghadap Jena.
"Try blinking your eyes repeatedly. My eomma once said, if we do that, we will definitely fall asleep." (Coba kedipkan matamu berulang-ulang. eomma ku pernah bilang, kalau kita melakukan itu, kita pasti akan tertidur) Jawab Jena sembari memberi praktek pada Kania.
"Come on, try to follow me." (Ayo coba ikuti aku) Ajak Jena sembari mengedip-ngedip kan mata nya berulang.
"But..." (Tetapi...) Kania.
"Come on." Ajak Jena sekali lagi, membuat Kania mau tak mau mengikuti cara Jena.
Tak lama setelah mengedip-ngedip kan mata, bukan nya Kania yang tidur, malah Jena yang tertidur. Kania pun menghela nafas panjang, ia tak heran melihat teman kocak nya itu. Karena sudah terbiasa mengelilingi dunia bersama nya. Luna yang belum bisa tidur kembali termenung, memikirkan apa yang membuat nya gelisah hingga tak bisa tidur.
"Kenapa perasaan ku tak tenang ya, ada apa sebenarnya. Dan mengapa tiba tiba aku kepikiran Luna dan Ibrania, apa perasaan ini ada sangkut pautnya dengan mereka??." Batin Kania bertanya tanya pada diri nya sendiri.
_________
|Mansion milik Elbra Wijaya|
Di kamar nya, Elbra juga tak bisa tidur. Padahal ia sedang mabuk, tapi entah kenapa tiba tiba ia memikirkan kedua anak nya. Dalam keadaan mabuk, Elbra pun berusaha berjalan menuju kamar Ibrania. Walupun ia agak sedikit pusing untuk bejalan kemana mana.
to be continued~
Thank you for reading
mohon dukungan nya man-teman, terima kasih 😉
see you tomorrow 👋🏻
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
ora
Sorry banget, tapi aku agak sebel sama Elbra dan Kania, ya. Kasihan tau Luna sama Ibra🤧🤧🤧
/Rose//Rose//Rose//Rose//Rose/ untuk Kakak adik yang saling akur🥰....
2024-11-11
1
Manik🌼
kakak yang baik banget /Whimper/
2024-12-23
1
Manik🌼
ikatan batin yang sangat kuat
2024-12-23
1