Kesempatan tidak datang dua kali

Luna menatap layar ponselnya sejenak sebelum menekan tombol kirim. Pesan itu terasa seperti langkah besar, tetapi Luna merasa yakin bahwa dengan dukungan ibunya, semuanya akan berjalan sesuai keinginannya. Meskipun Dafa telah menolak perjodohan tersebut di masa lalu, Luna percaya bahwa cinta bisa tumbuh dengan waktu dan sedikit paksaan dari keluarga.

Sambil menunggu balasan dari ibunya, Luna tersenyum puas. Ini adalah langkah yang sangat strategis. Jika keluarganya dan keluarga Dafa bekerja sama lagi, Dafa tidak akan punya banyak pilihan selain menerima takdir perjodohan itu. Luna tahu bahwa Dafa adalah tipe pria yang menghormati keinginan keluarganya, dan jika ibunya berhasil membujuk keluarga Dafa, maka dia punya kesempatan besar.

Tak lama kemudian, ponsel Luna bergetar. Pesan dari ibunya masuk. "Luna sayang, jika itu yang kamu inginkan, Ibu akan bicara dengan keluarga Dafa. Tapi kamu tahu, Dafa sudah menolak perjodohan ini sebelumnya. Kamu yakin dia akan setuju sekarang?" Luna segera membalas dengan penuh keyakinan, "Ma, aku yakin. Aku akan membuatnya menyadari bahwa aku adalah pilihan yang tepat untuknya. Tolong bantu aku dengan ini, ya. Aku sangat mencintainya."

Ibunya mengirim pesan singkat, "Baiklah, Ibu akan coba urus ini. Kita lihat bagaimana respons keluarga Dafa." Luna tersenyum lebar. Baginya, ini adalah awal dari rencana yang lebih besar. Jika Dafa tidak bisa terjebak oleh pesonanya secara langsung, maka perjodohan keluarga adalah cara terbaik untuk memastikan mereka tetap bersama. Luna tidak akan menyerah sampai Dafa menjadi miliknya, dan ia siap melakukan apa pun untuk mewujudkannya.

Pagi itu, Dafa tengah berdiri di depan cermin, mengenakan jas putihnya untuk bersiap menuju rumah sakit. Saat ia merapikan dasi, ponselnya berbunyi, menandakan pesan masuk. Tanpa terlalu memikirkannya, Dafa meraih ponsel yang terletak di meja samping tempat tidur. Namun, ketika melihat pengirim pesan, alisnya berkerut.

Pesan tersebut dari ibunya:

“Dafa, besok malam keluargamu diundang makan malam bersama keluarga Luna. Kami harap kamu bisa hadir. Ini kesempatan bagus untuk mempererat hubungan keluarga. Ibu harap kamu mempertimbangkannya dengan serius. Jangan mengecewakan kami.”

Dafa membaca pesan itu dengan perasaan campur aduk. Sudah beberapa kali ia menolak perjodohan dengan Luna, dan kini keluarganya kembali mendesaknya untuk terlibat dalam pertemuan yang jelas-jelas dimaksudkan untuk melanjutkan rencana pernikahan mereka. Rasa kesal menyelubungi hatinya.

"Kenapa mereka selalu memaksakan ini?" gumam Dafa kesal. Ia menatap ponselnya dengan frustrasi, merasa bahwa keluarganya tidak mengerti bahwa ia punya hak untuk menentukan masa depannya sendiri. Namun, Dafa juga tahu bahwa ia tidak punya pilihan. Menolak pertemuan itu hanya akan membuat situasi semakin rumit. Sebagai anak yang selalu menghormati keinginan orang tuanya, ia merasa terbebani untuk tetap memenuhi undangan tersebut.

Dengan napas panjang, ia meletakkan ponselnya kembali dan mencoba melanjutkan aktivitasnya, meski hatinya tidak tenang. Di sisi lain, pagi itu terasa berbeda bagi Luna. Setelah menerima konfirmasi bahwa keluarga Dafa menyetujui makan malam bersama, senyuman tidak lepas dari wajahnya. Di dalam hatinya, Luna yakin bahwa ini adalah langkah besar menuju keinginan terbesarnya bersama dengan Dafa. Ia memandang Aurel yang sedang duduk di sofa, sibuk dengan ponselnya.

“Aurel, kita harus memilih pakaian yang sempurna untuk besok malam!” seru Luna dengan antusias. Aurel mengangkat alis, sedikit bingung. “Kenapa? Bukankah itu hanya makan malam dengan keluargamu?” Luna menggeleng sambil tersenyum penuh arti. “Bukan hanya makan malam biasa, Aurel. Ini langkah besar untuk masa depanku bersama Dafa. Aku harus terlihat sempurna, dia harus melihatku sebagai wanita yang tidak bisa ditolak.”

Aurel menghela napas panjang. Meski ia sering merasa terganggu dengan obsesi Luna terhadap Dafa, ia tidak bisa menolak ketika Luna benar-benar serius. “Baiklah, kita ke butik nanti. Kamu mau pakai apa? Gaun mewah atau yang lebih kasual tapi elegan? “Gaun yang menonjolkan sisi femininku,” jawab Luna tanpa ragu. “Aku ingin tampil sempurna di mata Dafa. Dia harus melihat bahwa aku cocok untuknya.”

Sepanjang hari, Luna dan Aurel sibuk mencari gaun yang tepat di butik-butik mewah. Luna mencoba berbagai gaun, memutar di depan cermin besar, memastikan bahwa setiap lipatan, setiap potongan gaun tampak sempurna. Ia ingin Dafa terpesona, bahkan mungkin kehilangan kata-kata saat melihatnya besok malam. “Aurel, kamu pikir Dafa akan terkesan dengan gaun ini?” Luna bertanya, sambil memandangi pantulan dirinya dalam gaun sutra berwarna burgundy yang memeluk tubuhnya dengan anggun.

Aurel menatap Luna dan tersenyum tipis. “Kalau Dafa tidak terkesan, mungkin dia butuh kacamata,” jawab Aurel bercanda, meski dalam hatinya, ia tahu ini lebih rumit daripada sekadar pakaian. Tapi ia tidak ingin merusak semangat Luna. Luna tertawa kecil, perasaannya begitu ringan. Ia tahu bahwa makan malam besok bukan hanya tentang makanan atau pertemuan keluarga. Itu adalah kesempatan besar untuk mendekatkan dirinya dengan Dafa dan membuktikan bahwa mereka ditakdirkan bersama, meski Dafa tampak enggan.

Sementara itu, di rumah, Dafa masih merasakan berat di hatinya. Malam makan malam besok membuat pikirannya kalut, dan meskipun ia ingin menolak, ia tahu bahwa tidak ada jalan keluar mudah. Ini adalah keputusan besar, dan ia terjebak di antara keinginan pribadi dan harapan keluarganya. Malam itu, ketika Dafa beristirahat, pikirannya masih terus terjaga, terbelenggu oleh bayangan Luna dan tekanan dari keluarganya.

Episodes
1 Pertemuan tak terduga
2 Kembali Bertemu
3 Di balik layar
4 Di balik layar gosip
5 Meminta Bantuan
6 Takdir yang di atur
7 Penolakan
8 Gosip yang membuat risih
9 Kecelakaan
10 Hal yang berbeda
11 Menguak
12 Memanfaatkan Situasi
13 Situasi lebih rumit
14 Cari Perhatian
15 Memaksa
16 Kekhawatiran
17 Pengganggu
18 Ketidaksengajaan yang di rencanakan
19 Berpura Pura
20 Kesempatan tidak datang dua kali
21 Dinner
22 Kenapa ?
23 Tarik Ulur
24 Keputusan Yang Di Ambi Dafa
25 Keputusan?
26 Orang Baru ?
27 Sakit
28 Peduli
29 Apakah Ini nyata?
30 Teror
31 Teror masih berlanjut
32 Tumpangan atau kesempatan ?
33 Kebersamaan
34 Masalah
35 Kebimbangan
36 Kehilangan
37 Hari terakhir syuting
38 Isi hati Arman
39 Penantian Panjang
40 Kembalinya teror
41 Kebersamaan yang akhirnya terjadi
42 Teman Lama
43 Memasak Bersama
44 Kejutan
45 Kepercayaan
46 Kelas Yoga
47 Mendekati
48 Belum Berakhir
49 Mencelakai
50 Kekecewaan Elvin
51 Mengambil langkah Hukum
52 Pulang kampung
53 Nura
54 Kekecewaan Luna
55 Kehangatan
56 Tawaran Syuting Film Baru
57 Ketidakjujuran
58 Dafa Pergi
59 Menemukan Dafa
60 Keras Kepala
61 Keegoisan
62 Berubah
63 Bersama siapa dia?
64 Semakin Rumit
65 Kerinduan
66 Rencana pertemuan orang tua
67 Keras kepala
68 Nasihat
69 Apa aku yang salah?
70 Melunak
71 Kehangatan
72 Skandal
73 Di ujung tanduk
74 Mencari Kebenaran
75 Menyerah?
76 Selalu ada untukmu
77 Penolakan
78 Titik terang?
79 Kesalah Fahaman
80 Bantuan Aldo
81 Siapa Pelakunya?
82 Keputusasaan
83 2 Hasutan
84 Kencan buta dengan orang baru
85 Bantuan Tulus
86 Kebenaran terungkap ?
87 Harapan Gelap
88 Klarifikasi
89 Usaha tanpa hasil
90 Pembelaan sahabat
91 Tidak ada kepercayaan
92 Kecelakaan Luna
93 Penyesalan
94 Kekecewaan tiada akhir
95 Mengigau
96 Tolong menjauh !
97 Luna sadar
98 Aku masih mencintainya
99 Doktrin
100 Berharap bisa di perbaiki
101 Rencana Luna
102 Tamat
103 Terima Kasih
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Pertemuan tak terduga
2
Kembali Bertemu
3
Di balik layar
4
Di balik layar gosip
5
Meminta Bantuan
6
Takdir yang di atur
7
Penolakan
8
Gosip yang membuat risih
9
Kecelakaan
10
Hal yang berbeda
11
Menguak
12
Memanfaatkan Situasi
13
Situasi lebih rumit
14
Cari Perhatian
15
Memaksa
16
Kekhawatiran
17
Pengganggu
18
Ketidaksengajaan yang di rencanakan
19
Berpura Pura
20
Kesempatan tidak datang dua kali
21
Dinner
22
Kenapa ?
23
Tarik Ulur
24
Keputusan Yang Di Ambi Dafa
25
Keputusan?
26
Orang Baru ?
27
Sakit
28
Peduli
29
Apakah Ini nyata?
30
Teror
31
Teror masih berlanjut
32
Tumpangan atau kesempatan ?
33
Kebersamaan
34
Masalah
35
Kebimbangan
36
Kehilangan
37
Hari terakhir syuting
38
Isi hati Arman
39
Penantian Panjang
40
Kembalinya teror
41
Kebersamaan yang akhirnya terjadi
42
Teman Lama
43
Memasak Bersama
44
Kejutan
45
Kepercayaan
46
Kelas Yoga
47
Mendekati
48
Belum Berakhir
49
Mencelakai
50
Kekecewaan Elvin
51
Mengambil langkah Hukum
52
Pulang kampung
53
Nura
54
Kekecewaan Luna
55
Kehangatan
56
Tawaran Syuting Film Baru
57
Ketidakjujuran
58
Dafa Pergi
59
Menemukan Dafa
60
Keras Kepala
61
Keegoisan
62
Berubah
63
Bersama siapa dia?
64
Semakin Rumit
65
Kerinduan
66
Rencana pertemuan orang tua
67
Keras kepala
68
Nasihat
69
Apa aku yang salah?
70
Melunak
71
Kehangatan
72
Skandal
73
Di ujung tanduk
74
Mencari Kebenaran
75
Menyerah?
76
Selalu ada untukmu
77
Penolakan
78
Titik terang?
79
Kesalah Fahaman
80
Bantuan Aldo
81
Siapa Pelakunya?
82
Keputusasaan
83
2 Hasutan
84
Kencan buta dengan orang baru
85
Bantuan Tulus
86
Kebenaran terungkap ?
87
Harapan Gelap
88
Klarifikasi
89
Usaha tanpa hasil
90
Pembelaan sahabat
91
Tidak ada kepercayaan
92
Kecelakaan Luna
93
Penyesalan
94
Kekecewaan tiada akhir
95
Mengigau
96
Tolong menjauh !
97
Luna sadar
98
Aku masih mencintainya
99
Doktrin
100
Berharap bisa di perbaiki
101
Rencana Luna
102
Tamat
103
Terima Kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!