Kecelakaan

"Elvin, aku dan Luna merasa sudah saatnya kita melakukan konferensi pers untuk meluruskan gosip ini. Media sudah keterlaluan, dan kalau dibiarkan, reputasi Luna bisa rusak. Kita perlu menyampaikan bahwa tidak ada apa-apa antara kalian berdua."Elvin hanya tersenyum tipis, lalu mengangkat bahu. "Aku tidak merasa itu perlu, Aurel. Gosip ini malah bagus untuk popularitas kita berdua, kan? Lagi pula, media akan selalu membuat berita. Tidak ada yang bisa kita lakukan untuk menghentikannya."

Luna, yang sudah menahan diri sepanjang pembicaraan, akhirnya angkat bicara. "Elvin, ini bukan tentang popularitas. Ini tentang reputasiku. Kamu mungkin bisa menikmati perhatian media, tapi aku tidak. Mereka memutarbalikkan segalanya, dan aku tidak ingin terlibat dalam kebohongan ini lebih lama lagi."Elvin menatap Luna dengan senyum menggoda, lalu berkata dengan nada ringan, "Luna, jangan terlalu serius. Kita bisa memanfaatkan ini untuk keuntungan kita berdua. Publik suka drama, dan kita bisa bermain dengan itu. Siapa tahu, mungkin gosip ini bisa menjadi kenyataan."

Kemarahan Luna yang sudah lama ia tahan akhirnya memuncak. Ia berdiri dari kursinya, menatap Elvin tajam. "Elvin, aku tidak akan membiarkan kamu terus memainkan hidupku seperti ini. Ini bukan permainan! Kalau kamu tidak mau melakukan konferensi pers, aku akan melakukannya sendiri dan membongkar semuanya."

Elvin tampak terkejut sejenak, tapi kemudian kembali tersenyum sinis. "Lakukan saja, Luna. Tapi jangan salahkan aku kalau publik tidak berpihak padamu. Kamu tahu bagaimana mereka bekerja. Mereka akan selalu mencari drama, dan jika kamu terlalu keras melawan, itu hanya akan memperkeruh suasana."

Luna merasa darahnya mendidih. Ia tahu bahwa Elvin menikmati semua ini, dan seolah-olah ia dengan sengaja menjerumuskannya ke dalam situasi yang semakin sulit. Dengan tangan bergetar karena marah, ia berkata, "Baik. Aku akan melakukan ini tanpamu. Dan setelah itu, aku tidak ingin melihatmu lagi."Tanpa menunggu jawaban, Luna berbalik dan meninggalkan kafe itu, meninggalkan Elvin dan Aurel di belakangnya.

***

Malam itu, Luna duduk di ruang tamunya, mencoba menenangkan pikirannya. Kepalanya penuh dengan pertanyaan apa yang harus ia katakan pada media, bagaimana ia bisa melindungi dirinya tanpa memperkeruh keadaan. Aurel meneleponnya, "Luna, aku sudah bicara dengan beberapa wartawan. Kalau kamu siap, kita bisa mengadakan konferensi pers lusa. Tapi kita harus hati-hati. Elvin bisa memutar narasi ini ke arah yang lebih buruk."

"Aku tahu, Aurel," jawab Luna dengan suara rendah. "Tapi aku tidak punya pilihan lain. Aku harus keluar dari situasi ini."Di dalam hatinya, Luna merasa bingung dan tertekan. Bagaimana ia bisa menghadapi ini tanpa menghancurkan kariernya? Tapi ia tahu satu hal dengan pasti: ia tidak akan membiarkan dirinya dipermainkan lagi, oleh Elvin atau oleh siapa pun. Malam itu, amarah Luna membara di dadanya, bercampur dengan rasa frustrasi dan ketidakpastian. Dengan tangan yang gemetar, ia menggenggam kemudi mobilnya erat-erat. Tanpa berpikir panjang, ia menginjak pedal gas, melaju di jalanan kota yang sepi. Lampu-lampu jalan melintas cepat di jendela, bayangannya samar di cermin, tetapi pikiran Luna terlalu bising untuk memperhatikan apapun.

"Bagaimana bisa semua ini berantakan?" pikirnya, berkecamuk di dalam hati. Elvin, gosip tak berujung, dan sikap sinis dunia yang seolah menikmatinya tenggelam dalam drama yang tidak pernah ia inginkan. Luna merasa seakan-akan seluruh dunia melawan dirinya, tidak peduli seberapa keras ia mencoba untuk melawan balik.

Pikiran Luna terus berputar, marah dan bingung, sementara ia semakin mempercepat laju mobilnya. Kecepatan mobilnya semakin bertambah, meski ia tidak sadar akan itu. Jalanan gelap, hanya diterangi lampu-lampu jalan yang berkedip di kejauhan. Angin malam menyelinap masuk melalui celah jendela yang sedikit terbuka, tetapi dinginnya tidak mampu menenangkan pikirannya yang terus melayang.

Tiba-tiba, dari arah berlawanan, Luna melihat sebuah truk besar melaju dengan tidak terkendali. Dalam sekejap, ia menyadari bahwa truk itu kehilangan kendali. Mata Luna membesar, tangannya mencengkeram kemudi dengan lebih kuat, dan napasnya tersengal.

"Tuhan, tidak sekarang…" gumam Luna, panik saat ia mencoba memutar kemudi ke kanan untuk menghindar.

Namun, terlambat.

Dalam hitungan detik, truk itu melaju mendekat. Luna mencoba menghindar, tapi kecepatan truk dan jalan sempit membuatnya kehilangan kendali. Mobilnya terpeleset di aspal yang licin, berputar dan menabrak sebuah pohon besar di pinggir jalan dengan suara keras yang menggema.

Suara dentuman keras terdengar memecah keheningan malam itu, disusul oleh pecahan kaca yang berhamburan. Mobil Luna terguncang hebat, menghantam pohon dengan keras. Tubuhnya terlempar ke depan, ditahan oleh sabuk pengaman, tapi kepalanya terbentur keras ke setir. Kesakitan segera menyerang tubuhnya, tetapi perlahan pandangannya mulai mengabur. Nafasnya terputus-putus, dan semua yang ada di sekitarnya terasa semakin jauh.

Luna berjuang untuk tetap sadar, namun matanya semakin berat. Di antara kabut kesadarannya, suara sirene mulai terdengar samar, tapi ia tak lagi mampu merespon. Tubuhnya terasa lemah, dan dalam hitungan detik, segalanya menjadi gelap

.**

Pagi harinya, berita tentang kecelakaan Luna sudah memenuhi semua portal berita dan media sosial. Judul-judul besar menghiasi halaman depan situs berita "Aktris Luna Alami Kecelakaan Tragis Setelah Terlibat Gosip dengan Elvin! "Kecelakaan Aktris Terkenal Luna, Apakah Gosip dengan Elvin Memainkan Peran?"

Berita tentang kecelakaan itu langsung menyebar dengan cepat, memicu spekulasi lebih jauh tentang kondisi Luna dan apa yang mungkin menyebabkannya. Banyak yang menghubungkannya dengan tekanan mental yang ia alami setelah gosip yang terus menghantui dirinya dengan Elvin. Penggemar dan media mulai berspekulasi apakah kecelakaan itu merupakan akibat dari stres yang ia rasakan atau jika ada unsur lain yang lebih dalam.

Di tengah perhatian publik yang semakin memanas, Elvin tetap diam, tidak memberikan pernyataan apapun. Sementara itu, Aurel menerima banyak panggilan dari media yang ingin tahu lebih banyak tentang kondisi Luna dan apa yang sebenarnya terjadi sebelum kecelakaan tersebut. Aurel, yang juga terguncang mendengar berita itu, langsung bergegas menuju rumah sakit tempat Luna dirawat. Saat ia tiba di ruang gawat darurat, wajahnya pucat, ketakutan membayangi pikirannya.

"Bagaimana mungkin semua ini bisa terjadi?" pikir Aurel dengan hati yang hancur, matanya memandang pintu ruang perawatan intensif di mana Luna sedang ditangani oleh tim medis.

Episodes
1 Pertemuan tak terduga
2 Kembali Bertemu
3 Di balik layar
4 Di balik layar gosip
5 Meminta Bantuan
6 Takdir yang di atur
7 Penolakan
8 Gosip yang membuat risih
9 Kecelakaan
10 Hal yang berbeda
11 Menguak
12 Memanfaatkan Situasi
13 Situasi lebih rumit
14 Cari Perhatian
15 Memaksa
16 Kekhawatiran
17 Pengganggu
18 Ketidaksengajaan yang di rencanakan
19 Berpura Pura
20 Kesempatan tidak datang dua kali
21 Dinner
22 Kenapa ?
23 Tarik Ulur
24 Keputusan Yang Di Ambi Dafa
25 Keputusan?
26 Orang Baru ?
27 Sakit
28 Peduli
29 Apakah Ini nyata?
30 Teror
31 Teror masih berlanjut
32 Tumpangan atau kesempatan ?
33 Kebersamaan
34 Masalah
35 Kebimbangan
36 Kehilangan
37 Hari terakhir syuting
38 Isi hati Arman
39 Penantian Panjang
40 Kembalinya teror
41 Kebersamaan yang akhirnya terjadi
42 Teman Lama
43 Memasak Bersama
44 Kejutan
45 Kepercayaan
46 Kelas Yoga
47 Mendekati
48 Belum Berakhir
49 Mencelakai
50 Kekecewaan Elvin
51 Mengambil langkah Hukum
52 Pulang kampung
53 Nura
54 Kekecewaan Luna
55 Kehangatan
56 Tawaran Syuting Film Baru
57 Ketidakjujuran
58 Dafa Pergi
59 Menemukan Dafa
60 Keras Kepala
61 Keegoisan
62 Berubah
63 Bersama siapa dia?
64 Semakin Rumit
65 Kerinduan
66 Rencana pertemuan orang tua
67 Keras kepala
68 Nasihat
69 Apa aku yang salah?
70 Melunak
71 Kehangatan
72 Skandal
73 Di ujung tanduk
74 Mencari Kebenaran
75 Menyerah?
76 Selalu ada untukmu
77 Penolakan
78 Titik terang?
79 Kesalah Fahaman
80 Bantuan Aldo
81 Siapa Pelakunya?
82 Keputusasaan
83 2 Hasutan
84 Kencan buta dengan orang baru
85 Bantuan Tulus
86 Kebenaran terungkap ?
87 Harapan Gelap
88 Klarifikasi
89 Usaha tanpa hasil
90 Pembelaan sahabat
91 Tidak ada kepercayaan
92 Kecelakaan Luna
93 Penyesalan
94 Kekecewaan tiada akhir
95 Mengigau
96 Tolong menjauh !
97 Luna sadar
98 Aku masih mencintainya
99 Doktrin
100 Berharap bisa di perbaiki
101 Rencana Luna
102 Tamat
103 Terima Kasih
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Pertemuan tak terduga
2
Kembali Bertemu
3
Di balik layar
4
Di balik layar gosip
5
Meminta Bantuan
6
Takdir yang di atur
7
Penolakan
8
Gosip yang membuat risih
9
Kecelakaan
10
Hal yang berbeda
11
Menguak
12
Memanfaatkan Situasi
13
Situasi lebih rumit
14
Cari Perhatian
15
Memaksa
16
Kekhawatiran
17
Pengganggu
18
Ketidaksengajaan yang di rencanakan
19
Berpura Pura
20
Kesempatan tidak datang dua kali
21
Dinner
22
Kenapa ?
23
Tarik Ulur
24
Keputusan Yang Di Ambi Dafa
25
Keputusan?
26
Orang Baru ?
27
Sakit
28
Peduli
29
Apakah Ini nyata?
30
Teror
31
Teror masih berlanjut
32
Tumpangan atau kesempatan ?
33
Kebersamaan
34
Masalah
35
Kebimbangan
36
Kehilangan
37
Hari terakhir syuting
38
Isi hati Arman
39
Penantian Panjang
40
Kembalinya teror
41
Kebersamaan yang akhirnya terjadi
42
Teman Lama
43
Memasak Bersama
44
Kejutan
45
Kepercayaan
46
Kelas Yoga
47
Mendekati
48
Belum Berakhir
49
Mencelakai
50
Kekecewaan Elvin
51
Mengambil langkah Hukum
52
Pulang kampung
53
Nura
54
Kekecewaan Luna
55
Kehangatan
56
Tawaran Syuting Film Baru
57
Ketidakjujuran
58
Dafa Pergi
59
Menemukan Dafa
60
Keras Kepala
61
Keegoisan
62
Berubah
63
Bersama siapa dia?
64
Semakin Rumit
65
Kerinduan
66
Rencana pertemuan orang tua
67
Keras kepala
68
Nasihat
69
Apa aku yang salah?
70
Melunak
71
Kehangatan
72
Skandal
73
Di ujung tanduk
74
Mencari Kebenaran
75
Menyerah?
76
Selalu ada untukmu
77
Penolakan
78
Titik terang?
79
Kesalah Fahaman
80
Bantuan Aldo
81
Siapa Pelakunya?
82
Keputusasaan
83
2 Hasutan
84
Kencan buta dengan orang baru
85
Bantuan Tulus
86
Kebenaran terungkap ?
87
Harapan Gelap
88
Klarifikasi
89
Usaha tanpa hasil
90
Pembelaan sahabat
91
Tidak ada kepercayaan
92
Kecelakaan Luna
93
Penyesalan
94
Kekecewaan tiada akhir
95
Mengigau
96
Tolong menjauh !
97
Luna sadar
98
Aku masih mencintainya
99
Doktrin
100
Berharap bisa di perbaiki
101
Rencana Luna
102
Tamat
103
Terima Kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!