Gosip yang membuat risih

Luna menggenggam erat botol minuman isotonik di tangannya saat adegan diulang. Meskipun senyuman terpampang di wajahnya, hatinya dipenuhi oleh kemarahan yang tak terungkap. Dia tahu bahwa dalam dunia yang digelutinya ini, setiap tindakan bisa dimaknai secara berlebihan, dan Elvin baru saja melangkahi batas. "Ini bukan tentang improvisasi," pikirnya, "ini tentang memanipulasi situasi."

Syuting berlanjut tanpa insiden lagi, tapi suasana tegang terasa di antara mereka. Luna mencoba memusatkan perhatiannya pada arahan sutradara, menjaga ekspresi senang dan penuh energi yang diinginkan, namun ada kemarahan terpendam yang terus berkobar dalam dirinya. Setelah adegan terakhir selesai, sutradara memberi sinyal untuk istirahat.

Luna segera menuju ke ruang ganti tanpa berbicara kepada siapa pun. Ia merasa tubuhnya lelah, bukan karena syuting, tetapi karena terus menahan perasaannya di depan semua orang. Ia ingin segera keluar dari situasi ini, menjauh dari Elvin dan segala gosip yang melibatkan mereka. Namun, begitu ia membuka pintu ruang ganti, Elvin sudah menunggunya di luar. Senyum genitnya masih terpampang jelas, seolah-olah ia tidak menyadari bahwa tindakannya barusan telah melewati batas.

"Luna, bisa kita bicara sebentar?" ucap Elvin dengan nada yang dibuat seolah tulus. Tapi bagi Luna, nada itu justru terdengar seperti sebuah jebakan. Luna menatapnya dingin, menahan diri untuk tidak melampiaskan amarah yang sudah terpendam sejak awal syuting. "Elvin, aku rasa sudah cukup. Apa yang kamu lakukan tadi benar-benar tidak profesional, dan aku tidak akan membiarkan ini terus berlanjut."

Elvin memasang wajah tak bersalah, mengangkat kedua tangannya seolah menyerah. "Hei, tenang saja. Aku hanya mencoba untuk membuat adegannya lebih hidup. Kamu tahu, kita harus menampilkan chemistry yang kuat, dan aku rasa sedikit spontanitas akan membuatnya lebih menarik."

"Itu bukan spontanitas, itu tidak menghormati pekerjaan orang lain," tegas Luna, matanya bersinar marah. "Aku di sini untuk bekerja, bukan untuk menjadi bagian dari drama yang kamu ciptakan. Dan kalau kamu terus seperti ini, aku akan meminta manajemen untuk menggantikan lawan mainku."

Elvin tersenyum lebar, tapi kali ini senyumnya penuh dengan ketegangan. "Luna, kamu terlalu keras padaku. Kamu tahu gosip tentang kita sudah menyebar luas, kan? Publik menyukai kita bersama. Apa salahnya jika kita sedikit bermain dengan itu? Lagi pula, siapa tahu, mungkin ada sesuatu yang lebih dari sekadar peran ini."

Luna merasa darahnya mendidih. "Ini masalahnya, Elvin. Tidak ada 'lebih' antara kita. Hentikan semua ini, atau aku akan memastikan tidak ada proyek lain yang melibatkan kita lagi."Elvin tertawa kecil, tapi kali ini ada sedikit kepanikan dalam tawanya. "Kamu terlalu serius, Luna. Tapi baiklah, aku akan mengingatkan diriku untuk lebih hati-hati. Hanya saja, kamu tahu, dunia kita ini keras. Kalau kamu tidak bisa memainkannya, kamu bisa tersingkir."

"Aku lebih baik tersingkir karena mempertahankan harga diriku daripada tenggelam dalam permainan kotor seperti ini," jawab Luna tegas, sebelum meninggalkan Elvin di sana tanpa menoleh lagi. Di dalam ruang ganti, Luna duduk di kursi dan menatap bayangannya di cermin. "Aku tidak akan membiarkan diriku dipermainkan lagi." Elvin mungkin populer, tapi ia tidak akan membiarkan dirinya menjadi korban gosip atau alat bagi ambisi orang lain.

Saat ia merapikan barang-barangnya, ponselnya bergetar. Pesan dari Aurel muncul di layar, “Bagaimana tadi? Kau baik-baik saja dengan Elvin?”Luna mengetik balasan singkat, “Aku bisa mengatasinya. Tapi setelah ini, tolong jangan libatkan aku dalam proyek bersamanya lagi.”Luna tahu bahwa keputusan ini akan menimbulkan konsekuensi, tapi dia sudah lelah menjalani hidup di bawah kendali orang lain. Di balik layar, semua tampak glamor, tapi kenyataannya penuh dengan intrik dan manipulasi. Namun, Luna tidak akan menyerah.

Sambil merapikan rambutnya, Luna kembali teringat pada Dafa. Meskipun ia sudah menghadapi banyak kekecewaan dalam karier dan hidup pribadinya, Dafa berbeda. Ia tahu Dafa menolaknya karena menganggap dunia mereka tidak sejalan, tapi Luna merasa ada sesuatu yang lebih dalam di balik keputusan itu.

"Aku tidak akan menyerah, Dafa," pikirnya dalam hati. Elvin mungkin menjadi penghalang sementara dalam pekerjaannya, tapi Luna yakin bahwa jika ia bisa menavigasi kehidupannya di bawah sorotan ini, ia juga bisa menunjukkan kepada Dafa bahwa dunia mereka bisa bersatu. "Aku hanya perlu mencari cara yang tepat." Luna menarik napas dalam-dalam, membulatkan tekadnya. Dunia hiburan boleh jadi keras dan penuh tipu daya, tapi ia tahu bagaimana cara bertahan dan kali ini, ia tidak hanya akan bertahan, tapi juga menang.

Gosip tentang hubungan Luna dan Elvin semakin hari semakin membesar. Media terus-menerus memuat berita mereka, dengan judul-judul sensasional yang seolah mengukuhkan hubungan mereka sebagai fakta. Setiap kali Luna membuka ponselnya, notifikasi dari media sosial dan portal berita memenuhi layarnya. Komentar penggemar yang meminta klarifikasi, spekulasi liar, dan rumor tidak berdasar membuat hidupnya semakin tak nyaman.

Di balik layar, Luna mulai merasa tidak punya kendali atas narasi yang berkembang tentang dirinya. Hal ini membuatnya frustasi, terutama karena ia tahu betul tidak ada apa-apa antara dirinya dan Elvin. Bahkan, pria itu terus membuatnya tidak nyaman dengan sikap genitnya di lokasi syuting. Ia merasa terjebak dalam permainan media yang memanfaatkan hubungan mereka demi menaikkan rating dan klik.

Sore itu, Luna duduk di apartemennya, sambil menatap jendela dengan tatapan kosong. Aurel duduk di hadapannya, wajahnya terlihat cemas."Luna, kita harus melakukan sesuatu. Gosip ini sudah tidak terkendali lagi," ucap Aurel sambil melirik layar ponselnya yang penuh dengan notifikasi berita. Luna menghela napas panjang, menyandarkan punggungnya di sofa. "Aku tahu, tapi aku tidak tahu lagi apa yang bisa dilakukan. Setiap kali aku mencoba untuk menjauh, Elvin selalu memperkeruh suasana."

Aurel mengangguk, lalu berkata dengan tegas, "Aku sudah berpikir. Satu-satunya jalan untuk meredakan situasi ini adalah dengan konferensi pers. Kita perlu menghadapi media dan menjelaskan bahwa semua ini hanya gosip dan tidak ada hubungan antara kamu dan Elvin." Luna terdiam, memikirkan saran itu. Di satu sisi, ia ingin sekali menghentikan gosip ini, tapi di sisi lain, ia tahu bahwa Elvin mungkin akan memanfaatkan konferensi pers itu untuk semakin memperkuat narasi yang beredar.

"Bagaimana kalau Elvin tidak mau bekerja sama?" tanya Luna akhirnya, khawatir dengan kemungkinan itu. Aurel terdiam sejenak, lalu berkata, "Aku akan berbicara dengannya. Kita harus coba. Ini sudah terlalu jauh. Jika Elvin mendukung konferensi pers ini, mungkin kita bisa mengubah persepsi publik."Dengan rasa ragu, Luna mengangguk. "Baiklah, kita coba bicara dengannya. Aku hanya berharap dia tidak membuat segalanya lebih buruk."

**

Keesokan harinya, Luna dan Aurel bertemu Elvin di sebuah kafe dekat studio tempat mereka biasa syuting. Elvin datang dengan senyum lebar seperti biasanya, tidak menunjukkan tanda-tanda khawatir atau menyesal atas segala kekacauan yang ia ciptakan. Setelah berbasa-basi sejenak, Aurel langsung ke inti pembicaraan.

Episodes
1 Pertemuan tak terduga
2 Kembali Bertemu
3 Di balik layar
4 Di balik layar gosip
5 Meminta Bantuan
6 Takdir yang di atur
7 Penolakan
8 Gosip yang membuat risih
9 Kecelakaan
10 Hal yang berbeda
11 Menguak
12 Memanfaatkan Situasi
13 Situasi lebih rumit
14 Cari Perhatian
15 Memaksa
16 Kekhawatiran
17 Pengganggu
18 Ketidaksengajaan yang di rencanakan
19 Berpura Pura
20 Kesempatan tidak datang dua kali
21 Dinner
22 Kenapa ?
23 Tarik Ulur
24 Keputusan Yang Di Ambi Dafa
25 Keputusan?
26 Orang Baru ?
27 Sakit
28 Peduli
29 Apakah Ini nyata?
30 Teror
31 Teror masih berlanjut
32 Tumpangan atau kesempatan ?
33 Kebersamaan
34 Masalah
35 Kebimbangan
36 Kehilangan
37 Hari terakhir syuting
38 Isi hati Arman
39 Penantian Panjang
40 Kembalinya teror
41 Kebersamaan yang akhirnya terjadi
42 Teman Lama
43 Memasak Bersama
44 Kejutan
45 Kepercayaan
46 Kelas Yoga
47 Mendekati
48 Belum Berakhir
49 Mencelakai
50 Kekecewaan Elvin
51 Mengambil langkah Hukum
52 Pulang kampung
53 Nura
54 Kekecewaan Luna
55 Kehangatan
56 Tawaran Syuting Film Baru
57 Ketidakjujuran
58 Dafa Pergi
59 Menemukan Dafa
60 Keras Kepala
61 Keegoisan
62 Berubah
63 Bersama siapa dia?
64 Semakin Rumit
65 Kerinduan
66 Rencana pertemuan orang tua
67 Keras kepala
68 Nasihat
69 Apa aku yang salah?
70 Melunak
71 Kehangatan
72 Skandal
73 Di ujung tanduk
74 Mencari Kebenaran
75 Menyerah?
76 Selalu ada untukmu
77 Penolakan
78 Titik terang?
79 Kesalah Fahaman
80 Bantuan Aldo
81 Siapa Pelakunya?
82 Keputusasaan
83 2 Hasutan
84 Kencan buta dengan orang baru
85 Bantuan Tulus
86 Kebenaran terungkap ?
87 Harapan Gelap
88 Klarifikasi
89 Usaha tanpa hasil
90 Pembelaan sahabat
91 Tidak ada kepercayaan
92 Kecelakaan Luna
93 Penyesalan
94 Kekecewaan tiada akhir
95 Mengigau
96 Tolong menjauh !
97 Luna sadar
98 Aku masih mencintainya
99 Doktrin
100 Berharap bisa di perbaiki
101 Rencana Luna
102 Tamat
103 Terima Kasih
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Pertemuan tak terduga
2
Kembali Bertemu
3
Di balik layar
4
Di balik layar gosip
5
Meminta Bantuan
6
Takdir yang di atur
7
Penolakan
8
Gosip yang membuat risih
9
Kecelakaan
10
Hal yang berbeda
11
Menguak
12
Memanfaatkan Situasi
13
Situasi lebih rumit
14
Cari Perhatian
15
Memaksa
16
Kekhawatiran
17
Pengganggu
18
Ketidaksengajaan yang di rencanakan
19
Berpura Pura
20
Kesempatan tidak datang dua kali
21
Dinner
22
Kenapa ?
23
Tarik Ulur
24
Keputusan Yang Di Ambi Dafa
25
Keputusan?
26
Orang Baru ?
27
Sakit
28
Peduli
29
Apakah Ini nyata?
30
Teror
31
Teror masih berlanjut
32
Tumpangan atau kesempatan ?
33
Kebersamaan
34
Masalah
35
Kebimbangan
36
Kehilangan
37
Hari terakhir syuting
38
Isi hati Arman
39
Penantian Panjang
40
Kembalinya teror
41
Kebersamaan yang akhirnya terjadi
42
Teman Lama
43
Memasak Bersama
44
Kejutan
45
Kepercayaan
46
Kelas Yoga
47
Mendekati
48
Belum Berakhir
49
Mencelakai
50
Kekecewaan Elvin
51
Mengambil langkah Hukum
52
Pulang kampung
53
Nura
54
Kekecewaan Luna
55
Kehangatan
56
Tawaran Syuting Film Baru
57
Ketidakjujuran
58
Dafa Pergi
59
Menemukan Dafa
60
Keras Kepala
61
Keegoisan
62
Berubah
63
Bersama siapa dia?
64
Semakin Rumit
65
Kerinduan
66
Rencana pertemuan orang tua
67
Keras kepala
68
Nasihat
69
Apa aku yang salah?
70
Melunak
71
Kehangatan
72
Skandal
73
Di ujung tanduk
74
Mencari Kebenaran
75
Menyerah?
76
Selalu ada untukmu
77
Penolakan
78
Titik terang?
79
Kesalah Fahaman
80
Bantuan Aldo
81
Siapa Pelakunya?
82
Keputusasaan
83
2 Hasutan
84
Kencan buta dengan orang baru
85
Bantuan Tulus
86
Kebenaran terungkap ?
87
Harapan Gelap
88
Klarifikasi
89
Usaha tanpa hasil
90
Pembelaan sahabat
91
Tidak ada kepercayaan
92
Kecelakaan Luna
93
Penyesalan
94
Kekecewaan tiada akhir
95
Mengigau
96
Tolong menjauh !
97
Luna sadar
98
Aku masih mencintainya
99
Doktrin
100
Berharap bisa di perbaiki
101
Rencana Luna
102
Tamat
103
Terima Kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!