Kembali Bertemu

Dafa tidak menyadari kehadiran Luna. Ia langsung menuju ke meja di dekat jendela dan duduk, membuka dokumen-dokumen itu sambil memesan secangkir kopi. Ekspresinya terlihat tegang, seolah sedang memikirkan sesuatu yang sangat penting. Luna memperhatikan dari jauh, tidak tahu apakah ia harus menyapa atau tetap di tempatnya.

Setelah beberapa menit, dorongan dalam dirinya tak tertahankan lagi. Luna berdiri dan dengan langkah ringan mendekati meja Dafa. Ia mengatur napas, berusaha menjaga ekspresi tenang di wajahnya.

“Hai, Dr. Dafa,” sapanya pelan. Dafa mendongak, dan untuk sesaat ekspresi terkejut terlihat di wajahnya. “Nona Amanda? Apa yang kau lakukan di sini?” Luna tersenyum. “Aku sering datang ke sini. Ini tempat favoritku untuk bersantai.

Tapi, kau… Aku tidak menyangka akan bertemu denganmu di sini.”Dafa mengangguk, mencoba menutupi keterkejutannya. “Aku hanya kebetulan lewat.

Ada beberapa dokumen yang harus kubaca dan aku butuh tempat yang tenang.“Mind if I join you?” tanya Luna dengan senyum yang lebih lebar. Ia tahu ini sedikit nekat, tapi ada sesuatu dalam dirinya yang mengatakan bahwa ia harus mendekati pria ini.

Dafa terdiam sejenak, lalu mengangguk. “Silakan.”

Luna duduk di seberang Dafa, dan suasana di antara mereka terasa canggung.

Ini berbeda dengan pertemuan mereka sebelumnya di acara penghargaan. Di sini, tidak ada lampu kamera atau orang-orang yang memperhatikan. Ini hanya mereka berdua, duduk di kafe kecil, seperti dua orang biasa.“Apa yang kau baca?” tanya Luna, mencoba mencairkan suasana.“Ini hasil penelitian medis,” jawab Dafa singkat.

“Ada kasus rumit yang sedang kutangani, dan aku perlu mempelajari ini lebih lanjut.”Luna mengangguk, meski ia tidak benar-benar mengerti. “Kedengarannya sangat serius. Kau pasti seorang dokter yang luar biasa.”Dafa tersenyum tipis, hampir tak terlihat.

“Hanya melakukan tugasku.”Luna terdiam sejenak, mengamati pria di depannya. Ada ketenangan yang luar biasa dalam dirinya, namun juga semacam jarak yang selalu ia pertahankan. Seolah-olah ia menolak untuk membiarkan siapa pun masuk ke dalam hidupnya.

Dan itu membuat Luna semakin penasaran.

“Aku ingin tahu lebih banyak tentangmu, Dr. Dafa,” kata Luna akhirnya, suaranya penuh rasa ingin tahu. “Bukan sebagai dokter, tapi sebagai pribadi.”Dafa menatapnya, seolah mencoba memahami maksud perkataannya. “Mengapa? Kita baru bertemu sekali.

“Karena aku merasa kau berbeda. Ada sesuatu dalam dirimu yang menarik perhatianku,” jawab Luna jujur. Ia tahu ini bukan cara terbaik untuk memulai percakapan, tapi ia tidak ingin bermain-main. “Aku tahu ini terdengar aneh, tapi aku benar-benar ingin mengenalmu lebih jauh.

”Dafa terdiam lama, menatap Luna dengan ekspresi yang sulit dibaca. “Aku bukan orang yang mudah diajak berteman, apalagi untuk hal seperti ini. Hidupku cukup sibuk, dan aku tidak punya waktu untuk hal-hal di luar pekerjaanku.”

“Aku juga sibuk, tapi aku selalu percaya, kita harus membuat waktu untuk hal-hal yang penting,” balas Luna dengan senyum hangat. “Dan sekarang, aku merasa kau adalah salah satu hal yang penting itu.”Mendengar itu, Dafa tak bisa menahan tawanya yang lembut. “Kau benar-benar berbeda, Nona Amanda. “Luna. Panggil aku Luna,” koreksi Luna cepat. “Baiklah, Luna.” Dafa mengangguk pelan.

“Kau terlalu baik untuk seseorang seperti aku.”Luna merasa hatinya menghangat. Ada sesuatu dalam nada suara Dafa yang membuatnya merasa nyaman, meski pria itu berusaha menutup diri. Mereka terus berbincang, tentang banyak hal, dari film-film yang pernah Luna bintangi hingga pekerjaan Dafa di rumah sakit.

Meski Dafa tetap menjaga jarak, percakapan itu mengalir dengan lancar. Dan di akhiri Luna memberikan nomor ponselnya setelah mengetiknya sendiri di ponsel Dafa.

...****************...

Malam itu, Luna pulang dengan perasaan yang campur aduk. Ia tahu Dafa bukanlah pria yang mudah didekati, tapi ia juga merasa ada sesuatu yang mulai berubah. Mungkin ini awal dari sebuah perjalanan panjang, tapi Luna sudah memutuskan ia akan terus berusaha mendekati pria itu, meski harus menghadapi banyak tantangan.

Sementara itu, Dafa duduk sendirian di kafe, memandang pintu yang baru saja dilalui Luna. Ada perasaan aneh dalam dirinya, sesuatu yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.

Luna duduk di sofa ruang tamunya yang nyaman, sesekali menyeruput teh hangat yang disediakan oleh asisten rumah tangganya.

Pikirannya masih melayang pada pertemuan tak terduga dengan Dafa tadi malam. Pria itu memang berbeda, dan entah mengapa, Luna merasa ada dorongan kuat dalam dirinya untuk terus mengenal Dafa lebih jauh.

Dia hanya berharap usahanya kali ini tidak sia-sia.“Aku pikir kau akan mengurung diri seharian karena kelelahan, tapi ternyata sudah ceria lagi, ya?” suara Aurel, manajernya, memecah keheningan. Aurel baru saja datang membawa beberapa skrip film baru untuk dipertimbangkan Luna.

“Yah, aku punya sesuatu yang menyenangkan untuk dipikirkan,” jawab Luna sambil tersenyum misterius.

Aurel mengangkat alisnya, memasang ekspresi penasaran. “Oh? Ceritakan padaku.

Apa sesuatu yang menyenangkan itu?” Luna menghela napas panjang, lalu menatap Aurel dengan pandangan yang sedikit ragu. Namun, keinginan untuk bercerita terlalu kuat. “Aku bertemu seseorang. Maksudku, seseorang yang sangat berbeda dari orang-orang yang biasanya aku temui.”

“Oh, apakah ini tentang pria yang membuatmu tidak bisa tidur nyenyak belakangan ini?” goda Aurel sambil duduk di samping Luna. “Siapa dia? Aktor? Pengusaha? Atau… jangan-jangan seseorang dari keluarga bangsawan?” Luna tertawa kecil, meskipun dalam hatinya ia merasa sedikit gugup. “Bukan. Bukan seperti itu. Dia… seorang dokter.”

Aurel terdiam sesaat, lalu ekspresi wajahnya berubah menjadi lebih serius. “Dokter? Wah, ini baru sesuatu yang berbeda. Jadi, apa yang membuatnya begitu spesial sampai kau, Luna Amanda, tertarik padanya?”

“Aku tidak tahu harus mulai dari mana,” jawab Luna sambil menatap langit-langit.

“Dia bukan seperti pria-pria yang biasanya aku temui. Dia sangat tenang, acuh tak acuh, dan sama sekali tidak terpengaruh oleh statusku sebagai selebriti. Rasanya seperti… dia melihatku bukan sebagai Luna yang semua orang kenal, tapi sebagai seorang wanita biasa.”

Aurel mendengarkan dengan seksama, matanya berbinar. “Ini terdengar menarik. Lanjutkan.”

“Namanya Dafa Donofan. Dia seorang dokter bedah. Aku pertama kali bertemu dengannya di acara penghargaan beberapa hari lalu.

Awalnya, aku hanya penasaran. Dia begitu berbeda, begitu… tidak peduli. Jadi, aku mencoba mendekatinya. Dan anehnya, dia sama sekali tidak terpengaruh. Bahkan mungkin bisa dibilang, aku yang mulai tertarik,” cerita Luna dengan nada antusias.

Luna tersenyum, merasa sedikit lega. “Terima kasih, Rel. Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan tanpamu. “Yah, aku hanya penasaran dengan siapa yang bisa membuat Luna Amanda jatuh hati,” kata Aurel sambil tertawa kecil. “Ini sesuatu yang harus diselidiki dengan serius.”

Episodes
1 Pertemuan tak terduga
2 Kembali Bertemu
3 Di balik layar
4 Di balik layar gosip
5 Meminta Bantuan
6 Takdir yang di atur
7 Penolakan
8 Gosip yang membuat risih
9 Kecelakaan
10 Hal yang berbeda
11 Menguak
12 Memanfaatkan Situasi
13 Situasi lebih rumit
14 Cari Perhatian
15 Memaksa
16 Kekhawatiran
17 Pengganggu
18 Ketidaksengajaan yang di rencanakan
19 Berpura Pura
20 Kesempatan tidak datang dua kali
21 Dinner
22 Kenapa ?
23 Tarik Ulur
24 Keputusan Yang Di Ambi Dafa
25 Keputusan?
26 Orang Baru ?
27 Sakit
28 Peduli
29 Apakah Ini nyata?
30 Teror
31 Teror masih berlanjut
32 Tumpangan atau kesempatan ?
33 Kebersamaan
34 Masalah
35 Kebimbangan
36 Kehilangan
37 Hari terakhir syuting
38 Isi hati Arman
39 Penantian Panjang
40 Kembalinya teror
41 Kebersamaan yang akhirnya terjadi
42 Teman Lama
43 Memasak Bersama
44 Kejutan
45 Kepercayaan
46 Kelas Yoga
47 Mendekati
48 Belum Berakhir
49 Mencelakai
50 Kekecewaan Elvin
51 Mengambil langkah Hukum
52 Pulang kampung
53 Nura
54 Kekecewaan Luna
55 Kehangatan
56 Tawaran Syuting Film Baru
57 Ketidakjujuran
58 Dafa Pergi
59 Menemukan Dafa
60 Keras Kepala
61 Keegoisan
62 Berubah
63 Bersama siapa dia?
64 Semakin Rumit
65 Kerinduan
66 Rencana pertemuan orang tua
67 Keras kepala
68 Nasihat
69 Apa aku yang salah?
70 Melunak
71 Kehangatan
72 Skandal
73 Di ujung tanduk
74 Mencari Kebenaran
75 Menyerah?
76 Selalu ada untukmu
77 Penolakan
78 Titik terang?
79 Kesalah Fahaman
80 Bantuan Aldo
81 Siapa Pelakunya?
82 Keputusasaan
83 2 Hasutan
84 Kencan buta dengan orang baru
85 Bantuan Tulus
86 Kebenaran terungkap ?
87 Harapan Gelap
88 Klarifikasi
89 Usaha tanpa hasil
90 Pembelaan sahabat
91 Tidak ada kepercayaan
92 Kecelakaan Luna
93 Penyesalan
94 Kekecewaan tiada akhir
95 Mengigau
96 Tolong menjauh !
97 Luna sadar
98 Aku masih mencintainya
99 Doktrin
100 Berharap bisa di perbaiki
101 Rencana Luna
102 Tamat
103 Terima Kasih
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Pertemuan tak terduga
2
Kembali Bertemu
3
Di balik layar
4
Di balik layar gosip
5
Meminta Bantuan
6
Takdir yang di atur
7
Penolakan
8
Gosip yang membuat risih
9
Kecelakaan
10
Hal yang berbeda
11
Menguak
12
Memanfaatkan Situasi
13
Situasi lebih rumit
14
Cari Perhatian
15
Memaksa
16
Kekhawatiran
17
Pengganggu
18
Ketidaksengajaan yang di rencanakan
19
Berpura Pura
20
Kesempatan tidak datang dua kali
21
Dinner
22
Kenapa ?
23
Tarik Ulur
24
Keputusan Yang Di Ambi Dafa
25
Keputusan?
26
Orang Baru ?
27
Sakit
28
Peduli
29
Apakah Ini nyata?
30
Teror
31
Teror masih berlanjut
32
Tumpangan atau kesempatan ?
33
Kebersamaan
34
Masalah
35
Kebimbangan
36
Kehilangan
37
Hari terakhir syuting
38
Isi hati Arman
39
Penantian Panjang
40
Kembalinya teror
41
Kebersamaan yang akhirnya terjadi
42
Teman Lama
43
Memasak Bersama
44
Kejutan
45
Kepercayaan
46
Kelas Yoga
47
Mendekati
48
Belum Berakhir
49
Mencelakai
50
Kekecewaan Elvin
51
Mengambil langkah Hukum
52
Pulang kampung
53
Nura
54
Kekecewaan Luna
55
Kehangatan
56
Tawaran Syuting Film Baru
57
Ketidakjujuran
58
Dafa Pergi
59
Menemukan Dafa
60
Keras Kepala
61
Keegoisan
62
Berubah
63
Bersama siapa dia?
64
Semakin Rumit
65
Kerinduan
66
Rencana pertemuan orang tua
67
Keras kepala
68
Nasihat
69
Apa aku yang salah?
70
Melunak
71
Kehangatan
72
Skandal
73
Di ujung tanduk
74
Mencari Kebenaran
75
Menyerah?
76
Selalu ada untukmu
77
Penolakan
78
Titik terang?
79
Kesalah Fahaman
80
Bantuan Aldo
81
Siapa Pelakunya?
82
Keputusasaan
83
2 Hasutan
84
Kencan buta dengan orang baru
85
Bantuan Tulus
86
Kebenaran terungkap ?
87
Harapan Gelap
88
Klarifikasi
89
Usaha tanpa hasil
90
Pembelaan sahabat
91
Tidak ada kepercayaan
92
Kecelakaan Luna
93
Penyesalan
94
Kekecewaan tiada akhir
95
Mengigau
96
Tolong menjauh !
97
Luna sadar
98
Aku masih mencintainya
99
Doktrin
100
Berharap bisa di perbaiki
101
Rencana Luna
102
Tamat
103
Terima Kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!