Memanfaatkan Situasi

Sementara itu, di apartemennya, Elvin duduk bersama Raka. Kedua pria itu merencanakan langkah selanjutnya. “Jadi, bagaimana setelah kunjunganmu tadi?” tanya Raka, mencatat sesuatu di tabletnya.“Elvin mengusap wajahnya dengan tangan, merasa sedikit gelisah. “Aurel jelas tidak suka aku di sana, dan Dafa juga. Aku tidak tahu, Rak… mungkin aku harus berhenti.”

Raka menatap Elvin dengan tatapan tajam. “Apa? Jangan bodoh. Ini kesempatan besar. Selama Luna masih di rumah sakit, kamu harus terus menunjukkan dukungan. Jangan berhenti hanya karena sedikit ketegangan. Media menyukaimu sekarang, dan penggemar semakin berpihak padamu. Ini bukan saatnya mundur.”Elvin terdiam, namun di dalam hatinya, ada keraguan yang terus menggeliat. Apakah ini benar-benar caranya mendapatkan hati Luna? Apakah dia benar-benar peduli, atau hanya bermain peran sesuai saran Raka? Elvin menghela napas berat, merasa terjebak dalam situasi yang semakin rumit.

“Baiklah,” akhirnya Elvin setuju dengan suara rendah. “Aku akan terus mendekatinya. Tapi jika ini semakin memperburuk keadaannya, aku tidak akan melanjutkan lagi.”Raka tersenyum puas. “Kau akan lihat, Elvin. Ini semua akan berjalan lancar. Popularitasmu akan meroket, dan Luna mungkin akan akhirnya melihatmu sebagai pahlawan.”

Namun, Elvin tak bisa menyingkirkan perasaan tidak nyaman yang menggantung di dadanya. Di tengah sorotan kamera dan rencana manipulatif yang telah mereka susun, ada sesuatu yang lebih dalam tentang Luna yang mulai ia sadari dan itu bukan sesuatu yang bisa ia menangkan dengan sekadar perhatian palsu.

***

Di sisi lain, di rumah sakit, Dokter Dafa melangkah perlahan menuju ruangannya setelah melakukan pemeriksaan terakhir terhadap Luna. Langkahnya terasa berat, seolah beban emosional yang ia rasakan terhadap pasiennya mulai memengaruhi dirinya. Luna bukan hanya seorang pasien biasa. Setiap kali ia melihat Luna berbaring di ranjang rumah sakit, Dafa merasakan kegetiran yang mendalam. Luna adalah sosok yang kuat, seorang selebriti dengan hidup di bawah sorotan yang tak henti-hentinya. Tapi kini, di ruang ICU itu, ia terlihat begitu rapuh, terluka bukan hanya secara fisik tapi juga mental.

Dafa membuka file medis Luna dan memeriksa kembali catatan pasca-operasinya. Semuanya tampak normal, namun ada sesuatu dalam dirinya yang membuatnya tetap gelisah. Sejak kecelakaan itu, Luna harus berjuang dengan nyawa di ujung tanduk, dan Dafa bertekad untuk melakukan apa pun demi menyelamatkannya.

“Dia gadis yang kuat,” gumam Dafa kepada dirinya sendiri, tapi ia tahu kekuatan fisik bukanlah satu-satunya hal yang diperlukan untuk pulih dari semua ini. Luna telah mengalami banyak hal, dari tekanan industri hiburan hingga gosip yang terus mengitarinya. Dan sekarang, dengan kondisi seperti ini, ia terjebak dalam situasi yang tidak sepenuhnya adil baginya.

Ada perasaan iba yang semakin dalam tumbuh dalam diri Dafa. Dia mengingat betapa hancurnya Aurel ketika Luna pertama kali dilarikan ke rumah sakit. Mata sahabatnya itu dipenuhi ketakutan, memohon padanya untuk menyelamatkan Luna. Dafa telah melihat pasien dalam kondisi kritis sebelumnya, tapi entah mengapa situasi Luna terasa berbeda. Mungkin karena Luna berada di pusat perhatian publik, mungkin karena Aurel adalah orang yang dekat dengannya, atau mungkin karena Dafa mulai melihat Luna sebagai seseorang yang jauh lebih dari sekadar pasien.

Saat ia tenggelam dalam pikirannya, seorang perawat mengetuk pintu dan masuk. “Dokter, kondisi Luna masih stabil, tapi ada peningkatan tekanan darah. Sepertinya ia mengalami stres meski sedang tidak sadar.”

Dafa mengangguk, lalu segera berjalan kembali ke ruang ICU. Ketika ia masuk ke dalam, suara mesin yang memonitor detak jantung Luna terdengar lembut namun ritmis. Luna tetap terbaring tak bergerak, tapi Dafa bisa merasakan bahwa meski dalam keadaan koma, pikirannya mungkin tidak sepenuhnya tenang.

Dengan lembut, Dafa mengambil tangan Luna yang dingin di tangannya sendiri. Ia tahu bahwa kemungkinan besar Luna tidak akan menyadari sentuhan itu, tapi sebagai dokter, ia percaya bahwa terkadang sentuhan manusia bisa memberi kekuatan, meskipun kecil. "Kau akan baik-baik saja, Luna. Aku akan pastikan itu," bisiknya.

Kedekatan Dafa dengan situasi Luna membuatnya semakin ingin melindunginya. Namun, ia juga tahu batasnya sebagai dokter. Rasa empatinya tidak boleh menghalangi profesionalismenya, tapi kali ini, perasaan itu begitu sulit ditekan. Luna adalah lebih dari sekadar selebriti yang terkenal. Dia adalah seseorang yang, di balik semua ketenaran dan sorotan, tampak seperti orang yang membutuhkan ruang untuk sembuh tanpa tekanan dari dunia luar.

Saat Dafa mengamati Luna, ia mendengar pintu ruang ICU terbuka. Aurel masuk dengan wajah penuh kekhawatiran, tapi kali ini dengan sedikit harapan. “Bagaimana kondisinya, Dok?” tanya Aurel, suaranya serak karena kurang tidur. “Stabil, tapi dia butuh lebih banyak waktu. Pemulihan pasca-operasi berjalan baik, tapi secara emosional dan mental, Luna masih berjuang.”Aurel mengangguk pelan, duduk di kursi di samping tempat tidur Luna. “Dia selalu berusaha kuat. Tapi… aku tidak tahu apakah dia bisa melewati ini tanpa lebih banyak bantuan. Elvin tidak membantu sama sekali, malah menambah beban.”Dafa menyimak dengan tenang, lalu bertanya, “Apa kau sudah memutuskan bagaimana menangani Elvin?”

Aurel menggeleng. “Dia terus mencoba mendekati Luna. Aku tahu dia tidak tulus, tapi media mulai berpihak padanya, menggambarkan dia sebagai pria yang peduli. Ini membuatku muak.”Dafa mengepalkan tangannya dengan tenang. “Kita tidak bisa membiarkan itu terjadi. Aku akan berbicara dengan pihak rumah sakit untuk mengatur pembatasan lebih ketat terhadap siapa yang bisa mengunjungi Luna. Elvin tidak boleh mendekat kecuali ada alasan medis yang mendesak.”

Aurel tersenyum tipis, merasa ada dukungan yang nyata dari Dafa. “Terima kasih, Dokter. Aku tahu kau sudah melakukan lebih dari yang seharusnya.”Dafa menatap Luna sekali lagi sebelum berdiri. "Kita harus berusaha untuk tidak membiarkan Luna terjebak dalam drama ini. Yang dia butuhkan sekarang adalah waktu untuk pulih tanpa gangguan."

Di ruang tunggu rumah sakit, Aurel terus mondar-mandir dengan gelisah. Keadaan Luna yang belum stabil membuatnya cemas, ditambah lagi dengan gosip yang mulai berkembang mengenai Elvin yang terus mendekati Luna meski dalam keadaan kritis. Aurel tahu bahwa situasi ini akan semakin rumit jika Elvin terus berusaha memanfaatkan momen ini untuk mendongkrak popularitasnya.

Saat itu, Aurel melihat dokter Dafa berjalan keluar dari ruang perawatan Luna, wajahnya tampak tenang seperti biasa, meskipun Aurel tahu bahwa Dafa adalah dokter yang serius dan sangat teliti. Tanpa pikir panjang, Aurel menghampiri Dafa dengan penuh harap. "Dokter Dafa!" panggil Aurel, suaranya bergetar. "Aku tahu ini mungkin permintaan yang aneh, tapi... bisakah kau membantuku?"

Dafa menoleh dengan alis terangkat. “Apa yang bisa aku bantu, Aurel?” tanyanya tenang. Aurel menggigit bibirnya sejenak, ragu-ragu sebelum akhirnya memberanikan diri. "Aku tahu ini mendadak, tapi... aku ingin meminta tolong agar dokter berpura-pura menjadi tunangan Luna di depan media."

Dafa tertegun. “Tunangan?” tanya Dafa dengan nada terkejut. Wajahnya tetap tenang, tapi di dalam hatinya, perasaan campur aduk muncul. Tentu saja ia ingat perjodohannya dengan Luna yang tak berjalan mulus, apalagi ia sendiri yang menolak hubungan itu. Tapi sekarang, tiba-tiba Aurel meminta hal seperti ini?

Episodes
1 Pertemuan tak terduga
2 Kembali Bertemu
3 Di balik layar
4 Di balik layar gosip
5 Meminta Bantuan
6 Takdir yang di atur
7 Penolakan
8 Gosip yang membuat risih
9 Kecelakaan
10 Hal yang berbeda
11 Menguak
12 Memanfaatkan Situasi
13 Situasi lebih rumit
14 Cari Perhatian
15 Memaksa
16 Kekhawatiran
17 Pengganggu
18 Ketidaksengajaan yang di rencanakan
19 Berpura Pura
20 Kesempatan tidak datang dua kali
21 Dinner
22 Kenapa ?
23 Tarik Ulur
24 Keputusan Yang Di Ambi Dafa
25 Keputusan?
26 Orang Baru ?
27 Sakit
28 Peduli
29 Apakah Ini nyata?
30 Teror
31 Teror masih berlanjut
32 Tumpangan atau kesempatan ?
33 Kebersamaan
34 Masalah
35 Kebimbangan
36 Kehilangan
37 Hari terakhir syuting
38 Isi hati Arman
39 Penantian Panjang
40 Kembalinya teror
41 Kebersamaan yang akhirnya terjadi
42 Teman Lama
43 Memasak Bersama
44 Kejutan
45 Kepercayaan
46 Kelas Yoga
47 Mendekati
48 Belum Berakhir
49 Mencelakai
50 Kekecewaan Elvin
51 Mengambil langkah Hukum
52 Pulang kampung
53 Nura
54 Kekecewaan Luna
55 Kehangatan
56 Tawaran Syuting Film Baru
57 Ketidakjujuran
58 Dafa Pergi
59 Menemukan Dafa
60 Keras Kepala
61 Keegoisan
62 Berubah
63 Bersama siapa dia?
64 Semakin Rumit
65 Kerinduan
66 Rencana pertemuan orang tua
67 Keras kepala
68 Nasihat
69 Apa aku yang salah?
70 Melunak
71 Kehangatan
72 Skandal
73 Di ujung tanduk
74 Mencari Kebenaran
75 Menyerah?
76 Selalu ada untukmu
77 Penolakan
78 Titik terang?
79 Kesalah Fahaman
80 Bantuan Aldo
81 Siapa Pelakunya?
82 Keputusasaan
83 2 Hasutan
84 Kencan buta dengan orang baru
85 Bantuan Tulus
86 Kebenaran terungkap ?
87 Harapan Gelap
88 Klarifikasi
89 Usaha tanpa hasil
90 Pembelaan sahabat
91 Tidak ada kepercayaan
92 Kecelakaan Luna
93 Penyesalan
94 Kekecewaan tiada akhir
95 Mengigau
96 Tolong menjauh !
97 Luna sadar
98 Aku masih mencintainya
99 Doktrin
100 Berharap bisa di perbaiki
101 Rencana Luna
102 Tamat
103 Terima Kasih
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Pertemuan tak terduga
2
Kembali Bertemu
3
Di balik layar
4
Di balik layar gosip
5
Meminta Bantuan
6
Takdir yang di atur
7
Penolakan
8
Gosip yang membuat risih
9
Kecelakaan
10
Hal yang berbeda
11
Menguak
12
Memanfaatkan Situasi
13
Situasi lebih rumit
14
Cari Perhatian
15
Memaksa
16
Kekhawatiran
17
Pengganggu
18
Ketidaksengajaan yang di rencanakan
19
Berpura Pura
20
Kesempatan tidak datang dua kali
21
Dinner
22
Kenapa ?
23
Tarik Ulur
24
Keputusan Yang Di Ambi Dafa
25
Keputusan?
26
Orang Baru ?
27
Sakit
28
Peduli
29
Apakah Ini nyata?
30
Teror
31
Teror masih berlanjut
32
Tumpangan atau kesempatan ?
33
Kebersamaan
34
Masalah
35
Kebimbangan
36
Kehilangan
37
Hari terakhir syuting
38
Isi hati Arman
39
Penantian Panjang
40
Kembalinya teror
41
Kebersamaan yang akhirnya terjadi
42
Teman Lama
43
Memasak Bersama
44
Kejutan
45
Kepercayaan
46
Kelas Yoga
47
Mendekati
48
Belum Berakhir
49
Mencelakai
50
Kekecewaan Elvin
51
Mengambil langkah Hukum
52
Pulang kampung
53
Nura
54
Kekecewaan Luna
55
Kehangatan
56
Tawaran Syuting Film Baru
57
Ketidakjujuran
58
Dafa Pergi
59
Menemukan Dafa
60
Keras Kepala
61
Keegoisan
62
Berubah
63
Bersama siapa dia?
64
Semakin Rumit
65
Kerinduan
66
Rencana pertemuan orang tua
67
Keras kepala
68
Nasihat
69
Apa aku yang salah?
70
Melunak
71
Kehangatan
72
Skandal
73
Di ujung tanduk
74
Mencari Kebenaran
75
Menyerah?
76
Selalu ada untukmu
77
Penolakan
78
Titik terang?
79
Kesalah Fahaman
80
Bantuan Aldo
81
Siapa Pelakunya?
82
Keputusasaan
83
2 Hasutan
84
Kencan buta dengan orang baru
85
Bantuan Tulus
86
Kebenaran terungkap ?
87
Harapan Gelap
88
Klarifikasi
89
Usaha tanpa hasil
90
Pembelaan sahabat
91
Tidak ada kepercayaan
92
Kecelakaan Luna
93
Penyesalan
94
Kekecewaan tiada akhir
95
Mengigau
96
Tolong menjauh !
97
Luna sadar
98
Aku masih mencintainya
99
Doktrin
100
Berharap bisa di perbaiki
101
Rencana Luna
102
Tamat
103
Terima Kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!