Di balik layar gosip

Elvin tertawa kecil, lalu melangkah lebih dekat, hampir terlalu dekat. “Oh, aku yakin akan sangat lancar. Aku sudah membaca skripnya, dan sepertinya kita akan banyak adegan bersama. Aku harap kau tidak keberatan kalau aku menambahkan sedikit improvisasi.”Luna merasa nadanya mengarah pada sesuatu yang tidak ia inginkan. Ia menegakkan tubuhnya, menjaga jarak. “Lebih baik kita ikuti arahan sutradara, Elvin. Aku yakin dia sudah punya visi yang jelas untuk iklan ini.”

Elvin tersenyum, tapi ada kilatan di matanya yang membuat Luna tidak nyaman. “Tentu saja. Tapi, bukankah lebih baik jika kita membuatnya lebih hidup? Aku ingin menunjukkan chemistry yang lebih kuat antara kita.”Aurel, yang sedari tadi berdiri di belakang, segera melangkah maju. “Elvin, Luna perlu fokus. Mungkin kau bisa mendiskusikan ide-ide improvisasimu dengan sutradara terlebih dahulu. “Oh, tentu, Aurel. Aku hanya ingin memastikan Luna merasa nyaman,” kata Elvin sambil melirik Luna dengan pandangan yang sulit diartikan.

Setelah Elvin pergi, Luna menghela napas lega. “Terima kasih, Aur. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi jika kau tidak ada. “Tenang saja, aku akan terus mengawasi. Kita tidak akan membiarkan dia melewati batas,” jawab Aurel dengan nada menenangkan.

Syuting dimulai beberapa saat kemudian. Luna dan Elvin berdiri di depan kamera, bersiap untuk adegan pertama. Tema iklan kali ini adalah tentang energi dan semangat hidup yang didapat dari minuman isotonik, dengan latar belakang lapangan olahraga yang megah. Adegan pertama cukup sederhana: Luna dan Elvin berlari bersama, kemudian menikmati minuman isotonik tersebut sambil berbincang dengan penuh semangat

Namun, ketika syuting berlangsung, Elvin mulai menambahkan sentuhan pribadi yang tidak ada dalam skrip. Saat mereka berlari bersama, Elvin mencoba meraih tangan Luna. Ketika Luna menyesap minuman, Elvin mendekatkan tubuhnya terlalu dekat, seolah-olah ingin menyentuh wajahnya.

Luna merasa tidak nyaman. Dia mencoba menjaga jarak, tetapi Elvin tampak tidak peduli. Bahkan saat sutradara berteriak “Cut!” Elvin masih berusaha mendekat dan berbicara padanya.

“Luna, aku benar-benar ingin kita bisa lebih dekat. Mungkin setelah ini kita bisa makan malam bersama?” tanyanya dengan nada suara yang tidak menyisakan ruang untuk penolakan. Luna mengeraskan hati. “Maaf, Elvin. Aku sudah ada janji lain malam ini. Mungkin lain kali.”

Ekspresi Elvin berubah sedikit kecewa, tapi ia masih tersenyum. “Aku akan terus mencoba, Luna. Kau tahu, aku benar-benar serius.”

Sebelum Luna sempat merespons, Aurel segera mendekat, memberi isyarat pada Elvin bahwa mereka perlu waktu sendiri. “Luna perlu beristirahat sejenak, Elvin. Kita lanjutkan syuting sebentar lagi, ya.”Elvin mengangguk dan melangkah mundur dengan enggan. Setelah dia pergi, Luna berbalik ke arah Aurel dengan mata yang sedikit gelisah. “Aku tidak bisa terus seperti ini, Rel. Aku merasa tertekan,” kata Luna lirih.

Aurel memeluk bahu Luna, mencoba menenangkannya. “Aku tahu, sayang. Aku akan berbicara dengan sutradara agar menjaga jarak Elvin. Kita hanya perlu menyelesaikan syuting ini. Setelah itu, kita bisa menghindari proyek yang melibatkan dia.”Luna mengangguk pelan, mencoba menguatkan diri. Ia tahu, pekerjaan ini adalah bagian dari tanggung jawabnya, tapi ada batas yang tidak boleh dilanggar. Dan ia akan memastikan bahwa batas itu tidak pernah terlampaui.

Syuting dilanjutkan, dan kali ini, Aurel benar-benar memastikan bahwa tidak ada adegan yang memungkinkan Elvin untuk terlalu dekat dengan Luna. Meskipun begitu, Luna tetap merasa tertekan sepanjang sesi. Perhatian dan tatapan Elvin yang intens terasa seperti beban yang tidak terlihat namun nyata.

Saat akhirnya mereka menyelesaikan syuting, Luna merasa lega. Ia segera berganti pakaian dan bersiap untuk pulang. Sebelum pergi, ia menatap Aurel dengan pandangan penuh rasa terima kasih.“Terima kasih, Aur. Kau selalu ada untukku. Aku tidak tahu apa yang akan kulakukan tanpa dirimu.”Aurel tersenyum lembut. “Itu tugasku, Luna. Dan juga, kau temanku. Aku tidak akan membiarkan siapa pun membuatmu tidak nyaman. Sekarang, ayo kita pulang. Kau perlu istirahat.”

Perjalanan pulang setelah syuting terasa lebih panjang dari biasanya. Luna duduk di kursi belakang mobilnya, mencoba mengalihkan pikiran dengan memandang pemandangan kota yang melintas di luar jendela. Hari ini benar-benar melelahkan, bukan hanya karena pekerjaan, tapi juga tekanan emosional dari interaksinya dengan Elvin. Ponselnya yang tergeletak di pangkuan tiba-tiba bergetar. Luna melihat layar ponselnya yang kini dipenuhi dengan notifikasi pesan masuk dari teman-teman, kolega, bahkan dari penggemar. Alisnya mengernyit bingung, sebelum akhirnya memutuskan membuka salah satu pesan dari Aurel.

“Lun, kamu sudah lihat gosip yang beredar? Mereka bilang kamu dan Elvin punya hubungan spesial. Gosip ini sudah viral!”Luna merasakan jantungnya berdegup kencang. Dia langsung membuka media sosial dan melihat tagar #LunaElvin menjadi trending. Akun gosip ternama sudah mengunggah foto-foto dari lokasi syuting, memperlihatkan Elvin yang terlihat terlalu dekat dengannya, seolah-olah ada hubungan khusus di antara mereka.

“Apa dia membayar wartawan untuk menaikkan gosip itu?” gumam Luna dengan nada kesal. Dia tahu betul Elvin mampu melakukan hal seperti ini, mengingat obsesi pria itu padanya. Dia benar-benar tidak menyangka Elvin akan mengambil langkah sejauh ini hanya demi meningkatkan citra hubungan mereka di depan publik.“Gila, ini benar-benar di luar batas!” Luna berteriak frustasi, membuat Aurel yang duduk di sebelahnya menoleh khawatir.

“Tenang, Lun. Aku juga baru tahu ini. Gosipnya beredar sangat cepat. Kita perlu menyiapkan pernyataan resmi,” kata Aurel, mencoba menenangkan Luna. Luna memijat pelipisnya yang terasa berdenyut. “Aku benar-benar tidak ingin berurusan dengan hal seperti ini lagi. Aku muak dengan orang-orang yang mencoba memanfaatkan popularitasku untuk kepentingan mereka sendiri!” Aurel mengangguk. “Aku mengerti. Aku akan bicara dengan tim PR. Kita harus cepat mengeluarkan klarifikasi sebelum gosip ini semakin liar. Jangan khawatir, kita bisa atasi ini.”

Luna hanya mengangguk lemah. Kepalanya terasa penuh. Baru beberapa saat lalu ia berbicara tentang perasaannya yang tulus terhadap Dafa, dan sekarang ia terjebak dalam gosip murahan dengan Elvin, seseorang yang sama sekali tidak ingin ia dekati. Ini benar-benar ironi yang menyakitkan. Sementara itu, di rumah sakit tempat Dafa bekerja, suasana ruang operasi mulai tenang. Dafa baru saja menyelesaikan operasi panjang yang penuh risiko. Ia berjalan keluar dari ruang operasi, masih mengenakan pakaian bedahnya, sambil membuka masker yang menutupi wajahnya. Sesaat, ia merasa lelah tapi juga lega karena operasi berjalan sukses.

Episodes
1 Pertemuan tak terduga
2 Kembali Bertemu
3 Di balik layar
4 Di balik layar gosip
5 Meminta Bantuan
6 Takdir yang di atur
7 Penolakan
8 Gosip yang membuat risih
9 Kecelakaan
10 Hal yang berbeda
11 Menguak
12 Memanfaatkan Situasi
13 Situasi lebih rumit
14 Cari Perhatian
15 Memaksa
16 Kekhawatiran
17 Pengganggu
18 Ketidaksengajaan yang di rencanakan
19 Berpura Pura
20 Kesempatan tidak datang dua kali
21 Dinner
22 Kenapa ?
23 Tarik Ulur
24 Keputusan Yang Di Ambi Dafa
25 Keputusan?
26 Orang Baru ?
27 Sakit
28 Peduli
29 Apakah Ini nyata?
30 Teror
31 Teror masih berlanjut
32 Tumpangan atau kesempatan ?
33 Kebersamaan
34 Masalah
35 Kebimbangan
36 Kehilangan
37 Hari terakhir syuting
38 Isi hati Arman
39 Penantian Panjang
40 Kembalinya teror
41 Kebersamaan yang akhirnya terjadi
42 Teman Lama
43 Memasak Bersama
44 Kejutan
45 Kepercayaan
46 Kelas Yoga
47 Mendekati
48 Belum Berakhir
49 Mencelakai
50 Kekecewaan Elvin
51 Mengambil langkah Hukum
52 Pulang kampung
53 Nura
54 Kekecewaan Luna
55 Kehangatan
56 Tawaran Syuting Film Baru
57 Ketidakjujuran
58 Dafa Pergi
59 Menemukan Dafa
60 Keras Kepala
61 Keegoisan
62 Berubah
63 Bersama siapa dia?
64 Semakin Rumit
65 Kerinduan
66 Rencana pertemuan orang tua
67 Keras kepala
68 Nasihat
69 Apa aku yang salah?
70 Melunak
71 Kehangatan
72 Skandal
73 Di ujung tanduk
74 Mencari Kebenaran
75 Menyerah?
76 Selalu ada untukmu
77 Penolakan
78 Titik terang?
79 Kesalah Fahaman
80 Bantuan Aldo
81 Siapa Pelakunya?
82 Keputusasaan
83 2 Hasutan
84 Kencan buta dengan orang baru
85 Bantuan Tulus
86 Kebenaran terungkap ?
87 Harapan Gelap
88 Klarifikasi
89 Usaha tanpa hasil
90 Pembelaan sahabat
91 Tidak ada kepercayaan
92 Kecelakaan Luna
93 Penyesalan
94 Kekecewaan tiada akhir
95 Mengigau
96 Tolong menjauh !
97 Luna sadar
98 Aku masih mencintainya
99 Doktrin
100 Berharap bisa di perbaiki
101 Rencana Luna
102 Tamat
103 Terima Kasih
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Pertemuan tak terduga
2
Kembali Bertemu
3
Di balik layar
4
Di balik layar gosip
5
Meminta Bantuan
6
Takdir yang di atur
7
Penolakan
8
Gosip yang membuat risih
9
Kecelakaan
10
Hal yang berbeda
11
Menguak
12
Memanfaatkan Situasi
13
Situasi lebih rumit
14
Cari Perhatian
15
Memaksa
16
Kekhawatiran
17
Pengganggu
18
Ketidaksengajaan yang di rencanakan
19
Berpura Pura
20
Kesempatan tidak datang dua kali
21
Dinner
22
Kenapa ?
23
Tarik Ulur
24
Keputusan Yang Di Ambi Dafa
25
Keputusan?
26
Orang Baru ?
27
Sakit
28
Peduli
29
Apakah Ini nyata?
30
Teror
31
Teror masih berlanjut
32
Tumpangan atau kesempatan ?
33
Kebersamaan
34
Masalah
35
Kebimbangan
36
Kehilangan
37
Hari terakhir syuting
38
Isi hati Arman
39
Penantian Panjang
40
Kembalinya teror
41
Kebersamaan yang akhirnya terjadi
42
Teman Lama
43
Memasak Bersama
44
Kejutan
45
Kepercayaan
46
Kelas Yoga
47
Mendekati
48
Belum Berakhir
49
Mencelakai
50
Kekecewaan Elvin
51
Mengambil langkah Hukum
52
Pulang kampung
53
Nura
54
Kekecewaan Luna
55
Kehangatan
56
Tawaran Syuting Film Baru
57
Ketidakjujuran
58
Dafa Pergi
59
Menemukan Dafa
60
Keras Kepala
61
Keegoisan
62
Berubah
63
Bersama siapa dia?
64
Semakin Rumit
65
Kerinduan
66
Rencana pertemuan orang tua
67
Keras kepala
68
Nasihat
69
Apa aku yang salah?
70
Melunak
71
Kehangatan
72
Skandal
73
Di ujung tanduk
74
Mencari Kebenaran
75
Menyerah?
76
Selalu ada untukmu
77
Penolakan
78
Titik terang?
79
Kesalah Fahaman
80
Bantuan Aldo
81
Siapa Pelakunya?
82
Keputusasaan
83
2 Hasutan
84
Kencan buta dengan orang baru
85
Bantuan Tulus
86
Kebenaran terungkap ?
87
Harapan Gelap
88
Klarifikasi
89
Usaha tanpa hasil
90
Pembelaan sahabat
91
Tidak ada kepercayaan
92
Kecelakaan Luna
93
Penyesalan
94
Kekecewaan tiada akhir
95
Mengigau
96
Tolong menjauh !
97
Luna sadar
98
Aku masih mencintainya
99
Doktrin
100
Berharap bisa di perbaiki
101
Rencana Luna
102
Tamat
103
Terima Kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!