Memaksa

Sesampainya di kamar, Aurel membuka pintu perlahan dan terkejut melihat pemandangan yang tak ia duga. Di sana, Luna duduk di depan cermin, mengenakan makeup lengkap, rambutnya disisir rapi, dan bahkan sedikit parfum tercium samar di udara. Luna sedang memeriksa riasannya di cermin dengan sangat teliti, seolah dia bersiap untuk menghadiri suatu acara.

"Luna!" seru Aurel dengan suara tegas, membuat Luna terkejut dan hampir menjatuhkan lipstik yang sedang ia pegang. "Apa yang sedang kamu lakukan?"Luna berusaha tersenyum, meski jelas ia ketahuan. "Aku hanya ingin terlihat sedikit lebih segar, Aurel. Aku sudah merasa lebih baik."Aurel menatapnya dengan tatapan tajam. "Lebih baik? Kamu bilang ke semua orang kalau kamu masih merasa sakit. Aku bahkan harus menunda semua jadwal syutingmu, sementara kamu di sini dandan seperti mau ke pesta!"

Luna memasang ekspresi polos. "Aurel, aku hanya... ya, aku masih pusing sedikit, tapi kan tidak ada salahnya merapikan diri?" Aurel mendekat, tidak bisa menahan rasa kesalnya. "Luna, aku sudah bicara dengan dokter Dafa. Dia bilang kamu sudah benar-benar sembuh dan bisa pulang kapan saja. Tapi kenapa kamu masih bilang kalau kamu sakit?" Luna menggigit bibirnya, terlihat sedikit gugup. "Aku... aku belum siap untuk kembali bekerja. Maksudku, kecelakaan ini cukup mengejutkan dan mungkin aku butuh lebih banyak waktu untuk... ya, sembuh."

Aurel memandang Luna dengan rasa kecewa yang semakin dalam. Ia tahu Luna lebih dari siap untuk pulang. "Jadi, kamu memperpanjang waktu di sini hanya untuk menghindari syuting dan tetap dekat dengan Dafa?" tanyanya tajam. Luna terdiam sejenak, mencoba mencari kata-kata yang tepat. "Aurel, bukan seperti itu... Aku hanya..."

"Tidak, Luna. Aku tahu kamu terlalu baik dalam berakting, tapi ini sudah kelewatan. Kamu sedang mempermainkan semua orang, termasuk aku, tim produksi, dan dokter Dafa!" Aurel menghela napas panjang, merasa marah sekaligus kecewa dengan sikap Luna. Luna menundukkan kepala, merasa sedikit bersalah. "Aku hanya... butuh waktu."

Aurel menggelengkan kepala dengan putus asa. "Luna, aku akan bicara dengan dokter Dafa untuk mempersiapkan kepulanganmu secepat mungkin. Aku tidak akan membiarkan kamu memperpanjang ini lebih lama lagi. Kita harus kembali bekerja, dan kamu tahu itu." Luna merengek dengan manis, "Aurel, aku hanya mau pulang jika Dokter Dafa yang mengantarku. Aku tidak ingin berpisah dengannya."

Aurel menggelengkan kepala, merasakan kepalanya berdenyut. "Luna, ini tidak mungkin! Dafa adalah dokter, bukan pengantar pribadi. Kamu harusnya bersyukur sudah bisa pulang."Namun Luna tetap bersikeras, menambahkan dengan nada menggoda, "Kalau tidak, aku bisa saja bercerita pada media bahwa tunanganku memperlakukanku dengan buruk. Bagaimana jika semua orang tahu bahwa aku diperlakukan tidak baik saat sakit?"

Aurel tertegun, menyadari betapa seriusnya ancaman itu. "Luna, jangan lakukan itu! Itu akan merusak reputasi Dafa dan dirimu sendiri. Ini bukan cara yang baik untuk mendapatkan perhatian!" Luna hanya tersenyum licik. "Terserah, Aurel. Jika aku tidak mendapatkan apa yang aku mau, mungkin ini satu-satunya cara." Dafa yang mendengar ancaman itu langsung merasa tertekan. "Luna, itu bukan solusi. Saya tidak ingin terlibat dalam drama ini. Saya di sini untuk membantu Anda pulih."

Luna mengangkat bahu, tampak tidak peduli. "Tapi kamu adalah tunanganku, Dafa. Ini seharusnya tanggung jawabmu untuk mengurusku." Dafa menghela napas dalam-dalam, berusaha menjaga ketenangan. "Saya hanya bisa membantu Anda dalam kapasitas sebagai dokter. Jika Anda mengancam akan menyebarkan hal-hal negatif, saya tidak dapat membantu." Aurel merasa frustrasi. "Luna, ini tidak adil. Kamu hanya mencari perhatian, dan itu bisa berakibat buruk bagi kita semua."

Luna melirik Aurel dengan mata penuh tantangan. "Jadi, apakah kamu mau membantu aku, atau aku akan membuat ini jadi berita besar?" Dafa menatap Luna dengan serius. "Jika Anda melanjutkan ini, saya tidak akan dapat mendukung Anda lagi. Saya harap Anda mempertimbangkan kembali tindakan ini." Dengan ketidakpuasan, Luna merengut. Namun, di dalam hatinya, dia merasa sedikit menang. "Jadi, Aurel, apa kamu akan membiarkan aku di sini lebih lama, atau kamu akan membujuk Dafa untuk mengantarkanku pulang?"

Aurel merasa terjepit di antara dua sisi. Dia tahu bahwa Luna berperilaku egois, tetapi dia juga ingin melindungi Dafa dari skandal yang tidak perlu. "Aku akan berbicara lagi dengan Dafa. Tapi Luna, kamu harus berpikir lebih matang. Ini tidak baik untuk semua orang."Saat Aurel beranjak pergi untuk berbicara dengan Dafa lagi, Luna kembali berbaring di tempat tidur dengan senyum kemenangan. Dia tahu bahwa permainannya mungkin berhasil, dan dia tidak akan menyerah untuk mendapatkan perhatian Dafa.

Saat Dafa melangkah keluar dari ruang rawat, ponselnya berbunyi. Dia melirik layar dan melihat pesan dari ibunya: "Dafa, kamu jaga Luna baik-baik." Rasa kesal menggelora di dadanya. Mengapa ibunya terus-menerus mendesaknya untuk menyetujui perjodohan yang jelas-jelas sudah ia tolak?

Dafa mencoba menenangkan diri, namun pikiran itu terus berputar. Di satu sisi, ia merasa bersalah, tetapi di sisi lain, ia tidak ingin terjebak dalam situasi yang tidak ia inginkan. Ketika ia melanjutkan langkahnya, Aurel menyusulnya dengan napas terengah-engah."Dafa, tunggu!" serunya. "Aku mohon, kamu harus mengantar Luna pulang. Dia benar-benar merasa tidak nyaman, dan aku tidak bisa terus menerus mengawasinya." Dafa menghentikan langkahnya dan menatap Aurel. "Aurel, saya sudah bilang. Ini bukan tugas saya. Saya hanya dokter yang merawatnya, bukan pengantar pribadi."

Aurel memohon dengan nada putus asa, "Tapi dia benar-benar membutuhkannya, Dafa! Jika kamu tidak mau, dia akan terus berakting sakit hanya untuk mendapatkan perhatianmu. Itu akan memperburuk keadaan."Dafa menghela napas panjang. "Saya mengerti kekhawatiranmu, tetapi saya tidak bisa melibatkan diri dalam drama ini. Saya sudah berusaha bersikap profesional." Aurel menatap Dafa dengan intens. "Kamu tahu, ini bukan hanya tentang Luna. Ini juga tentang reputasimu. Jika berita tentang Luna menyebar dan kamu terlibat, semua orang akan berpikir kamu memperlakukannya dengan buruk."

Dafa merasa tertekan. Dia ingin membantu Luna, tetapi tidak dengan cara yang Aurel usulkan. "Apa kamu ingin saya menjadi bagian dari permainan ini? Mengantar dia pulang hanya untuk memperpanjang drama yang sudah ada?" Aurel menggelengkan kepala, "Tidak, Dafa. Saya hanya ingin melindungi Luna dan reputasimu. Dia butuh seseorang yang bisa diandalkan saat ini. Jika tidak, kamu mungkin akan kehilangan kesempatan untuk memperbaiki hubungan ini." Mendengar kata "kesempatan," Dafa terdiam sejenak. Ia menyadari bahwa situasi ini semakin rumit, dan entah bagaimana, ia terlibat lebih dalam dari yang ia inginkan. Akhirnya, setelah mempertimbangkan semua aspek, Dafa mengangguk, meskipun dengan ragu.

"Baiklah, Aurel. Saya akan mengantarnya pulang. Tapi ini hanya sekali, dan setelah ini, saya akan menjaga batasan profesional saya," ucap Dafa tegas. Aurel tersenyum lega, "Terima kasih, Dafa! Kamu tidak akan menyesal."Dafa menahan napas, berusaha meyakinkan dirinya sendiri bahwa ini adalah keputusan yang tepat. Dalam hati, ia berharap dapat keluar dari situasi ini tanpa terluka lebih jauh—baik dirinya maupun Luna.

Episodes
1 Pertemuan tak terduga
2 Kembali Bertemu
3 Di balik layar
4 Di balik layar gosip
5 Meminta Bantuan
6 Takdir yang di atur
7 Penolakan
8 Gosip yang membuat risih
9 Kecelakaan
10 Hal yang berbeda
11 Menguak
12 Memanfaatkan Situasi
13 Situasi lebih rumit
14 Cari Perhatian
15 Memaksa
16 Kekhawatiran
17 Pengganggu
18 Ketidaksengajaan yang di rencanakan
19 Berpura Pura
20 Kesempatan tidak datang dua kali
21 Dinner
22 Kenapa ?
23 Tarik Ulur
24 Keputusan Yang Di Ambi Dafa
25 Keputusan?
26 Orang Baru ?
27 Sakit
28 Peduli
29 Apakah Ini nyata?
30 Teror
31 Teror masih berlanjut
32 Tumpangan atau kesempatan ?
33 Kebersamaan
34 Masalah
35 Kebimbangan
36 Kehilangan
37 Hari terakhir syuting
38 Isi hati Arman
39 Penantian Panjang
40 Kembalinya teror
41 Kebersamaan yang akhirnya terjadi
42 Teman Lama
43 Memasak Bersama
44 Kejutan
45 Kepercayaan
46 Kelas Yoga
47 Mendekati
48 Belum Berakhir
49 Mencelakai
50 Kekecewaan Elvin
51 Mengambil langkah Hukum
52 Pulang kampung
53 Nura
54 Kekecewaan Luna
55 Kehangatan
56 Tawaran Syuting Film Baru
57 Ketidakjujuran
58 Dafa Pergi
59 Menemukan Dafa
60 Keras Kepala
61 Keegoisan
62 Berubah
63 Bersama siapa dia?
64 Semakin Rumit
65 Kerinduan
66 Rencana pertemuan orang tua
67 Keras kepala
68 Nasihat
69 Apa aku yang salah?
70 Melunak
71 Kehangatan
72 Skandal
73 Di ujung tanduk
74 Mencari Kebenaran
75 Menyerah?
76 Selalu ada untukmu
77 Penolakan
78 Titik terang?
79 Kesalah Fahaman
80 Bantuan Aldo
81 Siapa Pelakunya?
82 Keputusasaan
83 2 Hasutan
84 Kencan buta dengan orang baru
85 Bantuan Tulus
86 Kebenaran terungkap ?
87 Harapan Gelap
88 Klarifikasi
89 Usaha tanpa hasil
90 Pembelaan sahabat
91 Tidak ada kepercayaan
92 Kecelakaan Luna
93 Penyesalan
94 Kekecewaan tiada akhir
95 Mengigau
96 Tolong menjauh !
97 Luna sadar
98 Aku masih mencintainya
99 Doktrin
100 Berharap bisa di perbaiki
101 Rencana Luna
102 Tamat
103 Terima Kasih
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Pertemuan tak terduga
2
Kembali Bertemu
3
Di balik layar
4
Di balik layar gosip
5
Meminta Bantuan
6
Takdir yang di atur
7
Penolakan
8
Gosip yang membuat risih
9
Kecelakaan
10
Hal yang berbeda
11
Menguak
12
Memanfaatkan Situasi
13
Situasi lebih rumit
14
Cari Perhatian
15
Memaksa
16
Kekhawatiran
17
Pengganggu
18
Ketidaksengajaan yang di rencanakan
19
Berpura Pura
20
Kesempatan tidak datang dua kali
21
Dinner
22
Kenapa ?
23
Tarik Ulur
24
Keputusan Yang Di Ambi Dafa
25
Keputusan?
26
Orang Baru ?
27
Sakit
28
Peduli
29
Apakah Ini nyata?
30
Teror
31
Teror masih berlanjut
32
Tumpangan atau kesempatan ?
33
Kebersamaan
34
Masalah
35
Kebimbangan
36
Kehilangan
37
Hari terakhir syuting
38
Isi hati Arman
39
Penantian Panjang
40
Kembalinya teror
41
Kebersamaan yang akhirnya terjadi
42
Teman Lama
43
Memasak Bersama
44
Kejutan
45
Kepercayaan
46
Kelas Yoga
47
Mendekati
48
Belum Berakhir
49
Mencelakai
50
Kekecewaan Elvin
51
Mengambil langkah Hukum
52
Pulang kampung
53
Nura
54
Kekecewaan Luna
55
Kehangatan
56
Tawaran Syuting Film Baru
57
Ketidakjujuran
58
Dafa Pergi
59
Menemukan Dafa
60
Keras Kepala
61
Keegoisan
62
Berubah
63
Bersama siapa dia?
64
Semakin Rumit
65
Kerinduan
66
Rencana pertemuan orang tua
67
Keras kepala
68
Nasihat
69
Apa aku yang salah?
70
Melunak
71
Kehangatan
72
Skandal
73
Di ujung tanduk
74
Mencari Kebenaran
75
Menyerah?
76
Selalu ada untukmu
77
Penolakan
78
Titik terang?
79
Kesalah Fahaman
80
Bantuan Aldo
81
Siapa Pelakunya?
82
Keputusasaan
83
2 Hasutan
84
Kencan buta dengan orang baru
85
Bantuan Tulus
86
Kebenaran terungkap ?
87
Harapan Gelap
88
Klarifikasi
89
Usaha tanpa hasil
90
Pembelaan sahabat
91
Tidak ada kepercayaan
92
Kecelakaan Luna
93
Penyesalan
94
Kekecewaan tiada akhir
95
Mengigau
96
Tolong menjauh !
97
Luna sadar
98
Aku masih mencintainya
99
Doktrin
100
Berharap bisa di perbaiki
101
Rencana Luna
102
Tamat
103
Terima Kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!