Penolakan

Setelah malam yang terasa hangat dan penuh kejutan, Dafa menghabiskan beberapa hari berikutnya memikirkan pertemuannya dengan Luna. Meskipun percakapan mereka mengalir lancar dan Luna jelas meninggalkan kesan yang mendalam, ada sesuatu yang terus mengganjal di pikirannya.

Dafa selalu menjalani hidup dengan prinsip ketenangan dan kestabilan. Sebagai seorang dokter bedah, hidupnya sudah penuh dengan ketegangan dan keputusan yang harus diambil dengan kepala dingin. Sementara itu, dunia selebriti, tempat Luna bernaung, terasa bagai dunia lain yang penuh dengan sorotan, drama, dan perhatian publik yang terus-menerus. Dunia yang tampak begitu bertolak belakang dengan kehidupan Dafa yang lebih tenang dan tertutup.

Ia duduk di kantornya di rumah sakit, menatap layar komputer di depannya tanpa benar-benar fokus pada apa yang ada di sana. Pikirannya terus kembali pada Luna dan malam di restoran itu. Bagaimanapun, mereka memiliki percakapan yang menyenangkan, tetapi ada rasa cemas yang menggelayut di benaknya.

Dafa sadar bahwa dunia Luna penuh dengan ketidakpastian. Media akan terus memantau, gosip akan selalu ada, dan kehidupan pribadi Luna tampak begitu sedikit dimiliki oleh dirinya sendiri. Itu bukan jenis kehidupan yang diinginkan Dafa kehidupan yang ia bayangkan jauh dari sorotan, hanya diisi dengan pekerjaan yang berarti, keluarga yang tenang, dan hubungan yang tidak perlu disaksikan oleh ribuan mata.

Ketika Dafa pulang ke apartemennya malam itu, ia mendapati pesan dari ibunya. “Ibu dengar dari temannya Luna bahwa kamu bertemu dengannya malam itu. Bagaimana? Ibu yakin kalian bisa cocok, kan? Dia anak yang baik dan berbakat.”

Dafa mendesah, menutup ponselnya sejenak. Pikirannya kembali berkecamuk. Ia mengerti bahwa ibunya ingin yang terbaik untuknya, tapi kali ini, perjodohan ini membuatnya merasa semakin tertekan. Dia tahu bahwa Luna adalah orang yang baik, jujur, dan berbakat, tapi perbedaan dunia di antara mereka begitu besar. Dia merasa bahwa hubungannya dengan Luna mungkin hanya akan memperumit hidup mereka berdua.

Beberapa hari kemudian, akhirnya Dafa menghubungi ibunya. “Bu, aku sudah bertemu dengan Luna, dan dia memang orang yang sangat baik. Tapi aku pikir, kami berasal dari dunia yang terlalu berbeda. Aku hanya seorang dokter, dan dia seorang selebriti. Kehidupan kami bertolak belakang.”Ibunya terdiam beberapa saat di telepon sebelum akhirnya berkata, “Tapi, Nak, apa perbedaan itu benar-benar penting? Selama kalian saling menyukai dan menghormati, apa masalahnya?”

Dafa menghela napas. “Aku tahu, Bu, tapi ini lebih dari sekadar perbedaan pekerjaan. Dunia Luna penuh dengan perhatian publik, gosip, dan ekspektasi yang tak pernah berhenti. Aku tidak bisa hidup di bawah sorotan seperti itu. Aku butuh kehidupan yang damai, jauh dari segala keramaian. Aku merasa ini tidak akan berhasil.” Ada keheningan panjang di antara mereka, dan akhirnya ibunya menyerah. “Baiklah, Dafa. Ibu mengerti. Ibu hanya ingin yang terbaik untukmu, tapi jika ini pilihanmu, Ibu akan mendukung.”

Setelah mengakhiri telepon itu, Dafa merasa lega, meski ada sedikit rasa sesal yang terselip. Ia tahu keputusannya mungkin mengecewakan Luna, tapi ia juga tahu bahwa ini adalah yang terbaik bagi mereka berdua.

Di sisi lain kota, Luna menerima pesan singkat dari Dafa. Sebuah pesan yang singkat, namun jelas menyampaikan maksudnya. “Luna, aku sangat menghargai waktu yang kita habiskan bersama. Kamu adalah orang yang luar biasa, tapi aku pikir kita berasal dari dua dunia yang berbeda. Aku tidak yakin aku bisa menjalani kehidupan di bawah sorotan, dan aku merasa itu akan sulit bagi kita berdua. Terima kasih atas waktumu, dan semoga kita bisa tetap berteman.”

Namun, ada hal yang tidak disadari Dafa Luna bukanlah seseorang yang mudah menyerah. Dan meskipun dia sudah menolaknya, Luna tidak akan membiarkan sebuah stereotip memutuskan segalanya. Dunia mereka mungkin berbeda, tetapi hati mereka belum tentu demikian. Beberapa jam kemudian, tanpa diduga, Dafa menerima pesan dari Luna. Pesan yang singkat, tapi langsung:

“Aku tidak setuju dengan penilaianmu tentang kita berasal dari dunia yang berbeda, tapi aku akan membuktikan bahwa kita bisa memahami satu sama lain. Beri aku waktu.”

Dafa menatap layar ponselnya, hatinya bergetar. Tidak ada kesan dramatis atau penuh emosi dalam pesan itu, namun ada tekad yang kuat. Di balik kata-kata sederhana itu, Dafa bisa merasakan keberanian dan kesungguhan Luna. Luna yang baru saja meletakkan ponselnya di meja samping tempat tidur ketika bunyi notifikasi kembali terdengar. Ia melirik layar yang menyala, melihat nama Aurel muncul dengan pesan yang membuat senyum di wajahnya langsung menghilang.

“Luna, besok kita lanjut syuting iklan minuman isotonik. Ada adegan tambahan dengan Elvin,

kamu harus hadir. Jam 10 pagi di studio 5.”

Luna memijat pelipisnya, rasa lelah dan frustrasi kembali menyergapnya. “Sial, aku harus bertemu dia lagi,” gerutunya kesal. Baru saja ia merasa tenang setelah malam yang panjang dan penuh kejutan, sekarang ia harus berhadapan lagi dengan Elvin, aktor yang selalu berusaha terlalu keras untuk mendekatinya.

Bukan hanya sikap Elvin yang membuatnya jengah, tapi juga obsesi pria itu yang kadang terasa mengerikan. Luna tahu Elvin punya banyak penggemar, tapi sikapnya yang selalu memaksa untuk mendekati Luna di luar pekerjaan membuatnya merasa tidak nyaman. Apalagi dengan gosip yang baru-baru ini beredar, ia khawatir Elvin akan memanfaatkan situasi untuk semakin mendekat padanya.

Luna menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan dirinya. “Aku harus profesional,” gumamnya. Ini hanya pekerjaan, dan ia harus bersikap profesional di depan kamera, meski di balik layar ia ingin menjauh sejauh mungkin dari Elvin. Lagipula, ia tidak ingin menambah masalah dengan pihak produksi atau membuat Aurel kecewa.

Malam itu, Luna berusaha untuk tidur lebih awal, tapi pikirannya terus berputar. Bayangan tentang syuting besok, tentang Elvin yang selalu berusaha menggodanya, dan tentang gosip yang mungkin akan semakin memanas membuatnya sulit untuk terlelap. Dalam ketidaknyamanan itu, wajah Dafa kembali muncul di benaknya. Pria itu adalah salah satu dari sedikit hal positif yang terjadi di tengah semua kekacauan ini.

Ponselnya kembali bergetar. Luna meraihnya, berharap itu adalah pesan dari Dafa, tapi ternyata dari Aurel lagi. “Luna, maaf mengganggu lagi. Tapi aku dengar gosip dengan Elvin semakin ramai. Kita harus hati-hati besok, jangan sampai ada insiden yang bisa memperkeruh situasi.” Luna mendesah panjang. Tentu saja, masalah ini belum selesai. Bahkan mungkin akan semakin membesar. “Baik, Aurel. Aku akan hati-hati,” balasnya singkat. Ia tahu bahwa Aurel hanya berusaha melindunginya, tapi Luna merasa tekanan ini terlalu berat. Ia ingin sekali melepaskan diri dari semua ini, tapi tahu itu bukan pilihan.

Episodes
1 Pertemuan tak terduga
2 Kembali Bertemu
3 Di balik layar
4 Di balik layar gosip
5 Meminta Bantuan
6 Takdir yang di atur
7 Penolakan
8 Gosip yang membuat risih
9 Kecelakaan
10 Hal yang berbeda
11 Menguak
12 Memanfaatkan Situasi
13 Situasi lebih rumit
14 Cari Perhatian
15 Memaksa
16 Kekhawatiran
17 Pengganggu
18 Ketidaksengajaan yang di rencanakan
19 Berpura Pura
20 Kesempatan tidak datang dua kali
21 Dinner
22 Kenapa ?
23 Tarik Ulur
24 Keputusan Yang Di Ambi Dafa
25 Keputusan?
26 Orang Baru ?
27 Sakit
28 Peduli
29 Apakah Ini nyata?
30 Teror
31 Teror masih berlanjut
32 Tumpangan atau kesempatan ?
33 Kebersamaan
34 Masalah
35 Kebimbangan
36 Kehilangan
37 Hari terakhir syuting
38 Isi hati Arman
39 Penantian Panjang
40 Kembalinya teror
41 Kebersamaan yang akhirnya terjadi
42 Teman Lama
43 Memasak Bersama
44 Kejutan
45 Kepercayaan
46 Kelas Yoga
47 Mendekati
48 Belum Berakhir
49 Mencelakai
50 Kekecewaan Elvin
51 Mengambil langkah Hukum
52 Pulang kampung
53 Nura
54 Kekecewaan Luna
55 Kehangatan
56 Tawaran Syuting Film Baru
57 Ketidakjujuran
58 Dafa Pergi
59 Menemukan Dafa
60 Keras Kepala
61 Keegoisan
62 Berubah
63 Bersama siapa dia?
64 Semakin Rumit
65 Kerinduan
66 Rencana pertemuan orang tua
67 Keras kepala
68 Nasihat
69 Apa aku yang salah?
70 Melunak
71 Kehangatan
72 Skandal
73 Di ujung tanduk
74 Mencari Kebenaran
75 Menyerah?
76 Selalu ada untukmu
77 Penolakan
78 Titik terang?
79 Kesalah Fahaman
80 Bantuan Aldo
81 Siapa Pelakunya?
82 Keputusasaan
83 2 Hasutan
84 Kencan buta dengan orang baru
85 Bantuan Tulus
86 Kebenaran terungkap ?
87 Harapan Gelap
88 Klarifikasi
89 Usaha tanpa hasil
90 Pembelaan sahabat
91 Tidak ada kepercayaan
92 Kecelakaan Luna
93 Penyesalan
94 Kekecewaan tiada akhir
95 Mengigau
96 Tolong menjauh !
97 Luna sadar
98 Aku masih mencintainya
99 Doktrin
100 Berharap bisa di perbaiki
101 Rencana Luna
102 Tamat
103 Terima Kasih
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Pertemuan tak terduga
2
Kembali Bertemu
3
Di balik layar
4
Di balik layar gosip
5
Meminta Bantuan
6
Takdir yang di atur
7
Penolakan
8
Gosip yang membuat risih
9
Kecelakaan
10
Hal yang berbeda
11
Menguak
12
Memanfaatkan Situasi
13
Situasi lebih rumit
14
Cari Perhatian
15
Memaksa
16
Kekhawatiran
17
Pengganggu
18
Ketidaksengajaan yang di rencanakan
19
Berpura Pura
20
Kesempatan tidak datang dua kali
21
Dinner
22
Kenapa ?
23
Tarik Ulur
24
Keputusan Yang Di Ambi Dafa
25
Keputusan?
26
Orang Baru ?
27
Sakit
28
Peduli
29
Apakah Ini nyata?
30
Teror
31
Teror masih berlanjut
32
Tumpangan atau kesempatan ?
33
Kebersamaan
34
Masalah
35
Kebimbangan
36
Kehilangan
37
Hari terakhir syuting
38
Isi hati Arman
39
Penantian Panjang
40
Kembalinya teror
41
Kebersamaan yang akhirnya terjadi
42
Teman Lama
43
Memasak Bersama
44
Kejutan
45
Kepercayaan
46
Kelas Yoga
47
Mendekati
48
Belum Berakhir
49
Mencelakai
50
Kekecewaan Elvin
51
Mengambil langkah Hukum
52
Pulang kampung
53
Nura
54
Kekecewaan Luna
55
Kehangatan
56
Tawaran Syuting Film Baru
57
Ketidakjujuran
58
Dafa Pergi
59
Menemukan Dafa
60
Keras Kepala
61
Keegoisan
62
Berubah
63
Bersama siapa dia?
64
Semakin Rumit
65
Kerinduan
66
Rencana pertemuan orang tua
67
Keras kepala
68
Nasihat
69
Apa aku yang salah?
70
Melunak
71
Kehangatan
72
Skandal
73
Di ujung tanduk
74
Mencari Kebenaran
75
Menyerah?
76
Selalu ada untukmu
77
Penolakan
78
Titik terang?
79
Kesalah Fahaman
80
Bantuan Aldo
81
Siapa Pelakunya?
82
Keputusasaan
83
2 Hasutan
84
Kencan buta dengan orang baru
85
Bantuan Tulus
86
Kebenaran terungkap ?
87
Harapan Gelap
88
Klarifikasi
89
Usaha tanpa hasil
90
Pembelaan sahabat
91
Tidak ada kepercayaan
92
Kecelakaan Luna
93
Penyesalan
94
Kekecewaan tiada akhir
95
Mengigau
96
Tolong menjauh !
97
Luna sadar
98
Aku masih mencintainya
99
Doktrin
100
Berharap bisa di perbaiki
101
Rencana Luna
102
Tamat
103
Terima Kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!