Menguak

Di luar rumah sakit, para wartawan mulai berkumpul, menunggu kabar terbaru tentang kecelakaan Luna. Berita tentang kondisi kritis Luna sudah tersebar di berbagai platform media sosial, dan spekulasi liar tentang hubungannya dengan Elvin serta kehidupan pribadinya semakin menjadi-jadi.

Di apartemennya yang mewah, Elvin duduk di sofa sambil menonton berita yang menayangkan kecelakaan Luna. Wajahnya terlihat serius, namun di balik tatapan kosong itu, pikirannya terus berputar. Ponselnya bergetar di sampingnya, menandakan pesan dari manajernya, Raka.

“Elvin, ini kesempatan bagus. Jangan sia-siakan. Media sudah fokus ke Luna sekarang, dan kau bisa mengambil keuntungan dari ini. Tunjukkan ‘kebaikan’mu dengan menjenguknya secara berkala. Publik akan melihatmu sebagai pria yang peduli, dan itu akan menaikkan popularitasmu.”Elvin membaca pesan itu berulang kali. Di satu sisi, ia tahu ini taktik yang biasa digunakan di industri hiburan, tapi ada sesuatu yang membuatnya merasa berbeda kali ini. Bukan hanya karena Luna adalah seseorang yang sangat ia sukai, tapi juga karena ia tahu bahwa tindakannya bisa memperburuk keadaan Luna.

Namun, keinginan untuk mendapatkan perhatian Luna, ditambah dengan tekanan dari Raka yang selalu berpikir strategi untuk meningkatkan popularitas, membuat Elvin sulit berpikir jernih. "Aku bisa terlihat seperti pahlawan di mata publik," pikirnya. "Luna mungkin akan menyadari perasaanku kalau aku terus ada di sampingnya."

Beberapa saat kemudian, Raka menelepon, dan suara tegasnya langsung memenuhi telinga Elvin. "Elvin, kau harus bergerak sekarang. Kita tidak bisa membiarkan ini lewat begitu saja. Kamu harus terus ada di sisi Luna selama dia dirawat. Wartawan sudah siap untuk meliput setiap gerakanmu. Ini cara terbaik untuk menunjukkan bahwa kamu peduli padanya, dan itu akan meningkatkan citra kamu."

Elvin menghela napas, merasa sedikit tertekan. "Tapi dia sedang dalam kondisi kritis, Rak. Aku tidak tahu apakah sebaiknya aku..."Jangan bodoh, Elvin!" Raka memotongnya dengan nada keras. "Ini kesempatan emas. Luna tidak akan peduli saat ini, yang penting adalah publik. Lakukan ini, dan semua gosip buruk tentangmu akan lenyap. Mereka akan melihatmu sebagai pria baik yang setia dan peduli."Elvin mengangguk pelan, meski di telepon Raka tidak bisa melihatnya. "Baiklah, aku akan pergi lagi ke rumah sakit besok," jawabnya akhirnya.

Keesokan harinya, seperti yang direncanakan, Elvin datang lagi ke rumah sakit. Ia membawa setangkai bunga dan berjalan dengan langkah tenang menuju ruang rawat intensif Luna. Beberapa wartawan sudah berkumpul di luar, menunggu momen kedatangan Elvin, mengambil foto dan menyiapkan kamera mereka.

Ketika Elvin sampai di rumah sakit, Aurel langsung melihat kehadirannya. Matanya menyipit, tidak senang dengan kehadiran pria itu. Saat tiba di ruang ICU, Elvin menemukan Aurel di sana, wajahnya langsung berubah saat melihat Elvin masuk. Aurel menegakkan tubuhnya, tatapannya tegas. "Kau lagi?" tanya Aurel tanpa basa-basi, nadanya penuh ketidakpercayaan. Elvin mencoba tersenyum lembut. "Aku datang untuk menjenguk Luna. Aku hanya ingin memastikan dia baik-baik saja."

Aurel menatapnya tajam, seakan mencoba membaca niat di balik kedatangannya. "Kau tidak perlu ada di sini, Elvin. Luna butuh ketenangan, bukan perhatian publik atau drama media. Kau tahu betul apa yang terjadi sebagian besar karena ulahmu."Elvin berpura-pura tidak terganggu oleh tudingan itu. "Aku hanya ingin membantu, Aurel. Aku tidak punya niat buruk. Aku peduli pada Luna."

Namun, Aurel tidak termakan oleh kata-kata itu. "Jika kau benar-benar peduli, kau tidak akan memanfaatkan situasi ini untuk popularitasmu." Tatapan Aurel semakin tajam, dan nadanya semakin rendah. "Aku tahu apa yang kau lakukan, Elvin. Semua orang tahu. Kau bukan di sini karena Luna, kau di sini untuk dirimu sendiri." Kata-kata Aurel menghantam Elvin dengan keras, tapi ia tetap mencoba mempertahankan senyumnya. "Itu tidak benar. Aku hanya ingin ada di sini untuknya."

Namun, sebelum perdebatan mereka semakin memanas, Dokter Dafa masuk ke dalam ruangan. Melihat Elvin, ia langsung merasakan ada sesuatu yang tidak beres. "Maaf, Elvin," kata Dafa tegas, "tapi saat ini Luna tidak boleh terganggu. Aku harap kamu bisa mengerti. Kesehatannya jauh lebih penting dari segalanya."

Elvin menelan ludah, merasa semakin terpojok, namun ia tahu tidak ada gunanya berdebat dengan dokter. "Baiklah," katanya pelan, lalu dengan langkah cepat ia meninggalkan ruangan. Namun, begitu keluar dari rumah sakit, Elvin langsung diserbu oleh wartawan. Mereka mengajukan berbagai pertanyaan, dan Elvin, seperti yang telah direncanakan oleh Raka, menjawab dengan penuh perhatian. "Aku hanya ingin Luna cepat pulih. Aku akan terus mendukungnya," ucapnya, diikuti oleh kamera yang menangkap setiap ekspresi wajahnya.

Di dalam rumah sakit, Aurel dan Dafa berdiri berdampingan, menatap ke luar jendela di mana Elvin dikerubungi wartawan. "Dia tidak akan berhenti, kan?" tanya Aurel, nadanya penuh frustasi. Dafa menggelengkan kepalanya perlahan. "Tidak, selama ada sorotan kamera, dia akan terus mencoba memanfaatkan situasi ini."

Malam mulai larut ketika Aurel duduk di kursi di samping tempat tidur Luna, menatap mesin-mesin yang terhubung ke tubuh sahabatnya. Pikiran Aurel berputar, penuh dengan kekhawatiran dan rasa marah yang masih tersisa dari pertemuannya dengan Elvin. Luna terbaring dengan tenang, napasnya terdengar pelan, tetapi kondisinya masih belum stabil. Operasi yang dilakukan Dokter Dafa berhasil, tetapi kondisi Luna tetap kritis. Satu kesalahan saja bisa mengubah segalanya.

Pintu ruang perawatan terbuka perlahan, dan Dokter Dafa melangkah masuk. Dia membawa clipboard di tangannya dan wajahnya tampak sedikit lebih tenang dibanding sebelumnya. “Bagaimana kondisinya, Dokter?” tanya Aurel dengan suara pelan, hampir berbisik. Meski ia sudah bertanya berulang kali, harapan tetap menggantung di antara kata-katanya.

Dafa menghela napas sebelum menjawab. “Untuk saat ini stabil. Tapi masa kritis belum sepenuhnya berlalu. Luna harus dipantau terus selama 48 jam ke depan.”Aurel mengangguk, meski hatinya masih penuh kegelisahan. Dia menatap Luna, wajahnya yang cantik tampak begitu rapuh, hampir tidak bisa dikenali dengan perban dan memar di sana-sini. “Dia sangat kuat,” gumam Aurel, lebih kepada dirinya sendiri. “Tapi mengapa harus semua ini terjadi? Mengapa Elvin selalu membuat hidupnya lebih sulit?”

Dafa menatap Aurel sejenak sebelum menjawab, "Industri hiburan memang penuh tekanan. Terkadang orang seperti Elvin lebih fokus pada citra daripada empati."Aurel menghela napas panjang, lalu dengan nada lelah berkata, "Elvin tidak pernah berhenti memanfaatkan Luna. Dan sekarang, setelah kecelakaan ini, dia berusaha mendekati Luna lagi, hanya untuk menaikkan popularitasnya. Aku tidak tahu harus berbuat apa lagi."

Dafa, yang biasanya profesional dan tenang, kali ini menunjukkan sedikit emosi. “Jika memang itu yang dia lakukan, maka itu bukan hanya salah, tapi juga sangat berbahaya bagi kesehatan mental dan fisik Luna. Dia butuh waktu untuk pulih tanpa tekanan dari luar. Kita harus melindunginya, Aurel. Ini bukan hanya soal fisiknya, tapi juga jiwanya.”Aurel menatap Dafa dengan harapan. “Apa yang harus kita lakukan? Aku merasa terjebak. Jika kita melawan Elvin secara terbuka, media akan menggila, dan itu bisa menghancurkan Luna.”

Dafa berpikir sejenak sebelum menjawab. “Yang terpenting sekarang adalah memastikan Luna mendapatkan ketenangan. Kita bisa memberlakukan pembatasan kunjungan, hanya mengizinkan orang-orang terdekat yang benar-benar peduli untuk datang. Itu akan membantu menjaga jarak dari orang-orang seperti Elvin."

“Dan media?” tanya Aurel, menambahkan masalah lain yang mengancam. “Mereka sudah di luar sana, menunggu setiap perkembangan. Jika kita terlalu tertutup, mereka akan semakin mendesak.” “Aku bisa berbicara dengan tim medis dan manajemen rumah sakit untuk mengeluarkan pernyataan resmi,” jawab Dafa. “Kami bisa memberikan informasi secukupnya untuk menenangkan media, tapi tetap menjaga privasi Luna. Elvin tidak boleh memiliki kendali atas narasi ini.”

Aurel merasa sedikit lega mendengar usul Dafa. “Baik, mari kita lakukan itu. Tapi aku akan menjaga agar Elvin tidak punya celah untuk terus memanfaatkan situasi ini.”

Episodes
1 Pertemuan tak terduga
2 Kembali Bertemu
3 Di balik layar
4 Di balik layar gosip
5 Meminta Bantuan
6 Takdir yang di atur
7 Penolakan
8 Gosip yang membuat risih
9 Kecelakaan
10 Hal yang berbeda
11 Menguak
12 Memanfaatkan Situasi
13 Situasi lebih rumit
14 Cari Perhatian
15 Memaksa
16 Kekhawatiran
17 Pengganggu
18 Ketidaksengajaan yang di rencanakan
19 Berpura Pura
20 Kesempatan tidak datang dua kali
21 Dinner
22 Kenapa ?
23 Tarik Ulur
24 Keputusan Yang Di Ambi Dafa
25 Keputusan?
26 Orang Baru ?
27 Sakit
28 Peduli
29 Apakah Ini nyata?
30 Teror
31 Teror masih berlanjut
32 Tumpangan atau kesempatan ?
33 Kebersamaan
34 Masalah
35 Kebimbangan
36 Kehilangan
37 Hari terakhir syuting
38 Isi hati Arman
39 Penantian Panjang
40 Kembalinya teror
41 Kebersamaan yang akhirnya terjadi
42 Teman Lama
43 Memasak Bersama
44 Kejutan
45 Kepercayaan
46 Kelas Yoga
47 Mendekati
48 Belum Berakhir
49 Mencelakai
50 Kekecewaan Elvin
51 Mengambil langkah Hukum
52 Pulang kampung
53 Nura
54 Kekecewaan Luna
55 Kehangatan
56 Tawaran Syuting Film Baru
57 Ketidakjujuran
58 Dafa Pergi
59 Menemukan Dafa
60 Keras Kepala
61 Keegoisan
62 Berubah
63 Bersama siapa dia?
64 Semakin Rumit
65 Kerinduan
66 Rencana pertemuan orang tua
67 Keras kepala
68 Nasihat
69 Apa aku yang salah?
70 Melunak
71 Kehangatan
72 Skandal
73 Di ujung tanduk
74 Mencari Kebenaran
75 Menyerah?
76 Selalu ada untukmu
77 Penolakan
78 Titik terang?
79 Kesalah Fahaman
80 Bantuan Aldo
81 Siapa Pelakunya?
82 Keputusasaan
83 2 Hasutan
84 Kencan buta dengan orang baru
85 Bantuan Tulus
86 Kebenaran terungkap ?
87 Harapan Gelap
88 Klarifikasi
89 Usaha tanpa hasil
90 Pembelaan sahabat
91 Tidak ada kepercayaan
92 Kecelakaan Luna
93 Penyesalan
94 Kekecewaan tiada akhir
95 Mengigau
96 Tolong menjauh !
97 Luna sadar
98 Aku masih mencintainya
99 Doktrin
100 Berharap bisa di perbaiki
101 Rencana Luna
102 Tamat
103 Terima Kasih
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Pertemuan tak terduga
2
Kembali Bertemu
3
Di balik layar
4
Di balik layar gosip
5
Meminta Bantuan
6
Takdir yang di atur
7
Penolakan
8
Gosip yang membuat risih
9
Kecelakaan
10
Hal yang berbeda
11
Menguak
12
Memanfaatkan Situasi
13
Situasi lebih rumit
14
Cari Perhatian
15
Memaksa
16
Kekhawatiran
17
Pengganggu
18
Ketidaksengajaan yang di rencanakan
19
Berpura Pura
20
Kesempatan tidak datang dua kali
21
Dinner
22
Kenapa ?
23
Tarik Ulur
24
Keputusan Yang Di Ambi Dafa
25
Keputusan?
26
Orang Baru ?
27
Sakit
28
Peduli
29
Apakah Ini nyata?
30
Teror
31
Teror masih berlanjut
32
Tumpangan atau kesempatan ?
33
Kebersamaan
34
Masalah
35
Kebimbangan
36
Kehilangan
37
Hari terakhir syuting
38
Isi hati Arman
39
Penantian Panjang
40
Kembalinya teror
41
Kebersamaan yang akhirnya terjadi
42
Teman Lama
43
Memasak Bersama
44
Kejutan
45
Kepercayaan
46
Kelas Yoga
47
Mendekati
48
Belum Berakhir
49
Mencelakai
50
Kekecewaan Elvin
51
Mengambil langkah Hukum
52
Pulang kampung
53
Nura
54
Kekecewaan Luna
55
Kehangatan
56
Tawaran Syuting Film Baru
57
Ketidakjujuran
58
Dafa Pergi
59
Menemukan Dafa
60
Keras Kepala
61
Keegoisan
62
Berubah
63
Bersama siapa dia?
64
Semakin Rumit
65
Kerinduan
66
Rencana pertemuan orang tua
67
Keras kepala
68
Nasihat
69
Apa aku yang salah?
70
Melunak
71
Kehangatan
72
Skandal
73
Di ujung tanduk
74
Mencari Kebenaran
75
Menyerah?
76
Selalu ada untukmu
77
Penolakan
78
Titik terang?
79
Kesalah Fahaman
80
Bantuan Aldo
81
Siapa Pelakunya?
82
Keputusasaan
83
2 Hasutan
84
Kencan buta dengan orang baru
85
Bantuan Tulus
86
Kebenaran terungkap ?
87
Harapan Gelap
88
Klarifikasi
89
Usaha tanpa hasil
90
Pembelaan sahabat
91
Tidak ada kepercayaan
92
Kecelakaan Luna
93
Penyesalan
94
Kekecewaan tiada akhir
95
Mengigau
96
Tolong menjauh !
97
Luna sadar
98
Aku masih mencintainya
99
Doktrin
100
Berharap bisa di perbaiki
101
Rencana Luna
102
Tamat
103
Terima Kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!