Situasi lebih rumit

Aurel melanjutkan, “Elvin terus mendekati Luna, bahkan di saat Luna sedang terbaring seperti ini. Aku tahu niatnya bukan murni, dan dia hanya memanfaatkan situasi. Jika ada seseorang yang bisa menghentikannya, media dan publik mungkin akan mengalihkan perhatian mereka. Aku tahu ini permintaan besar, tapi aku benar-benar tak punya pilihan lain.”

Dafa terdiam, memproses permintaan itu. Perjodohan mereka yang dulu membuatnya enggan untuk terlibat lagi dengan Luna, tapi melihat kondisi Luna yang sekarang, ia merasa iba. Luna, yang berada di tengah tekanan besar, harus menghadapi semua ini dalam keadaan lemah.“Jadi, kau ingin aku berpura-pura menjadi tunangannya untuk menjauhkan Elvin?” Dafa menegaskan, memastikan ia mengerti situasinya dengan jelas. Aurel mengangguk cepat, matanya penuh harap. “Ya, hanya untuk sementara. Sampai Luna pulih dan kita bisa menemukan cara lain. Aku mohon, Dokter Dafa.”

Dafa terdiam lagi, mengingat pertemuan terakhirnya dengan Luna. Saat itu, ia menolak perjodohan karena hidup mereka terasa terlalu berbeda Luna dengan gemerlap dunia hiburan, dan dirinya dengan dunia medis yang tenang. Tapi situasi sekarang membuat semuanya berubah. Setelah beberapa saat berpikir, Dafa akhirnya menghela napas panjang. “Baiklah,” jawabnya perlahan. “Aku akan melakukannya. Tapi ini hanya sementara, sampai Luna pulih.”

Aurel hampir menangis karena lega. “Terima kasih, Dokter Dafa. Kau tak tahu betapa berartinya ini bagiku dan untuk Luna juga.” Namun, Dafa tahu bahwa keputusan ini mungkin akan membawa mereka ke dalam situasi yang lebih kompleks. Meski ini hanya pura-pura, perasaan dan hubungan yang tak selesai di antara dirinya dan Luna mungkin akan muncul kembali, dan kali ini, dengan keadaan yang jauh lebih rumit.

Luna membuka matanya perlahan. Semuanya tampak buram di awal, namun tak butuh waktu lama baginya untuk fokus. Cahaya lembut dari lampu di langit-langit ruang rumah sakit memantul di sekitar ruangan. Pandangannya tertuju pada sosok yang berdiri di dekatnya—seseorang yang sangat ia kenal.

Dokter Dafa.

Luna merasa kehangatan menyebar di tubuhnya, meskipun tubuhnya masih lemah. Melihat Dafa di sana, hatinya menjadi lebih tenang. Seolah rasa sakit dan kekhawatiran yang membebaninya perlahan menghilang. “Dafa?” suaranya serak, hampir tak terdengar. Dafa tersenyum tipis, menganggukkan kepala. "Kau akhirnya bangun, Luna. Jangan banyak bergerak dulu, ya. Kau baru saja melewati masa kritis."

Luna ingin mengatakan banyak hal, tetapi suaranya tersangkut di tenggorokan. Di satu sisi, ia merasa lega dan bersyukur masih hidup, namun di sisi lain, hatinya berdebar karena pria yang ada di depannya ini. Sosok Dafa, pria yang selama ini selalu muncul di benaknya, kini berdiri di samping tempat tidurnya.

Tak lama setelah itu, Aurel yang sudah menunggu berhari-hari di luar ruangan, mendengar berita bahwa Luna telah sadar. Begitu ia masuk ke ruangan, wajahnya penuh dengan kelegaan dan kebahagiaan yang sulit disembunyikan. "Luna! Kau sudah sadar!" seru Aurel, segera mendekati tempat tidur Luna dengan wajah penuh syukur. “Ya Tuhan, kau membuatku khawatir setengah mati! Aku tak bisa berhenti berpikir tentang bagaimana kalau kau…”

Luna tersenyum lemah melihat Aurel yang tampak hampir menangis. "Aku baik-baik saja, Aurel... Aku di sini sekarang," katanya pelan, meskipun tubuhnya masih terasa lemah. Dafa berdiri sejenak di samping, membiarkan kedua sahabat itu saling berbicara. Setelah memastikan kondisi Luna stabil, ia pamit keluar untuk memberi mereka waktu. "Aku akan kembali nanti untuk pemeriksaan lanjutan. Istirahatlah, Luna."

Saat Dafa pergi, Aurel duduk di samping tempat tidur Luna, menggenggam tangannya dengan erat. Matanya berkaca-kaca. "Kau tidak tahu betapa aku bersyukur kau kembali, Luna. Aku takut kehilanganmu."Luna mencoba tersenyum meski tubuhnya masih terasa berat. "Terima kasih sudah menungguku, Aurel. Aku tidak tahu apa yang terjadi... semuanya terasa seperti mimpi buruk."

Aurel mengangguk, lalu menarik napas panjang. "Aku harus memberitahumu sesuatu. Selama beberapa hari kau koma, banyak hal yang terjadi."Luna menatap Aurel dengan tatapan penuh tanya. "Apa maksudmu?"

Aurel melanjutkan, suaranya penuh kehati-hatian. “Elvin, dia... gosip tentang kalian berdua semakin memanas setelah kecelakaanmu. Aku sudah mencoba menjauhkan dia dari masalah ini, tapi situasinya semakin rumit.” Luna merengut, rasa muak kembali muncul saat mendengar nama Elvin. "Dia masih berusaha mendekatiku?"

Aurel mengangguk, tampak sedikit canggung. "Ya, manajernya bahkan meminta Elvin untuk memanfaatkan situasi ini agar menaikkan popularitasnya. Aku tahu itu gila, dan aku berusaha semampuku untuk menghentikannya. Tapi ada satu hal yang membuatku lega selama masa kritismu..." Luna menatap Aurel dengan tatapan bingung. "Apa itu?"

Aurel tersenyum kecil, lalu melanjutkan dengan nada lebih lembut. "Dokter Dafa. Kau tahu, dia sangat peduli padamu. Tidak hanya sebagai dokter, tapi lebih dari itu. Dia yang menangani operasimu, dia yang memantau kondisimu setiap saat. Aku bahkan meminta bantuan dia untuk berpura-pura menjadi tunanganmu di depan media, supaya Elvin menjauh.”Mata Luna melebar. "Kau melakukan apa?"

Aurel tersenyum dengan wajah yang agak bersalah. "Aku hanya berpikir, jika media tahu kau sudah punya seseorang, mereka akan berhenti menghubung-hubungkanmu dengan Elvin. Dan Dafa... dia tidak menolak. Dia setuju membantu, meskipun aku tahu itu hanya kepura-puraan."

Luna terdiam, hatinya campur aduk. Dafa, yang selama ini ia sukai, bersedia berpura-pura menjadi tunangannya. Tapi, yang membuatnya lebih terkejut adalah betapa besar perhatian Dafa selama ia koma. Aurel menatap Luna dengan mata penuh kasih sayang. “Aku tahu ini sulit bagimu, tapi aku ingin kau tahu bahwa Dafa benar-benar peduli padamu. Dia bukan hanya dokter yang menjalankan tugasnya. Dia benar-benar memperhatikanmu.”

Luna terdiam sejenak, menatap langit-langit kamar rumah sakit. Hatinya berdebar kencang, perasaannya campur aduk antara rasa syukur dan kebingungan. Di balik semua masalah yang menghantam hidupnya, Dafa tampak seperti satu-satunya cahaya yang memberikan rasa aman dan kedamaian.

Selama pemulihannya di rumah sakit, Luna mulai menyusun rencana untuk mendekati Dafa. Setiap kali Dafa datang memeriksa kondisinya, Luna selalu mencoba menarik perhatiannya dengan cara-cara yang penuh kecentilan.

Suatu hari, ketika Dafa datang untuk mengecek kondisinya, Luna menyapanya dengan senyuman manis dan sengaja merapikan rambutnya. "Dokter, hari ini rasanya jauh lebih baik. Tapi mungkin itu karena dokter yang merawat saya," katanya sambil mengedipkan mata, mencoba bersikap manja.

Dafa hanya tersenyum tipis. "Syukurlah jika kondisi Anda membaik, Luna. Itu yang paling penting," ucapnya dengan nada profesional, meski ia bisa merasakan tingkah Luna yang semakin genit.

Namun, Luna tidak menyerah. Setiap kali Dafa datang, ia selalu berusaha lebih menggoda, entah dengan cara duduk lebih dekat atau melemparkan candaan-candaan yang ringan. Tapi, Dafa tetap menjaga jarak. Meski Luna adalah pasien yang mempesona dan pernah meninggalkan kesan, ia selalu mengingatkan dirinya bahwa tugasnya adalah sebagai dokter, bukan sebagai pria yang harus terlibat secara emosional.

Episodes
1 Pertemuan tak terduga
2 Kembali Bertemu
3 Di balik layar
4 Di balik layar gosip
5 Meminta Bantuan
6 Takdir yang di atur
7 Penolakan
8 Gosip yang membuat risih
9 Kecelakaan
10 Hal yang berbeda
11 Menguak
12 Memanfaatkan Situasi
13 Situasi lebih rumit
14 Cari Perhatian
15 Memaksa
16 Kekhawatiran
17 Pengganggu
18 Ketidaksengajaan yang di rencanakan
19 Berpura Pura
20 Kesempatan tidak datang dua kali
21 Dinner
22 Kenapa ?
23 Tarik Ulur
24 Keputusan Yang Di Ambi Dafa
25 Keputusan?
26 Orang Baru ?
27 Sakit
28 Peduli
29 Apakah Ini nyata?
30 Teror
31 Teror masih berlanjut
32 Tumpangan atau kesempatan ?
33 Kebersamaan
34 Masalah
35 Kebimbangan
36 Kehilangan
37 Hari terakhir syuting
38 Isi hati Arman
39 Penantian Panjang
40 Kembalinya teror
41 Kebersamaan yang akhirnya terjadi
42 Teman Lama
43 Memasak Bersama
44 Kejutan
45 Kepercayaan
46 Kelas Yoga
47 Mendekati
48 Belum Berakhir
49 Mencelakai
50 Kekecewaan Elvin
51 Mengambil langkah Hukum
52 Pulang kampung
53 Nura
54 Kekecewaan Luna
55 Kehangatan
56 Tawaran Syuting Film Baru
57 Ketidakjujuran
58 Dafa Pergi
59 Menemukan Dafa
60 Keras Kepala
61 Keegoisan
62 Berubah
63 Bersama siapa dia?
64 Semakin Rumit
65 Kerinduan
66 Rencana pertemuan orang tua
67 Keras kepala
68 Nasihat
69 Apa aku yang salah?
70 Melunak
71 Kehangatan
72 Skandal
73 Di ujung tanduk
74 Mencari Kebenaran
75 Menyerah?
76 Selalu ada untukmu
77 Penolakan
78 Titik terang?
79 Kesalah Fahaman
80 Bantuan Aldo
81 Siapa Pelakunya?
82 Keputusasaan
83 2 Hasutan
84 Kencan buta dengan orang baru
85 Bantuan Tulus
86 Kebenaran terungkap ?
87 Harapan Gelap
88 Klarifikasi
89 Usaha tanpa hasil
90 Pembelaan sahabat
91 Tidak ada kepercayaan
92 Kecelakaan Luna
93 Penyesalan
94 Kekecewaan tiada akhir
95 Mengigau
96 Tolong menjauh !
97 Luna sadar
98 Aku masih mencintainya
99 Doktrin
100 Berharap bisa di perbaiki
101 Rencana Luna
102 Tamat
103 Terima Kasih
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Pertemuan tak terduga
2
Kembali Bertemu
3
Di balik layar
4
Di balik layar gosip
5
Meminta Bantuan
6
Takdir yang di atur
7
Penolakan
8
Gosip yang membuat risih
9
Kecelakaan
10
Hal yang berbeda
11
Menguak
12
Memanfaatkan Situasi
13
Situasi lebih rumit
14
Cari Perhatian
15
Memaksa
16
Kekhawatiran
17
Pengganggu
18
Ketidaksengajaan yang di rencanakan
19
Berpura Pura
20
Kesempatan tidak datang dua kali
21
Dinner
22
Kenapa ?
23
Tarik Ulur
24
Keputusan Yang Di Ambi Dafa
25
Keputusan?
26
Orang Baru ?
27
Sakit
28
Peduli
29
Apakah Ini nyata?
30
Teror
31
Teror masih berlanjut
32
Tumpangan atau kesempatan ?
33
Kebersamaan
34
Masalah
35
Kebimbangan
36
Kehilangan
37
Hari terakhir syuting
38
Isi hati Arman
39
Penantian Panjang
40
Kembalinya teror
41
Kebersamaan yang akhirnya terjadi
42
Teman Lama
43
Memasak Bersama
44
Kejutan
45
Kepercayaan
46
Kelas Yoga
47
Mendekati
48
Belum Berakhir
49
Mencelakai
50
Kekecewaan Elvin
51
Mengambil langkah Hukum
52
Pulang kampung
53
Nura
54
Kekecewaan Luna
55
Kehangatan
56
Tawaran Syuting Film Baru
57
Ketidakjujuran
58
Dafa Pergi
59
Menemukan Dafa
60
Keras Kepala
61
Keegoisan
62
Berubah
63
Bersama siapa dia?
64
Semakin Rumit
65
Kerinduan
66
Rencana pertemuan orang tua
67
Keras kepala
68
Nasihat
69
Apa aku yang salah?
70
Melunak
71
Kehangatan
72
Skandal
73
Di ujung tanduk
74
Mencari Kebenaran
75
Menyerah?
76
Selalu ada untukmu
77
Penolakan
78
Titik terang?
79
Kesalah Fahaman
80
Bantuan Aldo
81
Siapa Pelakunya?
82
Keputusasaan
83
2 Hasutan
84
Kencan buta dengan orang baru
85
Bantuan Tulus
86
Kebenaran terungkap ?
87
Harapan Gelap
88
Klarifikasi
89
Usaha tanpa hasil
90
Pembelaan sahabat
91
Tidak ada kepercayaan
92
Kecelakaan Luna
93
Penyesalan
94
Kekecewaan tiada akhir
95
Mengigau
96
Tolong menjauh !
97
Luna sadar
98
Aku masih mencintainya
99
Doktrin
100
Berharap bisa di perbaiki
101
Rencana Luna
102
Tamat
103
Terima Kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!