Di balik layar

Aurel tersenyum lebar, hampir tertawa. “Wah, kau benar-benar jatuh cinta kali ini. Luna Amanda tertarik pada seorang dokter yang tidak peduli pada selebritas. Ini seperti plot drama yang baru! “Jangan bercanda, Rel,” protes Luna sambil mencubit lengan Aurel. “Aku serius.

Dia benar-benar membuatku berpikir. Kau tahu kan, biasanya aku tidak pernah tertarik pada pria manapun untuk jangka waktu lama.”

“Baiklah, baiklah. Maaf. Tapi aku memang penasaran. Seperti apa sih pria ini? Kau punya fotonya?” tanya Aurel dengan antusias. Luna terdiam, lalu tersipu. “Nah, masalahnya… aku tidak punya fotonya.

Aku bahkan tidak tahu apakah dia punya media sosial atau tidak.”Aurel menatap Luna dengan heran. “Jadi, kau sama sekali tidak punya gambaran jelas tentang dia? Tidak ada foto, tidak ada profil media sosial, apa pun?” Luna mengangguk lemah. “Iya. Aku tahu, itu konyol.

Aku hanya tahu namanya dan pekerjaan dia sebagai dokter. Aku bahkan tidak tahu cara menghubunginya.”

Aurel mengerutkan kening. “Luna, ini sangat tidak seperti dirimu. Biasanya kau sangat teliti. Tapi kali ini, kau sepertinya begitu terpesona sampai tidak memikirkan hal-hal praktis.”Luna menghela napas.

“Ya, aku juga merasa seperti itu. Tapi ada sesuatu tentang dia yang membuatku ingin tahu lebih banyak, meski aku tidak tahu harus mulai dari mana.”

Aurel menepuk pundak Luna dengan lembut. “Oke, jangan khawatir. Aku akan coba mencari tahu tentang dia. Pasti ada cara untuk mendapatkan informasi.

Aku yakin, dokter bedah terkenal seperti dia pasti ada di media sosial atau setidaknya di situs resmi rumah sakit tempat dia bekerja.”

Hari itu, setelah Luna dan Aurel selesai mendiskusikan beberapa skrip film baru, Aurel langsung membuka laptopnya dan mulai mencari informasi tentang Dafa.

Ia mengetikkan nama “Dr. Dafa Donofan” di mesin pencari dan menunggu hasilnya muncul. Beberapa artikel tentang prestasi medis dan beberapa foto dari seminar kesehatan muncul, tetapi tidak ada informasi pribadi yang berarti.

“Wow, pria ini benar-benar misterius,” gumam Aurel. “Tidak ada profil media sosial sama sekali. “Apa? Tidak ada?” tanya Luna, yang duduk di sebelah Aurel, ikut melihat layar laptop.

“Aku pikir setidaknya ada beberapa informasi tentang dirinya.“Tidak, tidak ada. Hanya ada artikel tentang keberhasilannya dalam operasi dan beberapa foto resmi dari rumah sakit.

Dia benar-benar menjauh dari sorotan publik, sepertinya.”Luna menghela napas kecewa. “Jadi, aku benar-benar tidak tahu bagaimana cara mendekatinya lagi.”

Aurel tersenyum tipis. “Jangan khawatir, kita punya banyak cara. Mungkin kita bisa mencari tahu dari rekan kerjanya atau mencari tahu kapan dia akan menghadiri seminar atau acara kesehatan.

Bagaimanapun, kita akan menemukan cara untuk mendapatkan lebih banyak informasi.”Luna mengangguk, sedikit terhibur. “Baiklah. Aku akan mencoba tetap tenang. Aku hanya berharap… dia tidak terlalu sulit untuk didekati.”Aurel mengangguk sambil menutup laptopnya.

“Tenang saja, Luna. Jika kau benar-benar tertarik padanya, kita akan menemukan caranya. Kadang, cinta memang datang dari tempat yang tidak terduga. Mungkin kali ini kau harus bersabar dan melihat ke mana semua ini akan berjalan.”

Luna tersenyum. Untuk pertama kalinya, ia merasa harapan baru tumbuh di hatinya. Meski perjalanannya untuk mendekati Dafa mungkin tidak akan mudah, Luna merasa siap untuk menghadapi tantangan itu.

...****************...

Matahari sore menyorot lembut dari jendela kamar Luna, menimbulkan bayangan halus di dinding. Luna duduk di depan meja rias, tangannya sibuk memegang beberapa skrip sambil sesekali memijat pelipisnya yang terasa sedikit tegang. Beberapa menit yang lalu, Aurel baru saja menelepon dan memberitahukan jadwal syuting yang harus ia hadiri sore ini.

“Luna, kau sudah siap?” suara Aurel menggema dari pintu kamar yang terbuka. Ia masuk dengan wajah penuh antusias, membawa beberapa lembar naskah tambahan yang harus Luna pelajari. Luna menghela napas panjang. “Yah, sejujurnya aku sangat malas untuk beradu akting dengan Elvin,” katanya sambil meletakkan skrip di meja.

Aurel menatap Luna dengan penuh perhatian. “Aku tahu kau tidak terlalu nyaman dengan dia, tapi ini kontrak besar, Lun. Iklan minuman isotonik ini bisa meningkatkan branding kita. “Aku bukan tidak profesional, Rel,” kata Luna dengan nada sedikit lesu. “Aku hanya… yah, kau tahu sendiri bagaimana Elvin.”

Aurel mendesah dan mengangguk. Ia tahu dengan baik situasi ini.

Elvin adalah salah satu aktor pria yang sedang naik daun, tampan, berbakat, dan punya banyak penggemar. Namun, ada satu masalah besar: obsesinya pada Luna. Elvin tidak pernah ragu untuk menunjukkan ketertarikannya, bahkan sering kali melewati batas privasi.

“Aku mengerti,” kata Aurel, menepuk bahu Luna dengan lembut. “Tapi ingat, ini hanya beberapa jam syuting. Aku akan ada di sana sepanjang waktu, dan tim produksi sudah tahu bahwa kau ingin menjaga jarak. Mereka akan memastikan tidak ada momen-momen canggung.”Luna mengangguk perlahan.

“Baiklah, aku akan mencoba. Tapi jika dia mulai bertingkah aneh lagi, aku tidak akan ragu untuk menghentikan syuting.”Aurel tersenyum kecil. “Tentu, aku akan memastikan semuanya berjalan lancar.”

Setelah bersiap-siap dan memastikan penampilannya sempurna, Luna berangkat ke lokasi syuting bersama Aurel. Perjalanan mereka diiringi obrolan ringan, namun Luna tidak bisa sepenuhnya menghilangkan kekhawatirannya tentang bertemu Elvin lagi. Ia sudah cukup sering melihat betapa berlebihannya pria itu menunjukkan perasaannya.

Setibanya di lokasi, suasana sudah ramai. Kru produksi, tim make-up, serta beberapa model tambahan sedang mempersiapkan diri. Luna menyapa beberapa staf yang dikenalnya, mencoba menjaga senyum terbaik di wajahnya, meski hatinya masih merasa tak nyaman.

“Elvin sudah datang?” tanya Luna pada Aurel saat mereka berjalan menuju ruang make-up. “Baru tiba tadi. Dia ada di ruangannya, sedang berdiskusi dengan sutradara,” jawab Aurel sambil mengecek ponselnya. “Kau masih punya waktu untuk bersantai sebentar sebelum mulai.”Luna mengangguk.

Ia duduk di kursi make-up, membiarkan tim stylist mengatur rambut dan riasannya. Di cermin, ia melihat refleksi wajahnya yang berusaha terlihat tenang. Dia tahu ini hanyalah bagian dari pekerjaannya, tapi rasa tak nyaman itu sulit ia singkirkan. Bagaimana tidak? Beberapa kali Elvin sudah melewati batas dengan cara-cara yang tidak profesional, dan Luna tak ingin kejadian-kejadian itu terulang lagi.

Tidak lama kemudian, terdengar suara pintu terbuka dan Elvin muncul. Aktor itu mengenakan pakaian olahraga kasual, sesuai dengan tema iklan yang akan mereka lakukan.

Senyumnya lebar, dan matanya langsung tertuju pada Luna.“Hai, Luna!” sapanya dengan suara yang terlalu akrab. “Sudah lama tidak bertemu. Aku sangat menantikan syuting ini. Bisa bekerja denganmu selalu menyenangkan.”Luna memaksakan senyum kecil. “Hai, Elvin. Ya, sudah lama tidak bertemu. Semoga syuting hari ini berjalan lancar.”

.

Episodes
1 Pertemuan tak terduga
2 Kembali Bertemu
3 Di balik layar
4 Di balik layar gosip
5 Meminta Bantuan
6 Takdir yang di atur
7 Penolakan
8 Gosip yang membuat risih
9 Kecelakaan
10 Hal yang berbeda
11 Menguak
12 Memanfaatkan Situasi
13 Situasi lebih rumit
14 Cari Perhatian
15 Memaksa
16 Kekhawatiran
17 Pengganggu
18 Ketidaksengajaan yang di rencanakan
19 Berpura Pura
20 Kesempatan tidak datang dua kali
21 Dinner
22 Kenapa ?
23 Tarik Ulur
24 Keputusan Yang Di Ambi Dafa
25 Keputusan?
26 Orang Baru ?
27 Sakit
28 Peduli
29 Apakah Ini nyata?
30 Teror
31 Teror masih berlanjut
32 Tumpangan atau kesempatan ?
33 Kebersamaan
34 Masalah
35 Kebimbangan
36 Kehilangan
37 Hari terakhir syuting
38 Isi hati Arman
39 Penantian Panjang
40 Kembalinya teror
41 Kebersamaan yang akhirnya terjadi
42 Teman Lama
43 Memasak Bersama
44 Kejutan
45 Kepercayaan
46 Kelas Yoga
47 Mendekati
48 Belum Berakhir
49 Mencelakai
50 Kekecewaan Elvin
51 Mengambil langkah Hukum
52 Pulang kampung
53 Nura
54 Kekecewaan Luna
55 Kehangatan
56 Tawaran Syuting Film Baru
57 Ketidakjujuran
58 Dafa Pergi
59 Menemukan Dafa
60 Keras Kepala
61 Keegoisan
62 Berubah
63 Bersama siapa dia?
64 Semakin Rumit
65 Kerinduan
66 Rencana pertemuan orang tua
67 Keras kepala
68 Nasihat
69 Apa aku yang salah?
70 Melunak
71 Kehangatan
72 Skandal
73 Di ujung tanduk
74 Mencari Kebenaran
75 Menyerah?
76 Selalu ada untukmu
77 Penolakan
78 Titik terang?
79 Kesalah Fahaman
80 Bantuan Aldo
81 Siapa Pelakunya?
82 Keputusasaan
83 2 Hasutan
84 Kencan buta dengan orang baru
85 Bantuan Tulus
86 Kebenaran terungkap ?
87 Harapan Gelap
88 Klarifikasi
89 Usaha tanpa hasil
90 Pembelaan sahabat
91 Tidak ada kepercayaan
92 Kecelakaan Luna
93 Penyesalan
94 Kekecewaan tiada akhir
95 Mengigau
96 Tolong menjauh !
97 Luna sadar
98 Aku masih mencintainya
99 Doktrin
100 Berharap bisa di perbaiki
101 Rencana Luna
102 Tamat
103 Terima Kasih
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Pertemuan tak terduga
2
Kembali Bertemu
3
Di balik layar
4
Di balik layar gosip
5
Meminta Bantuan
6
Takdir yang di atur
7
Penolakan
8
Gosip yang membuat risih
9
Kecelakaan
10
Hal yang berbeda
11
Menguak
12
Memanfaatkan Situasi
13
Situasi lebih rumit
14
Cari Perhatian
15
Memaksa
16
Kekhawatiran
17
Pengganggu
18
Ketidaksengajaan yang di rencanakan
19
Berpura Pura
20
Kesempatan tidak datang dua kali
21
Dinner
22
Kenapa ?
23
Tarik Ulur
24
Keputusan Yang Di Ambi Dafa
25
Keputusan?
26
Orang Baru ?
27
Sakit
28
Peduli
29
Apakah Ini nyata?
30
Teror
31
Teror masih berlanjut
32
Tumpangan atau kesempatan ?
33
Kebersamaan
34
Masalah
35
Kebimbangan
36
Kehilangan
37
Hari terakhir syuting
38
Isi hati Arman
39
Penantian Panjang
40
Kembalinya teror
41
Kebersamaan yang akhirnya terjadi
42
Teman Lama
43
Memasak Bersama
44
Kejutan
45
Kepercayaan
46
Kelas Yoga
47
Mendekati
48
Belum Berakhir
49
Mencelakai
50
Kekecewaan Elvin
51
Mengambil langkah Hukum
52
Pulang kampung
53
Nura
54
Kekecewaan Luna
55
Kehangatan
56
Tawaran Syuting Film Baru
57
Ketidakjujuran
58
Dafa Pergi
59
Menemukan Dafa
60
Keras Kepala
61
Keegoisan
62
Berubah
63
Bersama siapa dia?
64
Semakin Rumit
65
Kerinduan
66
Rencana pertemuan orang tua
67
Keras kepala
68
Nasihat
69
Apa aku yang salah?
70
Melunak
71
Kehangatan
72
Skandal
73
Di ujung tanduk
74
Mencari Kebenaran
75
Menyerah?
76
Selalu ada untukmu
77
Penolakan
78
Titik terang?
79
Kesalah Fahaman
80
Bantuan Aldo
81
Siapa Pelakunya?
82
Keputusasaan
83
2 Hasutan
84
Kencan buta dengan orang baru
85
Bantuan Tulus
86
Kebenaran terungkap ?
87
Harapan Gelap
88
Klarifikasi
89
Usaha tanpa hasil
90
Pembelaan sahabat
91
Tidak ada kepercayaan
92
Kecelakaan Luna
93
Penyesalan
94
Kekecewaan tiada akhir
95
Mengigau
96
Tolong menjauh !
97
Luna sadar
98
Aku masih mencintainya
99
Doktrin
100
Berharap bisa di perbaiki
101
Rencana Luna
102
Tamat
103
Terima Kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!