Bak menyaksikan film, adegan demi adegan pun berjalan sebagaimana mestinya. Hingga tiba-tiba suara perbincangan Damar dengan masinis yang mirip Eza itu pun terdengar jelas oleh Kenzi dan Rhea.
Dan saat itu lah Kenzi dan Rhea tahu pria mirip Eza itu bernama Aziz.
"Kenapa kamu tega menusukku dari belakang Dam?" tanya Aziz tiba-tiba.
"Menusuk bagaimana maksudmu Ziz?" tanya Damar pura-pura tak mengerti.
"Ini tentang Asih. Kenapa kamu menikahi dia padahal kamu tau aku sangat mencintainya," kata Aziz sambil menatap Damar lekat.
"Oh itu. Anggap aja kalian ga berjodoh Ziz," sahut Damar santai.
"Aku ga bisa terima ini Dam. Sebenernya apa yang kamu lakukan?. Kenapa Asih bisa menikah sama kamu. Terus bagaimana barang-barang dan uang yang kutitipkan melalui kamu, sampe ga ke tangan Asih?" tanya Aziz beruntun.
Damar terlihat panik mendengar pertanyaan Aziz. Sikap Damar yang seperti pencuri tertangkap basah itu membuat Aziz curiga. Apalagi Damar juga mengalihkan tatapannya dan terus menatap ke jalan yang akan mereka lalui.
"Jawab Dam. Kenapa diem aja. Jangan-jangan barang dan uang yang aku titipin sama kamu buat Asih memang sampe cuma berubah nama pengirim. Iya kan Dam?" tanya Aziz.
"Apa maksud kamu Ziz?" tanya Damar pura-pura tak mengerti.
"Ya, kamu bilang sama Asih kalo semua barang dan uang itu adalah pemberian dari kamu bukan dari aku. Kamu ga pernah menyebut namaku sama sekali waktu kamu bersama Asih. Itu sebabnya Asih ga tau dan dia ga bilang apa-apa waktu ketemu aku Dam!" kata Aziz dengan nada kecewa.
"Aku bilang kok sama Asih siapa yang ngasih hadiah dan uang itu Ziz," kata Damar membela diri.
"Masa sih. Tapi kenapa Asih ga pernah membalas suratku?" tanya Aziz hingga membuat Damar terkejut.
"Surat apa dan surat yang mana Ziz?" tanya Damar bingung.
"Surat yang aku selipkan di semua hadiah yang aku titipin sama kamu Dam. Harusnya Asih tau kalo hadiah itu pemberianku. Tapi kenapa dia ga membalas satu surat pun walau hanya untuk berterima kasih," sahut Aziz.
"Ya mana aku tau. Pokoknya aku udah menjalankan amanah yang kamu berikan itu dengan baik. Kalo soal Asih lebih tertarik sama aku, itu bukan salahku. Ternyata hadiah dan uang yang kamu kasih ga membuat Asih terpengaruh. Dia tetap mencintai aku dan menerima aku apa adanya meski pun aku ga pernah ngasih dia apa pun," sahut Damar bangga.
"Kamu pasti melakukan sesuatu kan Dam. Ayo ngaku!" kata Aziz marah.
"Kalo iya emang kenapa?. Kamu udah terlambat Ziz. Kamu ga bakal bisa melakukan apa-apa karena Asih udah jadi milikku, istriku. Bahkan dia juga sedang hamil anakku sekarang. Dan asal kamu tau, usia kandungan Asih bahkan lebih tua daripada usia pernikahan kami," kata Damar sambil tertawa mengejek.
"Mustahil. Asih bukan perempuan seperti itu!" kata Aziz tak percaya.
"Tapi buktinya Asih bersedia membuka kakinya untukku Ziz. Dan kami melakukannya sebelum menikah. Ternyata hadiah dan uang pemberianmu memudahkanku untuk mendapatkan dia," bisik Damar sambil menyeringai.
Aziz pun menjerit marah mendengar ucapan Damar. Saat itu Aziz ingin sekali meninju wajah Damar tapi urung karena dia harus segera menjalankan tugasnya. Melihat Aziz marah tapi tak bisa melakukan apa pun untuk mengungkapkan kemarahannya, Damar pun tertawa puas. Kemudian Damar keluar dari kabin masinis meninggalkan Aziz seorang diri.
Tanpa Aziz dan Damar sadari, pembicaraan mereka didengar oleh Asih yang kebetulan melintas.
Semula Asih bermaksud menemui Damar. Dia ingin meminta Damar menemaninya selama di perjalanan. Rupanya Asih sedang 'ngidam' naik kereta api. Asih sengaja pergi ke stasiun sebelumnya menggunakan kendaraan umum lalu berencana pulang naik kereta api dan turun di stasiun berikutnya yang merupakan stasiun terakhir. Asih mendapat akses masuk ke dalam kereta karena dia adalah istri Damar. Namun Asih tak menyangka hari itu akan mendengar sebuah pengakuan yang mengejutkan.
Asih sedih setelah mengetahui hadiah dan uang yang dia terima selama ini bukan lah pemberian Damar tapi Aziz. Apa lagi Damar menganggap apa yang telah mereka lakukan hanya sebuah ajang pembuktian yang membuatnya merasa menang. Padahal waktu pertama kali mereka melakukan perbuatan terlarang itu, Damar menyertainya dengan rayuan dan janji manis.
Asih kecewa karena telah dibohongi dan marah karena pengorbanannya hanya dianggap angin lalu.
Sambil menitikkan air mata, Asih pun kembali ke gerbong dimana dia duduk. Dan gerbong itu adalah gerbong dimana Rhea, Kenzi dan Utami berada.
Kemudian Kenzi dan Rhea diperlihatkan satu moment saat Damar bicara dengan salah seorang karyawan perusahaan dimana Damar dan Aziz bekerja. Karyawan itu terlihat cemas karena baru saja menerima kabar dari keluarganya bahwa ada gempa melanda beberapa desa yang ada di sekitar bukit. Dia bermaksud memberi tahu Aziz agar menghentikan kereta api sebelum mencapai bukit karena khawatir terjadi gempa susulan.
"Kita harus cepet kasih tau Aziz sebelum kereta terlanjur masuk wilayah perbukitan!" kata rekan Damar panik.
"Jangan nakut-nakutin. Belum ada kabar resmi dari pusat atau stasiun terdekat tentang gempa itu. Jadi mana mungkin Aziz mau menghentikan kereta kalo ga ada pemberitahuan dari stasiun terdekat," sahut Damar.
"Iya sih. Tapi ga ada salahnya kan kalo kita berjaga-jaga," kata rekan Damar.
"Kita bisa kena sanksi kalo ngacak-ngacak jalur keberangkatan kereta api," sahut Damar gusar.
"Saya tau. Tapi ada banyak penumpang di kereta ini. Bukan kah menyelamatkan mereka juga penting?. Sebagai masinis yang pegang kendali kereta, Aziz pasti tau apa yang harus dia lakukan. Pokoknya kita kasih tau aja kabar ini. Biar Aziz yang ambil keputusan nanti," kata rekan Damar.
Damar nampak terdiam sejenak kemudian mengangguk.
"Biar saya yang ngasih tau Aziz nanti. Kamu ke sana dan kasih tau yang lain ya," kata Damar.
"Baik lah," sahut pria itu sambil berlalu.
Dan dari tempatnya berdiri Kenzi menyaksikan Damar hanya berdiri mematung tanpa melakukan apa pun. Justru Damar turun saat kereta api berhenti di suatu tempat untuk menunggu giliran menggunakan jalur kereta yang sedang digunakan oleh kereta lain.
Ya, Damar memutuskan untuk membiarkan Aziz melajukan kereta api hingga memasuki wilayah perbukitan.
Senyum licik nampak menghiasi wajah Damar saat membayangkan petaka yang akan menimpa Azis.
"Pergi lah. Aku yakin setelah kau pergi, ga akan ada lagi yang mencoba mengganggu hubunganku dengan Asih. Gapapa menumbalkan sedikit orang asal aku dan Asih bahagia," gumam Damar sambil menyeringai.
Dan di kemudian hari Damar akan menyesali keputusannya itu. Karena akibat keegoisannya, tak hanya Aziz yang menjadi korban tapi juga Asih dan bayi dalam kandungannya serta puluhan penumpang lainnya. Mereka meninggal dunia dalam tragedi longsornya bukit yang menimbun seluruh rangkaian gerbong kereta api itu hanya karena Damar tak mengingatkan Aziz agar berhenti sebelum kereta api mencapai bukit.
"Ga nyangka wak Damar sejahat itu," gumam Rhea kecewa.
"Na*su telah mengalahkan akal sehat Nak. Cuma demi seorang perempuan, wak Damar tega mengorbankan banyak nyawa. Dan Allah pun membalas kejahatannya dengan cepat. Karena ternyata perempuan yang menjadi alasannya untuk berbuat jahat justru ikut jadi korban akibat sikapnya yang egois itu," kata Kenzi sambil menggelengkan kepala.
Tiba-tiba Kenzi dan Rhea dihadapkan pada kejadian saat kereta mulai tertimbun tanah bukit yang longsor. Rhea pun memeluk sang papa karena tak sanggup menghadapi kejadian yang sama. Dimulai dari benturan keras, lalu padamnya lampu, disusul jebolnya jendela kereta akibat diterobos berton-ton tanah longsor.
Rhea memejamkan matanya saat mendengar jeritan para penumpang di sekitarnya. Diantara jeritan para penumpang, dia juga mendengar suara seorang pria yang memanggil Asih. Dan pria itu adalah Aziz.
Rhea pun membuka matanya untuk melihat apa yang terjadi karena ingat moment ini tak ada di dalam mimpinya.
Rupanya benturan keras yang terjadi tadi akibat ada sebuah batu besar jatuh dari atas bukit dan menghalangi jalur kereta api. Bahkan saking kerasnya benturan membuat Aziz terhempas ke dinding kabin.
Aziz segera keluar dari kabin lalu lari ke gerbong belakang untuk mengingatkan para penumpang agar menyelamatkan diri. Saat itu lah Aziz melihat Asih ada diantara para penumpang. Dia segera menghampiri Asih dan berusaha membawanya keluar dari gerbong kereta yang mulai tertimbun tanah.
"Ayo, kita keluar dari sini Asih!" ajak Aziz.
"Aku ga bisa bergerak Mas. Kakiku kram," sahut Asih sambil meringis.
"Kamu pasti bisa Asih. Ayo, aku bantu," kata Aziz sambil membantu Asih berdiri.
Dengan susah payah Aziz berusaha membawa Asih keluar dari gerbong yang dipenuhi tanah itu. Dia berlomba dengan orang-orang yang juga ingin keluar menyelamatkan diri.
Namun tiba-tiba Asih menjerit karena merasa sakit yang amat sangat di perutnya.
"Perutku sakit Mas. Anakku ... " ucapan Asih terputus saat bongkahan batu disertai tanah masuk lagi ke dalam gerbong melalui jendela.
Saat itu terlihat Aziz berusaha melindungi Asih dengan tubuhnya. Meski pun sebagian tubuhnya telah tertimbun tanah, tapi Aziz terus berusaha mendorong Asih kearah pintu.
"Keluar dari sini Asih. Cepat ... !" kata Aziz dengan suara parau.
Asih menatap ke pintu sejenak lalu menggelengkan kepala dengan lemah. Nampaknya Asih yakin tak akan bisa keluar dari tempat itu karena pintu telah dipenuhi orang-orang yang berebut ingin keluar. Bahkan Asih melihat beberapa diantaranya sudah tak bergerak lagi akibat terinjak-injak dan tertimbun tanah.
Sesaat kemudian Asih menatap Aziz lalu menyentuh wajah pria itu dengan telapak tangannya yang bergetar.
"Maafkan aku Mas Aziz. Meski terlambat tau, tapi aku mau bilang terima kasih atas semua hadiah dan uang yang kamu kirim melalui mas Damar. Maaf karena ga peka sama isyarat yang kamu berikan," kata Asih sambil berlinang air mata.
Ucapan Asih membuat Aziz terharu. Dia pun mengusap telapak tangan Asih yang sedang menyentuh wajahnya lalu tersenyum.
"Aku senang karena akhirnya kamu tau. Aku mencintaimu kamu Asih, sangat mencintai kamu. Aku bahagia melihat kamu bahagia. Jika ada kehidupan berikutnya, aku ingin kita bisa hidup bersama. Tapi apa itu mungkin Asih ...," kata Aziz lirih dan nafas yang terputus-putus.
"Jika kesempatan itu ada, aku mau menikah sama kamu Mas. Hanya sama kamu," sahut Asih sambil menggenggam telapak tangan Aziz yang mulai membeku.
Dan itu lah percakapan terakhir Asih dengan Aziz. Karena sesaat kemudian semua menjadi gelap gulita. Aziz, Asih dan semua orang yang berada dalam rangkaian gerbong kereta api itu terkubur dalam timbunan tanah.
Rhea nampak menitikkan air mata melihat kejadian tragis itu.
"Wak Damar adalah penjahat Pa. Dia harus dihukum karena sengaja menutup informasi yang menyebabkan kecelakaan itu terjadi," kata Rhea sambil mengusap matanya yang basah.
"Iya Nak. Setelah ini kita akan laporkan semuanya ke pihak yang berwajib. Biar mereka yang bertindak dan memberi hukuman yang layak untuknya," sahut Kenzi.
"Jangan!" jerit Utami tiba-tiba.
Kenzi dan Rhea pun terkejut lalu sama-sama menoleh kearah Utami. Saat itu Utami berdiri tertunduk dengan wajah sangat pucat. Melihat kondisi Utami, Rhea dan Kenzi pun tahu bahwa Utami sedang dirasuki arwah Asih.
"Kenapa jangan?" tanya Rhea.
"Aku rasa hukuman penjara terlalu ringan untuk Damar. Sejak awal dia sudah berniat menghancurkan aku. Dia masuk ke dalam hidupku, mengambil kesucianku lalu dia membunuh anakku yang juga darah dagingnya. Orang seperti itu harus merasakan kesakitan yang sama seperti yang aku, anakku dan semua orang rasakan," sahut Asih dalam tubuh Utami.
"Tapi kejahatan Damar bisa dikategorikan kejahatan kemanusiaan karena akibat kelalaiannya telah menyebabkan banyak korban jiwa Asih," kata Kenzi.
"Ijinkan aku yang menghukumnya. Damar harus membayar semuanya sekarang!" sahut Asih gusar.
Jawaban Asih membuat Kenzi dan Rhea bingung. Sebenarnya mereka ingin menyeret Damar ke pengadilan agar pria itu bertanggung jawab atas tragedi puluhan tahun silam itu. Tapi mereka juga mengerti bagaimana sakit hatinya Asih karena dibohongi oleh pria yang menjadi suaminya.
\=\=\=\=\=
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
neng ade
ternyata Damar sejahat itu .. jika Aziz dan Asih jika ingin bersama di kehidupan nanti berarti Aziz dan Asih bereinkarnasi ketubuh Eza dan Utami . semoga dendam Asih terbalaskan dan Esa dan Utami menikah
2024-10-14
0
Ali B.U
next.
2024-10-09
2