Berita kematian Damar yang tak wajar itu membuat gempar. Ya, oleh pihak kepolisian Damar dinyatakan meninggal bunuh diri dengan cara melompat dari atas bukit karena depresi. Semua orang yang mengenal Damar pun terkejut mendengar berita itu.
Semua orang tahu keluarga Damar mencari keberadaannya yang menghilang sejak pagi hari. Namun warga tak menyangka Damar akan pergi ke atas bukit lalu mengakhiri hidupnya di sana.
Selama ini orang-orang mengenal Damar sebagai sosok pria yang baik dan soleh, meski cenderung pendiam. Sehingga apa yang Damar lakukan membuat mereka bertanya-tanya.
Dan hari itu rumah Damar dipenuhi warga yang ingin melayat. Diantara warga terlihat Kenzi dan keluarganya juga Eza dan Utami.
"Apa bener sebelum meninggal pak Damar sempat mengalami depresi Mas?" tanya seorang pelayat kepada Eza yang kebetulan melintas.
"Kalo itu saya ga tau Pak. Keluarganya yang lebih paham gimana kondisi wak Damar," sahut Eza.
"Lho, bukannya kamu juga keluarganya?" sela seorang warga.
"Iya, tapi saya cuma keluarga jauh yang kebetulan lagi berkunjung ke sini untuk ngisi liburan Pak," sahut Eza dengan sabar.
Warga tersebut nampak tak puas dengan jawaban Eza. Dan saat dia akan bertanya lagi, Eza segera pamit masuk ke dalam rumah.
Rhea dan Utami yang memang ada bersama Eza pun ikut berlalu karena tak mau 'diwawancarai' oleh warga yang penasaran dengan kematian Damar.
"Sedepresi apa sih sampe harus bunuh diri segala?" tanya salah seorang warga yang baru saja tiba.
"Ga tau. Mungkin masalah pekerjaan," sahut warga lain.
"Kayanya bukan deh. Soalnya kakak saya yang satu kerjaan sama pak Damar bilang ga ada masalah apa pun di tempat kerja. Bahkan pak Damar terbilang karyawan teladan karena rajin bekerja. Cuma beberapa hari belakangan pak Damar ga keliatan di tempat kerja. Kabarnya sih lagi sakit. Tapi kakak saya dan semua temennya ga nyangka kalo pak Damar depresi sampe mutusin bundir begitu," kata salah seorang pria.
Semua orang yang mendengar ucapan pria tersebut pun nampak saling menatap lalu mengangguk. Nampaknya mereka harus puas dengan informasi yang dibawa pria itu.
Tak lama kemudian Kenzi, Eza dan Iskandar keluar dari rumah bersama beberapa anggota kepolisian. Kemudian mereka berdiri di tengah kerumunan warga yang memadati rumah Damar. Kenzi memang meminta polisi untuk memberi sedikit kata sambutan sekaligus memberi informasi tentang kematian Damar. Tujuannya agar warga tidak terus bertanya kepada istri dan anak Damar tentang kematian Damar karena itu akan membuat Mina, Isma dan Iskandar tak nyaman.
"Mengenai kematian almarhum, kami dari kepolisian bekerja sama dengan pihak Rumah Sakit menyatakan kematian beliau diduga sengaja mengakhiri hidup. Tentang bagaimana cara beliau mengakhiri hidupnya dan kenapa, biarlah ini jadi urusan kami. Kami hanya ingin menghentikan rumor yang beredar di masyarakat tentang penyebab kematian pak Damar. Kami harap setelah ini tak ada lagi dugaan-dugaan yang menjurus fitnah yang bisa membuat keluarga almarhum tertekan. Sekian dan terima kasih," kata salah seorang polisi berpangkat Ipda itu dengan tegas.
Suara warga terdengar saling bersahutan merespon ucapan polisi tadi. Tapi itu tak mengganggu Kenzi sama sekali. Dia yakin setelah ini warga tak ada lagi yang bertanya tentang motivasi Damar mengakhiri hidupnya.
Setelah selesai memberi pengumuman, para polisi itu pun pamit. Mereka mempersilakan keluarga Damar mengurus pemakaman Damar. Kenzi, Eza dan Iskandar pun mengangguk lalu mengantar para polisi itu keluar dari pekarangan rumah.
\=\=\=\=\=
Pemakaman Damar berjalan lancar. Meski sedikit tak lazim karena memakamkan jasad Damar secara islami padahal jasadnya telah dimasukkan ke dalam peti. Itu dilakukan karena jasad Damar dalam kondisi tak utuh lagi.
Meski sedih, Mina dan kedua anaknya terpaksa merelakan kepergian Damar. Ketiganya tampak tegar dan saling menguatkan saat harus menyaksikan peti berisi jasad Damar dimasukkan ke liang lahat.
Tak seorang pun warga tahu bagaimana kondisi Damar. Mereka hanya tahu Damar meninggal bunuh diri. Dan karena jasadnya diurus polisi, maka saat dikembalikan ke pihak keluarga jasad Damar telah dimasukkan di dalam peti.
Setelah pembacaan doa yang dipimpin seorang ustadz selesai, satu per satu warga mulai meninggalkan area pemakaman. Dalam waktu singkat area pemakaman menjadi hening dan mencekam. Apalagi saat itu hari menjelang senja.
"Sebaiknya kita pulang Mbak. Udah hampir Maghrib lho. Ga baik kan kalo masih di pemakaman," kata Ruci mengingatkan.
"Sebentar lagi ya Mbak. Saya masih mau ngomong sama mas Damar," sahut Mina sambil mengusap papan nisan bertuliskan nama suaminya dengan pelan.
"Jangan aneh-aneh Bu. Bapak udah meninggal dan ga bisa diajak ngobrol lagi. Bener kata Tante Ruci, sebaiknya kita pulang sekarang. Sebentar lagi kan Maghrib, pemakaman juga jadi gelap. Bakal susah buat kita keluar dari sini nanti," kata Iskandar.
Mendengar ucapan anak laki-lakinya Mina pun terkejut. Dengan berat hati dia pun bangkit lalu mengikuti Iskandar yang berjalan lebih dulu. Sedangkan Ruci dan Kenzi mengikuti dari belakang.
Isma, Rhea dan Utami sedang berdiri menunggu di gerbang makam sejak beberapa waktu lalu. Saat melihat Mina keluar, mereka pun nampak menghela nafas lega.
"Kita pulang sekarang ya Bu. Kita kan harus nyiapin acara pengajian buat Bapak," kata Isma sambil merengkuh sang ibu.
Mina hanya mengangguk lemah lalu masuk ke dalam mobil.
Tak lama kemudian mobil yang dikendarai Eza itu mulai bergerak meninggalkan area pemakaman. Semua orang di dalam mobil hanya membisu karena sibuk dengan pikiran masing-masing. Kenzi yang duduk di samping Eza terlihat mengantuk. Dia pun menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi lalu mulai memejamkan mata.
Namun baru sesaat memejamkan mata, sebuah suara melengking terdengar menyapa telinganya. Kenzi pun membuka matanya lalu mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru. Eza yang memang mengamati gerak-gerik Kenzi pun akhirnya bertanya.
"Kenapa Bang?" tanya Eza sambil tetap mengemudi.
"Kamu denger suara itu ga Za?" tanya Kenzi.
"Suara apa Bang?. Aku ga denger suara apa-apa tuh," sahut Eza.
"Masa sih. Padahal suaranya kenceng banget lho Za. Mirip suara orang menjerit yang ditimpa suara suling gitu. Beneran kamu ga denger Za?" tanya Kenzi.
"Ga Bang. Jangan-jangan itu suara ... " ucapan Eza terputus karena Kenzi memotong cepat.
"Bukan suara hantu Za. Abang yakin itu bukan suara hantu," kata Kenzi sedikit kesal.
Eza pun tertawa mendengar cara Kenzi bicara.
"Terus suara apaan dong Bang. Diantara kita semua cuma Abang lho yang indigo. Dan liat, ga ada yang ngeh kan sama suara itu. Cuma Abang doang yang sadar ada suara ga lazim barusan," kata Eza setengah berbisik.
Kenzi pun ikut melirik ke belakang. Saat itu dia melihat semua orang duduk tenang sambil menyandarkan tubuh masing-masing. Setelahnya Kenzi menatap Eza yang saat itu juga sedang melirik kearahnya.
"Gimana Bang?" tanya Eza.
"Ga tau Za, abang pusing. Mudah-mudahan suara yang tadi Abang denger bukan pertanda buruk," sahut Kenzi penuh harap.
"Aamiin ...," sahut Eza sambil tersenyum.
Kenzi pun ikut tersenyum lalu menatap keluar jendela. Semilir angin sore yang menerpa wajahnya membuat Kenzi sedikit lebih tenang.
Saat mobil mulai berbelok, tak sengaja Kenzi melihat ke belakang. Betapa terkejutnya Kenzi melihat sosok hitam berada di atas atap mobil. Karena penasaran Kenzi meminta Eza menghentikan mobil.
"Berhenti sebentar Za!" kata Kenzi tiba-tiba.
"Jangan berhenti Za. Lanjut aja!" sela Mina lantang.
Suara lantang Mina membuat semua orang menoleh kearahnya termasuk Kenzi dan Eza.
"Yang mana yang bener nih. Berhenti atau jalan terus?" tanya Eza.
"Jalan aja Za. Wak Mina benar, sekarang udah hampir Maghrib, jadi ga baik berhenti di tengah jalan kaya gini," sahut Kenzi menengahi.
"Ok Bang," sahut Eza lalu kembali mempercepat laju mobil.
Meski mobil kembali melaju, Kenzi masih terus melirik ke kaca spion untuk mengamati pergerakan sosok hitam itu. Dan sesaat kemudian Kenzi nampak mengepalkan kedua tangannya diam-diam.
\=\=\=\=\=
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Ali B.U
next
2024-10-17
2
neng ade
pertanda apa ini .. semoga semua nya selamat sampai di rumah
2024-10-17
2