17. Diikuti Setan

Di saat Damar sedang menangis, Kenzi dan Rhea pun tiba di atas bukit. Mereka terkejut melihat Damar menangis. Apalagi saat itu terlihat Utami dan Eza yang berdiri berhadapan sambil menatap Damar lekat.

Saat Rhea berniat memanggil Utami, Kenzi mencegahnya.

"Kenapa Pa?" tanya Rhea tak mengerti.

"Jangan ganggu mereka Rhe. Kita liat aja dari sini. Kalo sekiranya diperlukan, baru kita ke sana," sahut Kenzi.

Rhea pun mengangguk lalu ikut mengamati interaksi Damar dengan Utami dan Eza dari kejauhan.

"Sampe kapan kamu kaya gini Mas. Aku bosan menunggumu selesai menangis," kata Asih setelah beberapa saat Damar menangis.

Ucapan Asih membuat Damar tersentak. Dia pun menghentikan tangisnya lalu mengangkat kepalanya agar bisa menatap Asih.

"Apa maksudnya kamu bosan menunggu Dek. Apa kamu akan melakukan sesuatu padaku?" tanya Damar.

"Lalu menurutmu gimana Mas?. Apa setelah semua luka yang kamu berikan aku harus diem aja?. Harusnya kamu sadar Mas, kamu telah menghancurkan hidupku dan anakku!" sahut Asih gusar.

"Aku udah bilang kalo aku menyesalinya Asih. Aku ga pernah berniat membunuhmu apalagi anak kita. Apa kamu ga bisa memaafkan aku?" tanya Damar penuh harap.

"Rasanya sulit Mas. Apalagi melihatmu hidup bahagia bersama Mina sekarang," sahut Asih lirih.

Jawaban Asih membuat Damar gugup.

"Aku menikahi Mina setelah kamu dinyatakan meninggal Dek. Jadi aku dan Mina ga bersalah karena kami ga selingkuh," kata Damar gusar.

"Tapi kalian mulai menjalin hubungan saat aku masih hidup dan sedang hamil anakmu Mas!" sahut Asih lantang.

Ucapan Asih tentu saja mengejutkan semua orang terutama Damar. Dia tak menyangka Asih akan mengetahui rahasia besarnya yang lain. Karena merasa terdesak, Damar pun mulai mengucapkan kalimat pembelaan yang justru terdengar ganjil.

"Itu cuma gosip. Aku dan Mina ga pernah punya hubungan apa pun selain berteman. Jangan mengada-ada kamu Dek," kata Damar dengan mimik wajah tak suka.

"Berteman ya. Apa berteman kamu harus nginep di rumahnya juga Mas?" tanya Asih sambil menatap Damar penuh selidik.

"Aku nginep karena diundang Dek. Waktu itu Mina lagi sedih karena kakaknya meninggal setelah ditusuk orang. Selain nginep aku ga ngapa-ngapain kok, kan ada orangtua Mina juga di rumah itu," sahut Damar cepat.

"Oh gitu. Sungguh hebat ya suamiku ini. Dia lebih memilih menemani wanita lain yang katanya cuma teman daripada pulang nemenin istrinya yang sedang hamil. Padahal wanita itu ga tinggal sendiri tapi ditemenin sama orangtuanya lho. Apa itu ga aneh Mas?!" kata Asih sambil tersenyum getir.

Damar terdiam sejenak karena bingung harus menjawab apa.

"Asih Sayang. Tolong jangan salah paham. Aku ... " ucapan Damar terputus karena Asih memotong cepat.

"Jadi hari itu aku memang sengaja datang untuk nemuin kamu Mas. Selain memenuhi keinginan bayiku, aku juga ingin bertanya sama kamu tentang kabar perselingkuhanmu itu. Aku ga sabar nunggu kamu di rumah karena aku khawatir kamu ga bakal pulang seperti sebelumnya. Akhirnya aku tau kamu memang selingkuh dan ini menyakitkan Mas," kata Asih dengan suara bergetar.

"Aku ga selingkuh Asih!" sangkal Damar.

"Kalo ga selingkuh kenapa kamu menikahi Mina hanya sehari setelah aku mati Mas?. Aku curiga jangan-jangan kamu sengaja menyingkirkan aku dan bayiku agar bisa menikahi Mina!" kata Asih lantang.

Bukannya menjawab pertanyaan Asih, Damar justru tertawa. Semula hanya tawa lirih namun lama kelamaan berubah menjadi tawa keras yang mengejek. Tentu saja sikap Damar membuat Asih meradang.

"Rasanya aku udah ga mungkin berkelit lagi. Betul Asih, aku memang selingkuh. Aku lakukan itu karena kamu ga bisa memuaskan aku. Sejak hamil kamu selalu menolak kusentuh, banyak alasan yang kamu berikan yang semuanya sangat ga masuk akal bagiku. Padahal sebelumnya kamu dengan gampang menyerahkan diri padaku walau pun kita belum menikah dan tak punya ikatan apapun," kata Damar di sela tawanya.

Asih pun menjerit mendengar ucapan Damar. Jeritan kecewa, marah dan sakit hati berbaur menjadi satu hingga membuat suara Asih terdengar menggema di atas bukit.

Bersama jeritan yang membahana itu, sesuatu pun terjadi. Arwah Asih yang semula meminjam raga Utami keluar dari dalam tubuh gadis itu dan meninggalkan Utami yang jatuh tersungkur tak sadarkan diri.

Rhea dan Kenzi pun bergerak cepat. Mereka bergegas menghampiri Utami lalu membawanya menjauh dari Damar dan Asih.

Arwah Asih yang marah itu terus melesat cepat di udara. Meski awalnya hanya berupa asap hitam pekat, tapi lambat laun mulai membentuk wujud makhluk berwajah bengis, dengan rambut berwarna coklat kemerahan yang terurai panjang hingga ke telapak kaki.

Wujud Asih terlihat kian menyeramkan saat kedua tangannya berikut jari dan kuku tangannya memanjang melebihi tubuhnya. Payudara Asih yang semula terlihat wajar tiba-tiba juga bergerak menyembul keluar lalu menjuntai panjang hingga menyentuh tanah.

Melihat perubahan Asih membuat Damar takut. Tanpa sadar dia mundur ke belakang hingga mencapai bibir tebing.

Sementara itu Kenzi dan Rhea pun tak kalah terkejutnya menyaksikan perubahan sosok Asih.

"Apa yang terjadi. Kenapa Asih berubah jadi setan Pa?!" tanya Rhea.

"Itu karena sebelum meninggal Asih lebih dulu dirasuki sesuatu Nak," sahut Kenzi.

"Maksud Papa dirasuki gimana sih?" tanya Rhea tak mengerti.

"Bukan kah tadi Asih bilang dia selalu menunggu kedatangan suaminya yang ternyata nginep di rumah wanita lain Rhe. Nah, saat sendirian itu lah Asih ditemani sosok ghaib yang tinggal di rumahnya. Yang papa tau, dia dan suaminya tinggal jauh dari rumah orangtua masing-masing untuk mandiri. Keliatannya rumah yang mereka tempati adalah bangunan lama yang hanya dipoles agar terlihat baru. Makhluk itu juga yang bikin hubungan Asih dan suaminya merenggang," sahut Kenzi.

"Jadi makhluk itu yang bikin wak Damar menjauh dari Asih Pa?" tanya Rhea.

"Sebenarnya ga seratus persen andil makhluk itu Rhe. Wak Damar sendiri yang bikin semuanya memburuk. Andai dia kuat iman dan bisa mengerti kondisi Asih yang sedang ga stabil karena hormon kehamilannya, mungkin ga akan begini jadinya," sahut Kenzi.

Di saat Rhea ingin bertanya lagi, tiba-tiba Asih menjerit. Keduanya menoleh dan melihat Asih merangsek maju menyerang Damar yang sedang terkesima itu. Damar yang tak menduga akan mendapat serangan dari Asih pun terkejut. Dia berusaha menghindar tapi terlambat. Kuku jari tangan Asih telah lebih dulu menyambar lehernya hingga terluka dan mengeluarkan darah. Damar pun menjerit kesakitan lalu jatuh terduduk di tanah sambil memegangi lehernya.

Nampaknya Damar tak pernah menyangka Asih akan mampu melukainya. Damar juga tak mengerti mengapa sosok Asih kini lebih mirip setan daripada manusia. Pertanyaan itu terus bersemayam di kepala Damar untuk beberapa saat.

Di saat Damar masih sibuk dengan pikirannya, tiba-tiba arwah Asih melangkah cepat ke arahnya lalu berhenti tepat di hadapannya. Meski Asih tidak melukainya lagi, tapi sesuatu yang Asih lakukan membuat bulu kuduk Damar meremang.

Di depan matanya Damar menyaksikan Asih merobek perutnya sendiri dengan kukunya yang panjang menghitam itu. Damar pun membelalak ngeri saat Asih menarik paksa janin di dalam perutnya hingga keluar bersama usus yang terburai. Setelahnya bayi yang berlumuran darah itu diangkat ke atas dengan kepala bayi di bagian bawah. Bayi yang sekarat itu pun menangis lirih.

Bukannya iba, sosok makhluk jelmaan Asih justru tertawa mendengar tangis sang bayi. Sesaat kemudian makhluk itu mulai mengendus tubuh sang bayi sambil menjulurkan lidahnya seolah sedang menghadapi santapan lezat. Melihat anaknya diperlakukan seperti itu membuat Damar panik.

"A-apa yang kamu lakukan Asih?!" tanya Damar lantang.

"Aku lakukan apa yang seharusnya aku lakukan sejak awal Damar. Bayi ini, karena kamu tak menginginkannya lebih baik aku mengambilnya bukan?" sahut sosok jelmaan Asih sambil menyeringai.

"Jangan!. Kumohon jangan sakiti bayi itu. Tolong sadar lah Asih, dia anakmu, anak kita," kata Damar dengan suara bergetar.

Makhluk itu pun menggelengkan kepala beberapa kali.

Dari tempatnya berdiri, Kenzi dan Rhea melihat wajah makhluk itu berubah menjadi wajah Asih saat menggeleng tadi. Wanita itu terlihat tak berdaya, sedih dan ketakutan.

Kenzi yang tanggap pun segera meminta Rhea mendudukkan Utami yang masih pingsan itu. Kemudian setelah mengeluarkan pisau lipat dari saku celana panjangnya, Kenzi pun memanggil makhluk itu.

"Hei Kau ... !" panggil Kenzi lantang.

Semua orang termasuk makhluk jelmaan Asih menoleh ke arah Kenzi.

"Ya kau. Liat apa yang akan aku lakukan!" kata Kenzi sambil mendekatkan mata pisau ke leher Utami.

Makhluk jelmaan Asih nampak melotot lalu menggeram melihat Utami akan dilukai.

"Bagaimana?. Jika gadis ini mati, kau tak punya tempat lagi di sini. Sekarang serahkan bayi itu padaku dan kau bisa memakai raga gadis ini lagi," kata Kenzi.

Makhluk itu nampak bimbang mendengar permintaan Kenzi. Dan saat itu lah, Eza yang masih dirasuki arwah Aziz, yang sejak tadi hanya menjadi penonton tiba-tiba berlari cepat lalu merebut bayi dari tangan makhluk itu.

Bersamaan dengan lepasnya sang bayi dari cengkraman makhluk itu, bayi itu pun menangis keras. Dan tangis bayi itu lah yang membuat Utami siuman. Meski tak mengerti apa yang terjadi, tapi Utami langsung menyambut bayi yang disodorkan Eza kepadanya.

Mengetahui calon mangsanya terlepas, sosok makhluk jelmaan Asih pun menjerit marah dan berniat mengejar bayi itu. Namun langkahnya terhenti karena dihadang oleh Damar.

"Tolong jangan sakiti bayi tak berdosa itu Asih. Aku ... " ucapan Damar terputus karena makhluk itu melayang ke udara lalu melesat cepat menuju Utami.

Mengetahui makhluk menyeramkan terbang kearahnya, Utami pun segera menyerahkan bayi itu kepada Rhea.

Rhea pun terkejut mengetahui bayi yang sejak tadi diperebutkan ternyata hanya berupa gumpalan daging busuk dengan puluhan belatung yang menggeliat. Sambil bergidik jijik, Rhea pun refleks melemparkan gumpalan daging itu ke sembarang arah.

Saat menoleh, Rhea melihat Utami yang telah kembali dirasuki arwah Asih sedang menyerang Damar dengan brutal. Damar yang lemah karena terlalu banyak mengeluarkan darah nampak tak kuasa menangkis serangan Asih. Dia hanya bisa berkelit ke kanan dan ke kiri.

Hingga akhirnya Asih berhasil mendorong Damar hingga terjengkang ke belakang. Sebelum jatuh ke lereng bukit, Damar masih sempat menarik lengan Asih. Nampaknya dia berniat membawa Asih jatuh bersamanya.

Semuanya berlangsung sangat cepat hingga mengejutkan Kenzi, Rhea dan Aziz. Ketiganya bergegas mendekat untuk menyelamatkan Asih. Kenzi dan Aziz yang tiba lebih dulu berhasil menarik kaki Asih hingga sebagian tubuhnya masih tertahan di atas bukit.

Asih pun menjerit karena takut ditarik jatuh ke lereng bukit oleh Damar.

"Lepaskan Asih Dam. Kamu ga bisa membawanya!" kata Aziz lantang.

"Kenapa ga bisa Ziz. Dia istriku. Bukan kah istri yang baik harus ikut kemana pun suaminya pergi?" sahut Damar.

"Karena kamu bukan suami yang baik, jadi Asih ga perlu mengikuti kamu. Apa lagi kamu menikahinya bukan karena cinta tapi karena na*su. Buktinya kamu langsung meninggalkan Asih saat dia tak bisa memuaskanmu lagi," kata Aziz dengan nada menyindir.

"Breng*ek, tutup mulutmu Aziz!. Jangan ikut campur urusanku!" jerit Damar marah.

Saat Damar marah, pegangannya pada lengan Asih pun mengendur. Kesempatan itu dimanfaatkan Asih dengan menghentak lengannya hingga cekalan Damar pun terlepas.

Bersama jeritan yang membahana, tubuh Damar pun melayang jatuh ke bawah dengan cepat. Sesaat kemudian jeritan Damar pun lenyap diganti dengan suara benturan tubuh Damar dengan batu. Suara itu terdengar dramatis dan membuat bulu kuduk meremang. Setelahnya suasana menjadi hening. Damar pun tewas seketika setelah jatuh dari ketinggian.

Asih yang selamat nampak berdiri gemetar usai menyaksikan tubuh Damar yang remuk itu. Karena iba, Aziz pun memeluknya. Sesaat kemudian tangis Asih pun pecah bersama perasaan bahagia dan sedih yang membaur jadi satu.

\=\=\=\=\=

Terpopuler

Comments

Ali B.U

Ali B.U

next

2024-10-15

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!