13. Mencari Damar

Sepuluh menit kemudian mobil Kenzi nampak memasuki halaman rumah Damar. Di teras rumah terlihat Mina yang sedang menangis di pelukan Ruci.

"Assalamualaikum!" sapa Kenzi sambil menutup pintu mobil.

"Wa alaikumsalam," sahut Ruci dan Mina bersamaan.

Mina pun mengurai pelukan Ruci perlahan lalu menegakkan tubuhnya untuk menyambut kedatangan Kenzi.

"Gimana ceritanya mas Damar bisa hilang Mbak?. Udah dicari belum?" tanya Kenzi.

"Udah dicari kemana-mana tapi belum ketemu Pa," sahut Ruci.

"Mungkin mas Damar lagi pergi kerja kaya biasa tapi ga pamit. Siapa tau mas Damar kesel denger omongan mbak Mina yang khawatir keluarga ini susah kalo dia ga kerja," kata Kenzi dengan nada menyindir.

Ruci nampak membulatkan mata mendengar ucapan suaminya. Sedangkan Mina nampak salah tingkah lalu bergegas mengusap wajahnya yang basah dengan punggung tangannya.

"Saya ga niat ngomong begitu Mas Ken. Saya refleks aja semalam," kata Mina dengan nada menyesal.

Kenzi menghela nafas panjang karena maklum dengan salah satu sifat wanita yang selalu over thinking itu.

"Coba telepon ke kantornya Mbak," saran Kenzi sesaat kemudian.

"Udah kok. Iya kan Mbak?" sahut Mina sambil melirik kearah Ruci.

"Iya. Tapi kata orang kantornya, mas Damar udah beberapa hari ini ga masuk. Dan hari ini mereka juga belum ngeliat mas Damar berkeliaran di sekitar tempat kerjanya," kata Ruci mewakili Mina.

Tiba-tiba sebuah motor memasuki halaman rumah. Ternyata Eza dan Iskandar datang sambil berboncengan. Di belakangnya terlihat Rhea yang juga baru turun dari mobil.

"Gimana Le, ada ga?" tanya Mina tak sabar.

"Ga ada Bu. Aku sama mas Eza udah nyari kemana-mana tapi ga ada yang ngeliat bapak pagi ini," sahut Iskandar.

"Masa orang segitu banyak ga ada yang ngeliat bapakmu. Kamu nyarinya kemana aja sih?" tanya Mina tak percaya.

Iskandar pun mulai menyebut tempat-tempat yang telah dia dan Eza datangi.

Disaat Iskandar sedang menjelaskan usaha pencarian mereka, Eza justru menatap Rhea dengan tatapan tak terbaca. Sesekali dia juga melirik kearah mobil dengan rasa penasaran.

"Ada siapa di mobil Rhe?" tanya Eza.

"Ga ada siapa-siapa," sahut Rhea.

"Jangan bohong. Aku ngeliat bayangan orang di dalam tadi. Ga mungkin itu bayangan setan kan?" tanya Eza sambil melotot.

"Ck, iya iya. Itu Utami Kak," sahut Rhea setengah berbisik.

"Utami. Kok ga diajak turun ke sini?" tanya Eza.

"Sssttt ..., kamu nih cerewet banget sih. Kamu ga lupa kan kalo wajahnya Utami itu mirip sama bu Asih. Nanti kalo wak Mina liat terus shock gimana?" tanya Rhea.

"Emangnya wak Mina kenal sama bu Asih?" tanya Eza.

"Ya mana kutau. Aku sama papa cuma jaga-jaga aja. Daripada terjadi hal yang ga diinginkan, lebih baik mencegah. Iya kan?. Lagian saat ini kita lagi fokus sama hilangnya wak Damar, jadi jangan campur aduk sama masalah Utami yang merupakan reinkarnasinya bu Asih," sahut Rhea cepat.

"Jangan-jangan justru hilangnya wak Damar berkaitan dengan kehadiran Utami, Rhe!" kata Eza setengah menjerit.

Suara lantang Eza sempat menarik perhatian Mina dan Iskandar. Keduanya menatap kearah Rhea dan Eza dengan tatapan curiga.

Rhea pun refleks menutup mulut Eza dengan telapak tangannya lalu menarik Eza menjauh dari tempat itu tepatnya ke belakang mobil.

"Lepasin Rhe!" kata Eza sambil menepis tangan Rhea dari mulutnya.

"Makanya jangan cerewet. Liat kan reaksinya wak Mina sama Iskandar tadi?. Mereka tuh curiga sama kita Kak!" kata Rhea gemas.

"Ya sorry, aku kan cuma nebak aja tadi," sahut Eza.

"Tapi nebak juga suaranya kira-kira dong Kak. Ga usah teriak kan bisa!" kata Rhea kesal.

"Eza ga salah Rhe. Apa yang dia bilang tadi bisa jadi petunjuk kemana kita harus mencari wak Damar," kata Kenzi tiba-tiba.

Rhea dan Eza pun menoleh kearah Kenzi yang ikut menyusul ke belakang mobil.

"Apa Papa udah tau kemana wak Damar pergi?" tanya Rhea kemudian.

"Iya. Dan kita bakal nyusul ke sana sekarang," sahut Kenzi.

"Yang Papa maksud kita siapa Pa?. Apa termasuk wak Mina dan Iskandar?" tanya Rhea.

"Bukan Rhe. Yang papa maksud kita ya cuma papa, kamu, Eza dan Utami," sahut Kenzi.

"Terus mama?" tanya Rhea.

"Mama biar di sini aja nemenin wak Mina dan Iskandar," sahut Kenzi.

Rhea dan Eza pun mengangguk lalu segera bersiap masuk ke dalam mobil. Namun saat Eza ingin mengikuti masuk ke tengah mobil, Rhea pun mengusirnya.

"Kamu duduk di depan nemenin papa Kak," kata Rhea.

"Papa kamu ga butuh ditemenin Rhe," sahut Eza.

"Ga bisa. Emang kamu pikir papaku supir sampe kamu mau duduk di belakang. Jangan songong ya Kak!" kata Rhea sambil melotot.

"Kenapa ga kamu aja yang duduk di depan sih Rhe. Kan sama aja," sahut Eza tak mau kalah.

"Aku bilang kamu duduk di depan artinya ya kamu di depan. Jangan modus kamu ya!" kata Rhea sambil mendorong Eza agar menjauh darinya.

"Modus apaan sih Rhe, ga paham aku. Kamu nih kebiasaan ya, nuduh-nuduh tanpa alasan yang jelas," sahut Eza sambil menyentil kening Rhea dengan gemas.

Rhea nampak mengusap keningnya sambil meringis lalu mengucapkan sebuah kalimat yang membuat Eza terkejut.

"Jangan kira aku ga tau alasan kamu keukeuh maksa duduk di belakang ya Kak," kata Rhea sambil melirik kearah Utami yang sedang menatap dia dan Eza dengan bingung.

Ajaib. Kalimat terakhir Rhea berhasil membuat Eza mundur bahkan dengan wajah yang merona karena malu. Dan Rhea nampak tersenyum puas melihat Eza 'mati kutu' karena ucapannya tadi.

Tak lama kemudian mobil mulai bergerak meninggalkan halaman rumah Damar. Suasana di dalam mobil terasa hening karena semua orang sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.

"Jadi kita mau nyusul wak Damar kemana Bang?" tanya Eza memecah kesunyian.

"Ke bukit Za," sahut Kenzi tanpa menoleh.

"Bukit mana Pa?" tanya Rhea.

"Bukit tempat musibah tanah longsor yang menimbun kereta api itu terjadi Rhe," sahut Kenzi.

"Tapi tempat itu udah ditutup sama aparat setempat Om," kata Utami mengingatkan.

"Iya Om tau. Kita bakal lewat jalan tikus aja nanti," sahut Kenzi.

"Jalan tikus?. Artinya bakal banyak tikus dong. Ish, kalo gitu aku ga mau ikutan turun ya Om," kata Utami sambil bergidik.

Tentu saja ucapan Utami membuat Kenzi, Rhea dan Eza tertawa. Setelah Rhea menjelaskan maksud ucapan sang papa, Utami pun nampak tersipu malu.

Perjalanan menuju lereng bukit tak semudah yang terlihat. Selain jauh, mobil juga melalui medan yang sulit berupa jalan berbatu yang belum diaspal sama sekali.

"Kita turun di sini aja anak-anak. Medannya terlalu sulit untuk dilalui mobil," kata Kenzi.

Eza, Rhea dan Utami pun mengangguk lalu turun dari mobil. Setelah mengunci pintu mobil, Kenzi pun mulai memandu langkah menuju lereng bukit.

"Jadi ini yang dimaksud jalan tikus sama papa kamu Rhe?" tanya Utami.

"Iya. Emang kamu ga tau kalo ada banyak jalan menuju bukit dan salah satunya jalan ini Ut," sahut Rhea.

"Tau sih. Tapi khusus jalan ini, baru kali ini aku lewatin," kata Utami.

"Kalo gitu nikmatin aja Ut. Karena cuma orang-orang tertentu yang bisa nemu jalan ini lho," bisik Rhea sambil mengedipkan sebelah matanya.

Entah mengapa mendengar ucapan Rhea membuat bulu kuduk Utami meremang. Dia hanya bisa mengangguk sambil berharap semoga bisa kembali dengan selamat nanti.

Setelah hampir setengah jam berjalan, akhirnya mereka tiba di sebuah tempat mirip bukit yang ukurannya jauh lebih kecil dari bukit utama.

"Ini tempatnya," kata Kenzi.

"Baru tau kalo bukit ini punya anak," gumam Eza sambil mengamati sekelilingnya.

"Ini bukan anak bukit Za. Tapi ini gundukan tanah yang menimbun kereta api naas itu. Kamu liat kan berapa panjang gundukan tanah yang menyerupai bukit itu ?. Kalo diukur, panjangnya kurang lebih sama atau bahkan lebih dari panjang rangkaian gerbong kereta api yang tertimbun longsor waktu itu," kata Kenzi menjelaskan.

Entah mengapa usai Kenzi menjelaskan apa yang ada di hadapan mereka, tiba-tiba udara dan suasana di sekitar mereka yang semula hangat mendadak menjadi dingin, lembab dan hening.

Utami yang ikut merasakan perubahan itu pun segera merapat kearah Rhea yang terlihat tenang dan waspada. Utami juga menggenggam lengan Rhea dengan erat karena khawatir ditinggalkan jika terjadi sesuatu di sana.

\=\=\=\=\=

Terpopuler

Comments

neng ade

neng ade

serem tapi deg degan

2024-10-14

0

Ali B.U

Ali B.U

next.

2024-10-07

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!