Melihat Utami yang ketakutan dan merapat pada Rhea membuat Eza sedikit kesal. Dia berdehem lalu bergeser ke samping Utami seolah ingin memberitahu gadis itu untuk mendekat padanya bukan Rhea.
Tapi sayangnya Utami mengabaikan Eza dan malah mempererat cekalan tangannya. Rhea yang merasa terusik karena Eza terus berdehem pun akhirnya menoleh.
"Ada apa sih Kak. Kamu mendadak panas dalem ya?" tanya Rhea.
"Ga. Aku sehat dan sangat fit kok," sahut Eza cepat.
"Kalo sehat ngapain berdehem terus kaya orang lagi panas dalem?" tanya Rhea sambil mengamati Eza dari atas kepala hingga ujung kaki.
"Oh gapapa. Aku cuma mau nunjukin sama kalian kalo aku cukup kuat dan sangat bisa diandalkan," sahut Eza sambil sedikit membusungkan dada.
Rhea terdiam sambil memikirkan ucapan Eza. Dan sesaat kemudian Rhea pun tertawa geli. Utami yang tak mengerti nampak menatap Rhea lekat sedangkan Eza malah melengos sebal.
"Kenapa ketawa sih Rhe. Apa ada yang lucu?" tanya Utami setengah berbisik.
"Menurut aku sih lucu ya Ut, tapi ga tau kalo menurut kamu atau papa. Ngomong-ngomong lepasin dong tanganku, pegel tau," pinta Rhea sambil melirik kearah lengannya yang dicekal oleh Utami.
"Tapi aku takut Rhe ...," kata Utami dengan wajah menghiba.
"Kamu bisa pegangan sama kak Eza Ut. Dia kan cowok, pasti lebih kuat dari aku dan larinya juga lebih cepet," sahut Rhea sambil melirik kearah Eza.
"Iya sih. Tapi gapapa nih kalo aku pegangan sama mas Eza. Ntar kalo ceweknya marah gimana?" tanya Utami tak enak hati.
"Kamu tenang aja Ut. Kak Eza itu ga laku alias jomblo," sahut Rhea sambil tertawa.
Eza yang mendengar ucapan Rhea nampak melotot sedangkan Utami justru tertawa. Melihat Utami tertawa mau tak mau Eza pun ikut tertawa.
"Kak Eza!" panggil Rhea sesaat kemudian.
"Iya, kenapa Rhe?" tanya Eza.
"Tolong jagain Utami ya. Aku mau sama papa mau ke sana dulu sebentar," sahut Rhea.
"Ok ga masalah," sahut Eza sambil tersenyum.
Rhea pun tersenyum lalu menoleh kearah Utami.
"Aku ke sana sebentar sama papa ya Ut, kamu di sini aja sama kak Eza. Kalo takut pegangan aja, peluk juga boleh kok," kata Rhea sambil mengedipkan sebelah matanya.
Meski tak nyaman mendengar ucapan Rhea, Utami pun terpaksa mengangguk. Dia segera mendekati Eza yang nampak tersenyum menyambutnya sedangkan Rhea melangkah menghampiri Kenzi.
Melihat tingkah Utami dan Eza yang nampak malu-malu itu membuat Rhea menggelengkan kepala.
"Kenapa ke sini Nak?" tanya Kenzi pura-pura tak tahu.
"Aku ga tahan ngeliat tingkahnya kak Eza sama Utami yang absurd itu Pa," sahut Rhea sambil mengerucutkan bibirnya.
Kenzi pun tertawa mendengar jawaban sang anak.
"Bilang aja kamu iri sama kebahagiaan mereka," kata Kenzi sambil menyenggol bahu Rhea dengan bahunya.
"Ish, siapa yang iri sih Pa. Aku juga punya gebetan kok," kata Rhea dengan bangga.
Tentu saja ucapan Rhea membuat tawa Kenzi terhenti. Seolah sadar telah kelepasan bicara, Rhea pun segera menjauh dari sang papa.
"Siapa namanya Rhe?" tanya Kenzi sesaat kemudian.
"Namanya siapa Pa?" tanya Rhea pura-pura tak mengerti.
"Ya nama gebetan kamu dong Rhea Kainat Shafwa," sahut Kenzi gemas.
"Oh itu. Ga usah lah Pa, ga penting. Ntar aja kalo udah jadian baru aku kenalin ke Papa," sahut Rhea dengan santai.
Kenzi nampak menghela nafas panjang mendengar jawaban putri semata wayangnya itu. Setelah menunggu beberapa saat tapi Rhea tak juga bicara tentang pria yang ditaksirnya, Kenzi pun mengalah. Kemudian dia kembali fokus mengamati gundukan tanah di hadapannya.
"Kita ke sebelah sana yuk Rhe. Soalnya di sini ga ada apa-apa," ajak Kenzi beberapa saat kemudian.
"Siap Pa," sahut Rhea lalu mengikuti sang ayah yang berjalan menyusuri pinggiran gundukan tanah itu.
Saat sedang melangkah menyusuri pinggiran gundukan tanah, tiba-tiba terdengar suara jeritan Utami. Kenzi dan Rhea refleks menoleh lalu berlari secepatnya ke sumber suara.
Saat tiba di tempat mereka meninggalkan Eza dan Utami, mereka hanya melihat Utami yang berdiri gemetar sambil menatap ke satu arah.
"Ada apa Ut, kenapa kamu teriak. Terus di mana kak Eza?" tanya Rhea.
"I-itu Rhe ... " ucapan Utami terputus saat Kenzi memotong cepat.
"Kita keduluan Rhe. Ayo kita ke sana!" ajak Kenzi sambil berlari ke sebuah pintu kecil yang terbentuk di celah gundukan tanah.
Rhea pun mengangguk lalu menggamit tangan Utami dan segera mengajaknya berlari mengikuti Kenzi.
"Kita mau kemana Rhe?" tanya Utami.
"Aku ga tau. Kita ikutin papaku aja Ut," sahut Rhea.
"Tapi ini bahaya Rhe. Papa kamu justru lari kearah mas Eza menghilang tadi," kata Utami cemas.
Mendengar ucapan Utami membuat Rhea terkejut. Dia pun berhenti berlari tepat di depan pintu.
"Maksud kamu apa sih Ut?" tanya Rhea.
"Aku liat mas Eza masuk ke sini tadi. Kayanya ada sesuatu yang narik dia Rhe," sahut Utami cemas.
"Sesuatu apa Ut. Gimana wujudnya?" tanya Rhea tak sabar.
"Aku juga ga merhatiin banget. Yang aku ingat, setelah kamu dan papa kamu pergi, tiba-tiba mas Eza menoleh ke belakang. Waktu aku tanya kenapa, dia bilang kaya ada yang manggil namanya. Ga lama kemudian dia justru berjalan cepat ke sini terus hilang. Hilangnya tuh cepet banget. Malah aku merasa kalo mas Eza itu bisa menembus gundukan tanah ini Rhe. Nah, setelah mas Eza hilang, tau-tau ada pintu kecil ini di sini. Aku curiga pintu ini bukan pintu biasa. Jangan-jangan ini jebakan Rhe," kata Utami gusar.
Saat Rhea masih berusaha mencerna ucapan Utami, suara Kenzi terdengar memanggilnya berulang kali. Tanpa berpikir panjang Rhea pun kembali menggamit tangan Utami lalu membawanya masuk melalui pintu itu. Meski takut, Utami tak bisa berbuat apa-apa selain mengikuti langkah Rhea.
Selangkah setelah melewati pintu, Rhea dan Utami dibuat terkejut melihat apa yang ada di hadapan mereka. Ternyata pintu yang terlihat sempit dari luar itu justru menyajikan ruangan besar berbentuk persegi panjang yang mirip dengan gerbong kereta api. Ada deretan jendela di kedua sisinya yang sayangnya terlihat gelap seolah tertutup sesuatu. Ruangan terlihat remang-remang karena hanya satu lampu penerangan yang menyala.
Untuk sejenak Rhea dan Utami terpaku bingung, entah mau kagum atau takut saat menyadari kini mereka berada di dalam gerbong kereta api yang misterius itu.
"Papa ...," panggil Rhea.
Kenzi menoleh lalu menyilangkan jari telunjuk di depan bibirnya.
"Sssttt ..., jangan bersuara Nak. Kemari lah," kata Kenzi setengah berbisik.
Rhea pun mengangguk lalu segera mendekati sang papa dan meninggalkan Utami yang masih mengagumi sekelilingnya seorang diri.
"Ada apa Pa?" tanya Rhea.
"Coba kamu liat ke sana," pinta Kenzi sambil menunjuk ruangan lain yang terpisah dan dibatasi dinding besi.
Rhea pun melihat ke arah yang ditunjuk Kenzi. Awalnya Rhea tak melihat apa pun. Tapi tak lama kemudian dia bisa melihat samar-samar ada sosok pria yang sedang berdiri membelakangi mereka. Pria itu berada di sebuah ruangan yang berukuran kecil yang nampaknya adalah sebuah kabin, tempat masinis bekerja mengendalikan kereta api.
"Dia masinis kereta api ya Pa?" tanya Rhea.
"Betul. Tapi coba kamu perhatikan baik-baik. Bukan kah sosoknya sangat familiar Rhe?" bisik Kenzi.
Rhea mengerutkan keningnya sambil berusaha mengingat siapa gerangan sosok pria yang terasa familiar itu. Dan tiba-tiba Rhea menjerit tertahan saat mengenali masinis kereta api yang berpakaian seragam lusuh itu.
"Kak Eza. Itu kak Eza kan Pa?!" kata Rhea.
"Betul. Raganya memang Eza tapi jiwanya bukan," sahut Kenzi sambil tersenyum kecut.
"Maksud Papa, kak Eza kerasukan?" tanya Rhea.
"Iya Rhe," sahut Kenzi sambil mengangguk.
Saat Kenzi dan Rhea masih berdiri sambil mengamati Eza, entah dari mana datangnya tiba-tiba masuk lah seorang pria yang nampak menyapa sang masinis dengan ramah. Kemudian keduanya terlibat obrolan santai yang diselingi tawa.
Sedetik kemudian Kenzi pun membelalakkan mata saat menyadari sesuatu. Ya, ternyata dia, Rhea dan Utami sedang dibawa pergi melintas waktu ke masa lampau sebelum musibah tragis itu terjadi. Karena di depan sana pria yang baru masuk tadi adalah Damar dalam kondisi masih muda dan gagah.
\=\=\=\=\=
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
neng ade
dari sini lah awal kecelakaan itu terjadi. Damar dan masinis itu mungkin telah lalai dalam menjalan kan tugas nya
2024-10-14
0
Ali B.U
next
2024-10-08
1