Surga dunia

Ghazam terus mendongak saat Sheila semakin cepat melakukan hisapan pada miliknya. Seiring berjalannya waktu, Sheila telah semakin lihai dan tahu bagaimana dia bisa membuat Ghazam mendesah nikmat dan mengerang dengan segala pujian yang dilontarkan kepadanya.

Jujur saja, ini adalah sensasi tergila yang dirasakan oleh Ghazam. Benar-benar luar biasa. Kenikmatan yang baru dia dapatkan dari Sheila. Dia suka sekali saat menatap wajahnya yang memerah dan beberapa kali tersedak oleh miliknya. Dia suka bagaimana mulut wanita itu dipenuhi oleh kejantanannya. Dan dia, suka bagaimana wanita juga mengurut pangkal kejantanannya yang tak masuk sepenuhnya ke dalam mulut kecil itu.

Sampai pada akhirnya Ghazam tiba pada puncak kenikmatan itu. Puncak surga dunia yang membuatnya mendesah panjang. Bersamaan cairannya yang telah menyemprot tepat di mulut Sheila dan berantakan di wajah wanita itu saat Sheila dengan cepat melepaskannya karena tersedak.

"Ahh— mulutmu saja sudah senikmat itu, Sheila. Mendiang kakakku memang tidak salah memilihkan kakak ipar untukku," ucap Ghazam dengan sisa pelepasannya.

Dia sempat mengabaikan Sheila yang terbatuk karena tersedak cairannya. Justru, dia malah tersenyum puas karena telah membuat wanita itu seperti itu.

"Telan saja," perintah Ghazam saat Sheila menahan cairan yang masih ada di mulutnya sembari mencari tisu untuk memuntahkannya.

Sheila terlihat ragu dengan raut wajah yang menunjukan betapa jijiknya dia saat ini. Akan tetapi, dengan paksa dia menelannya seperti apa yang diperintahkan Ghazam. Sebelum akhirnya, Ghazam memagut bibir itu. Membantu Sheila membersihkan sisa cairan yang berantakan di bibir dan mulutnya.

"Kau benar-benar luar biasa nikmat!" Seru Ghazam saat pagutannya sudah dia lepaskan.

Entah sudah ke berapa kalinya Sheila mendengar pria itu terus menyatakan betapa nikmatnya dirinya. Meski terdengar tak nyaman, tapi entah kenapa, Sheila seperti tengah disanjung. Dia tak sepenuhnya tak suka dengan pernyataan tersebut karena pada faktanya, dia merasa kalau dia memang bisa membuat pria seperti Ghazam merasakan kenikmatan yang luar biasa dirasakan olehnya.

"Sekarang giliranku yang memuaskanmu," ucap Ghazam kemudian.

Dimana dia sudah mengangkat Sheila untuk bangkit dari kursinya dan mendudukkan wanita itu di atas meja. Tempat sebelumnya dia duduk di sana.

"Sekarang, kau yang harus menikmati ini, Sheila," ucapnya sembari memberikan lumatan-lumatan kecil pada leher wanitanya.

Tanpa menimbulkan bekas di sana, Ghazam terlihat berhati-hati seolah dia mengerti untuk tidak membuat masalah dengan meninggalkan jejak di leher wanita itu. Kecuali saat dia sudah melepaskan kemeja yang dikenakan Sheila dan mengecupi bagian dua benda kenyal milik wanita itu di sana.

Di mana dua benda itu dijadikan Ghazam untuk meninggalkan jejak kepemilikannya di sana. Setidaknya, tidak akan ada orang lain yang tahu soal tanda merah itu kecuali jika membuka pakaian Sheila. Di mana Ghazam yakin, hanya dia seoranglah yang bisa melihatnya.

"Ahh— Ghazam," desah Sheila lirih.

Terlebih saat Ghazam juga sudah menurunkan bra yang dikenakan Sheila hingga pucuk dada Sheila mencuat dan dia nikmati.

Sheila bahkan harus meremat rambut Ghazam sembari menahan sensasi geli yang dia rasakan. Rasanya aneh, tapi juga terasa cukup nikmat. Dia bahkan sudah memejamkan matanya dan mendongak dengan tubuh yang terus menggeliat. Mati-matian dia juga menahan agar desahannya tidak lolos, dia takut seseorang di luar sana akan mendengar desahannya dengan Ghazam.

"Tidak apa-apa, Sheila. Keluarkan saja. Jangan ditahan. Tidak akan ada yang mendengar," ucap Ghazam yang sudah menatap sang wanita di sana.

Sementara Sheila langsung menggelengkan kepalanya. Tapi, mulutnya justru bereaksi sebaliknya. Di mana pada akhirnya desahan itu lolos saat Ghazam menelusupkan jemarinya ke dalam rok yang dia kenakan. Sheila juga dapat merasakan jari Ghazam yang masuk ke dalam miliknya. Dengan ibu jari yang juga bergerak untuk mengusap klitoris nya. Titik sensitifnya.

"Kau menyukainya?" tanya Ghazam sembari tersenyum menatap Sheila yang terus mendongakkan kepalanya menikmati apa yang dilakukan Ghazam di bawah sana.

Sebuah anggukan pelan di kepala Sheila membuat Ghazam lantas tersenyum puas karenanya. Dia juga menikmati raut wajah wanita itu saat merasakan apa yang tengah dia lakukan. Ghazam menikmati pemandangan indah itu di matanya.

"Please, lakukan saja sekarang," pinta Sheila padanya.

Ghazam cukup terkejut saat Sheila berkata demikian. Ini kali pertama Sheila memintanya terlebih dahulu dengan tidak sabaran. Seolah wanita itu sudah tak sabar menunggu kejantanan milik Ghazam masuk ke dalam pusatnya.

"As your wish, baby," ucap Ghazam dengan senang hati.

Tentu saja Ghazam tidak akan mencoba menolak permintaan Sheila itu. Dia juga sudah tak sabar memasuki wanita itu lagi saat miliknya sudah kembali tegak dengan sempurna. Sudah sangat siap dimasukkan ke dalam liang kenikmatan itu.

Sampai tanpa melepaskan celana dalam milik Sheila, dia justru malah memasukan miliknya dengan celana dalam Sheila yang di ke sampingkan. Membuat wanita itu mendesah panjang saat benda besar tumpul itu telah melesak masuk ke dalam miliknya. Memenuhi Sheila hingga rasanya begitu sesak.

"Ahh— Ghazam, please,"  pinta Sheila sekali lagi saat pria itu hanya mendiamkan miliknya.

Ghazam sendiri dengan sengaja melakukannya sebab dia ingin melihat bagaimana Sheila memohon padanya seperti ini. Melihat bagaimana tak sabarnya wanita itu untuk mendapatkan kenikmatan yang begitu dia harapkan.

"Lagi, memohonlah padaku. Aku suka saat kau memohon padaku seperti ini," ucap Ghazam kembali menggoda Sheila dengan tangan yang sudah mengusap pipi wanita itu.

Hingga akhirnya, Sheila yang menatap Ghazam dengan tatapan sendu penuh dengan gairah. Dia menatap penuh harap pada pria yang sedang memenuhi miliknya di bawah sana. "Ghazam, please. Aku menginginkanmu. Cepat gerakkan, aku menginginkanmu sekarang juga!"

Sekali lagi Ghazam tersenyum puas akan apa yang dia dapati sekarang. Sekali lagi dia telah mendapatkan kemenangannya atas diri Sheila.

Sampai tak menunda waktu lagi, Ghazam segera menghentakkan pinggulnya. Menghujam berkali-kali hingga membuat Sheila mendesah cukup keras. Tak hanya wanita itu, tapi juga Ghazam sendiri yang ikut mendesah saat miliknya terasa dijepit dengan kuat di bawah sana.

Desahan keduanya yang saling bersahutan sama sekali tidak lagi memikirkan bagaimana jika ada seseorang yang datang. Yang dipikirkan keduanya saat ini hanyalah mencapai kenikmatan surgawi yang mereka kejar.

Hentakan demi hentakan itu terus semakin dalam hingga menyentuh titik terdalam milik sang wanita. Membuat Sheila melenguh dan hampir menangis merasakan begitu nikmatnya pergulatan mereka.

"Shit! Kau masih rapat sekali!" Seru Ghazam sembari terus menghujam Sheila lebih dalam dengan keringat yang sudah bercucuran.

Sheila sendiri juga merasakan betapa nikmatnya penyatuan mereka kali ini. Berbeda dari penyatuan sebelumnya. Mungkin, karena sebelumnya dia tidak benar-benar menerima dan menikmatinya. Berbeda dengan sekarang dimana dia sendiri yang bahkan memohon pada Ghazam untuk melanjutkan apa yang sedang mereka lakukan.

Hingga pada akhirnya, Sheila adalah yang terlebih dahulu mencapai puncaknya. Dia mendapatkan pelepasannya hingga melenguh dengan panjang. Namun itu tak membuat Ghazam berhenti. Pria itu masih terus menghujam Sheila dan tak membiarkan wanita itu beristirahat sama sekali.

Sampai beberapa waktu kemudian, Ghazam merasakan dirinya hampir sampai. Dia segera mencabut kejantanannya dari milik Sheila. Dia juga lantas mengurut miliknya dengan tangannya sendiri dan mengarahkannya pada perut wanita itu.

Dan cairan itu menyembur ke perut rata sang wanita bersamaan dengan desahan panjang yang Ghazam keluarkan. Hingga pada akhirnya dia menghambur ke dalam pelukan Sheila. Dengan satu kecupan yang telah dia layangkan pada bibirnya yang masih terengah merasakan betapa lelahnya dia sekarang.

"Lakukan pencegahan kehamilan. Kau bisa melakukan suntik atau meminum pil. Pokoknya, pastikan kau tidak hamil. Aku tidak mau semuanya kacau kalau sampai kau hamil kalau hubungan kita masih seperti ini. Kecuali, kalau kau mau menjadi istriku nanti."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!