Ghazam yang berbeda

"Kau, juga tak mungkin jatuh cinta padaku 'kan, Ghazam?"

Hening. Tak ada jawaban dari Ghazam atas pertanyaan Sheila. Seolah pertanyaan itu begitu sulit untuk di jawab oleh pria yang kini menatap wajah wanita yang berada di dalam dekapannya. Padahal, rasanya pertanyaan itu seharusnya mudah untuk dijawab.

Keduanya lantas sama-sama terdiam dengan sorot mata yang saling menatap. Ada rasa penasaran yang dirasakan oleh Lyra sekarang. Rasa penasaran akan apa yang akan dijadikan Ryder jawaban atas pertanyaannya. Dia juga penasaran kenapa pria itu malah terdiam seperti ini. Sedangkan Ghazam, dia terdiam karena memang terasa seperti isi kepalanya mendadak kosong saat itu juga.

"Apa pertanyaan itu terlalu sulit untukmu?" tanya Sheila pada akhirnya.

Dia sudah tak tahan dengan keheningan itu.

Lantas Ghazam sedikit terkekeh dengan pelan. Seolah apa yang dikatakan Sheila adalah hal yang cukup lucu. "Tidak juga," jawabnya kemudian.

Sheila mendecih. "Lalu kenapa tak menjawabnya dan malah terdiam menatapku? Jangan-jangan, kau memang sudah jatuh cinta padaku dan—"

"Bukan cinta," potong Ghazam. "Aku memang tertarik padamu tapi bukan karena cinta. Aku hanya terobsesi dengan tubuhmu itu. Aku akui, sejak awal aku hanya tertarik pada tubuhmu ini. Sampai aku rela melakukan semua ini," tambahnys dengan tangan yang sudah terulur untuk menyentuh wajah Sheila.

Seharusnya Sheila sudah tahu sejak awal. Dia juga memang sudah memikirkan hal ini sejak awal. Akan tetapi, entah kenapa ada rasa kecewa atas jawaban yang diberikan oleh Ghazam di sana. Ada perasaan yang tak bisa dijelaskan secara pasti selain dengan rasa kecewa dan sedikit pilu akan setiap kata yang terucap dari bibir pria itu.

"Bukan tertarik. Kau hanya bernafsu," koreksi Sheila untuk membuatnya lebih jelas.

Dan ya, Ghazam juga terdiam atas ucapan Sheila di sana.

Sheila kecewa bukan karena dia berharap lebih. Justru sebaliknya, dia malah kecewa pada dirinya sendiri. Dia kecewa saat dia hanya bisa menuruti apa yang dikatakan Ghazam dan mengizinkan pria itu menjamah tubuhnya. Saat Sheila sebelumnya selalu menjunjung tinggi harga dirinya.

Sheila kecewa saat dia sendiri tak dapat mempertahankan apa yang selama ini telah berusaha dia pertahankan. Dia malah membiarkan tubuhnya dijadikan pelampiasan nafsu seorang pria yang seharusnya tetap berstatus sebagai adik iparnya sendiri.

"Aku ingin tidur. Jangan mencoba menggangguku. Aku benar-benar sedang lelah sekarang," ujar Sheila pada akhirnya.

Dia sudah benar-benar lelah dan tak ingin melanjutkan pembicaraan yang menusuk ini. Pembicaraan yang malah menampar dirinya berkali-kali. Pembicaraan yang pada akhirnya malah membuat Sheila semakin merasa bersalah lagi pada dirinya sendiri.

Jika seandainya Sheila tak menerima tawaran Ares kala itu, dia pasti tak akan kehilangan kehormatannya begitu saja di tangan seorang pria yang begitu brengsek seperti Ghazam.

Ya, seandainya.

"Tidurlah, aku datang juga hanya untuk meminta ditemani tidur. Bukan yang lain," respon Ghazam tanpa di duga.

Karena pria itu bahkan berbicara dengan cukup lembut. Seolah dia mengatakan apa yang sebenarnya tanpa berbohong pada Sheila.

Di saat seperti ini, mungkin Ghazam terlihat seperti pria baik-baik yang selalu menghargai wanita seperti Sheila. Meski pada kenyataannya justru jauh sekali jika dibandingkan. Pria itu terlalu busuk untuk menjadi seorang pria yang baik-baik.

Tanpa ada yang dikatakan lagi, keduanya berusaha memejamkan mata dan terlelap ke dalam tidurnya. Tanpa Ghazam berniat melepaskan pelukannya pada Sheila. Karena sejak awal, tujuannya datang ke dalam kamar wanita ini memanglah karena dia membutuhkan pelukan.

Setelah dia bermimpi buruk dan tiba-tiba saja terbangun dari tidurnya. Dimana satu-satunya hal yang dapat menenangkan perasaannya setelah mimpi buruk itu adalah Sheila dan pelukannya.

Satu menit

Dua menit

Tiga menit

Hingga pada akhirnya lima belas menit berlalu sejak keduanya mencoba memejamkan mata. Dan selama itu pula, kenyataanya mereka berdua tidak benar-benar terlelap ke dalam mimpi mereka masing-masing di sana.

Baik Sheila atau pun Ghazam, keduanya masih berada di dalam kesadarannya masing-masing meski mata mereka tengah terpejam.

"Apa kau tidur?" tanya Ghazam mencoba untuk memastikan.

Dia tak mendapati pergerakan dari Sheila selama itu, membuatnya berpikir jika wanita itu mungkin sudah tertidur kembali. Namun, pada kenyataannya, Sheila menggelengkan kepalanya untuk menjadi jawaban Ghazam.

"Belum," jawab Sheila singkat.

Ghazam cukup terkejut, sebelum akhirnya dia melepaskan pelukan itu dari Sheila. Dia memberi jarak antara mereka sehingga dia bisa menatapnya dengan leluasa.

"Kenapa?" tanya Ghazam sekali lagi.

Dan untuk kedua kalinya Sheila juga menjawab dengan gelengan pada kepalanya. "Akan sulit untukku kembali tertidur setelah terbangun dari tidur sebelumnya," jawab Sheila.

"Apa karena aku juga membuatmu tak nyaman?" Lagi-lagi Ghazam bertanya.

Kali ini, Sheila mendecih atas pertanyaan yang dilemparkan oleh Ghazam. "Memangnya sejak kapan kau tidak membuatku tidak nyaman?"

Menyunggingkan senyum tipisnya, Ghazam tak berusaha membantah. Sejak awal, kehadirannya memang pastilah mengganggu Sheila dan membuatnya tak nyaman. Dia selalu membuat masalah bahkan dengan terang-terangan selalu mengganggu kakak iparnya ini.

Awalnya, Ghazam sendiri berniat untuk dengan sengaja mengganggu rumah tangga sang kakak. Siapa sangka, dia justru malah tertarik pada Sheila. Membuatnya begitu menginginkan wanita itu di bawah kuasanya. Membuat Sheila terus menjadi pemuas segala hasratnya.

"Aku akan kembali ke kamarku," ucap Ghazam yang kini sudah terduduk.

Terkejut? Ya, jelas Sheila terkejut dengan apa yang pria itu katakan. Sebab, Ghazam sekali lagi terlihat seperti orang yang berbeda. Apalagi dengan sorot matanya yang saat ini tengah menatap padanya. Rasanya, terlihat begitu aneh dan asing.

"Kenapa?"

Pertanyaan bodoh yang pada akhirnya ditanyakan oleh Sheila padanya. Dia sendiri kini telah merutuki dirinya di dalam hati dan menyesali pertanyaannya.

Berbeda dengan Ghazam yang kini malah terkekeh karena pertanyaan Sheila. "Kenapa? Apa kau sedang menunjukan kalau kau kecewa karena aku akan keluar dari kamarmu ini?" tanyanya menggoda Sheila di sana.

Seperti yang Sheila duga, pris itu pasti akan menggodanya seperti ini.

"Aku hanya bertanya, Ghazam," bantah Sheila. "Lupakan. Aku sudah tak memerlukan lagi jawabanmu," tambahnya mencoba menghindari Ghazam.

Sheila sendiri juga sudah meraih selimut dan membenarkannya untuk menutupi tubuhnya dengan baik. Dia berusaha mengabaikan Ghazam yang kini masih menatapnya dengan kekehan yang masih dilakukan.

"Baiklah-baiklah," ucap Ghazam yang pada akhirnya mengakhiri kekehannya sendiri. Saat Sheila juga sudah menatapnya tajam seolah ingin segera mengusirnya dari sana. "Aku akan keluar sekarang."

Namun sebelum Ghazam bangkit dari atas ranjang tersebut. Dia sudah mengusap rambut Sheila pelan, dengan tatapan yang terlihat lembut. Hampir membuat Sheila merasa nyaman karenanya, jika saja wanita itu tidak segera berusaha menyadarkan dirinya sendiri.

"Tutup kembali pintunya dengan baik," perintah Sheila saat Ghazam sudah bangkit dari duduknya.

Ghazam mengangguk. Untuk kali ini dia menurut pada wanita itu. "Tidurlah. Aku tahu kau lelah," ujarnya.

Tanpa di sangka, Ghazam benar-benar pergi dari kamar Sheila dan kembali menutup pintunya dengan baik. Membuat Sheila terdiam sembari menatap pintu yang kini sudah tertutup. Rasanya aneh saat melihatnya seperti itu. Tidak seperti biasanya.

Membuat dia berharap, jika saja Ghazam memang selalu bersikap baik seperti itu, mungkin keadaannya akan menjadi lebih baik. Tak akan ada paksaan, tak akan ada Kekhawatiran di dalam benak Sheila.

Meski dia sadar, itu hanyalah angannya semata. Sebab tak mungkin semua itu menjadi sebuah kenyataan dengan segala sikap Ghazam selama ini.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!