"Aku sudah cukup ya menahan diri, Manusia Lemah! Liat saja, kamu akan tau siapa aku sebenarnya!" geram Helena setelah melihat bagaimana Pangeran Felix menghampiri Aurora dan cara Pangeran Felix bicara pada gadis itu!
Aurora yang menyadari tatapan tidak suka dari Helena memilih untuk acuh, Aurora merasa ia tidak pernah melakukan kesalahan pada Helena, kenal pun tidak, jadi tidak seharusnya Aurora memperdulikan sikap gadis itu, selama ia tidak melakukan hal-hal yang menyakiti Aurora!
"Dasar Vampir Aneh!"
Aurora berlalu, yang terpenting sekarang adalah melakukan perintah si Pangeran Mahkota dan menjaga suasana hatinya agar Aurora tidak kena murka.
******
Setelah melakukan diskusi yang cukup panas dan panjang, rapat tersebut akhirnya selesai dengan kesimpulan ; istana akan mengganti dana yang sudah disalahgunakan sebelumnya dan akan disalurkan melalui orang-orang kepercayaan yang dipilih langsung oleh Raja Felipe dan Pangeran Felix. Meski istana mengalami kerugian, tapi keputusan inilah yang terbaik untuk semua orang. Lagipula, ke-5 pejabat itu juga sudah menerima hukuman mereka.
"Istirahatlah, sudah larut malam, sisanya biar ayah yang selesaikan," ucap Raja Felipe pada sang putra. Belum sempat Pangeran Felix menjawab, Raja Felipe kembali angkat suara.
"Kamu sudah mengeluarkan banyak energi hari ini, kembalilah ke kamar dan istirahat!"
"Baiklah, Ayah juga, beristirahatlah!"
Percakapan antara ayah dan anak itu berakhir ketika Pangeran Felix meninggalkan ruangan dan langsung berjalan menuju kamarnya. "Sepertinya aku butuh sedikit pijatan."
Ketika baru saja membuka pintu kamarnya, Pangeran Felix cukup dibuat tertegun dengan keberadaan Aurora di dalam sana. Gadis itu berdiri tak jauh dari pintu, dengan senyum menawan ia menyambut kedatangan sang Tuan. "Selamat malam, Tuan. Air hangat dan semua keperluan mandi Anda sudah siap."
"Hmm, berikan aku sedikit pijatan!" ucap Pangeran Felix sembari melangkah ke arah kamar mandi.
"Baik, Tuan."
"Aaaaaaaa, malam-malam begini dia memintaku untuk memijatnya di dalam kamar mandi?! Huaaaaaaaa, demi menjaga suasana hatinya, aku hanya bisa mematuhi perintahnya."
Dengan amat sangat terpaksa, Aurora mengikuti langkah Pangeran Felix ke arah kamar mandi. Namun, ia tidak langsung masuk, Aurora sengaja menunggu sampai Pangeran Vampir itu yang menyuruhnya.
"Masuk."
"Baik, Tuan."
Pangeran Felix sudah berada di dalam bak mandinya, punggungnya yang tampak kekar dan gagah langsung menyita perhatian Aurora. Dengan segera Aurora menggelengkan kepalanya, ia tidak boleh memiliki ketertarikan dalam bentuk apapun pada si Vampir Kejam itu!
"Tuan, Anda butuh pijatan di bagian mana?" tanya Aurora setelah ia berdiri tepat di belakang punggung sang Pangeran.
" Bahu dan lenganku!"
"Baik, Tuan."
Aurora sebenarnya tidak memiliki bakat dalam bidang pijat-memijat, ia bahkan tidak tahu apakah caranya memijat Pangeran Vampir ini sudah benar atau tidak?
Meski begitu, tangan Aurora pun mulai menyentuh bagian bahu Pangeran Felix, menekan-nekannya pelan, hal itulah yang Aurora lakukan selama ini ketika Pangeran Felix minta untuk dipijat.
"Sepertinya caraku benar, buktinya selama ini dia tidak berkomentar apapun, kan?" Aurora terus melanjutkan tugasnya, hingga ia beralih ke lengan kanan Pangeran Felix.
Posisinya yang sekarang membuat Aurora salah fokus, Aurora berlutut tepat di samping bak mandi Pangeran Felix, hingga matanya sempat tertuju pada dada bidang serta bagian perut atas sang Pangeran.
"Kenapa sekarang malah mataku yang mesum begini?!" Aurora membatin, kesal pada matanya yang tidak bisa diajak kompromi!
"Mau pegang?"
Aurora tertegun sekaligus gelapan saat Pangeran Felix menatapnya. Apakah Vampir Kejam itu menyadari tatapan Aurora pada dada dan perutnya?!
"Berikan tanganmu!"
Karena Aurora tak kunjung mengulurkan tangannya, Pangeran Felix pun meraih tangan gadis itu, mengarahkan tangan Aurora untuk menyentuh dadanya.
"Aaaaaaaa! Apa-apaaan ini! Memalukan sekali! Dia pasti berpikir aku ingin memegang dadanya sejak tadi! Huaaaaaaaa, aku maluuuuuu."
Spontan, wajah Aurora langsung merah padam, ia tidak tau harus dengan cara apa ia melarikan diri dan bersembunyi di inti bumi saking malunya!
Tangan Aurora yang masih dalam tuntunan tangan Pangeran Felix meraba sekitar dada Pangeran Vampir itu, lalu secara perlahan turun ke area perut —
"Sudah, bonus Pelayan Pribadinya hanya sampai situ!" ucap Pangeran Felix lalu melepaskan tangan Aurora saat tangan gadis itu baru menyentuh bagian atas perutnya.
Dengan cepat Aurora menarik tangannya, wajahnya masih sangat merah akibat tersipu malu. Saking malunya, Aurora sampai tidak bisa berkata-kata. Yang pasti satu hal yang ingin Aurora lakukan sekarang, yaitu kabur dan tidak akan pernah menampakkan diri lagi di hadapan Pangeran Felix!
"Lanjutkan pijatannya! Jika kamu berkerja dengan baik, akan kutambah bonusnya!" goda Pangeran Felix membuat wajah Aurora semakin memerah.
"Ba-baik, Tuan." Aurora sampai gugup saking malunya!
"Terbelahlah bumi dan telan saja aku hidup-hidup sekarang juga!"
Kegiatan pijat-memijat itupun berlanjut dengan Aurora yang terus menyembunyikan rasa malu yang memuncak dalam dirinya.
"Gadis ini ternyata cukup lucu dan imut juga! Apalagi saat pipinya memerah karena malu." Pangeran Felix kembali memperhatikan wajah Aurora, rona merah pada pipinya belum memudar juga. "Tahan, Felix! Jangan menggigitnya di sini!!"
"Khemm, keluarlah!" ucap Pangeran Felix yang ingin cepat-cepat menyelesaikan ritual mandinya.
"Baik, Tuan."
Bagai domba yang baru dibukakan pintu kandang, Aurora langsung keluar dengan cepat. "Huh, akhirnya bisa keluar jugaaaa! Huaaaaaaaa, aku maluuuuuu!!!"
Gadis itu beberapa kali membenturkan kepalanya ke dinding kamar Pangeran Felix dengan pelan, rasa malu benar-benar melahap habis tubuh Aurora.
"Kamu sedang apa?!" tanya Pangeran Felix yang baru keluar dari kamar mandi, dengan pakaian lengkap.
"Tidak ada, Tuan, saya hanya sedang mengetes kekokohan dinding kamar Anda." Gadis itu segera berbalik badan dan tersenyum kikuk pada Pangeran Felix.
"Aku lapar," ucap Pangeran Felix sembari melangkah mendekati Aurora.
"Anda ingin makan apa, Tuan? Biar saya ambil ke—"
"Aku ingin darahmu."
Keduanya saling menatap, Pangeran Felix menatap Aurora dengan tatapan kelaparan, sementara Aurora menatap sang Pangeran dengan tatapan kaget.
Namun, beberapa detik kemudian Aurora langsung mengalihkan pandangannya, dengan suara yang begitu pelan, gadis itu berkata, "silakan, Tuan."
Pangeran Felix tersenyum samar, ia semakin mendekat, dipindainya bagian tubuh Aurora dengan lekat, mencari titik mana yang harus ia nikmati malam ini.
"Berikan tanganmu." Pangeran Felix mengulurkan tangannya, membuat Aurora mau tak mau membalas uluran tangan pria itu, meski sebenarnya ia sangat malu dan trauma dengan kejadian di kamar mandi tadi!
"Awww," rintih Aurora kesakitan saat sebuah jarum menusuk jari telunjuknya hingga berdarah. Darah yang keluar dari dari telunjuk Aurora mulai mengalir pelan, namun sebelum darah itu mengalir ke arah telapak tangan, Pangeran Felix sudah terlebih dulu menjilatinya dan menghisap sisa darah yang akan keluar.
"Aaaaaa, kenapa pipiku terasa panas lagiii! Vampir Sialan! Dia benar-benar membuatku malu malam ini!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments