Mungkin semesta sedang berpihak pada Aurora pagi ini, karena Aurora tidak harus melakukan ritual pelayanan mandi untuk Pangeran! Aurora hanya di minta menyiapkan air dan keperluan mandi yang lainnya.
Meski begitu, Pangeran Felix memerintahkan Aurora untuk membersihkan kamarnya, terutama tempat tidur, harus bersih dan rapi, tidak boleh ada sebutir pun pasir ataupun debu di sana!
"Huh, akhirnya selesai juga!" ucap Aurora, bersamaan dengan itu, Pangeran Felix keluar dari kamar mandi dengan hanya menggunakan handuk yang menutupi area pribadinya!
"Eh?"
Spontan, Aurora langsung memutar tubuhnya membelakangi Pangeran Felix. "Apa yang dia lakukan?! Apakah dia lupa kalau aku masih ada di sini!"
Berbeda dengan sikap Aurora, si pelaku justru tampak cuek dengan keberadaan gadis itu, ia malah dengan santai membuka handuk yang menutupi area pribadinya, lalu menggunakan pakaian yang sudah Aurora siapkan.
"Kamu sengaja, 'kan lupa membawa pakaian gantiku ke kamar mandi?" ucap Pangeran Felix yang baru saja selesai menggunakan celana.
"Ti-tidak, Tuan!" jawab Aurora gelagapan, dia benar-benar lupa! Bukan sengaja! "Saya izin keluar dulu, Anda silakan—"
"Diam di situ! Jangan ke mana-mana!" tegas Pangeran Felix memotong ucapan Aurora. Mau tidak mau, Aurora tetap mematung di tempat dengan mata yang terpejam, ia tidak tertarik untuk melihat Pangeran Vampir itu tanpa pakaian!
Setelah beberapa saat, Pangeran Felix yang sudah menggunakan pakaian lengkap mendekati Aurora. "Kamu pura-pura tidak tertarik, padahal ini semua akal-akalan mesummu, 'kan?"
"Eh, kok dia malah menuduhku mesum!"
"Maaf, Tuan. Saya benar-benar lupa, saya tidak bermaksud seperti apa yang ada maksudkan," jawab Aurora membela diri.
"Hmm, karena pagi ini kamu bertingkah baik, maka kesalahan tadi aku maafkan. Sekarang pergilah ambil sarapan untukku!"
"Terimakasih, Tuan atas kebaikan hati Anda."
"Kebusukan hati yang kumaksud." Koreksi Aurora dalam hati diiringi dengan tawa kejam.
"Cepatlah!"
"Baik, Tuan. Saya akan kembali secepatnya!"
Aurora buru-buru kabur sebelum Vampir Kejam itu berubah pikiran.
Melihat Aurora yang baru saja keluar dari kamar Pangeran Felix, Helena segera kembali ke tempat persembunyiannya. "Apa saja yang dia lakukan di dalam sana, kenapa baru keluar sekarang?!"
Masih dengan langkah pelan dan hati-hati, Helena mengikuti ke mana Aurora pergi. "Apakah dia akan mengambil sarapan untuk Pangeran?"
Ting. Bagai mendapatkan ide cemerlang, Helena langsung tersenyum kegirangan. "Lihat saja, apakah kamu akan selamat dari murka Pangeran pagi ini? Pangeran Felix sangat tidak menyukai orang yang ceroboh!"
Gadis Vampir itu menungggu Aurora keluar dari dapur, ia punya sedikit rencana jahat yang harus ia lakukan sekarang juga!
Begitu melihat Aurora keluar dengan nampan yang berisi sarapan Pangeran Felix, Helena pun langsung melesat kencang ke arah Aurora, menabrak tubuh gadis itu hingga nampan yang ia bawa jatuh.
Brakk.
Kejadian yang begitu cepat itu membuat Aurora tertegun, saking kagetnya, Aurora sampai tidak sadar kalau pecahan gelas mengenai kakinya hingga terluka dan berdarah.
"Sial! Aroma darahnya sangat kuat!" lirih Helena, ia berusaha untuk menahan diri dan memilih untuk tetap bersembunyi.
"Siapa yang menabrakku tadi?" Aurora yakin, ada seseorang yang sengaja menabrak tubuhnya. Tapi, setelah Aurora mengedarkan pandangannya, tidak ada siapapun di sekitarnya sekarang!
"Aneh."
Karena aroma darah Aurora cukup kuat, hal itu tentu langsung menyita perhatian para pelayan yang notabenenya adalah para vampir dengan penciuman tajam.
"Apa yang terjadi?" tanya Kepala Pelayan sembari berjalan mendekati Aurora yang sedang berjongkok membersihkan pecahan gelas dan piring yang berserakan.
"Maaf, sepertinya tadi aku kurang hati-hati sampai semuanya jatuh dan pecah seperti ini," ucap Aurora berbohong.
"Tidak apa, biar yang lain yang akan membersihkannya." Kepala Pelayan yang menyadari luka dan aroma darah Aurora mulai menyebar ke mana mana, segera membantu Aurora untuk berjalan menjauhi pecahan-pecahan tersebut.
"Dasar ceroboh!"
Langkah Aurora dan Kepala Pelayan terhenti saat melihat Pangeran Felix berjalan ke arah mereka dengan tatapan tajam. "Bersihkan kekacauan yang dia buat! Biar aku yang mengobati lukanya!"
"Baik, Tuan."
Tanpa pikir panjang, Pangeran Felix menarik tubuh Aurora, membawa Aurora ke dalam gendongannya. "Darahmu akan berceceran di mana-mana!"
Dengan langkah yang sangat tegap, Pangeran Vampir itu membawa Aurora keluar dari istana, jika tidak begitu, maka para Vampir yang lain pasti akan kesulitan menahan diri setelah mencium aroma darah Aurora, terutama Barbara!
Jadi sebelum hal itu terjadi, membawa Aurora keluar dari istana vampir adalah pilihan yang tepat!
"Sial! Kenapa malah jadi seperti ini! Tidak seperti apa yang aku harapkan!!" ucap Helena penuh amarah. Ia pikir Pangeran Felix akan memarahi Aurora secara habis-habisan!
"Aku benar-benar sudah salah menilai posisi Manusia Lemah itu! Lihat saja, aku akan memberikan pelajaran lagi untuknya nanti!"
Helena menatap kepergian Pangeran Felix yang menggendong tubuh Aurora dengan tatapan tajam yang berbalut api cemburu. "Awas saja kamu Manusia Lemah!"
******
"Duduklah, aku akan menghentikan darah yang keluar terlebih dahulu!"
Pangeran Felix menurunkan tubuh Aurora tepat di sebuah kursi yang berada di halaman samping istana. Di hadapan Aurora ada hamparan rumput hijau yang begitu luas, dengan beberapa pepohonan rindang, serta sepetak taman bunga mawar merah yang tampak terawat.
"Aku tidak pernah tau mereka memliki halaman samping seluas ini." Aurora yang memang selalu berada di dalam area istana baru pertama kali menginjakkan kakinya di sini, ia bahkan tidak pernah menyangka jika Istana Kaum Vampir ternyata semegah dan sebesar ini jika dilihat dari luar.
Dulu, saat Aurora dibawa ke sini dan dijadikan tahanan, ia dalam keadaan tidak sadarkan diri, jadi dia tidak pernah melihat secara langsung bagaimana bentuk atau keadaan luar istana. Pun saat ia menyambut kepulangan Raja Felipe kemarin, mereka hanya menyambut dari bagian pintu depan yang berjarak 1,5 - 2 km dari gerbang utama istana!
"Sudah." Pangeran mengusap pelan area sekitar luka Aurora, membuat gadis itu tersadar dari lamunannya. Kini, luka itu sudah tidak mengeluarkan darah lagi, namun masih ada bekas darah yang sudah mengering di bagian telapak kaki Aurora.
"Apa yang dia lakukan tadi? Apa hanya dengan mengusap bagian yang terluka bisa membuat luka seseorang langsung sembuh?"
Meski heran dan banyak pertanyaan yang muncul di benaknya. Aurora mencoba untuk menepis semua itu, lalu dengan senyuman terpaksa ia berkata, "terimakasih, karena Tuan sudah bersedia mengobati luka saya, dan maaf, karena kecerobohan saya, saya sudah membuat keributan sepagi ini."
"Hmm, lain kali berhati-hatilah, jangan sampai kejadian seperti ini terulang lagi!"
"Baik, Tuan, saya mengerti."
Pangeran Felix sedikit mencondongkan tubuhnya ke arah Aurora. Lalu, ia menghirup aroma tubuh Aurora cukup lama. "Helena, aroma tubuhnya sangat tercium jelas di tubuh Aurora. Apakah dia ada sangkut pautnya dengan kejadian pagi ini?"
Aurora hanya bisa menahan napas, posisi ini benar-benar membuatnya tak berani bergerak.
"Tuan? Apakah ada yang salah?" tanya Aurora pelan, namun masih tidak berani bergerak.
"Ya, ada yang salah." Pangeran Felix kembali menegakkan tubuhnya, menjauh dari tubuh Aurora. "Aku kehilangan selera sarapan karenamu, jadi kamu harus tanggung jawab!"
"Tanggung jawab? Saya harus bertanggung jawab dengan cara bagaimana, Tuan?"
"Cukup berikan darahmu sebagai gantinya."
Aurora tertegun, namun sedetik kemudian ia tersenyum. "Silakan, Tuan. Saya akan sangat senang jika bisa menebus kesalahan saya pada Anda."
Tanpa ba-bi-bu lagi, Pangeran Felix menarik pinggang Aurora hingga tubuh gadis itu hanya berjarak 10 centimeter dari tubuhnya. Lalu dengan tangan kirinya, Vampir yang siap menikmati sarapannya itu menyentuh pipi Aurora dengan wajah yang semakin mendekat.
Detik berikutnya, sebuah gigitan yang cukup keras mendarat di leher Aurora, hingga Aurora bisa merasakan ada darah yang mulai mengalir pelan di kulit lehernya yang disusul oleh jilatan yang begitu lembut dari lidah sang Pangeran.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments