Tekad Kuat Kairi

Pemandangan langka saat Pangeran Felix mengendong tubuh Aurora memasuki istana sempat disanksikan oleh beberapa orang, baik itu dari kalangan prajurit istana, pelayan, bahkan sampai beberapa petinggi yang berpapasan dengan Pangeran Felix.

Tapi, tak satupun dari mereka berani berkomentar. Mereka hanya melihat tanpa berani mengatakan apa-apa.

Sementara Aurora, orang yang menjadi objek mau mati menahan malu, mungkin Aurora akan jauh lebih biasa saja jika ia dalam keadaan tidak sadar, tapi ini! Dia sepenuhnya sadar!

Berbeda dengan Aurora, si pelaku utama justru memasang tampang datar. Seolah tak terjadi apa-apa dan tidak ada yang melihat mereka.

Tepat di depan pintu kamar, barulah Pangeran Felix menurunkan tubuh Aurora dari gendongannya.

Aurora yang bingung harus berterimakasih atau memaki si Pangeran jadinya hanya diam sembari menyembunyikan wajahnya yang memerah karena malu!

"Kamu tidak mau berterimakasih padaku?" tanya Pangeran Felix pamrih.

"Ah, iya, terimakasih banyak, Tuan, atas kebaikan dan kemurahan hati Anda."

Vampir itu tersenyum puas mendengar ucapan Aurora. "Hanya itu?"

Eh? Memangnya dia mau apa lagi?!

"Kalau kamu tidak punya sesuatu untuk membalas kebaikan hatiku, cukup siapkan air dan gosok punggung!"

Di sinilah keduanya berakhir, di dalam kamar mandi, dengan posisi Aurora yang berdiri di belakang punggung Pangeran Felix, menggosok dan memberikan pijatan pelan sesuai arahan si Vampir menyebalkan!

Benar-benar ya Vampir satu ini! Tidak mau rugi!

********

Dulu, hal yang paling Aurora tunggu adalah waktu malam. Karena di waktu itulah dia bisa kembali ke dalam kamarnya dan beristirahat dengan tenang. Tapi sekarang?

Jangankan beristirahat dengan tenang, terpejam pun Aurora tidak bisa. Bagaimana tidak?! Seorang pria yang selalu membuatnya emosi kini ikut berbaring di sampingnya! Tidak ada lagi malam tenang tanpa melihat wajah Vampir Menyebalkan itu!

Sementara itu, di tengah gelapnya malam. Kairi memacu kudanya mendekati perbatasan wilayah kaum vampir dan manusia. Beberapa saat yang lalu, ia mendapatkan kabar kalau dirinya diizinkan untuk melewati perbatasan.

Dalam hati, Kairi berucap penuh harap. Berharap Aurora menjadi bagian dari para tawanan tersebut, karena jika tidak, maka besar kemudian Aurora sudah tidak terselamatkan dari peperangan.

"Silakan, kami akan mengawal Anda sampai ke istana," ucap prajurit yang mendapatkan perintah langsung dari Pangeran Felix.

Kairi mengangguk. Tak peduli hal ini akan membahayakan keselamatannya. Karena niat kedatangan Kairi benar-benar tulus untuk menemukan keberadaan Aurora.

Untuk berada di posisi ini, Kairi rela menentang larangan kedua orangtuanya dan meninggalkan rumah.

"Aurora, di manapun kamu, semoga kamu selalu dalam keadaan baik-baik saja."

Sepanjang malam Kairi habiskan di perjalanan menuju istana kaum vampir demi mempersingkat waktu. Tak peduli dengan udara dingin yang menyapa, Kairi tetap memacu kudanya.

*****

Pagi yang cukup cerah, tapi tak secerah wajah Aurora. Sepanjang malam gadis itu terus terjaga, ia tidak bisa tidur dengan tenang meskipun sudah mencoba.

"Jangan keluar kamar tanpa izin dariku!" ucap Pangeran Felix lalu keluar dari kamar dan menutup pintu dengan rapat.

Setelah Vampir Kejam itu hilang dari pandangannya, Aurora melempar tubuhnya ke arah kasur. Sudahlah dia kekurangan istirahat, ditambah lagi masih pagi sudah harus mengurus keperluan si Vampir dan menjadi menu sarapan utamanya!

Mungkin karena mulai terbiasa, Aurora tidak merasa sakit setiap kali Pangeran Felix menghisap darahnya, hanya saja, ia akan sedikit pusing beberapa menit, seperti yang ia rasakan saat ini.

Hingga tanpa Aurora sadari, ia kembali terpejam di atas kasur, tanpa pernah tau kalau di halaman depan istana sedang kedatangan tamu yang mencari keberadaannya.

****

Sinar mentari yang memancar sempurna menerangi istana vampir yang berdiri gagah. Kairi, pria dengan tekad yang kuat itu berdiri di halaman istana, di samping kudanya.

Lalu, dari kejauhan, seorang vampir berbadan tinggi dengan langkah tegap dan wajah dingin berjalan ke arahnya. Dari jarak sejauh ini, Kairi bisa melihat dengan jelas bagaimana mata vampir itu memandangnya tajam.

Kedatangan vampir itu disambut dengan hormat oleh prajurit yang berada di sekitar Kairi, membuat Kairi menyimpulkan vampir itu pasti Pangeran Mahkota Istana yang terkenal dengan kekejamannya.

Kairi sedikit menunduk memberi hormat, karena bagaimana pun kakinya sekarang sudah berpijak di tanah kaum vampir, maka disitulah dia harus menghargai mereka. Seperti pribahasa, di mana kaki berpijak disitulah langit dijunjung.

"Terimakasih karena sudah mengizinkan saya berkunjung ke istana."

Pangeran Felix hanya menjawab dengan anggukan pelan, lalu berkata, "Tawanan mana yang kamu inginkan? Jika itu kaum wanita, maka tempatnya tidak di sini."

Kairi terdiam beberapa saat. "Saya sedang mencari seseorang, saya tidak tau pasti apakah dia termasuk orang yang menjadi tawanan perang. Dia adalah anak bungsu dari keluarga Borealis, apakah Aurora Borealis masuk dalam daftar tawanan istana?"

Mendengar nama Aurora, seketika itu juga ekspresi wajah Pangeran Felix langsung berubah, ia memandang Kairi lekat. Dari ujung rambut sampai ujung kaki.

Apa hubungan pria ini dengan Aurora?

"Jika tidak ada—"

"Ada, dia berada di dalam istana." Sebuah senyum tipis muncul beberapa detik di sudut bibir Pangeran Felix. "Tapi, dia tidak berada di daftar tawanan."

"Apa maksud Anda?"

"Dia ada di daftar pelayan istana."

"Pelayan?" Kairi tertegun. Bagaimana mungkin putri bangsawan yang begitu dihormati di kaumnya dijadikan pelayan di istana vampir!

"Sampai kapanpun, dia tidak akan keluar dari istana ini, jadi sebaiknya kamu pulang saja!"

Kairi mengambil sekantong emas dari balik mantel yang ia gunakan. "Berapa harga yang harus saya bayar untuk membebaskannya?"

"Jikapun kamu mau membayar dengan nyawamu, itu tak akan cukup!"

Menelan ludah kasar, Kairi mencoba untuk tidak gentar. "Apakah dia baik-baik saja di dalam sana? Bolehkah saya bertemu dengannya sebelum pulang? Ada hal harus saya bicarakan dengannya."

Pangeran Felix menoleh ke arah seorang pelayan, lalu memberi isyarat agar pelayan itu mendekat.

"Panggil Aurora!"

"Baik, Pangeran."

Pelayan itu bergegas masuk ke dalam istana, berjalan menuju kamar Pangeran Felix untuk memanggil Aurora . Tentu saja, semua orang sudah tau kalau gadis itu pasti berada di dalam sana!

Ketika pintu kamar dibuka. Ia menghentikan langkahnya setelah melihat Aurora tertidur pulas di atas kasur. Ia sempat dilema, apakah harus tetap membangunkan gadis itu atau membiarkannya tetap beristirahat.

"Perintah Pangeran Felix yang lebih utama!" ucapnya membuat keputusan aman.

Lalu, dengan pelan ia memang tangan Aurora, sedikit menggoyangkannya. "Nona, bangun. Pangeran Felix memanggil Anda," ucapnya dan diulangi sampai tiga kali, di ucapannya yang ketigalah baru Aurora membuka mata.

"Pangeran Felix memanggil Anda, sepertinya ada seseorang yang ingin bertemu dengan Anda."

Aurora mengusap matanya, rasa kantuknya membuat ia tidak begitu memperdulikan apa yang pelayan tadi katakan, intinya ia dengar kalau Pangeran Felix memanggilnya.

"Aku harus menemuinya di mana?" tanya Aurora sembari turun dari kasur, berat rasanya meninggalkan tempat ternyaman itu!

"Mari ikuti saya."

Aurora mengangguk, dengan tubuh yang sedikit sempoyongan ia berjalan mengikuti sang pelayan menuju halaman istana.

Terpopuler

Comments

Ana

Ana

ini namanya dirawat dulu baru disiksa /Chuckle/

2025-03-12

1

Ana

Ana

semua usaha mu sudah sia-sia! tidak ada namanya kesempatan kedua untuk mu! MC sudah memiliki pacar! /Smug/

2025-03-12

1

Ana

Ana

tapi tidak nyaman saat malam

2025-03-12

1

lihat semua
Episodes
1 Menjadi Pelayan Pribadi
2 Tugas Pertama Pelayan
3 Menjadi Pelayan Baik
4 Sisi Baik Pangeran?
5 Para Tamu Istana
6 Peringatan Terakhir Pangeran
7 Tingkah Laku Helena
8 Kastil Wilayah Selatan
9 Layananan Mandi Pangeran
10 Gara-Gara Barbara
11 Masa Lalu Aurora
12 Tawaran Pangeran Felix
13 Tanda Tangan Perjanjian?
14 Hari Pasca Perjanjian
15 Pangeran Felix Kenapa?
16 Permintaan Pertama Aurora
17 Tekad Kuat Kairi
18 Bertemu Dengan Kairi
19 Pembalasan Aurora
20 Keadaan Aurora
21 Gerhana Bulan Total
22 Kembali Ke Rumah
23 Kairi Dan Kebusukannya.
24 Kembali Ke Istana
25 Perubahan Pangeran Felix?
26 Perasaan Apa Ini?
27 Kunjungan Ke Pusat Kota
28 Jalan-Jalan Malam
29 Memikirkan Masa Depan
30 Jika Aku Menikahimu
31 Menjadi Istri Tuan Vampir | 1
32 Menjadi Istri Tuan Vampir | 2
33 Menjadi Istri Tuan Vampir | 3
34 Menjadi Istri Tuan Vampir | 4
35 Menjadi Istri Tuan Vampir | 5
36 Menjadi Istri Tuan Vampir | 6
37 Menjadi Istri Tuan Vampir | 7
38 Menjadi Istri Tuan Vampir | 8
39 Menjadi Istri Tuan Vampir | 9
40 Menjadi Istri Tuan Vampir | 10
41 Menjadi Istri Tuan Vampir | 11
42 Menjadi Istri Tuan Vampir | 12
43 Menjadi Istri Tuan Vampir | 13
44 Menjadi Istri Tuan Vampir | 14
45 Menjadi Istri Tuan Vampir | 15
46 Menjadi Istri Tuan Vampir | 16
47 Menjadi Istri Tuan Vampir | 17
48 Menjadi Istri Tuan Vampir | 18
49 Menjadi Istri Tuan Vampir | 19
50 Menjadi Istri Tuan Vampir | 20
51 Menjadi Istri Tuan Vampir | 21
Episodes

Updated 51 Episodes

1
Menjadi Pelayan Pribadi
2
Tugas Pertama Pelayan
3
Menjadi Pelayan Baik
4
Sisi Baik Pangeran?
5
Para Tamu Istana
6
Peringatan Terakhir Pangeran
7
Tingkah Laku Helena
8
Kastil Wilayah Selatan
9
Layananan Mandi Pangeran
10
Gara-Gara Barbara
11
Masa Lalu Aurora
12
Tawaran Pangeran Felix
13
Tanda Tangan Perjanjian?
14
Hari Pasca Perjanjian
15
Pangeran Felix Kenapa?
16
Permintaan Pertama Aurora
17
Tekad Kuat Kairi
18
Bertemu Dengan Kairi
19
Pembalasan Aurora
20
Keadaan Aurora
21
Gerhana Bulan Total
22
Kembali Ke Rumah
23
Kairi Dan Kebusukannya.
24
Kembali Ke Istana
25
Perubahan Pangeran Felix?
26
Perasaan Apa Ini?
27
Kunjungan Ke Pusat Kota
28
Jalan-Jalan Malam
29
Memikirkan Masa Depan
30
Jika Aku Menikahimu
31
Menjadi Istri Tuan Vampir | 1
32
Menjadi Istri Tuan Vampir | 2
33
Menjadi Istri Tuan Vampir | 3
34
Menjadi Istri Tuan Vampir | 4
35
Menjadi Istri Tuan Vampir | 5
36
Menjadi Istri Tuan Vampir | 6
37
Menjadi Istri Tuan Vampir | 7
38
Menjadi Istri Tuan Vampir | 8
39
Menjadi Istri Tuan Vampir | 9
40
Menjadi Istri Tuan Vampir | 10
41
Menjadi Istri Tuan Vampir | 11
42
Menjadi Istri Tuan Vampir | 12
43
Menjadi Istri Tuan Vampir | 13
44
Menjadi Istri Tuan Vampir | 14
45
Menjadi Istri Tuan Vampir | 15
46
Menjadi Istri Tuan Vampir | 16
47
Menjadi Istri Tuan Vampir | 17
48
Menjadi Istri Tuan Vampir | 18
49
Menjadi Istri Tuan Vampir | 19
50
Menjadi Istri Tuan Vampir | 20
51
Menjadi Istri Tuan Vampir | 21

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!