Kastil Wilayah Selatan

Pangeran Felix mengusap ujung bibirnya, sebuah senyuman puas menghiasi wajah tampan pucat Vampir itu. "Aku suka sikap patuhmu."

Sekali lagi, usapan lembut membelai pucuk kepala Aurora. Hembusan angin pagi yang bertiup pelan menambahkan kesan canggung pada diri Aurora, hingga ia bingung harus menjawab apa!

"Masuk dan sarapanlah, aku ada urusan dan akan kembali sebelum tengah malam."

Aurora hanya menjawab dengan mengangguk pelan, ia menatap kepergian Pangeran Felix dengan senyuman penuh kemenangan!

"Huh, setidaknya misiku berjalan lancar hari ini dan aku harus mencari tau siapa orang yang berada di balik kejadian tadi!" ucap Aurora penuh semangat.

Gadis itu lalu menyentuh lehernya, anehnya, kali ini gigitan Pangeran Felix tidak meninggalkan rasa sakit sedikitpun, tidak seperti yang sebelum-sebelumnya.

"Apakah dia langsung menggunakan kekuatan penyembuhnya hingga tidak meninggalkan rasa sakit?!"

*******

Di wilayah selatan Kaum Vampir.

Sekelompok pemberontakan melakukan penyerangan ke Kastil Istana Vampir, penyerangan yang tiba-tiba itu cukup membuat para prajurit yang sedang berjaga kewalahan, belum lagi jumlah mereka tidaklah sedikit!

"Keluar kalian para pejabat keji! Kembalikan hak kami!!"

Dalam waktu kurang dari satu jam, para pemberontak itu sudah mampu menerobos masuk ke dalam area kastil, membuat para pejabat yang berada di dalam sana langsung panik dan sebagian ada yang berusaha untuk melarikan diri!

"Mau ke mana?" tanya Pangeran Felix yang tiba-tiba muncul di depan mereka dan berdiri di ambang pintu belakang. Para pejabat yang kaget sekaligus ketakutan itu tidak bisa menjawab pertanyaan sederhana yang Pangeran Felix lontarkan.

"JAWAB!"

Kaki mereka mulai gemetar setelah mendengar teriakan tersebut. Tatapan tajam Pangeran Felix yang menyiratkan akan amarah besar siap melahap mereka hidup-hidup.

"DASAR SAMPAH!"

Sebuah rantai merah menyala sudah berada di tangan Pangeran Felix, dengan sekali ayunan, rantai itu sudah bisa menjerat para pejabat yang hendak kabur tadi, lalu dengan langkah yang begitu ringan, Pangeran Felix menyeret mereka semua keluar dari kastil.

Para pemberontak yang melihat keberadaan Pangeran Felix seketika itu juga langsung dibuat tercengang, karena setelah kemunculannya, Pangeran Felix berkata, "hukumlah mereka dengan cara yang kalian inginkan."

Tentu hal itu langsung membuat para pemberontak tersenyum penuh kemenangan, Pangeran Felix memang selalu bisa mereka andalkan. Dalam sekejap, para pejabat yang sudah terjerat dan tidak bisa berkutik itu mendapatkan serangan yang membabi buta dari segala arah.

"Ampun, Pangeran, tolong kamiii—"

Pangeran Felix sedikitpun tak bergeming, ia tetap berdiri di tempatnya, menyaksikan amukan massa yang benar-benar tak terkendali.

"Aku sudah memberikan kepercayaan kepada kalian untuk melayani rakyatku, tapi kalian sendiri yang memilih untuk berkhianat, maka nikmatilah hasil dari apa yang kalian tanam!"

Menurut laporan yang diterima oleh Istana Vampir, ada 5 orang pejabat di kastil wilayah selatan yang melakukan pengkhianatan dengan cara menggelapkan uang yang seharusnya diterima oleh rakyat vampir yang terkena dampak perang, selain itu, ke-5 pejabat tersebut juga sudah dengan nekat memberikan laporan palsu pada Istana, mengkonfirmasi kalau uang tersebut sudah mereka salurkan. Nyatanya, yang sampai pada rakyat hanya 20% dari yang seharusnya.

"Pergilah kalian ke neraka!" Kilatan petir yang tercipta dari ayunan rantai itu membuat semua orang menutup mata, hingga mereka tidak menyadari kalau para pejabat tersebut sudah berubah menjadi abu.

"Pulanglah terlebih dahulu, suara kalian sudah sampai kepadaku, aku pastikan kalian akan mendapatkan kembali hak kalian," ucap Pangeran Felix di tengah-tengah kerumunan yang masih mencerna kejadian tadi.

Lalu, tanpa Pangeran Felix duga, para 'pemberontak' itu membungkuk hormat dan dengan kompak berkata, "terimakasih, Pangeran."

"Hmm."

Pangeran Felix menghilang dari hadapan mereka, menyisakan asap hitam pekat yang membubung tinggi di sekitar.

Mereka yang disebut sebagai 'pemberontak' tak seharusnya mendapatkan julukan itu, karena mereka hanyalah mencoba untuk menyuarakan hak mereka yang dirampas oleh orang-orang yang menyalahgunakan jabatan!

*****

Kabar tentang aksi 'pemberontakan' di kastil wilayah selatan sampai ke Istana Vampir dengan begitu cepat, sehingga para pejabat yang masih berada di istana memutuskan untuk segera melakukan rapat mendadak terkait kasus tersebut.

"Sebaiknya, kita tunggu Pangeran Felix kembali ke istana terlebih dahulu," ucap Raja Felipe, membuat para pejabat tak bisa menolak, mau tidak mau, mereka harus menunggu sang Pangeran Mahkota pulang terlebih dahulu.

Sembari menunggu kepulangan sang Pangeran Mahkota, Raja Felipe memerintahkan beberapa orang kepercayaannya untuk mengecek ulang semua laporan yang masuk serta memastikan kecocokan laporan yang diserahkan ke istana dengan apa yang terjadi di lapangan.

Setelah peperangan antara kaum manusia dan vampir pecah, tidak sedikit dari wilayah kaum vampir yang mengalami kerugian besar, sehingga istana vampir harus mengeluarkan anggaran dana yang cukup besar juga untuk perbaikan dan pemulihan.

Bertepatan dengan itu, di sisi lain, Pangeran Felix sedang memeriksa semua berkas yang ada di kastil wilayah barat. Setelah tidak menemukan ada sesuatu yang janggal, Pangeran Felix tak langsung pulang, ia malah meminta beberapa tawanan yang ada di sana untuk bertemu dengannya.

"Apakah kamu cukup mengenal Aurora sebelumnya?" tanya Pangeran Felix pada salah seorang tawanan.

"Iya, Tuan."

"Ceritakan apa saja yang kamu tau tentangnya!"

Tawanan tersebut sempat terdiam beberapa saat, lalu ia menarik napas pelan sebelum akhirnya menceritakan semua yang ia tau tentang Aurora. Kebetulan, sebelum perang terjadi, ia adalah salah satu rekan bisnis keluarga Aurora, jadi cukup banyak hal yang ia tau tentang kehidupan gadis itu.

Sebenarnya, Pangeran Felix sudah mencari tau indentitas Aurora sejak ia memutuskan untuk menjadikan gadis itu sebagai Pelayan Pribadi, namun entah mengapa vampir itu merasa masih ada hal yang ia tidak ketahui!

"Apa sebelumnya dia pernah terikat hubungan dengan seseorang?" tanya Pangeran Felix secara tak terduga.

"Eum, itu, sebenarnya—" Tawanan tersebut menunduk, ia tidak tau apakah harus menjawab jujur atau tidak kali ini!

"Jawab!" bentak Pangeran Felix, aura kemarahannya mulai terasa dan menyelimuti sekitar.

"Sebenarnya, satu bulan sebelum peperangan, Nona Aurora sudah menjalin hubungan pertunangan dengan anak Perdana Menteri kami," jawab tawanan tersebut, ia tidak tau apakah informasi yang ia berikan ini berdampak baik atau buruk bagi keselamatan Aurora, yang jelas, saat ini ia benar-benar terpaksa!

"Hmm, sudah bertunangan rupanya," gumam Pangeran Felix, lalu tanpa menanyakan apapun lagi, vampir itu pergi begitu saja, menyisakan sang tawanan yang mulai khawatir akan keselamatan Aurora.

"Nona, maafkan saya."

******

Di Istana Vampir.

Aurora mencoba untuk tersenyum saat menyambut kepulangan sang Pangeran Mahkota ke Istana. Orang yang ditunggu-tunggu kepulangannya itu sepertinya sedang dalam suasana hati yang tidak baik, terlihat dari raut wajah dan auranya.

"Suasana hatinya sepertinya sedang tidak baik, sebaiknya aku jangan memancing amarahnya." Aurora membatin, jadi sebisa mungkin ia tidak akan melakukan hal-hal yang dapat memicu amarah Vampir Kejam itu! Sehingga, senyuman selalu menghiasi wajah Aurora, sampai Pangeran Felix berjarak kurang dari 5 meter dari hadapannya.

Lalu, dengan kompak para pelayan memberikan salam hormat pada sang Pangeran Mahkota, termasuk Aurora dan Helena yang juga tiba-tiba muncul dan berdiri di barisan paling depan.

"Siapa gadis itu? Apakah dia salah satu tamu istana? Tapi kenapa dia ikut menyambut kepulangan Pangeran Felix?" gumam Aurora sembari melirik ke arah Helena.

Helena memang memiliki paras yang cantik, tapi entah mengapa Aurora malah tidak merasa terpesona sedikit pun, bukan karena ia membenci kaum vampir! Tapi kecantikan Helena tidak memiliki aura apapun bagi Aurora!

"Siapkan air hangat untukku dan tunggu aku di kamar! Jangan sampai ketiduran!" ucap Pangeran Felix membubarkan lamunan Aurora.

"Baik, Tuan."

Pangeran Felix pun berlalu, ia tau kalau kepulangannya pasti sudah ditunggu oleh sang Ayah dan juga para petinggi lainnya!

Episodes
1 Menjadi Pelayan Pribadi
2 Tugas Pertama Pelayan
3 Menjadi Pelayan Baik
4 Sisi Baik Pangeran?
5 Para Tamu Istana
6 Peringatan Terakhir Pangeran
7 Tingkah Laku Helena
8 Kastil Wilayah Selatan
9 Layananan Mandi Pangeran
10 Gara-Gara Barbara
11 Masa Lalu Aurora
12 Tawaran Pangeran Felix
13 Tanda Tangan Perjanjian?
14 Hari Pasca Perjanjian
15 Pangeran Felix Kenapa?
16 Permintaan Pertama Aurora
17 Tekad Kuat Kairi
18 Bertemu Dengan Kairi
19 Pembalasan Aurora
20 Keadaan Aurora
21 Gerhana Bulan Total
22 Kembali Ke Rumah
23 Kairi Dan Kebusukannya.
24 Kembali Ke Istana
25 Perubahan Pangeran Felix?
26 Perasaan Apa Ini?
27 Kunjungan Ke Pusat Kota
28 Jalan-Jalan Malam
29 Memikirkan Masa Depan
30 Jika Aku Menikahimu
31 Menjadi Istri Tuan Vampir | 1
32 Menjadi Istri Tuan Vampir | 2
33 Menjadi Istri Tuan Vampir | 3
34 Menjadi Istri Tuan Vampir | 4
35 Menjadi Istri Tuan Vampir | 5
36 Menjadi Istri Tuan Vampir | 6
37 Menjadi Istri Tuan Vampir | 7
38 Menjadi Istri Tuan Vampir | 8
39 Menjadi Istri Tuan Vampir | 9
40 Menjadi Istri Tuan Vampir | 10
41 Menjadi Istri Tuan Vampir | 11
42 Menjadi Istri Tuan Vampir | 12
43 Menjadi Istri Tuan Vampir | 13
44 Menjadi Istri Tuan Vampir | 14
45 Menjadi Istri Tuan Vampir | 15
46 Menjadi Istri Tuan Vampir | 16
47 Menjadi Istri Tuan Vampir | 17
48 Menjadi Istri Tuan Vampir | 18
49 Menjadi Istri Tuan Vampir | 19
50 Menjadi Istri Tuan Vampir | 20
51 Menjadi Istri Tuan Vampir | 21
Episodes

Updated 51 Episodes

1
Menjadi Pelayan Pribadi
2
Tugas Pertama Pelayan
3
Menjadi Pelayan Baik
4
Sisi Baik Pangeran?
5
Para Tamu Istana
6
Peringatan Terakhir Pangeran
7
Tingkah Laku Helena
8
Kastil Wilayah Selatan
9
Layananan Mandi Pangeran
10
Gara-Gara Barbara
11
Masa Lalu Aurora
12
Tawaran Pangeran Felix
13
Tanda Tangan Perjanjian?
14
Hari Pasca Perjanjian
15
Pangeran Felix Kenapa?
16
Permintaan Pertama Aurora
17
Tekad Kuat Kairi
18
Bertemu Dengan Kairi
19
Pembalasan Aurora
20
Keadaan Aurora
21
Gerhana Bulan Total
22
Kembali Ke Rumah
23
Kairi Dan Kebusukannya.
24
Kembali Ke Istana
25
Perubahan Pangeran Felix?
26
Perasaan Apa Ini?
27
Kunjungan Ke Pusat Kota
28
Jalan-Jalan Malam
29
Memikirkan Masa Depan
30
Jika Aku Menikahimu
31
Menjadi Istri Tuan Vampir | 1
32
Menjadi Istri Tuan Vampir | 2
33
Menjadi Istri Tuan Vampir | 3
34
Menjadi Istri Tuan Vampir | 4
35
Menjadi Istri Tuan Vampir | 5
36
Menjadi Istri Tuan Vampir | 6
37
Menjadi Istri Tuan Vampir | 7
38
Menjadi Istri Tuan Vampir | 8
39
Menjadi Istri Tuan Vampir | 9
40
Menjadi Istri Tuan Vampir | 10
41
Menjadi Istri Tuan Vampir | 11
42
Menjadi Istri Tuan Vampir | 12
43
Menjadi Istri Tuan Vampir | 13
44
Menjadi Istri Tuan Vampir | 14
45
Menjadi Istri Tuan Vampir | 15
46
Menjadi Istri Tuan Vampir | 16
47
Menjadi Istri Tuan Vampir | 17
48
Menjadi Istri Tuan Vampir | 18
49
Menjadi Istri Tuan Vampir | 19
50
Menjadi Istri Tuan Vampir | 20
51
Menjadi Istri Tuan Vampir | 21

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!