Hari telah berganti malam. Zion menjemput Farah untuk makan malam bersama di rumahnya sekaligus untuk membicarakan tentang pernikahan mereka. Zion langsung masuk ke unit apartemen Farah karena sudah tahu password pintunya.
"Far, sudah siap belum?" tanya Zion seraya duduk di sofa.
"Sebentar..." sahut Farah berusaha tampil semaksimal mungkin, karena akan bertemu dengan istri pertama Zion.Ia tidak mau kalah cantik dari calon madunya.
Beberapa menit kemudian, Farah keluar dari kamarnya, "Bagaimana penampilanku?" tanya Farah mengenakan dress sederhana tanpa lengan berwarna peach yang dipadukan dengan stilleto shoes warna senada dengan dressnya.
Zion menatap Farah dari ujung kepala hingga ujung kaki. Senyum tipis terukir di bibirnya. "Kau sangat cantik malam ini, Far."
Farah tersenyum malu,"Terima kasih, Zi."
Mereka keluar dari apartemen dan menuju mobil. Sepanjang perjalanan, keheningan menyelimuti mereka. Farah sesekali melirik Zion yang sedang fokus menyetir.
"Zi," panggil Farah pelan.
"Ya?"
"Aku gugup," akunya.
Zion mengalihkan pandangan sebentar ke arah Farah, "Tidak apa-apa. Kakek hanya ingin membicarakan soal pernikahan kita,"
"Em..Zi.. bagaimana penampilan gadis yang dijodohkan kakek kamu itu?" tanya Farah enggan mengakui Elin adalah istri Zion.
Zion menghela napas kasar, "Hanya gadis kampungan yang... Ah! Sudahlah! Aku kesal jika mengingatnya. Nanti kamu lihat saja sendiri! Tidak ada perempuan lain di meja makan selain kamu dan dia."
"Ceritakan tentang dia, Zi.. Please!" pinta Farah yang ingin tahu seperti apa saingannya.
Karena Farah terus merengek minta diceritakan tentang Elin, mau tak mau Zion pun menceritakannya meskipun malas.
Beberapa menit kemudian Zion dan Farah sudah sampai di rumah Zion. Farah merapikan penampilannya sebelum turun dari mobil.
Zion masuk ke ruangan makan menggandeng Farah. Begitu mereka masuk ke ruangan makan, Kakek Zhafran menatap sepintas pada Farah dengan tatapan tidak suka.
Elin mengamati Farah dari kejauhan. Tak bisa dimungkiri, wanita itu memang cantik. Rambutnya yang berkilau terurai indah, dan gaunnya menonjolkan lekuk tubuhnya yang sempurna. Namun, dalam hati Elin, ia merasa ada yang kurang pada wanita itu.
Elin mengepalkan kedua tangannya di atas pahanya, "Aku memang tidak secantik dia, tapi aku akan berusaha memberikan cinta yang tulus dan menjadi istri yang baik untuk Kak Zion. Bagaimana pun, Kak Zion adalah suamiku, keluargaku." Demi keluarga, Elin rela mengorbankan perasaannya sendiri.
Jujur, Elin benar-benar minder sekaligus iri setelah melihat Farah. Apa ini bisa kita artikan... cemburu?
Meskipun ia dan Zion menikah karena terpaksa, tetap saja dadanya terasa sesak saat melihat pria yang telah menjadi suaminya menggandeng wanita lain. Apalagi wanita itu lebih segalanya dibanding dirinya.
Farah menatap Elin dan menelisik penampilan Elin, "Apa dia gadis yang dinikahkan dengan Zion? Nggak salah apa? Tapi bagus juga, sih! Aku tidak perlu takut Zion berpaling dariku kepadanya," batin Farah merasa percaya diri.
Sebenarnya Farah merasa aneh, kakeknya Zion menikahkan Zion dengan gadis yang sama sekali tidak menarik, bahkan ia dengar dari Zion gadis itu tidak tamat sekolah.
"Em, Zi, aku ingin ke toilet sebentar," Farah berbisik pada Zion.
"Hum," sahut Zion.
"Kek, aku ke toilet dulu," pamit Farah, tapi Kakek Zhafran nampak acuh.
Sedangkan Pak Hadi yang ikut makan malam bersama nampak mengangkat sebelah alisnya menatap Farah, "Tuan besar, saya keluar sebentar untuk menerima telepon," pamitnya.
"Hum," sahut Kakek Zhafran.
Farah berjalan menuju toilet, tapi nyatanya tidak ke toilet. Sejak duduk di kursi meja makan tadi ponselnya yang di mode silent terus bergetar menandakan ada panggilan masuk.
"Halo! Kenapa kamu terus menghubungi aku?" ketus Farah pelan seraya mengedarkan pandangannya ke arah sekitar.
"Hei.. jangan marah gitu, Sayang! Kamu sedang mengandung anak kita, loh! Kasihan si kecil kalau mamanya marah-marah," sahut suara dari sambungan telepon.
Farah mengepalkan tangan kanannya, sedangkan tangan kirinya menggenggam ponselnya begitu erat seakan ingin meremas ponsel ditangannya sampai hancur.
"Sudah aku bilang ini bukan anak kamu!" Farah bicara pelan tapi penuh penekanan.
Suara tawa terdengar dari sambungan telepon, "Siapa yang mau kamu bohongi? Saat itu kamu sengaja menjebak Zion dengan memberinya obat perangsang, bukan? Tapi dia malah tidur sampai pagi," tawa dari sambungan telepon itu kembali terdengar begitu memuakkan di telinga Farah.
Farah tersentak dan matanya seketika membulat seolah hendak keluar dari kelopak matanya, "Jangan sok tahu!" tangan Farah mengepal semakin erat.
"Aku bukan sok tahu aku punya buktinya, kamu mau lihat? Malam itu Zion mabuk dan memang meminum obat yang kamu berikan. Ia sempat bercumbu dengan kamu, tapi ada yang mengetuk pintu. Saat kamu membuka pintu, aku masuk dari balkon kamar dan menyuntik dia dengan obat tidur serta obat untuk menghilangkan efek obat yang kamu berikan. Apa kamu lupa.. Sayang?" tanya pria yang tidak lain adalah Angga, pacar yang diputuskan oleh Farah, tapi tidak mau putus dan tetap menganggap Farah adalah kekasihnya.
"Apa maumu?" tanya Farah dengan suara dingin.
"Mauku? Kembalilah padaku..Sayang!" sahut Angga dari sambungan telepon terdengar berat.
"Tidak akan pernah! Jangan ganggu aku lagi! Kita sudah tidak punya hubungan apapun lagi!" dada Farah turun naik menahan emosi yang seolah ingin meledak.
"Aku tidak akan membiarkan kamu menikah dengan pria manapun selain aku," tegas Angga yang kali ini suaranya terdengar dingin.
"Jika kamu berani menghalangi aku menikah dengan Zion, maka akan aku bunuh anakmu ini," Farah langsung menekan ikon berwarna merah, lalu menonaktifkan ponselnya.
"Sialan! Ternyata dia dalang dari semua kejadian di kamar hotel kemarin. Aku harus segera menikah dengan Zion sebelum Zion tahu tentang anak ini dari Angga. Setelah aku menikah dengan Zion, aku akan menyingkirkan Angga," gumam Farah kemudian berusaha mengatur napas dan emosinya.
Tak lama kemudian Farah sudah kembali' dan Zion pun berdiri. Ia menarik kursi di sebelah tempat dirinya duduk untuk diduduki Farah. Pak Hadi juga sudah kembali dan duduk di dekat Kakek Zhafran berhadapan dengan Zion, sedangkan Elin duduk berhadapan dengan Farah.
Mira sang kepala pelayan mulai melayani Kakek Zhafran, namun Elin menawarkan dirinya untuk melayani Kakek Zhafran. Hal itu tentu saja membuat Kakek Zhafran merasa senang. Zion nampak acuh terhadap Elin, sedangkan Farah hanya menatap sinis ke arah Elin. Akhirnya Mira melayani Zion.
"Ini sup iga kesukaan nona," ucap seorang pelayan mengambilkan sup iga untuk Farah.
"Tunggu, Bik Sepertinya sup-nya tertukar. Kata Bik Mira.. dia alergi daun seledri. Sup di depanku ini nggak pakai daun seledrinya," ucap Elin yang tadi sempat membantu memasak di dapur, meskipun sudah dilarang oleh Mira.
"Benarkah? Untung saja belum dimakan," ucap Mira nampak terkejut, lalu bergegas menukar mangkuk sup di depan Farah dengan mangkuk sup milik Elin, "Juni, kamu ceroboh sekali," teguh Mira pada Juni, pelayan yang melayani Farah.
"Maaf.." ucap Juni tertunduk dengan kedua tangan yang terkepal.
Mira sang ibu susu Zion memang sangat menyayangi Zion. Ia sangat peduli pada apapun tentang Zion dan menyukai semua yang disukai oleh Zion. Ia memperlakukan Farah dengan baik, karena Farah adalah gadis yang dicintai Zion.
Setelah insiden sup yang tertukar, mereka mulai makan malam bersama. Hanya suara sendok dan garpu yang terdengar.
"Kenapa perutku terasa sakit?" batin Farah saat makanannya tinggal setengah.
Farah tetap melanjutkan menyantap makanannya, tapi ia merasa perutnya terasa semakin sakit.
"Akhh..Zi..."
"Prangg"
"Farah..."
Farah mengerang kesakitan. Wajahnya pucat pasi. Zion panik. Semua orang di ruangan itu juga terlihat panik tak terkecuali Elin. Namun Kakek Zhafran hanya menatap datar pada Farah, sedangkan Pak Hadi nampak tersenyum samar.
...🌸❤️🌸...
.
To be continued
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Zudiyah Zudiyah
pak Hadi, apa yg kamu lakukan? & apa kamu tahu ssuatu / mendengar saat Farah tlp tadi?
2024-10-09
2
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
pak hadi melakukan sesuatu?
2024-09-25
2
Sugiharti Rusli
kira" ini perbuatan siapa yah, pak Hadi kah
2024-09-05
3