6. Minder

Hari telah berganti malam. Zion menjemput Farah untuk makan malam bersama di rumahnya sekaligus untuk membicarakan tentang pernikahan mereka. Zion langsung masuk ke unit apartemen Farah karena sudah tahu password pintunya.

"Far, sudah siap belum?" tanya Zion seraya duduk di sofa.

"Sebentar..." sahut Farah berusaha tampil semaksimal mungkin, karena akan bertemu dengan istri pertama Zion.Ia tidak mau kalah cantik dari calon madunya.

Beberapa menit kemudian, Farah keluar dari kamarnya, "Bagaimana penampilanku?" tanya Farah mengenakan dress sederhana tanpa lengan berwarna peach yang dipadukan dengan stilleto shoes warna senada dengan dressnya.

Zion menatap Farah dari ujung kepala hingga ujung kaki. Senyum tipis terukir di bibirnya. "Kau sangat cantik malam ini, Far."

Farah tersenyum malu,"Terima kasih, Zi."

Mereka keluar dari apartemen dan menuju mobil. Sepanjang perjalanan, keheningan menyelimuti mereka. Farah sesekali melirik Zion yang sedang fokus menyetir.

"Zi," panggil Farah pelan.

"Ya?"

"Aku gugup," akunya.

Zion mengalihkan pandangan sebentar ke arah Farah, "Tidak apa-apa. Kakek hanya ingin membicarakan soal pernikahan kita,"

"Em..Zi.. bagaimana penampilan gadis yang dijodohkan kakek kamu itu?" tanya Farah enggan mengakui Elin adalah istri Zion.

Zion menghela napas kasar, "Hanya gadis kampungan yang... Ah! Sudahlah! Aku kesal jika mengingatnya. Nanti kamu lihat saja sendiri! Tidak ada perempuan lain di meja makan selain kamu dan dia."

"Ceritakan tentang dia, Zi.. Please!" pinta Farah yang ingin tahu seperti apa saingannya.

Karena Farah terus merengek minta diceritakan tentang Elin, mau tak mau Zion pun menceritakannya meskipun malas.

Beberapa menit kemudian Zion dan Farah sudah sampai di rumah Zion. Farah merapikan penampilannya sebelum turun dari mobil.

Zion masuk ke ruangan makan menggandeng Farah. Begitu mereka masuk ke ruangan makan, Kakek Zhafran menatap sepintas pada Farah dengan tatapan tidak suka.

Elin mengamati Farah dari kejauhan. Tak bisa dimungkiri, wanita itu memang cantik. Rambutnya yang berkilau terurai indah, dan gaunnya menonjolkan lekuk tubuhnya yang sempurna. Namun, dalam hati Elin, ia merasa ada yang kurang pada wanita itu.

Elin mengepalkan kedua tangannya di atas pahanya, "Aku memang tidak secantik dia, tapi aku akan berusaha memberikan cinta yang tulus dan menjadi istri yang baik untuk Kak Zion. Bagaimana pun, Kak Zion adalah suamiku, keluargaku." Demi keluarga, Elin rela mengorbankan perasaannya sendiri.

Jujur, Elin benar-benar minder sekaligus iri setelah melihat Farah. Apa ini bisa kita artikan... cemburu?

Meskipun ia dan Zion menikah karena terpaksa, tetap saja dadanya terasa sesak saat melihat pria yang telah menjadi suaminya menggandeng wanita lain. Apalagi wanita itu lebih segalanya dibanding dirinya.

Farah menatap Elin dan menelisik penampilan Elin, "Apa dia gadis yang dinikahkan dengan Zion? Nggak salah apa? Tapi bagus juga, sih! Aku tidak perlu takut Zion berpaling dariku kepadanya," batin Farah merasa percaya diri.

Sebenarnya Farah merasa aneh, kakeknya Zion menikahkan Zion dengan gadis yang sama sekali tidak menarik, bahkan ia dengar dari Zion gadis itu tidak tamat sekolah.

"Em, Zi, aku ingin ke toilet sebentar," Farah berbisik pada Zion.

"Hum," sahut Zion.

"Kek, aku ke toilet dulu," pamit Farah, tapi Kakek Zhafran nampak acuh.

Sedangkan Pak Hadi yang ikut makan malam bersama nampak mengangkat sebelah alisnya menatap Farah, "Tuan besar, saya keluar sebentar untuk menerima telepon," pamitnya.

"Hum," sahut Kakek Zhafran.

Farah berjalan menuju toilet, tapi nyatanya tidak ke toilet. Sejak duduk di kursi meja makan tadi ponselnya yang di mode silent terus bergetar menandakan ada panggilan masuk.

"Halo! Kenapa kamu terus menghubungi aku?" ketus Farah pelan seraya mengedarkan pandangannya ke arah sekitar.

"Hei.. jangan marah gitu, Sayang! Kamu sedang mengandung anak kita, loh! Kasihan si kecil kalau mamanya marah-marah," sahut suara dari sambungan telepon.

Farah mengepalkan tangan kanannya, sedangkan tangan kirinya menggenggam ponselnya begitu erat seakan ingin meremas ponsel ditangannya sampai hancur.

"Sudah aku bilang ini bukan anak kamu!" Farah bicara pelan tapi penuh penekanan.

Suara tawa terdengar dari sambungan telepon, "Siapa yang mau kamu bohongi? Saat itu kamu sengaja menjebak Zion dengan memberinya obat perangsang, bukan? Tapi dia malah tidur sampai pagi," tawa dari sambungan telepon itu kembali terdengar begitu memuakkan di telinga Farah.

Farah tersentak dan matanya seketika membulat seolah hendak keluar dari kelopak matanya, "Jangan sok tahu!" tangan Farah mengepal semakin erat.

"Aku bukan sok tahu aku punya buktinya, kamu mau lihat? Malam itu Zion mabuk dan memang meminum obat yang kamu berikan. Ia sempat bercumbu dengan kamu, tapi ada yang mengetuk pintu. Saat kamu membuka pintu, aku masuk dari balkon kamar dan menyuntik dia dengan obat tidur serta obat untuk menghilangkan efek obat yang kamu berikan. Apa kamu lupa.. Sayang?" tanya pria yang tidak lain adalah Angga, pacar yang diputuskan oleh Farah, tapi tidak mau putus dan tetap menganggap Farah adalah kekasihnya.

"Apa maumu?" tanya Farah dengan suara dingin.

"Mauku? Kembalilah padaku..Sayang!" sahut Angga dari sambungan telepon terdengar berat.

"Tidak akan pernah! Jangan ganggu aku lagi! Kita sudah tidak punya hubungan apapun lagi!" dada Farah turun naik menahan emosi yang seolah ingin meledak.

"Aku tidak akan membiarkan kamu menikah dengan pria manapun selain aku," tegas Angga yang kali ini suaranya terdengar dingin.

"Jika kamu berani menghalangi aku menikah dengan Zion, maka akan aku bunuh anakmu ini," Farah langsung menekan ikon berwarna merah, lalu menonaktifkan ponselnya.

"Sialan! Ternyata dia dalang dari semua kejadian di kamar hotel kemarin. Aku harus segera menikah dengan Zion sebelum Zion tahu tentang anak ini dari Angga. Setelah aku menikah dengan Zion, aku akan menyingkirkan Angga," gumam Farah kemudian berusaha mengatur napas dan emosinya.

Tak lama kemudian Farah sudah kembali' dan Zion pun berdiri. Ia menarik kursi di sebelah tempat dirinya duduk untuk diduduki Farah. Pak Hadi juga sudah kembali dan duduk di dekat Kakek Zhafran berhadapan dengan Zion, sedangkan Elin duduk berhadapan dengan Farah.

Mira sang kepala pelayan mulai melayani Kakek Zhafran, namun Elin menawarkan dirinya untuk melayani Kakek Zhafran. Hal itu tentu saja membuat Kakek Zhafran merasa senang. Zion nampak acuh terhadap Elin, sedangkan Farah hanya menatap sinis ke arah Elin. Akhirnya Mira melayani Zion.

"Ini sup iga kesukaan nona," ucap seorang pelayan mengambilkan sup iga untuk Farah.

"Tunggu, Bik Sepertinya sup-nya tertukar. Kata Bik Mira.. dia alergi daun seledri. Sup di depanku ini nggak pakai daun seledrinya," ucap Elin yang tadi sempat membantu memasak di dapur, meskipun sudah dilarang oleh Mira.

"Benarkah? Untung saja belum dimakan," ucap Mira nampak terkejut, lalu bergegas menukar mangkuk sup di depan Farah dengan mangkuk sup milik Elin, "Juni, kamu ceroboh sekali," teguh Mira pada Juni, pelayan yang melayani Farah.

"Maaf.." ucap Juni tertunduk dengan kedua tangan yang terkepal.

Mira sang ibu susu Zion memang sangat menyayangi Zion. Ia sangat peduli pada apapun tentang Zion dan menyukai semua yang disukai oleh Zion. Ia memperlakukan Farah dengan baik, karena Farah adalah gadis yang dicintai Zion.

Setelah insiden sup yang tertukar, mereka mulai makan malam bersama. Hanya suara sendok dan garpu yang terdengar.

"Kenapa perutku terasa sakit?" batin Farah saat makanannya tinggal setengah.

Farah tetap melanjutkan menyantap makanannya, tapi ia merasa perutnya terasa semakin sakit.

"Akhh..Zi..."

"Prangg"

"Farah..."

Farah mengerang kesakitan. Wajahnya pucat pasi. Zion panik. Semua orang di ruangan itu juga terlihat panik tak terkecuali Elin. Namun Kakek Zhafran hanya menatap datar pada Farah, sedangkan Pak Hadi nampak tersenyum samar.

...🌸❤️🌸...

.

To be continued

Terpopuler

Comments

Zudiyah Zudiyah

Zudiyah Zudiyah

pak Hadi, apa yg kamu lakukan? & apa kamu tahu ssuatu / mendengar saat Farah tlp tadi?

2024-10-09

2

◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ

◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ

pak hadi melakukan sesuatu?

2024-09-25

2

Sugiharti Rusli

Sugiharti Rusli

kira" ini perbuatan siapa yah, pak Hadi kah

2024-09-05

3

lihat semua
Episodes
1 1. Persyaratan
2 2. Tidak Setuju
3 3. Cinta Dan Kewajiban
4 4. Cincin Kebesaran
5 5. Dingin
6 6. Minder
7 7. Syok Hemoragik
8 8. Jatuh
9 9. Tuduhan
10 10. Di Bawah Kamboja
11 11. Hilang
12 12. Menutupi
13 13. Metamorfosis
14 14. Merasa Bersalah
15 15. Bersuami, Tapi Perawan
16 16. Nekat
17 17. Dianggap Drama
18 18. Lupa
19 19. Gegana
20 20. Begitu Benci kah?
21 21. Berlawanan
22 22. Apa Keberatan?
23 23. Mengingatkan
24 24. Kasmaran
25 25. Pasang Surut
26 26. Ada Yang Kurang
27 27. Penasaran
28 28. Suram
29 29. Lalat Sampah
30 30. Meminta Pulang
31 31. Alasan Bertahan
32 32. Resah
33 33. Digulung Ombak
34 34. Janji
35 35. Susah Dinasehati
36 36. Risau
37 37. Tahu Semuanya
38 38. Poster
39 39. Terpaksa
40 40. Bimbang
41 41. Ingin Menceraikan
42 42. Benar-benar Melupakan
43 43. Pelarian Farah
44 44. Curiga
45 45. Manipulatif
46 46. Nekat
47 47. Tanpa Kabar
48 48. Merasa Lega
49 49. Keputusan
50 50. Menghampiri
51 51. Ke Luar Kota
52 52. Ada yang Janggal
53 53. Setengah Berbohong
54 54. Bertemu Lagi
55 55. Mengizinkan
56 56. Pertemuan Tak Terduga
57 57. Interaksi Adik-kakak
58 58. Untungnya
59 59. Benar-benar Berusaha
60 60. Yang kedua
61 61. Adik Manis Salah Masuk
62 62. Diawasi
63 63. Kekanak-kanakan
64 63. Bukan Sister Complex
65 65. Hampa
66 66. Memotivasi
67 67. Lupa Janji
68 68. Mengurus Perceraian
69 69. Di Ambang Kebenaran
70 70. Perasaan Terpendam Antara Mereka
71 71. Keterangan Emosi Elin - Zion
72 72. Dilema Hati
73 73. Harga dari Sebuah Kesalahan
74 74. Pelajaran Hidup
75 75. Mencintai Diri Sebelum Cinta
76 76. Ikatan Keluarga
77 77. Antara Masa Lalu dan Masa Depan
78 78. Kebenaran yang Diungkapkan
79 79. Hal yang Tak Dapat Diungkap
80 80. Cintamu Ugal-ugalan
81 81. Konfrontasi Zion dan Franky
82 82. Perpisahan di Bandara
83 83. Canda dan Tawa Sebelum Badai Menerpa
84 84. Malam Sempurna Sebelum Badai Menerpa.
85 85. Dokumen Penting
86 86. Pertanyaan yang Menganggu
87 87. Ditampar Kenyataan
88 88. Kebenaran yang Menyakitkan
89 89. Jujur atau Tetap Diam?
90 90. Rasa Bersalah, karena Kebencian yang Salah Arah
91 91. Cerita di Balik Keputusan Kakek Zhafran
92 92. Pengakuan Dosa
93 93. Kabar Keberadaan
94 94. Sebuah Amplop
95 95. Tidak Tahu Apa-apa
96 96. Kesuksesan yang Hampa
97 97. Penyanderaan
98 98. Sesuatu yang Familiar
99 99. Lebih dari Rekan Bisnis
100 100. Penyelidikan
101 101. Ranjang Panas Ibu Mertua
102 102. Lebih dari Sekadar Pengakuan
103 103. Runtuh dan Hancur
104 104. Perasaan Lega
105 105. Terima Kasih untuk Pak Hadi
106 106. Momen yang Terulang
107 107. Jodoh Pilihan Bocil
Episodes

Updated 107 Episodes

1
1. Persyaratan
2
2. Tidak Setuju
3
3. Cinta Dan Kewajiban
4
4. Cincin Kebesaran
5
5. Dingin
6
6. Minder
7
7. Syok Hemoragik
8
8. Jatuh
9
9. Tuduhan
10
10. Di Bawah Kamboja
11
11. Hilang
12
12. Menutupi
13
13. Metamorfosis
14
14. Merasa Bersalah
15
15. Bersuami, Tapi Perawan
16
16. Nekat
17
17. Dianggap Drama
18
18. Lupa
19
19. Gegana
20
20. Begitu Benci kah?
21
21. Berlawanan
22
22. Apa Keberatan?
23
23. Mengingatkan
24
24. Kasmaran
25
25. Pasang Surut
26
26. Ada Yang Kurang
27
27. Penasaran
28
28. Suram
29
29. Lalat Sampah
30
30. Meminta Pulang
31
31. Alasan Bertahan
32
32. Resah
33
33. Digulung Ombak
34
34. Janji
35
35. Susah Dinasehati
36
36. Risau
37
37. Tahu Semuanya
38
38. Poster
39
39. Terpaksa
40
40. Bimbang
41
41. Ingin Menceraikan
42
42. Benar-benar Melupakan
43
43. Pelarian Farah
44
44. Curiga
45
45. Manipulatif
46
46. Nekat
47
47. Tanpa Kabar
48
48. Merasa Lega
49
49. Keputusan
50
50. Menghampiri
51
51. Ke Luar Kota
52
52. Ada yang Janggal
53
53. Setengah Berbohong
54
54. Bertemu Lagi
55
55. Mengizinkan
56
56. Pertemuan Tak Terduga
57
57. Interaksi Adik-kakak
58
58. Untungnya
59
59. Benar-benar Berusaha
60
60. Yang kedua
61
61. Adik Manis Salah Masuk
62
62. Diawasi
63
63. Kekanak-kanakan
64
63. Bukan Sister Complex
65
65. Hampa
66
66. Memotivasi
67
67. Lupa Janji
68
68. Mengurus Perceraian
69
69. Di Ambang Kebenaran
70
70. Perasaan Terpendam Antara Mereka
71
71. Keterangan Emosi Elin - Zion
72
72. Dilema Hati
73
73. Harga dari Sebuah Kesalahan
74
74. Pelajaran Hidup
75
75. Mencintai Diri Sebelum Cinta
76
76. Ikatan Keluarga
77
77. Antara Masa Lalu dan Masa Depan
78
78. Kebenaran yang Diungkapkan
79
79. Hal yang Tak Dapat Diungkap
80
80. Cintamu Ugal-ugalan
81
81. Konfrontasi Zion dan Franky
82
82. Perpisahan di Bandara
83
83. Canda dan Tawa Sebelum Badai Menerpa
84
84. Malam Sempurna Sebelum Badai Menerpa.
85
85. Dokumen Penting
86
86. Pertanyaan yang Menganggu
87
87. Ditampar Kenyataan
88
88. Kebenaran yang Menyakitkan
89
89. Jujur atau Tetap Diam?
90
90. Rasa Bersalah, karena Kebencian yang Salah Arah
91
91. Cerita di Balik Keputusan Kakek Zhafran
92
92. Pengakuan Dosa
93
93. Kabar Keberadaan
94
94. Sebuah Amplop
95
95. Tidak Tahu Apa-apa
96
96. Kesuksesan yang Hampa
97
97. Penyanderaan
98
98. Sesuatu yang Familiar
99
99. Lebih dari Rekan Bisnis
100
100. Penyelidikan
101
101. Ranjang Panas Ibu Mertua
102
102. Lebih dari Sekadar Pengakuan
103
103. Runtuh dan Hancur
104
104. Perasaan Lega
105
105. Terima Kasih untuk Pak Hadi
106
106. Momen yang Terulang
107
107. Jodoh Pilihan Bocil

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!