6. Aruna Cyra Sachikirani

Setelah jam makan siang Erzan baru tiba di kantor. Dia melenggang dengan begitu santai. Sedangkan wajah Jimmy sudah sangat masam.

"Jam berapa ini?" tanyanya penuh kekesalan.

"Mana yang mau gua interview?"

Erzan malah melontarkan pertanyaan balik. Padahal, pertanyaan Jimmy belum dia jawab.

"Mereka udah kesel nungguin lu. Ada ya interview diundur-undur."

Jimmy masih bersungut. Erzan malah sudah duduk di kursi kebesaran dan mulai menyalakan laptop miliknya. Omelan Jimmy sama sekali tak Erzan dengar. Pada akhirnya Jimmy mengerang kesal.

"Lu mau sampai kapan sih nguji kesabaran gua, Zan?"

"Sampai bumi bentuknya jajargenjang."

Erzan sungguh sangat menyebalkan dan selalu menyulut emosi Jimmy. Untungnya Jimmy sangat pandai mengatur kesabaran. Jika, dia sama seperti Erzan sudah dipastikan hanya akan adu mulut setiap harinya.

"Gua udah bilang jam setengah dua baru mereka diinterview," ujar Jimmy setelah berhasil mengatur kesabaran. Erzan hanya mengangguk dengan pandangan masih tertuju pada layar segiempat.

Setelah Jimmy keluar, dada Erzan tiba-tiba berdegup kencang. Harusnya para pelamar yang deg-degan. Ini malah sang bos yang merasakan hal itu. Dia melihat ke arah jam tangan. Masih jam satu lewat lima belas.

Erzan meraih gelas yang ada di atas mejanya. Dia teguk air putih untuk menghilangkan narvous yang tiba-tiba muncul.

"Kenapa dengan gua?" gumamnya.

Pintu ruangan terbuka. Jimmy sudah membawa dua CV kandidat calon sekretaris Erzan.

"Mana yang mau lu panggil dulu?" tanya Jimmy.

"Yang pengalaman aja dulu."

Jimmy berdecih. Ada kesal dan lucu melihat sikap Erzan yang bukan seperti Erzan biasanya. Jimmy pun mengikuti kemauan Erzan. Dia berada di dalam juga ketika Erzan mulai meng-interview kandidat pertama.

Jimmy tersenyum mendengar jawaban demi jawaban yang terucap. Dia cocok dengan kandidat pertama ini. Namun, Erzan masih terlihat datar saja. Tak ada reaksi suka maupun tak suka.

"Oke, cukup."

Erzan memberi kode kepada Jimmy. Kandidat pertama pun sudah keluar dan kini kandidat kedua yang tidak berpengalaman Jimmy panggil. Sejujurnya Jimmy pun penasaran dengan wajah asli si pelamar ini.

Jantung Erzan tiba-tiba berdegup hebat. Dia sangat deg-degan tak karuhan. Hingga seorang wanita tinggi dengan pakaian seksi masuk dan sontak membuat Erzan membeku. Bahkan Jimmy pun menggelengkan kepala karena penampilan kandidat minim pengalaman itu sangatlah berbeda dari yang tadi dia lihat.

"Selamat siang."

Mata Erzan tak berkedip untuk beberapa saat. Bahkan jantungnya tak berhenti berdegup kencang ketika langkah Aruna Cyra Sachikirani melangkah mendekat kepadanya.

Senyum yang sangat manis Aruna berikan kepada Erzan yang masih membeku. Erzan menggelengkan kepalanya pelan.

"Bukan! Dia bukan Cyra. Hanya nama dan senyumnya yang mirip."

Erzan paling membenci wanita seksi. Apalagi memperlihatkan kulit paha dengan sengaja. Seketika wajah Erzan kembali dingin dan tanpa ekspresi. Semanis apapun senyum wanita di hadapannya tak berarti apapun.

"Nama panggilan?"

"Aruna," jawabnya dengan begitu lembut.

"Bener kan! Dia bukan Cyra."

Tak Erzan pungkiri jikalau suara lembut itu sama seperti Cyra. Namun, Erzan seakan menolak bahwa itu teman masa kecilnya. Banyak pertanyaan yang Erzan lontarkan. Aruna mampu menjawabnya dengan tegas tanpa ada grogi sama sekali.

Perlahan Erzan menatap ke arah Aruna. Mata Aruna pun tertuju pada lelaki tampan di hadapannya. Sorot mata mereka seakan berbicara. Hingga senyum yang begitu manis terukir di wajah Aruna. Senyum penuh keteduhan yang Erzan rasakan.

Namun, Erzan kembali fokus. Dan dia mulai menanyakan hal yang tidak biasanya ditanyakan. Sontak Jimmy pun menukikkan kedua alisnya.

"Saya bersekolah pindah-pindah negara."

Erzan pun terdiam. Fakta menyebutkan bahwa dia memang Cyra, tapi hati Erzan menolak karena penampilan Cyra tak seperti Aruna. Teman masa kecilnya itu begitu sopan. Tak suka dengan pakaian minim seperti yang Aruna pakai. Bahkan dia sangat risih ketika ibunya memakaikan rok mini.

Jimmy sedikit heran ketika Erzan banyak sekali memberikan pertanyaan kepada Aruna. Tidak seperti biasanya. Jimmy akui, Aruna menjawab pertanyaan Erzan dengan sangat lugas dan tegas. Sangat cocok dijadikan sekretaris. Tapi, semua keputusan ada di tangan Erzan. Jika, jadi Erzan dia akan dilanda kebingungan. Di mana dia tidak akan bisa memilih antara kandidat pertama atau Aruna.

"Oke. Cukup!"

Erzan kembali menatap Aruna dengan tatapan tanpa ekspresi. Aura kulkas dua puluh pintu itupun mampu Aruna rasakan. Erzan memberikan kode kepada Jimmy, dan Jimmy mulai membuka suara.

"Interview selesai. Diterima atau tidaknya nanti akan dikirim lewat e-mail."

Pandangan Aruna masih tertuju pada Erzan. Padahal, Jimmy tengah berbicara. Deheman pun Jimmy berikan dan Aruna pun mulai berdiri.

"Baiklah, saya tunggu kabar baiknya," ucap Aruna dengan begitu sopan.

Sebelum keluar dia kembali menatap Erzan. Tersenyum dengan begitu manis ke arah Erzan.

"Saya permisi."

Setelah Aruna keluar dari ruangan, Erzan menghela napas begitu kasar. Tubuhnya pun dia sandarkan pada kursi kebesaran.

"Aruna kok ngeliatin ke lu beda, ya," ujar Jimmy.

Namun, Erzan tak merespon apapun. Dia masih memejamkan matanya.

"Apa lu kenal Aruna?" Jimmy mulai menyelidik.

Erzan masih saja membungkam mulutnya. Sedangkan Jimmy masih menunggu jawaban. Erzan pun membuka mata dan berdiri dari sana.

"Keputusannya nanti akan gua kirim."

Erzan pun pergi meninggalkan ruangannya karena dia memang ada rapat penting di jam empat sore. Jimmy hanya menghela napas kasar. Sedari dulu Erzan tetap saja begitu. Tak pernah terbuka akan kehidupan pribadinya.

.

Pagi harinya, Jimmy sedikit dikejutkan dengan keputusan yang diambil Erzan. Dia sudah berada di ruangan Erzan sebelum Erzan datang.

"Iya sih oke, tapi kan minim pengalaman," gumamnya.

Baru saja Erzan masuk, berondong pertanyaan sudah Erzan terima. Erzan belum menjawab satupun pertanyaan dari Jimmy. Setelah Erzan duduk di kursi panasnya, dia mulai menatap Jimmy dengan begitu dingin.

"Keputusan gua bersifat FINAL."

Bukannya penjelasan, tapi sebuah kalimat yang sudah tidak bisa Jimmy sanggah.

"Oke. Gua udah hubungin e-mailnya kok. Dan jam sepuluh nanti dia akan datang untuk menandatangani kontrak perjanjian."

Memang ada kontak perjanjian untuk menjadi sekretaris Erzan. Banyak aturan juga yang harus dipatuhi.

Jam sepuluh pagi, Jimmy sudah membawa calon sekretaris Erzan ke ruangannya. Lalu, dia tinggalkan karena dia harus mewakili Erzan rapat penting.

Selembar kertas dia serahkan kepada Aruna. Aruna membacanya dan hanya seulas senyum yang dia berikan.

"Tanda tangan."

Aruna meraih pulpen dan mulai membubuhkan tanda tangannya di nama yang tertera di kertas tersebut. Erzan berdiri dan mulai mengulurkan tangan. Namun, Aruna hanya melihat ke arah uluran tangan Erzan tanpa meraihnya. Dahi Erzan pun mengerut. Tatapannya begitu tajam kepada Aruna.

Kini, kedua alis Erzan menukikkan sangat tajam ketika Aruna malah mendorong kursi ke belakang. Berjalan memutari meja kebesaran Erzan. Aruna sudah berada di samping Erzan dan senyum pun terukir di sana.

Cup!

Kecupan di pipi pun Aruna berikan hingga membuat tubuh Erzan menegang.

"Terimakasih, Er. Kamu selalu baik sama aku."

...*** BERSAMBUNG ***...

Biasakan komen ya kalau udah habis baca. Jangan ditinggal begitu aja.

Terpopuler

Comments

Lies Atikah

Lies Atikah

berarti aruna masih mengingat nya tuh buktinya nyosor emang sih kalau orang dingin harus dapat nya orang panas jadi pas lah hehe

2025-01-03

0

Indah Alifah

Indah Alifah

😄😄😄😄😄

2024-11-07

0

nuraeinieni

nuraeinieni

kwkwkwkw,,,,dpt bonus ciuman dari aruna

2024-09-10

0

lihat semua
Episodes
1 1. Kapan Nikah?
2 2. Cinta Kedua
3 3. Sekretaris
4 4. CV
5 5. Interview Yang Terganggu
6 6. Aruna Cyra Sachikirani
7 7. Aturan Yang Akan Dilanggar
8 8. Dua Kepribadian
9 9. Masih Tetap Sama
10 10. Memecahkan Teka-Teki
11 POV. Aruna
12 12. Tujuan Hidup Untuk Luka dan Trauma
13 13. Tujuan Hidup
14 14. Tukang Ojek
15 15. Tidak Sreg
16 16. Makan Siang
17 17. Rencana Yang Gagal
18 18. Banyak Misteri
19 19. Melakukan Yang Terbaik
20 20. Hipnoterapi
21 21. Trauma Begitu Dalam
22 22. Kerjasama
23 23. Effort Begitu Besar
24 24. Hubungan Yang Halal
25 25. Berjalan Lancar
26 26. Singa Muda
27 27. Hadiah Besar
28 28. Kesal
29 29. Mulai Bertindak
30 30. Bekerjasama
31 31. Jelmaan Iblis
32 32. Melawan
33 33. Kekuatan dan Ketakutan
34 34. Rumah
35 35. Empat Lawan Satu
36 36. Meminta Bantuan
37 37. Ayah Dari Tunangan Kamu
38 38. Rumah vs Tempat Singgah
39 39. Perempuan Gila
40 40. Akhir Penderitaan
41 41. ILY
42 42. Terlalu Antusias
43 43. Gantian Berjuang
44 44. Perjuangan Baru Dimulai
45 45. Menginap Di Rumah Mami
46 Pengumuman
47 47. Jika Cinta Tak Akan Mau Melihatnya Menderita
48 48. Effort Yang Sama Besar
49 Pengumuman
50 49. Di Balik Sakit Ada Bahagia
51 50. Janji Mengalahkan Nafsu
52 51. Meminta Restu
53 Pengumuman
54 53. Tak Mau Mati Muda
55 54. Menuju Wedding Impian
56 55. Wedding Impian
57 56. Cuti Sehari
58 57. Red Day
59 58. Merengut Kesal
60 59. Tak Sesuai Ucapan
61 60. Honeymoon Yang Harus Berakhir
62 61. Dingin Di Luar Hangat Di Dalam
63 62. Adonan
64 63. Pemberitahuan Untuk Keluarga Besar
65 65. Baru Dimulai
66 Nanya
67 66. Di Luar Nalar
68 67. Dikira Sudan Selsai
69 68. MISSION COMPLETED
70 69. Makhluk Sempurna
71 70. Saingan Baru
72 71. Bersyukur dan Beruntung
73 New Story
Episodes

Updated 73 Episodes

1
1. Kapan Nikah?
2
2. Cinta Kedua
3
3. Sekretaris
4
4. CV
5
5. Interview Yang Terganggu
6
6. Aruna Cyra Sachikirani
7
7. Aturan Yang Akan Dilanggar
8
8. Dua Kepribadian
9
9. Masih Tetap Sama
10
10. Memecahkan Teka-Teki
11
POV. Aruna
12
12. Tujuan Hidup Untuk Luka dan Trauma
13
13. Tujuan Hidup
14
14. Tukang Ojek
15
15. Tidak Sreg
16
16. Makan Siang
17
17. Rencana Yang Gagal
18
18. Banyak Misteri
19
19. Melakukan Yang Terbaik
20
20. Hipnoterapi
21
21. Trauma Begitu Dalam
22
22. Kerjasama
23
23. Effort Begitu Besar
24
24. Hubungan Yang Halal
25
25. Berjalan Lancar
26
26. Singa Muda
27
27. Hadiah Besar
28
28. Kesal
29
29. Mulai Bertindak
30
30. Bekerjasama
31
31. Jelmaan Iblis
32
32. Melawan
33
33. Kekuatan dan Ketakutan
34
34. Rumah
35
35. Empat Lawan Satu
36
36. Meminta Bantuan
37
37. Ayah Dari Tunangan Kamu
38
38. Rumah vs Tempat Singgah
39
39. Perempuan Gila
40
40. Akhir Penderitaan
41
41. ILY
42
42. Terlalu Antusias
43
43. Gantian Berjuang
44
44. Perjuangan Baru Dimulai
45
45. Menginap Di Rumah Mami
46
Pengumuman
47
47. Jika Cinta Tak Akan Mau Melihatnya Menderita
48
48. Effort Yang Sama Besar
49
Pengumuman
50
49. Di Balik Sakit Ada Bahagia
51
50. Janji Mengalahkan Nafsu
52
51. Meminta Restu
53
Pengumuman
54
53. Tak Mau Mati Muda
55
54. Menuju Wedding Impian
56
55. Wedding Impian
57
56. Cuti Sehari
58
57. Red Day
59
58. Merengut Kesal
60
59. Tak Sesuai Ucapan
61
60. Honeymoon Yang Harus Berakhir
62
61. Dingin Di Luar Hangat Di Dalam
63
62. Adonan
64
63. Pemberitahuan Untuk Keluarga Besar
65
65. Baru Dimulai
66
Nanya
67
66. Di Luar Nalar
68
67. Dikira Sudan Selsai
69
68. MISSION COMPLETED
70
69. Makhluk Sempurna
71
70. Saingan Baru
72
71. Bersyukur dan Beruntung
73
New Story

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!