Bab 19. Kegilaan Mas Danu

Aku melihat Gina mengangguk kecil lalu bergerak menuju pintu. Aku hanya menatap punggung yang berlalu itu dalam diam. Setelah itu, menarik napas dan memejamkan mata.

Terdengar langkah kaki memasuki kamar. Kupikir itu Mas Danu. Ada harapan dia mau menjelaskan dan meminta maaf padaku. Sayangnya, ketika membuka mata yang terlihat adalah mama dengan mengendong salah satu bayi. Aku langsung duduk, tidak sopan rasanya berbaring saat ada mama di kamar.

"Tiduran saja! Kamu tidak apa-apa, kan?" Tangan mama hangat dan lembut menyentuh dahi.

"Tidak panas," lirihnya. Lalu membaringkan Lula sejajar dengan Lilac.

"Sudah makan? Mau Mama masakin bubur?" Perempuan setengah baya itu terlihat sangat baik. "Oh ya, Danuar sudah kembali ke kantor, kalau kamu butuh apa-apa bisa minta sama Mama."

Aku menggeleng, aku tidak lapar. Mertuaku itu tersenyum hangat. Jika tadi aku emosi melihatnya tersenyum, tetapi kali ini tidak. Senyumannya juga terlihat sangat tulus.

"Ma, saya boleh bertanya sesuatu?" Dia menatapku sekilas lalu mengangguk.

"Tanyakan saja." Dia duduk di samping lalu mengelus punggungku seolah aku ini anak kandungnya sendiri. "Tidak usah sungkan sama Mama."

Aku tersenyum kaku. "Emm .... Apakah Mama dulu seperti ini pada Kak Lintang?"

Alis wanita setengah baya itu mengkerut. Aku jadi merasa tidak nyaman.

"Maksudku, apakah Mama perhatian dan dekat dengan Kak Libra?" Terdengar helaan napas kasar darinya.

"Maaf Ma, kalau Mama tidak mau menjawab tidak apa-apa." Aku menunduk.

"Tidak apa-apa Mama tidak keberatan kok, hanya saja ... Libra itu orangnya pendiam, dia tidak banyak berbaur dengan keluarga kami. Dia lebih banyak menghabiskan waktu dengan mengurung diri di dalam rumah. Ia suka menutup diri."

Aku terperangah mendengar pernyataan Mama. Kenapa berbanding terbalik dengan kepribadian Kak Libra sebelumnya? Dia adalah gadis feminim yang supel dan ramah makanya disenangi semua orang. Poin lebihnya, dia adalah anak yang penurut, tidak seperti diriku yang suka memberontak jika tidak sesuai dengan keinginan hati.

Mungkinkah Mas Danu begitu cepat jatuh cinta dan menyayangi Kak Libra karena dia patuh padanya? Sepertinya aku tidak bisa jika harus menjadi wanita dengan kepribadian seperti itu.

"Kamu tenang saja, Danuar mencintaimu kok, kalau tidak, dia tidak akan menikah denganmu." Ucapan ibu mertua begitu meyakinkan seolah-olah dia paham akan kerisauanku. Aku hanya bisa mengangguk meskipun sudah tahu kenyataannya tidak seperti itu.

"Andai Mama tahu, ada tujuan tertentu bagi Mas Danu dalam pernikahan kami," batinku.

"Oh jangan-jangan kamu hamil ya?" Tiba-tiba mama begitu bersemangat. Apa dia lupa sudah ada dua bayi yang sudah kami urus? Alangkah repotnya jika ditambah satu bayi lagi.

"Kamu tidak suka ya kalau hamil?" Raut wajahnya berubah sendu ketika menatap wajahku yang mungkin terlihat lesu.

"Suka kok Ma, tapi mereka masih kecil." Aku menunjuk kedua bayi yang sudah tidur di dalam keranjang bayi.

"Tidak apa-apa nanti sekalian Mama pindah ke sini untuk merawat bayi-bayi kalian. Mama ingin sekali cucu laki-laki."

Kali ini aku yang menghela napas kasar. Terasa begitu berat permintaan mama untuk yang satu ini. Bagaimana kalau tidak pernah ada bayi laki-laki diantara kami? Terlebih lagi Mas Danu tidak mau menyentuhku. Bagaimana mungkin aku bisa hamil?

"Lintang tidak akan bisa hamil!" Tiba-tiba suara bariton dari arah pintu terdengar menusuk di telinga. Aku mengangkat wajah dan menatap emosi pada pria sok arogan ini. Aku kembali tidak bisa mengendalikan diri.

"Danuar! Jangan sembarangan bicara kamu! Ucapan itu bisa jadi sebuah doa!" Bahkan mamanya saja tidak terima dengan ucapannya.

"Tidak apa-apa Ma, doa orang yang tidak baik tidak akan dikabulkan Tuhan. Mungkin jika saya tidak bisa hamil anak Mas Danu, saya masih bisa hamil dengan orang lain." Aku tersenyum getir. Kulirik Mas Danu yang geram. Kedua tangan di sisi tubuhnya terkepal kuat.

Mama terlihat syok, lalu menatap kami secara bergantian. "Kecilkan ego kalian! Danuar! Nak Lintang benar, meskipun kamu sudah memiliki putri tetapi mereka tidak lahir dari rahimnya. Seorang istri pasti memiliki keinginan menjadi seorang ibu."

Sepertinya mama salah paham dengan ucapan Mas Danu. Kalau aku tangkap, beliau menganggap Mas Danu sudah tidak ingin anak lagi setelah memiliki kedua putri. Namun, dari ucapannya yang meminta untuk mengecilkan ego, sepertinya beliau sudah tahu bahwa aku dan Mas Danu suka berselisih.

"Sekarang mungkin aku belum siap untuk memiliki anak, tetapi suatu saat jika aku mau, tidak ada yang bisa menghalangi keputusanku. Setelah keduanya besar mari kita bercer–"

Belum sempat aku melanjutkan kalimat, Mas Danu langsung menarik kasar tubuh ini keluar dari kamar.

"Lepaskan Mas! Mama! Mama!" Aku mencoba meminta tolong pada Mama tetapi wanita itu seakan-akan tidak mendengar atau memang tidak mendengar karena tiba-tiba suara tangisan bayi menggelegar dalam ruangan.

"Gina, tolong Mbak!" Aku berteriak.

Mas Danu menyeret lalu membanting tubuh ini di atas ranjang. Aku hanya bisa meringis sambil mengusap-usap tubuh.

"Mama!" Aku mundur ketakutan melihat wajah Mas Danu berubah kelam dan auranya begitu pekat. Dia mengunci pintu kamar dari dalam lalu berjalan pelan ke arahku.

"Kamu kira kamu bisa menikah dengan yang lainnya hah?!" Dia menarik daguku dengan kasar. Lagi-lagi aku hanya bisa meringis. Tidak pernah kusangka, ternyata ancamanku bisa memprovokasi dirinya. Mas Danu berubah menjadi mengerikan.

"Mas Danu tidak akan membunuhku, kan?" batinku takut.

"Gina tolong Mbak!" Sekali lagi aku berteriak.

"Sampai hilang suaramu, Gina tidak akan mendengar apapun. Asal kamu tahu ruangan ini kedap suara."

"Apa yang ingin Mas Danu lakukan?" Tubuhku berguncang hebat.

"Sesuai permintaanmu, kamu ingin anak, bukan?" Mataku terbelalak.

"Itu permintaan Mama," lirihku seraya menggeleng.

"Baiklah akan aku kabulkan." Dia semakin mendekat dengan mata menyeringai. Hal itu membuatku semakin takut.

"Mas jangan!" Aku turun dari ranjang dan berjalan mundur. Namun, dengan mudahnya Mas Danu bisa menangkapku.

"Mas jangan lakukan, aku tidak akan meminta cerai lagi, aku mohon lepaskan aku."

"Sudah terlambat!" ucapnya galak, aku terlonjak di tempat.

"Sudah berapa kali kamu memakai trik seperti ini untuk menggoda pria hah?!" Dia menggigit telingaku, membuatku risih dan semakin gelisah.

Ini adalah kalimat yang paling aku benci. Aku langsung menginjak kaki Mas Danu dengan kuat. Lalu aku berlari ke arah pintu. Sayangnya kuncinya masih berada di tangan Mas Danu.

"Gina! Mama!" Aku menggedor-gedor pintu dengan harapan ada yang membantuku lepas dari kegilaan Mas Danu. Dia bukan Mas Danu, bagiku sekarang dia adalah setan yang merasuki tubuh Mas Danu.

"Tidak ada yang akan mendengar, Lintang!" Dia menarik pinggangku kemudian menarik baju yang aku pakai. Aku memberontak tetapi tenagaku kalah kuat.

"Mas tolonglah!" Aku menatap sendu wajahnya denga harapan dia mau mengasihani.

Terpopuler

Comments

Eva Karmita

Eva Karmita

Danu... Danu kenapa sikapmu begitu bikin gemeeeeeessh pengen cubit ginjal mu 😤😏👊👊👊👊

2024-10-02

0

Siti Ariani

Siti Ariani

ya Allah kesel banget sama tokoh utama cowoknya pengen ku ulek rasanya 😡

2024-09-20

1

Siti Koyah

Siti Koyah

klo udh tau rasa lapis legit nya dia gk bkln bilang ini trik untuk menggoda pria lain..

2024-09-20

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Menikah dengan Mantan
2 Bab 2. Arti Pernikahan
3 Bab 3. Bukan Perbandingan
4 Bab 4. Pertengkaran
5 Bab 5. Dipaksa
6 Bab 6. Bukan Tuan Putri
7 Bab 7. Sensitif
8 Bab 8. Khawatir
9 Bab 9. Kesal
10 Bab 10. Haruskah Begini?
11 Bab 11. Suami Egois
12 Bab 12. Bertengkar
13 Bab 13. Kecurigaan
14 Bab 14. Jijik
15 Bab 15. Tuduhan
16 Bab 16. Diam
17 Bab 17. Panik
18 Bab 18. Puncak Kecewa
19 Bab 19. Kegilaan Mas Danu
20 Bab 20. Permintaan Mertua
21 Bab 21. Mengalah
22 Bab 22. Sakit
23 Bab 23. Nekad
24 Bab 24. Keluyuran
25 Bab 25. Ada yang Aneh
26 Bab 26. Kehilangan
27 Bab 27. Berkelahi
28 Bab 28. Pupus
29 Bab 29. Penuh Kepalsuan
30 Bab 30. Akting
31 Bab 31. Sombong
32 Bab 32. Syarat
33 Bab 33. Mencari Tahu
34 Bab 34. Murka
35 Bab 35. Benarkah?
36 Bab 36. Rencana Melarikan Diri
37 Bab 37. Kejutan
38 Bab 38. Hampir
39 Bab 39. Keputusan
40 Bab 40. Dilema
41 Bab 41. Pilihan
42 Bab 42. Sesal
43 Bab 43. Rantau
44 Bab 44. Rapuh
45 Bab 45. Hampir
46 Bab 46. Rindu
47 Bab 47. Geram
48 Bab 48. Bukan Tanggung Jawabku
49 Bab 49. Samuel Pembohong
50 Bab 50. Samuel Tidak Berbohong?
51 Bab 51. Apa ini?
52 Bab 52. Pertolongan Samuel
53 Bab 53. Perhatian Samuel
54 Bab 54. Tidak Aman
55 Bab 55. Menyebalkan
56 Bab 56. Topeng
57 Bab 57. Menguji Adrenalin
58 Bab 58. Operasi
59 Bab 59. Kejutan
60 Bab 60. Sudah Terkunci
61 Bab 61. Ketemu
62 Bab 62. Rasa Cemburu
63 Bab 63. Emosi
64 Bab 64. Surprise
65 Bab 65. Karena Masa Lalu
66 Bab 66. Tidak Salah?
67 Bab 67. Mencari Tahu
68 Bab 68. Pengecut
69 Bab 69. Hampir
70 Bab 70. Adu Kekuatan
71 Bab 71. Mencari Titik Terang
72 Bab 72. Buku Harian Libra
73 Bab 73. Petunjuk
74 Bab 74. Cara Satu-satunya
75 Bab 75. Bersyarat
76 Bab 76. Kabar Buruk
77 Bab 77. Sebuah Alasan
78 Bab 78. Berkhianat
79 Bab 79. Bukan Obsesi
80 Bab 80. Akar Masalah
81 Bab 81. Ku mohon
82 Bab 82. Peduli atau Modus?
83 Bab 83. Candu
84 Bab 84. Cemas
85 Bab 85. Hamil?
86 Bab 86. Istri Anda Aneh
87 Bab 87. Praduga
88 Bab 88
89 Bab 89
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Bab 1. Menikah dengan Mantan
2
Bab 2. Arti Pernikahan
3
Bab 3. Bukan Perbandingan
4
Bab 4. Pertengkaran
5
Bab 5. Dipaksa
6
Bab 6. Bukan Tuan Putri
7
Bab 7. Sensitif
8
Bab 8. Khawatir
9
Bab 9. Kesal
10
Bab 10. Haruskah Begini?
11
Bab 11. Suami Egois
12
Bab 12. Bertengkar
13
Bab 13. Kecurigaan
14
Bab 14. Jijik
15
Bab 15. Tuduhan
16
Bab 16. Diam
17
Bab 17. Panik
18
Bab 18. Puncak Kecewa
19
Bab 19. Kegilaan Mas Danu
20
Bab 20. Permintaan Mertua
21
Bab 21. Mengalah
22
Bab 22. Sakit
23
Bab 23. Nekad
24
Bab 24. Keluyuran
25
Bab 25. Ada yang Aneh
26
Bab 26. Kehilangan
27
Bab 27. Berkelahi
28
Bab 28. Pupus
29
Bab 29. Penuh Kepalsuan
30
Bab 30. Akting
31
Bab 31. Sombong
32
Bab 32. Syarat
33
Bab 33. Mencari Tahu
34
Bab 34. Murka
35
Bab 35. Benarkah?
36
Bab 36. Rencana Melarikan Diri
37
Bab 37. Kejutan
38
Bab 38. Hampir
39
Bab 39. Keputusan
40
Bab 40. Dilema
41
Bab 41. Pilihan
42
Bab 42. Sesal
43
Bab 43. Rantau
44
Bab 44. Rapuh
45
Bab 45. Hampir
46
Bab 46. Rindu
47
Bab 47. Geram
48
Bab 48. Bukan Tanggung Jawabku
49
Bab 49. Samuel Pembohong
50
Bab 50. Samuel Tidak Berbohong?
51
Bab 51. Apa ini?
52
Bab 52. Pertolongan Samuel
53
Bab 53. Perhatian Samuel
54
Bab 54. Tidak Aman
55
Bab 55. Menyebalkan
56
Bab 56. Topeng
57
Bab 57. Menguji Adrenalin
58
Bab 58. Operasi
59
Bab 59. Kejutan
60
Bab 60. Sudah Terkunci
61
Bab 61. Ketemu
62
Bab 62. Rasa Cemburu
63
Bab 63. Emosi
64
Bab 64. Surprise
65
Bab 65. Karena Masa Lalu
66
Bab 66. Tidak Salah?
67
Bab 67. Mencari Tahu
68
Bab 68. Pengecut
69
Bab 69. Hampir
70
Bab 70. Adu Kekuatan
71
Bab 71. Mencari Titik Terang
72
Bab 72. Buku Harian Libra
73
Bab 73. Petunjuk
74
Bab 74. Cara Satu-satunya
75
Bab 75. Bersyarat
76
Bab 76. Kabar Buruk
77
Bab 77. Sebuah Alasan
78
Bab 78. Berkhianat
79
Bab 79. Bukan Obsesi
80
Bab 80. Akar Masalah
81
Bab 81. Ku mohon
82
Bab 82. Peduli atau Modus?
83
Bab 83. Candu
84
Bab 84. Cemas
85
Bab 85. Hamil?
86
Bab 86. Istri Anda Aneh
87
Bab 87. Praduga
88
Bab 88
89
Bab 89

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!