Bab 3. Bukan Perbandingan

Aku kembali ke kamar dengan perasaan tak menentu. Dada ini terus digeluti rasa sesak yang enggan berkesudahan. Ini baru awal tapi aku sudah lelah menghadapi sikapnya. Selemah itukah aku?

Aku kembali membaringkan tubuh, menatap langit-langit kamarku lalu memindai ke segala ruangan. Tak disangka mataku menatap cincin kawin yang tergeletak di atas lantai. Aku langsung mengingat ucapan tidak menghargai pernikahan yang keluar dari mulut Mas Danu. Saat itu matanya melirik pada jari manisku dengan pandangan sinis. Apa ini yang dia maksud? Kenapa aku malah tidak menyadarinya?

Aku bangkit lalu berjalan pelan dan berjongkok meraih benda bulat itu di lantai. Namun, aku hanya memutar-mutar dan mengamati serta tidak berniat memakainya. Aku berdiri dan menarik laci serta meletakkannya di sana. Nanti kalau sudah ingin keluar dari kamar baru, aku memakainya kembali.

Setelah itu aku berbaring dan tidak aku sadari diri ini dapat tertidur pulas. Masih terasa sebentar sekali ketika pintu kamarku diketuk dari luar. Aku mengucek mata dan beberapa kali menguap. Kantuk masih melanda dan rasanya aku tidak ingin membuka mata. Saat aku menoleh ke arah jendela sinar di luar sudah tampak terang.

Perlahan ketukan pintu berubah menjadi gedoran. "Lintang bangun!" teriak ibu dari luar.

Aku membuang napas. "Ckk, ibu selalu saja menganggu tidurku," cicitku lalu melempar selimut dengan kesal. Setelah itu dengan malas aku turun dari ranjang dan melangkahkan kaki ke arah pintu.

Tepat saat aku membuka pintu, ibu menatapku dengan melotot. "Kenapa kamu tidur di sini? Apa kamu melarikan diri dari suamimu?"

Aku tercengang, baru sadar jika pagi ini adalah pagi pertamaku menjadi seorang istri. Aku menggaruk kepala memikirkan alasan yang tepat.

"Kenapa diam? Kalian tidak bertengkar, kan?" Ibu memicingkan mata, menatapku curiga.

Aku menggeleng. "Tentu saja tidak, mana ada orang melarikan diri masih berada di dalam rumah yang sama? Ibu, aku tidak sekonyol itu. Bukannya Ibu sendiri tahu, menikah dengan Mas Danu adalah keinginanku sejak sebelum Kak Libra menikah dengannya?"

Aku melihat wajah ibu mendadak pias dan pucat. Dia hanya mematung dan tidak berkata apapun. Suasana menjadi canggung hingga aku harus mengalihkan rasa tidak nyaman ibuku itu.

"Lilac dini hari terbangun dan rewel. Aku yang menggendongnya hingga terlelap kembali. Setelah itu mungkin karena sangat mengantuk, aku salah masuk kamar. Mas Danu mungkin tidak menyadari kalau aku tidak ada di sampingnya," ucapku beralasan. Di dalam hati aku meminta maaf kepada bayi itu karena telah menggunakannya sebagai alasan.

"Maaf, seharusnya ibu menemani tidur mereka agar tidak menganggu malam pengantin kalian. Turunlah! Sebentar lagi Danu turun dan sebagai seorang istri kamu harus terbiasa menyiapkan sarapan untuknya." Setelah berkata demikian ibu berbalik dan pergi.

"Tunggu aku bersihkan muka dulu." Aku langsung berlari ke kamar mandi dan membasuh wajah. Setelah itu aku turun dan membantu ibu melanjutkan memasak di dapur.

"Kamu tidak bertanya suamimu mau makan apa?" tanya ibu sambil menatapku lembut. Aku menggeleng dan dengan begitu percaya diri berkata, "Ibu tenang saja, aku tahu selera Mas Danu."

Ibu tersenyum tipis seraya mengangguk-angguk.

"Yang lain mana? Semalam ramai tapi sekarang langsung sepi begitu saja?" tanyaku pada ibu.

"Subuh tadi semua orang pulang," jawab ibu dan aku hanya mengangguk. Kemana ayah? Dari semalam ia tidak tampak. Aku mengedarkan pandangan dan tetap tidak melihat keberadaan pria itu.

Selesai makanan dibuat, aku menghidangkan semua menu di atas meja makan, baru setelah itu naik kembali ke atas untuk mandi. Beberapa langkah aku menapaki tangga, aku berpapasan dengan Mas Danu yang enggan menatapku.

Ya sudahlah, aku lanjut naik ke atas. Perutku sudah sangat lapar dan aku belum mandi.

Setelah aku turun dari lantai atas, ayah, ibu, dan Mas Danu sudah duduk mengelilingi meja makan. Mereka tampak menatap kedatanganku dengan tidak sabaran. Barangkali mereka sudah menunggu terlalu lama, siapa suruh mereka tidak makan duluan?

Aku menarik kursi dan duduk. Setelah itu aku mengambil centong nasi dan menaruh di atas piringku.

"Lintang, ambilkan dulu untuk suamimu!" tegur ayah.

"Ya, layani dulu suamimu Nak, baru mengambil untuk dirimu sendiri," sambung ibu.

Aku menghentikan gerakan tanganku. Sesaat kemudian mengambil nasi kembali untuk ditaruh di piring Mas Danu. Dalam hati aku menggerutu sendiri, ribet amat punya suami.

"Maklum Yah, Bu, dia tidak seperti Libra," ujar Mas Danu membuat emosiku langsung terpancing.

Aku melotot ke arah Mas Danu. Bisa-bisanya dia membandingkan diriku dengan Kak Libra. Di dunia ini tidak ada orang yang sama persis meskipun kembar sekalipun. Jika ingin tetap bersama Kak Libra, "Mati sana!" rutukku di dalam hati.

"Dia belum terbiasa," lanjutnya seraya tersenyum manis pada ayah dan ibu. Sungguh menyebalkan. Ingin rasanya aku mencakar wajahnya yang sok merasa tidak bersalah.

"Oh ya Nak Danu, Lintang sudah membuatkan makanan favoritmu. Kasih sana Nak!" perintah ibu.

Aku menghela napas, lalu dengan terpaksa menarik mangkuk berisi mie seafood di dalamnya. Saat mengambil dan hendak menaruh di atas piringnya, Mas Danu berkata, "Aku tidak makan seafood lagi."

Menyebalkan sekali, bukan?

Mataku terbelalak dan bahkan aku melihat kedua orang tuaku juga terkejut. Sepertinya mereka juga tidak tahu. Apa Mas Danu berkata begini hanya ingin membuatku kecewa? Ah sudahlah, tidak penting. Aku menarik mangkuk tersebut dan aku makan sendiri sampai puas.

"Sejak kapan?" Aku mendengar ayah bertanya pada Mas Danu.

"Sejak Libra meninggal, sebelumnya dia berkata padaku ingin kami berdua jadi vegetarian saja dan aku menyetujuinya."

Ayah dan ibu mengangguk-angguk paham sedangkan aku makan dengan menekan rasa marah. Libra lagi! Libra lagi! Tidak adakah yang lebih penting dari dia? Sedari dulu keluarga ini selalu mengutamakan Kak Libra dibandingkan diri ini, dan sekarang, meskipun menjadi suami sekalipun, Mas Danu juga sama, masih saja menunjukkan betapa dia sangat perhatian dengan wanitanya tersebut.

Apa dia pikir aku ini angin yang tidak memiliki perasaan? Baiklah Mas Danu, jangan salahkan aku jika aku membalasmu! Apa kamu pikir tidak ada pria yang peduli padaku? Bahkan jika aku mau, aku bisa mendapatkan pria yang jauh lebih baik denganmu. Sayangnya aku terjebak dengan pernikahan sialan ini. Andai saja ibu tidak memaksa dan aku tidak kasihan pada kedua keponakanku, aku tidak akan pernah setuju kembali padanya. Biarlah perasaanku, kucoba kubur dalam-dalam saja.

"Kau tidak makan nasi?" tanyanya pura-pura peduli saat ayah dan ibu memperhatikan gerak-geriknya.

Aku meletakkan sendok lalu bangkit berdiri. "Aku sudah kenyang!" ucapku seraya melenggang pergi meninggalkan meja makan.

Terpopuler

Comments

Capricorn 🦄

Capricorn 🦄

bgs

2025-01-24

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Menikah dengan Mantan
2 Bab 2. Arti Pernikahan
3 Bab 3. Bukan Perbandingan
4 Bab 4. Pertengkaran
5 Bab 5. Dipaksa
6 Bab 6. Bukan Tuan Putri
7 Bab 7. Sensitif
8 Bab 8. Khawatir
9 Bab 9. Kesal
10 Bab 10. Haruskah Begini?
11 Bab 11. Suami Egois
12 Bab 12. Bertengkar
13 Bab 13. Kecurigaan
14 Bab 14. Jijik
15 Bab 15. Tuduhan
16 Bab 16. Diam
17 Bab 17. Panik
18 Bab 18. Puncak Kecewa
19 Bab 19. Kegilaan Mas Danu
20 Bab 20. Permintaan Mertua
21 Bab 21. Mengalah
22 Bab 22. Sakit
23 Bab 23. Nekad
24 Bab 24. Keluyuran
25 Bab 25. Ada yang Aneh
26 Bab 26. Kehilangan
27 Bab 27. Berkelahi
28 Bab 28. Pupus
29 Bab 29. Penuh Kepalsuan
30 Bab 30. Akting
31 Bab 31. Sombong
32 Bab 32. Syarat
33 Bab 33. Mencari Tahu
34 Bab 34. Murka
35 Bab 35. Benarkah?
36 Bab 36. Rencana Melarikan Diri
37 Bab 37. Kejutan
38 Bab 38. Hampir
39 Bab 39. Keputusan
40 Bab 40. Dilema
41 Bab 41. Pilihan
42 Bab 42. Sesal
43 Bab 43. Rantau
44 Bab 44. Rapuh
45 Bab 45. Hampir
46 Bab 46. Rindu
47 Bab 47. Geram
48 Bab 48. Bukan Tanggung Jawabku
49 Bab 49. Samuel Pembohong
50 Bab 50. Samuel Tidak Berbohong?
51 Bab 51. Apa ini?
52 Bab 52. Pertolongan Samuel
53 Bab 53. Perhatian Samuel
54 Bab 54. Tidak Aman
55 Bab 55. Menyebalkan
56 Bab 56. Topeng
57 Bab 57. Menguji Adrenalin
58 Bab 58. Operasi
59 Bab 59. Kejutan
60 Bab 60. Sudah Terkunci
61 Bab 61. Ketemu
62 Bab 62. Rasa Cemburu
63 Bab 63. Emosi
64 Bab 64. Surprise
65 Bab 65. Karena Masa Lalu
66 Bab 66. Tidak Salah?
67 Bab 67. Mencari Tahu
68 Bab 68. Pengecut
69 Bab 69. Hampir
70 Bab 70. Adu Kekuatan
71 Bab 71. Mencari Titik Terang
72 Bab 72. Buku Harian Libra
73 Bab 73. Petunjuk
74 Bab 74. Cara Satu-satunya
75 Bab 75. Bersyarat
76 Bab 76. Kabar Buruk
77 Bab 77. Sebuah Alasan
78 Bab 78. Berkhianat
79 Bab 79. Bukan Obsesi
80 Bab 80. Akar Masalah
81 Bab 81. Ku mohon
82 Bab 82. Peduli atau Modus?
83 Bab 83. Candu
84 Bab 84. Cemas
85 Bab 85. Hamil?
86 Bab 86. Istri Anda Aneh
87 Bab 87. Praduga
88 Bab 88
89 Bab 89
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Bab 1. Menikah dengan Mantan
2
Bab 2. Arti Pernikahan
3
Bab 3. Bukan Perbandingan
4
Bab 4. Pertengkaran
5
Bab 5. Dipaksa
6
Bab 6. Bukan Tuan Putri
7
Bab 7. Sensitif
8
Bab 8. Khawatir
9
Bab 9. Kesal
10
Bab 10. Haruskah Begini?
11
Bab 11. Suami Egois
12
Bab 12. Bertengkar
13
Bab 13. Kecurigaan
14
Bab 14. Jijik
15
Bab 15. Tuduhan
16
Bab 16. Diam
17
Bab 17. Panik
18
Bab 18. Puncak Kecewa
19
Bab 19. Kegilaan Mas Danu
20
Bab 20. Permintaan Mertua
21
Bab 21. Mengalah
22
Bab 22. Sakit
23
Bab 23. Nekad
24
Bab 24. Keluyuran
25
Bab 25. Ada yang Aneh
26
Bab 26. Kehilangan
27
Bab 27. Berkelahi
28
Bab 28. Pupus
29
Bab 29. Penuh Kepalsuan
30
Bab 30. Akting
31
Bab 31. Sombong
32
Bab 32. Syarat
33
Bab 33. Mencari Tahu
34
Bab 34. Murka
35
Bab 35. Benarkah?
36
Bab 36. Rencana Melarikan Diri
37
Bab 37. Kejutan
38
Bab 38. Hampir
39
Bab 39. Keputusan
40
Bab 40. Dilema
41
Bab 41. Pilihan
42
Bab 42. Sesal
43
Bab 43. Rantau
44
Bab 44. Rapuh
45
Bab 45. Hampir
46
Bab 46. Rindu
47
Bab 47. Geram
48
Bab 48. Bukan Tanggung Jawabku
49
Bab 49. Samuel Pembohong
50
Bab 50. Samuel Tidak Berbohong?
51
Bab 51. Apa ini?
52
Bab 52. Pertolongan Samuel
53
Bab 53. Perhatian Samuel
54
Bab 54. Tidak Aman
55
Bab 55. Menyebalkan
56
Bab 56. Topeng
57
Bab 57. Menguji Adrenalin
58
Bab 58. Operasi
59
Bab 59. Kejutan
60
Bab 60. Sudah Terkunci
61
Bab 61. Ketemu
62
Bab 62. Rasa Cemburu
63
Bab 63. Emosi
64
Bab 64. Surprise
65
Bab 65. Karena Masa Lalu
66
Bab 66. Tidak Salah?
67
Bab 67. Mencari Tahu
68
Bab 68. Pengecut
69
Bab 69. Hampir
70
Bab 70. Adu Kekuatan
71
Bab 71. Mencari Titik Terang
72
Bab 72. Buku Harian Libra
73
Bab 73. Petunjuk
74
Bab 74. Cara Satu-satunya
75
Bab 75. Bersyarat
76
Bab 76. Kabar Buruk
77
Bab 77. Sebuah Alasan
78
Bab 78. Berkhianat
79
Bab 79. Bukan Obsesi
80
Bab 80. Akar Masalah
81
Bab 81. Ku mohon
82
Bab 82. Peduli atau Modus?
83
Bab 83. Candu
84
Bab 84. Cemas
85
Bab 85. Hamil?
86
Bab 86. Istri Anda Aneh
87
Bab 87. Praduga
88
Bab 88
89
Bab 89

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!