Bab 18. Puncak Kecewa

"Mbak cari di luar saja." Aku mengajak pengasuh keduanya untuk mencari di sekitar rumah. Dia mengangguk dan mengikuti langkah kakiku keluar dari bangunan rumah.

"Bagaimana Nona belum ketemu juga?" Pak satpam menyapa di depan pagar rumah.

"Belum, Bapak mengerjakan apa saja sih sampai tidak sadar ada yang masuk rumah?!" Kataku dengan geram.

"Saya sudah berjaga seperti biasa Nona," jawabannya membuatku semakin kesal.

"Kalau Bapak sudah bekerja dengan baik seharusnya Bapak tahu siapa yang telah menculik putri-putri kami. Kalau tidak, berarti Bapak makan gaji buta!" bentakku.

"Kalau keduanya belum ketemu juga siap-siap Bapak dipecat." Wajah pak satpam langsung pucat pasi. Aku yakin bukan cuma aku yang akan marah padanya, Mas Danu juga. Setelah memperingati pria setengah baya itu, aku segera bergegas keluar dan mencari di sekitar. Pak satpam pun ikut mencari bersama kami.

Satu jam pencarian kami belum membuahkan hasil, aku putus asa. Cara satu-satunya hanyalah meminta bantuan polisi. Mau tidak mau aku menelpon kantor polisi. Beberapa utusan dari sana langsung datang dan menanyakan kejadian yang terjadi sebelum mereka hilang. Kami pun menjelaskan apa yang kami lakukan masing-masing.

Para polisi pun segera melakukan pencarian dan kami juga tidak pernah berhenti untuk mencari. Selama mereka belum ditemukan aku tidak akan bisa tenang.

"Aduh bagaimana ini?" Aku meremas kedua tanganku yang dingin. Seluruh tubuh tidak berhenti gemetar. Rasa khawatir terus menyergap hati.

"Oh Tuhan lindungilah keduanya." Keringat dingin bahkan tidak berhenti mengalir di pelipis. Suasana hatiku benar-benar kacau. "Mas Danu, kenapa kamu tidak pulang Mas?" Seluruh wajahku sudah penuh air mata, mungkin mataku saat ini sudah merah dan bengkak karena terlalu banyak menangis.

"Apa dia juga sedang mencari Lula dan Lilac sekarang?" Aku menyeka air mata lalu kembali mencari dengan langkah gontai.

"Ada kabar dari polisi, Pak?" tanyaku dengan suara mulai merendah. Tak ada lagi semangat dalam diri ini. Seluruh badan terasa lemas.

Pak satpam menggeleng lemah, memudarkan harapan yang tersisa. "Kamu kemana Nak, ini sudah siang begini tapi kalian belum ketemu juga? Tolonglah jangan membuat Mama khawatir." Aku bicara seolah kata-kataku bisa sampai di telinga mereka.

Tiba-tiba Mas Danu datang dengan tergesa-gesa masuk dari pagar. Aku segera berlari menghampirinya. "Bagaimana Mas Danu, sudah ketemu? Kamu pasti menemukannya, kan? Mereka tidak akan tega meninggalkan kita. Tolong Mas cari dia dan maafkan aku." Aku sampai bersimpuh di kaki Mas Danu untuk semua ini.

Mas Danu mundur ke belakang dan aku sudah siap dengan kemurkaan yang akan dilampiaskan olehnya terhadapku. Bagaimanapun kali ini akulah yang bersalah karena telah lalai menjaga mereka. Aku menutup mata saat meyakini Mas Danu pasti akan menendangku.

Namun, satu detik, dua detik, lima detik, tidak terjadi apapun bahkan tidak terdengar sekecap katapun dari Mas Danu. Aku kembali membuka mata dan melihat Mas Danu menatapku lekat-lekat. Setelah itu dia melihat ke arah lain. Aku mengikuti arah pandangan Mas Danu dan mulut ini reflek menganga melihat adik dari Mas Danu datang dengan menggendong bayi, di belakangnya ada mama yang melakukan hal yang sama.

"Tunggu! Bukannya mereka bilang nggak pernah datang ke sini?" Aku sungguh tidak bisa memahami apa yang terjadi.

"Halo Mbak! Kenapa ada di luar, memang sudah baikan?" Aku hanya termenung menatap kedatangan Gina dan mama yang tersenyum manis. Tidak tahukah mereka bahwa aku sedari tadi sangat ketakutan?

"Kenapa tidak istirahat di dalam saja?" lanjutnya.

Aku masih mematung, mencoba mencerna situasi yang masih belum aku pahami.

"Kata Danuar kamu sedang sakit makanya meminta kami untuk menjaga putrinya. Oh ya kami tadi juga sempat membeli buah-buahan untukmu, itu sopir kami yang membawanya." Mama menunjuk ke belakang dirinya. Persetan dengan buah-buahan, saat ini aku tidak membutuhkannya.

Aku langsung melotot ke arah Mas Danu. Namun, pria itu tetap tenang seolah tidak merasa bersalah sedikitpun. Haruskah separah ini dia mengerjaiku? Kalau boleh aku ingin dipukul saja daripada dipermainkan seperti ini. Aku seperti orang yang tidak ada harganya di mata Mas Danu.

"Aku baik-baik saja," ucapku lalu berbalik dan hendak masuk ke dalam rumah, tetapi seorang polisi memanggil namaku hingga aku harus menghentikan langkah.

"Iya Pak?"

"Nyonya, jangan melapor pada polisi kalau tidak ada yang serius. Pekerjaan kami banyak, jadi tidak ada waktu melayani prank semacam ini."

Aku menatap kecewa pada Mas Danu yang melihatku dengan ekspresi datar lalu kembali melihat ke arah polisi.

"Maafkan saya Pak, saya terlalu tergesa-gesa. Lain kali tidak lagi." Aku bahkan tidak mau menjelaskan pada polisi apa yang sebenarnya terjadi. Sudah terlalu malas. Terserah Mas Danu dan keluarganya lah akan bersikap seperti apa padaku.

Aku kembali melanjutkan langkah dan kali ini langkahku cepat.

"Ada apa dengan Mbak Lintang?"

"Kenapa ada polisi, Danuar! Apa yang sebenarnya terjadi?"

Samar-samar aku mendengar suara Gina dan Mama. Apakah mereka sungguh tidak tahu apa yang terjadi? Namun, aku terus melangkah dan akhirnya menghempaskan tubuh pada ranjang. Di atas tempat tidur tangisku benar-benar pecah.

Kenapa mereka tega melakukan ini padaku? Apa salahku? Tahukah mereka bahwasanya aku nyaris tidak dapat berdiri saat tidak menemukan bayi kembar tersebut sedangkan mereka datang dengan senyuman di bibir.

"Mulai sekarang aku akan melakukan apapun tanpa izinmu Mas, seperti halnya kamu melakukan apapun tanpa meminta pertimbangan padaku," ucapku dalam hati. Bahkan dia tega berbohong mengatakan diriku sakit padahal aku sehat-sehat saja.

"Mbak Lintang, apanya yang sakit?" tanya Gina seraya memasuki kamar.

"Hati," batinku, tapi pada kenyataannya aku hanya bisa menggeleng. Gina meletakkan bayi di genggaman ke dalam keranjang bayi, kemudian duduk di tepi ranjang.

"Mbak Lintang apa sudah ke dokter?" Rasanya aku tidak tega ingin meluapkan amarah yang membara di dalam hati. Jadi aku harus menahan diri.

"Ayo aku antar Mbak."

"Tidak usah, nanti akan sembuh sendiri," tolakku.

Terpopuler

Comments

Iges Satria

Iges Satria

/Sob//Sob//Sob//Sob//Sob/

2024-10-11

0

Eva Karmita

Eva Karmita

keterlaluan memang Danu bikin lintang spot jantung kasihan 🥺👊

2024-10-02

0

Rahma Inayah

Rahma Inayah

terlaluan danu mengerjai lintang becanda boleh tp ni sungguh terlalu dmn lintas spot jantung dan bwk2 polisi buat cr kembar nyata nya mrk gk knp2 sehat walafiat

2024-09-18

3

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Menikah dengan Mantan
2 Bab 2. Arti Pernikahan
3 Bab 3. Bukan Perbandingan
4 Bab 4. Pertengkaran
5 Bab 5. Dipaksa
6 Bab 6. Bukan Tuan Putri
7 Bab 7. Sensitif
8 Bab 8. Khawatir
9 Bab 9. Kesal
10 Bab 10. Haruskah Begini?
11 Bab 11. Suami Egois
12 Bab 12. Bertengkar
13 Bab 13. Kecurigaan
14 Bab 14. Jijik
15 Bab 15. Tuduhan
16 Bab 16. Diam
17 Bab 17. Panik
18 Bab 18. Puncak Kecewa
19 Bab 19. Kegilaan Mas Danu
20 Bab 20. Permintaan Mertua
21 Bab 21. Mengalah
22 Bab 22. Sakit
23 Bab 23. Nekad
24 Bab 24. Keluyuran
25 Bab 25. Ada yang Aneh
26 Bab 26. Kehilangan
27 Bab 27. Berkelahi
28 Bab 28. Pupus
29 Bab 29. Penuh Kepalsuan
30 Bab 30. Akting
31 Bab 31. Sombong
32 Bab 32. Syarat
33 Bab 33. Mencari Tahu
34 Bab 34. Murka
35 Bab 35. Benarkah?
36 Bab 36. Rencana Melarikan Diri
37 Bab 37. Kejutan
38 Bab 38. Hampir
39 Bab 39. Keputusan
40 Bab 40. Dilema
41 Bab 41. Pilihan
42 Bab 42. Sesal
43 Bab 43. Rantau
44 Bab 44. Rapuh
45 Bab 45. Hampir
46 Bab 46. Rindu
47 Bab 47. Geram
48 Bab 48. Bukan Tanggung Jawabku
49 Bab 49. Samuel Pembohong
50 Bab 50. Samuel Tidak Berbohong?
51 Bab 51. Apa ini?
52 Bab 52. Pertolongan Samuel
53 Bab 53. Perhatian Samuel
54 Bab 54. Tidak Aman
55 Bab 55. Menyebalkan
56 Bab 56. Topeng
57 Bab 57. Menguji Adrenalin
58 Bab 58. Operasi
59 Bab 59. Kejutan
60 Bab 60. Sudah Terkunci
61 Bab 61. Ketemu
62 Bab 62. Rasa Cemburu
63 Bab 63. Emosi
64 Bab 64. Surprise
65 Bab 65. Karena Masa Lalu
66 Bab 66. Tidak Salah?
67 Bab 67. Mencari Tahu
68 Bab 68. Pengecut
69 Bab 69. Hampir
70 Bab 70. Adu Kekuatan
71 Bab 71. Mencari Titik Terang
72 Bab 72. Buku Harian Libra
73 Bab 73. Petunjuk
74 Bab 74. Cara Satu-satunya
75 Bab 75. Bersyarat
76 Bab 76. Kabar Buruk
77 Bab 77. Sebuah Alasan
78 Bab 78. Berkhianat
79 Bab 79. Bukan Obsesi
80 Bab 80. Akar Masalah
81 Bab 81. Ku mohon
82 Bab 82. Peduli atau Modus?
83 Bab 83. Candu
84 Bab 84. Cemas
85 Bab 85. Hamil?
86 Bab 86. Istri Anda Aneh
87 Bab 87. Praduga
88 Bab 88
89 Bab 89
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Bab 1. Menikah dengan Mantan
2
Bab 2. Arti Pernikahan
3
Bab 3. Bukan Perbandingan
4
Bab 4. Pertengkaran
5
Bab 5. Dipaksa
6
Bab 6. Bukan Tuan Putri
7
Bab 7. Sensitif
8
Bab 8. Khawatir
9
Bab 9. Kesal
10
Bab 10. Haruskah Begini?
11
Bab 11. Suami Egois
12
Bab 12. Bertengkar
13
Bab 13. Kecurigaan
14
Bab 14. Jijik
15
Bab 15. Tuduhan
16
Bab 16. Diam
17
Bab 17. Panik
18
Bab 18. Puncak Kecewa
19
Bab 19. Kegilaan Mas Danu
20
Bab 20. Permintaan Mertua
21
Bab 21. Mengalah
22
Bab 22. Sakit
23
Bab 23. Nekad
24
Bab 24. Keluyuran
25
Bab 25. Ada yang Aneh
26
Bab 26. Kehilangan
27
Bab 27. Berkelahi
28
Bab 28. Pupus
29
Bab 29. Penuh Kepalsuan
30
Bab 30. Akting
31
Bab 31. Sombong
32
Bab 32. Syarat
33
Bab 33. Mencari Tahu
34
Bab 34. Murka
35
Bab 35. Benarkah?
36
Bab 36. Rencana Melarikan Diri
37
Bab 37. Kejutan
38
Bab 38. Hampir
39
Bab 39. Keputusan
40
Bab 40. Dilema
41
Bab 41. Pilihan
42
Bab 42. Sesal
43
Bab 43. Rantau
44
Bab 44. Rapuh
45
Bab 45. Hampir
46
Bab 46. Rindu
47
Bab 47. Geram
48
Bab 48. Bukan Tanggung Jawabku
49
Bab 49. Samuel Pembohong
50
Bab 50. Samuel Tidak Berbohong?
51
Bab 51. Apa ini?
52
Bab 52. Pertolongan Samuel
53
Bab 53. Perhatian Samuel
54
Bab 54. Tidak Aman
55
Bab 55. Menyebalkan
56
Bab 56. Topeng
57
Bab 57. Menguji Adrenalin
58
Bab 58. Operasi
59
Bab 59. Kejutan
60
Bab 60. Sudah Terkunci
61
Bab 61. Ketemu
62
Bab 62. Rasa Cemburu
63
Bab 63. Emosi
64
Bab 64. Surprise
65
Bab 65. Karena Masa Lalu
66
Bab 66. Tidak Salah?
67
Bab 67. Mencari Tahu
68
Bab 68. Pengecut
69
Bab 69. Hampir
70
Bab 70. Adu Kekuatan
71
Bab 71. Mencari Titik Terang
72
Bab 72. Buku Harian Libra
73
Bab 73. Petunjuk
74
Bab 74. Cara Satu-satunya
75
Bab 75. Bersyarat
76
Bab 76. Kabar Buruk
77
Bab 77. Sebuah Alasan
78
Bab 78. Berkhianat
79
Bab 79. Bukan Obsesi
80
Bab 80. Akar Masalah
81
Bab 81. Ku mohon
82
Bab 82. Peduli atau Modus?
83
Bab 83. Candu
84
Bab 84. Cemas
85
Bab 85. Hamil?
86
Bab 86. Istri Anda Aneh
87
Bab 87. Praduga
88
Bab 88
89
Bab 89

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!